Berfikir Ulang

Alarict engkurap dengan kepala dipangkuan Hana yang memijat kepalanya, tidak menghiraukan beberapa bawahan yang menatap kearahnya, bahkan tatapan kesal dari sang Daddy tidak juga dia hiraukan.

Sedangkan Emma sejak tadi pergi entah kemana, mungkin sedang peegi kekantor karena Enzo hari ino berada di rumah.

"Kamu balikan dengan Ameera?" Tanya Hana sambil memijat kepala Alaric.

"Masih berusaha Mam" keluh Alaric, "padahal aku perfect dari segi apapun."

"No, you are not perfect".

Alaric menatap Enzo dengan tatapan tidak suka, "memangnya Daddy mengerti kita ngobrol apa?."

Alaric sangat yakin jika Enzo tidak mengerti apa yang Alaric dan Hana bicarakan, pastjnya Enzo hanya mengerti kata Perfect saja, sehingga Alaric meledeknya dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Plak ....

Hana menepuk punggung Alaric sambil terkekeh kecil."Jangan meledek Daddymu, tidak sopa Al" tegur Hana disela-sela tawanya.

Meski sudah menikah kurng lebih tiga puluh satu tahun, Enzo hanya mengerti namun sulit untuk berbicara menggunakan bahasa dan Hana tidak pernah menuntut Enzo dan anak-anak mereka bisa berbahasa Indonesia.

"Aku mengerti"

Tawa Hana dan Alaric terhenti mendengar dua kata yang diucapkan Enzo dengan nada penuh tekanan dan saat Alaric menoleh, tatapan Enzo terlihat serius menatap kearahnya.

Perlahan Alaric duduk tegap, menyadari jika tatapan Enzo menunjukkan jika Ayahhya ingin berbicra serius kali ini.

Suasana ruang keluarga yang semula hangat berubah tak menentu.

"Apa kamu tahu jika Kakaknya seorang tentara?" Kalkmat yang dilontarkan bukan bernada pertanyaan, namun Enzo seakan memastikannya.

"Ya" jawab Alaric singkat.

Suasana seakan mulai memanas, Hana terkesiap menatap Alaric yang tidak Alaric hiraukan.

"Terlepas siapa keluarganya dan profesi saudaranya" Enzo menyandarkan punggunya kesandaran kuris, tatapannya semakin tajam menatap Alaric. "Peringatan Daddy tetap sama" hela Enzo, "cari pasangan yang bisa melindungi diri sendiri jangan hanya memjadi bebanmu seperti sebelumnya."

Tangan Alaric mengepal, rahangnya mengerat.

Sentuhan tangan Hana yang mencoba menenangkannya tidak berefek sedikitpun untuk meredahkan emosinya.

"Cukup satu kali kamu tidak mendengarkan Daddy, dan berakhir dengan menjadi bodyguard pacarmu sehingga dalam satu waktu hampir saja dua nyawa menghilang."

"Kalau begitu percepat selesaikan urusan Czarom dan ..."

"Kamu tahu sendiri bagaimana Daddy sangat menginginkannya" sergah Enzo, "apa kamu kira ini persoalan gampang bagaikan membalik telapak tangan?."

"Bukanya Daddy selalu ..."

"Al!" Hana menyentak lengan Alaric penuh peringatan untuk menghentikannya.

Mata Enzo menggelap.

Beberapa saat kesunyian menguasai ruang keluarga itu, hingga Enzo terkekeh dan bangkat dari duduknya sambil melihat jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kirinya.

"Seorang pengecut sepertimu tidak pantas protes Al" Emma tiba-tiba muncul dan berdiri disamping Enzo sambil menyodorkan map ditangannya, "tinggal tanda tangan dan jangan perdulikan anak pengecut itu."

Emma merangkul legan Enzo dan pergi dari sana.

Tangan Hana yang masih menyentuh lengan Alaric mengusapnya lembut tetap berusaha menenangnya Alaric, bahkan terulur mengusap rambut Alaric sehingga Alaric menoleh menatap kearahnya.

Tatapan mata Hana terlihat sendu menatap Alaric membuat hati Alaric getir melihatnya.

"Mummy, Daddy sama Emma sangat menyayangimu" ungkap Hana, kedua matanya mulai berkaca-kaca. "Bahkan apapun yang terjadi disini kami tidak pernah menghubungimu selama kami bisa mengatasinya. Maksud Daddy baik sayang, dia hanya ingin kamu move on dari masa lalu dan mencoba mencari yang terbaik dan mengerti keluarga kita. Semenjak kejadian sebelas tahun lalu Daddy tidak berhenti berusaha untuk menyelesaikan semua, dia tidak mau kejadian padamu waktu itu terulang kebali padamu, pada Emma atau cucunya nanti. Tolong mengerti, dan tolong Al ... Untuk saat ini tolong ... Kamu ..."

Mengerti dengan arah pembicaraan Hana, Alaric meraih kedua tangan Hana dan menggenggamnya.

"Berpikirlah lagi untuk mendekati Ameera."

"Dulu kalian tidak melarang aku ..."

"Karena kamu waktu itu butuh pelarian" potong Hana, "jadi kami membiarkannya. Tetapi jika kali ini kamu berniat sungguh-sungguh, tolong ... Pikirkan ualang."

^-^

Sudah dua tahun Ameera tidak melihat wanita paruh baya itu secara langsung, uban dirambutnya ternyata lebih banyak dari foto atau Video yang kakak iparnya kirim.

Setelah kematian Ayahnya, Ibu Ameera memutuskan untuk tinggal bersama Vian dan istrinya. Pada awal-awal tahun Ameera selalu mengunjungi ibunya hingga dua tahun lalu dirinya tidak sanggup melihat kesedihan yang terpancar disorot mata wanita itu, dan semua disebabkan karenanya.

Andai saja Kakaknya tidak memaksanya untuk ikut dengannya, Ameera tidak akan menginjakkan kaki dirumah sang kakak dan harus bertemu dengan sang Ibu yang pasti akan tersenyum namun menatapnya dengan tatapan kesedihan membuat Ameera selalu dihantui bersalah.

Didunia ini tidak ada yang ingin salah memilih pasangan, begitupun dirinya.

"Tante ayo masuk, Nenek Yuli sudah nunggu."

Ameera tersentak kala Riski keponakannya menarik tangan kannya, apa benar Ibunya menunggu untuk bertemu dengannya?, sepertinya sangat amat mustahil.

Riski terus menarik tangannya dengan kegirangan memasuki pekarangan rumahnya, Yuli berdiri menatap kearahnya dengan tatapan tak terbaca dan seulas senyum yang terukir.

"Cuci tangan dulu baru makan ya"

Sangat lembut Yuli mengatakannya sembari mengambil tas milik dari Vian yang sejak tadi mengikuti Amerra dan Riski dari belakang, lalu masuk kedalam rumah.

Ameera melepas tangan Riski dan berbalik badan menghadap Vian.

Kepala Vian menggeleng pelan, "sudah tidak ada waktu untuk berfikir ulang untuk tidak masuk dan pamit langsung pada Ibu sebelum kamu ke Jakarta."

Kata terakhir itu membuat Ameera semakin tertekan mengingat mengapa dia harua ke Jakarta.

Andai saja dia tidak mengangkat panggilan Alaric malam itu.

Tidak ... Sebelum malam itu, andai dia tidak terpancing emosi oleh Andre dan berfikir ulang untuk menyebar berita tentang dirinya agar karir Andre hancur, semua tidak akan semenyesakkan ini.

^-^

Buk ...

"Aw ...it hurts daddy!"

Melihat gelagat anak bungsunya membuat Enzo risih.

Sejak tadi Emma menatap Enzo demgan kening mengerut lalu menghela nafas beberapa saat kemudian, dan itu terus berulang membuat Enzo kesal dan memukul kepala Emma dengan map disampingnya.

"Suarakan apa yang ada dalam otakmu, jangan hanya mendengus" omel Enzo.

Emma terkekeh kecil, "entahlah ... Bingung sendiri menebak-nebak apa yang sebenarnya Daddy pikirkan."

Enzo menutup map didepannya dan memilih fokus menatap Emma, "yang aman?" Tanyanya to the poin.

"Mengapa Daddy membolehkan Al kembali ke Indonesi?"

Enzo tersenyum segaris, "karena dia tidak mau disini."

"Daddy ..." keluh Rmma, "aku tahu tidak sesederhana itu!."

"Oh ya?."

"Come on Dad ..."

Pandangan Enzo beralih pada sederet figura foto yang terpajang di rak lemari tidak jauh meja kerjanya, foto sejak Alaric dan Emma kecil terpajang disana.

"Daddy" panggil Emma tidak sabaran.

Enzo menghela nafas, "sosok Daf yang memaksa Mummy membujuk Daddy untkk melepas Al."

"Hanya karena Daf kali ..."

"Bukan sekedar hanya Em" potong Enzo, "Daf melakukan hal yang mengerikan tepat didepak Daddy dan Mummy yang tidak pernah kami beri tahu pada siapapun termasuk kamu."

Kening Emma mengerut, putrinya pasti kembali menebak-nebak didalam otaknya.

"Jika kamu juga ingin bebas dari hiruk piruk permasalahan keluarga kita silahkan" putus Enzo, "Daddy dan Mummy tidak menghalang karena sebentar lagi disini akan beres dan kita semua akan pindak ke Indonesia."

"Dan membiarkan kalian menangani semuanya?" Kepala Emma menggeleng cepat, "tidak terima kasih!."

^-^

.

Tidak bisan-bosannya Author mengingatkan untuk meninggalkan jejak setiap kali selesai membaca 👍 and 💬

Terima Kasih 🙏

Love You 😘

Unik Muaaa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!