Sisi Gelap

Didepannya ada sekarung beras dan keresek besar, dibelakang ada dus merek popok entah berisi apa didalamnya, terlihat jika Ameera baru saja berbelanja, mungkin berbelanja bulanan untuk persediaan bulanan.

Saat Ameera memarkirkan motornya untuk membuka pagar, dia terlihat sedikit kesusahan untuk turun dari motornya karena barang bawaannya.

Seseorang didalam mobil yang terparkir tidak jauh dari sana hanya bisa menghela nafas menatap sendu kearah Ameera yang terlihat kesusahan membuka gembok pagar.

"Ternyata itu benar-benar adikmu Vian?, dan titiknya memang di sini."

Vian, kakak Ameera yang berprofesi sebagai tentara menoleh pada pria yang duduk disampingnya dengan datar.

"Kita bicara dulu sama dia sebelum kepala dan anggotaku datang" ucap pria itu, kembali memperingati Vian tujuan mereka

"Sean aku tidak akan bisa mengintrogasinya, jadi akau serahkan padamu sepenuhnya" pasrah Vian.

Sebelum memutuskan menjadi tentara, Vian pernah melamar menjadi polisi dan bertemu dengan Sean diasrama, namun sampai ditahapan terakhir Vian tidak diterima karena beberapa persyaratan yang tidak dapat terpenuhi, dan hanya Sean yang lolos. Jadi meski mereka berbeda profesi namaun mereka tetap dekat, terlebih mereka tinggal di kota yang sama, Malang.

"Adikmu terlihat bukan hacker yang mengubek-ubek buletin univeraitas" Sean terkekeh setelah mengatakannya.

Ya, Sean yang seorang polisi berpangkat siber mendapatlan laporan tentang pembobolan dibuletin suatu kampus. Saat mencari titik lokasi orang yang membobolnya ternyata hecker itu menggunakan dua perangkat dan satu titik itu berada di pulau Madura dengan nama Savian Altezza, membuat Sean cepat-cepat menghubungi Vian karena dia tahu itu nama Vian dan tidak mungkin secara kebetulan ada yang memiliki nama dan asal kelahiran yang sama.

Kembali Vian menghela nafas sebelum membuka pintu mobil dan keluar melangkah mendekati Ameera.

"Mel" panggilnya dengan nada lembut.

Kunci motor yang Ameera pegang terjatuh.

Perlahan Ameera berbalik badan dengan mata yang berkaca-kaca menatap Via yang tersenyum segaris menatapnya dengan tatapan yang masih terlihat sendu.

Setelah sekian lama menahan diri agar tidak menangis, akhirnya air mata Ameera tumpah saat itu juga.

Vian melangkah lebar mendekati Ameera, menarik tubuh adiknya dalam peluk eratnya, membiarkan sang adik menangis hingga segugukan dalam pelukannya membasahi kemeja yang dia kenakan.

^-^

Buk ...

Buk ....

Buk ....

Meski sedang dalam pertarungan yang cukup sengit, fokus Emma terpecah. Sesekali dia melirik kearah Alaric yang juga berkelahi tidak jauh darinya.

Hari ini mereka sedang melawan mantan anggota Romanov yang memberontak, mereka tidak setuju dengan pemikiran Enzo yang akan membubarkan Czarom dan menjadikan para anggota Czarom karyawan disetiap bisnis yang Romanov dirikan.

"Si*l ..."

Geraman dengan suara menggelagar disusul dengan suara gedebum kembali menarik perhatian Emma.

Mata Emma terbelalak melihat senyum nenakutkan dibibir Alaric, "kenapa gak tukar peran dengan Daf dari tadi" geram Emma kala melihat gesit dan lincaknya Alaric yang menerjang dan melayangkan kepalan tangannya dengan begitu cepat.

Yang menguasai tubuh itu bukan Alaric, namun sang Alter Ego, Emma memanggilnya Alaric's dark side, meski Alter Ego itu menamai dirinya dengan nama Daf.

Dalam beberapa menit perkelahian mereka selesai dengan cepat, semua musuh terkapar tak sadarkan diri, sesuai perintah Enzo untuk menyeret mereka kehadapannya dengan keadaan masih bernafas.

Emma mengedarkan pandangan mencari keberadaan tangan kanan Alaric, yang ternyata Bidi sejak tadi menatap kearah Emma dan Alaric secara bergantian sekan memastikan sesuatu.

Bukannya panik seperti Bidi, Emma malah menyengir membalas tatapan panik Bidi, dengan santai Emma memberi isyarat dengan kepala sebelum berjalan menghampiri Alaric yang masih melayangkan kepalan tangannya pada pria yang telah hilang kesadaran.

"Dia sudah tidak sadar" ucap Emma sambil tersenyum menyerigai.

Getakan Alaric terhenti, mendongakkan kepala menatap Emma lagu menyerigai juga. "Hai sis long time not see."

"Hai Daf"

Sebelah alis Alaric terangkat sebelum dia tertawa lepas dengan tatapan tajam menatap Emma yang masih menatap Alaric dengan seringai.

"I miss you more than Alaric"

"Kamu satu-satunya orang yang dapat mengenaliku hahaaa ..." Alaric kembali tertawa, "hug me sis."

Emma melangkah mendekat, Alarik menyentak lengan Emma menariknya masuk kedalam pelukannya.

Diam-diam Emma melirik pada Bidi dan memberi isyarat.

"Kakakmu selalu membuatku tertidur" ungkap Alaric, "dan ketiga temannya juga. Aku juga anggota Raja, meski aku hanya alter ego, bukankah begitu?" Alaric melepas pelukannya, membuat jarak antara mereka. "Daddymu menghajarku tampa ampun, Mummymu bahkan menagis. Come on ... aku juga bagian dari Alaric, tidak bisa kah kamu membantu menjelaskan pada mereka agar membiarkan aku ...."

Kalimat Alaric terputus kalas merasakan sesuatu menancap dikulutnya.

Bidi berhasil menyuntikkan seauatu membuat tatapan Alalric perlahan meredup lalu tubuhnya melepas, untung saja Bidi dengan sigap menangkapnya agar tidka terjatuh.

Regan bohong?" Gumam Emma sambil menatap Alaric yang sudah tidak sadarkan diri dalam papahan Bidi, "Al bisa mengendalikan Daf?, yang benar saja."

^-^

Telinga Regan langaung berdengung, kapalanya langsung berdenyut mendengar apa yang baru saja Emma ceritantan dengan tenang padanya.

Dia tidak habis pikir dengan perempuan yang satu itu, sudah beberapa kali mewanti-wanti Emma agar Alaric tidak turun tangan menghadapi para musuh dan pemberontak Czarom dengan kekerasan demi menghibdari munculnya Alter Ego Alaric yang bernama Daf.

Selain goncangan dalam mobil, melihat tubuh yang dipenuhi darah, Alaric juga tidak bisa mengendalikan dirinya kala melihat kekerasan atau jika dia tersudut dalam pertarungan. Semua terjadi setelah Alaric mengalami kecelakaan lalu penculikan bersama dengan kekasihnya saat dia berumur belasan tahun lalu, bahkan Alaric sempat tertidur dalam dirinya beberapa saat diganti dengan Daf.

Kala Alaric bertemu dengan mereka bertiga (Regan, Aslan dan Javir), perlahan Alaric bisa mengendalikan dir hingga setelah memutuskan tinggal di Indonesi hanya dua kali Daf menguasai tubuhnya dan untungnya hanya sebentar beberapa hari saja.

"Kamu bilang Al sudah bisa menekan Daf" kilah Emma, "aku tidak tahu Al ternyata masih lemah."

"Meski Al bisa mengendalikan atau menekan Daf seharusnya kalian tidak melibatkan Al dalam pertaruangan begituan!" Geram Regan. "Aku benar-benar menyesal memberitahumu dan membiarkan Al pulang."

Regan tidak memperdulikan beberapa orang melihat kearahnya.

Dia berbicara menggunakan bahasa inggris sambil terus melangkah keluar dari rumah sakit dengan wajah kesal, sesekali menyeka rambutnya yang telah berantakan semakin berantakan saja.

"Ah ... kamu berlebihan lagi pula aku lebih menyukai Daf Alter Ego so Al dari pada Alaric Lorenzo kakakku."

Lagi-lagi Rrgan menggeram kesal mendengar ucapan Emma yang begitu santai dan tidak menganggap semua serius.

Dilihat dari sifat Emma yang keras dan belingsatan, sangat amat cocok dengan karakter Daf yang juga sebelas dua belas denga perempuan itu.

"Lalu sekarang bagaimana?" Regan harus memastikan Alaric kembali menguasai dirinya sebelum mengakhiri panggirlannya dnegan Emma.

"Saat bangun dia masih Daf, jadi aku suntik lagi" sangat amat santai, "untung saja Bidi mengikatnya jadi dia tidak menghilang."

Regan benar-benar tidak habis pikir dengan Emma, dia mengikat Alaric yang paati bukan hanya sekedar mengikat, karena Daf kekuatannya lebih besar dari Alaric, dan Regan tidak bisa membayangkan terikan bagaimana tubuh Alaric kali ini.

Tampa banyak bucara lagi Regan memutuskan sambungan telepon mereka dan mulai menjalankan mobilnya menuju Hotel Raja Throne.

Jika tubuh Alaric masih dikuasai Daf, mau tidak mau Regan harus terbang untuk menenangkan Daf dan bernegosiasi dengan sisi gelap Alaric itu seperti beberapa kali terakhir Daf muncul.

^-^

.

If you don't mind please leave a 👍Like and 💬Comment

Because it means a lot to me  😇  Thank you 😉 have a nice day 😄

Love You 😘                            

Unik Muaaa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!