Chap. 20

Bab. 20

"Ngapain berhenti di sini?" tanya Gina dengan nada tinggi. Membuat pria yang duduk di kursi kemudi pun menoleh bingung.

"Katanya mau beli kebaya? Ya di sini kan tempatnya?" balas pria itu.

Sangking kesalnya pada Naka karena sok tahu, Gina pun mencubit lengan Naka begitu keras. Sampai membuat Naka memercingkan matanya, menahan sakit yang luar biasa dadi cubitan Gina.

"Udahlah, Mas Naka kerja saja sana. Cari uang yang banyak, terus bayar denda lima miliyar ke aku!" ujar Gina sambil menjauhkan diri.

Membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan barusan, lalu mengatur napas agar kembali normal.

Naka hanya menatap Gina dengan tatapan seolah meminta penjelasan lebih dari Gina.

Sementara Gina melengos ke arah jendela. Kesal karena Naka malah membawanya ke sebuah butik ternama di kota ini. Belum menyentuh barangnya saja, Gina sudah khawatir lebih dulu dengan harga yang dipatok di butik tersebut. Sungguh membuat kepalanya langsung nyut-nyutan memikirkan berapa nominal yang akan ia keluarkan nanti.

"Mending beli di tanah abang aja dari pada di sini," gumam Gina.

Matanya menatap sebuah bangunan dengan dekorasi elegan di hadapannya sekarang. Kemudian berpindah menatap ke arah tas yang ada di pakuannya. Tidak. Jika ia belanja di sini, maka ATMnya akan menangis karena kehilangan dua digit nantinya.

Naka keluar dari mobil dan membukakan pintu yang ada di sebelah Gina. Membuat gadis itu tersentak kaget.

"Keluar," suruh Naka.

Gina menggeleng. Menolak perintah Naka saat ini.

"Nggak mau. Pakaian di sini nggak level sama aku." jelas Gina yang tetap bertahan di dalam mobil.

"Keluar sendiri apa aku gendong?" tanya Naka dengan ekspresi yang begitu menyebalkan.

Naka pikir gadis yang masih berada di dalam mobilnya itu akan memilih keluar sendiri, dari pada di gendong di tempat umum seperti sekarang. Karena itulah Naka memberi pilihan seperti itu agar Gina cepat keluar dari dalam mobilnya.

Namun ternyata anggapan Naka iru salah besar. Sangat melenceng terlalu jauh.

Betapa tidak, Gina justru merentangkan tangannya ke arah Naka. Menanggapi pilihan yang Naka sebutkan barusan.

"Gendong," pinta Gina dengan nada sangat manja. Serta tatapan memohon gadis itu yang begitu mematikan.

Tentu Naka tidak akan melakukan hal itu. Dia masih sangat sadar dan tidak akan menjatuhkan namanya sendiri.

"Keluar." perintahnya lagi sambil membuang muka.

Gina melengkungkan matanya, lalu memajukan bibir. Seolah ngambek karena kemauannya tidak dituruti. Meskipun itu hanya sebatas pura-pura karena menanggapi apa yang dimulai oleh Naka terlebih dulu.

"Nggak kuat," balas Gina yang masih bertahan pada pendiriannya.

"Ayo!" akhirnya Naka pun menyodorkan satu tangannya dan berniat untuk membantu Gina keluar.

"Nggak bisa. Kakiku lemes banget bayangin harga kebaya di sini. Pindah aja yuk!" alasan Gina jujur.

Tidak hanya kepalanya saja yang pusing memikirkan berapa harga satu setel kebaya di sini. Tetapi kakinya seolah kehilangan tenaga untuk di buat berdiri.

"Regina ...." geram Naka yang dibuat menunggu seperti ini.

"Apa Mas Naka?" balas Gina dengan nada serta tatapan sangat manja.

Tidak ingin malu karena tingkah Gina yang memgerjai dirinya, Nama memilih masuk kembali dan duduk di kursi kemudi. Tanpa mengucap kata pria itu menghidupkan mesin mobilnya setelah memasang sabuk pengaman.

Gina merasa senang karena Naka memutuskan untuk pindah tempat. Hingga pada akhirnya mobil yang mereka tumpangi pun berhenti di depan sebuah mall besar. Membuat Gina menghela napas percuma.

"Ck! Di sini juga harganya mahal-mahal, Mas," protes Gina ketika Naka memarkirkan mobil.

"Diem, jangan banyak protes. Aku masih ada urusan siang nanti," sergah Naka menoleh sekilas ke arah Gina.

Karena gadis itu seolah enggan membuka sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya sendiri. Naka kemudian mendekat dan berniat ingin membantu Gina melepas sabuk pengaman nya.

"Eh, mau apa?" Gina terkejut di kala posisi Naka begitu dekat dengannya. "Jangan macem-macem. Ini di tempat umum." ingat Gina pada Naka. Takut jika pria itu melakukan sesuatu dk.luar prediksinya lagi.

Mendengar itu, Naka menghentikan gerakannya. Lalu bibirnya menyeringai tipis, ide jahil pun muncul di kepalanya.

Naka mengurungkan niat awalnya. Pria itu mendekatkan wajah hingga membuat Gina mundur. Menghindari Naka yang akan melakukan sesuatu kepadanya.

"Dari artikel yang pernah aku baca, ciuman di mobil bisa meningkatkan hasrat untuk ...." dengan sengaja Naka menggantung kalimatnya. Ingin melihat bagaimana ekspresi gadis yang selalu berani kepadanya.

"Hah? Apa?" Gina cukup penasaran dengan kelanjutannya. Di tambah lagi tatapan Naka yang mulai mengarah ke bibir Gina. Napasnya terasa sesak seketika, karena harus berebut oksigen dengan Naka.

Terpopuler

Comments

Rose Reea

Rose Reea

🤣🤣🤣🤣🤣

2024-03-09

0

anita

anita

kyaknya akhire si naka yg nyosar nyosor dluan,n gina akhirnya yg klng kbut akibat ulah ngebetnya si naka

2023-08-15

2

Wati_esha

Wati_esha

Naka, dasarnya usil ya.

2023-07-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!