Alaric Lorenzo Romanov

Sebelas Bulan Lalu

.

.

.

"OK CUT!"

Teriakan dari sang sutradara menghentikan seluruh adegan perkelahian beberapa aktor didepannya, disambuh teriakan pujian dan tepuk tangan riuh dari kru yang lain yang betada diarea syuting tersebut.

Padahal beberapa detik lalu suasana tempat syuting itu terlihat mencengkam dan sunyi, fokus semua orang hanya terfokus pada satu titik yang terlihat memiliki aura menonjol dari pada aktor yang lain, sang pemeran utama dalam film laga tersebut, Alaric Lorenzo.

"Kerja bagus semua" seru sutradara, "dan terkhusus Alaric Lorenzo aktor kita, karena acting loe bagus hari ini, gue kasih hari libur dua hari untuk istirahat" lanjut sang sutradara lagi, "pasti badan loe capek dan butuh istirahat, jadi istirahat aja."

Tampa mengatakan terima kasih, Alaric hanya mengangkat tangannya sebagai ganti ucapan terima kasihnya. Satu hari ini dia terus saja melakukan adegan bela diri, sehingga seluruh tubuhnya serasa remuk semua meski terkadang melakukan sparing dengan bodyguardnya atau dengan Aslan sang pecinta bela diri tetap saja Alaric ngos-ngosan.

Tetapi sepertinya hanya dirinya yang merasa lega, karena beberapa kru banyak yang mengeluh kecewa, membuat Alaric mengangkat sebelah alisnya tak mengerti.

"Para cewek-cewek itu kecewa gak bisa lihat otot loe lagi bang" Yogi, asisten pribadinya sudah berdiri disampingnya dengan menjulurkan air dan handuk kecil padanya.

Alaric tertawa mendengarnya, melambaikan tangan pada semua orang sebelum melangkah pergi bersama Yogi dari lokasi syuting.

"Gue gak punya ..."

"Punya bang" padahal Alaric belum menyelesaikan pertanyaannya, Yogi sudah memotong kalimat Alaric karena mengerti kemana arah kalimat itu nantinya. "Sejak loe memutuskan jadi aktor lima tahun lalu, emangnya loe punya jadwal kosong?. Kalau mau santai-santai kenapa gak jadi model aja kayak dulu?, hitung-hitung gue juga gak ikut tersiksa sama jadwal loe."

Langkah Alaric terhenti dan menatap Yogi dengan tatapan tajam, "meski loe kerepotan, tapi gaji loe juga gede."

"Iya sih bang" Yogi menyengir, "tapi emangnya loe gak capek?, uang loe masih kurang banyak?. Keluarga loe kaya, masih punya bisnis hotel sama temen loe, karir didunia modeling gak bisa dibilang biasa aja, tapi malah masih maruk dengan jadi aktor."

Plak ...

Tangan Alaric menjitak kepala Yogi dengan kesal dan kembali melangkahkan kakinya lagi.

Yogi sudah bersamanya kurang lebih enam tahun setelah tujuh tahun lalu dia memutuskan untuk tinggal di Indonesia meninggalkan negara kelahirannya, jadi sudah hal biasa dia mendengarkan keluhan bahkan menghadapi sikap ngeleneh Yogi padanya, setidaknya pekerjaan anak itu selalu beres dan sikapnya masih tidak melebihi batas yang Alaric tekankan pada awal-awal Yogi bekerja dengannya.

"Bukan maruk, gue hanya cari kesibukan aja" bantah Alaric santai.

"Kesibukan loe jangan dicari bang" lagi-lagi Yogi mengeluh, "kenapa loe fokus sama bisnis loe dan teman-teman loe aja?, apa susahnya sih kerja sambil duduk lalu nerima uang?. Nama Alaric Lorenzo Romanov udah gede bang, apa lagi yang loe cari?, uang enak ngalir dari berbagai sumber, hidup dibawa santai aja bang ..."

Apa yang dikatakan Yogi memang benar adanya.

Namanya Alaric Lorenzo Romanov, di dunia entertaiment dia terkenal dengan dua nama depannya tampa nama marga keluarganya memang cukup dikenal banyak orang dan tidak asing ditelinga orang lain.

Bahkan dinegara Alaric dulu, namanya dikalangan modeling juga dapat diperhitungkan. Tetapi setelah pindak ke Indonesia dan kembali memulai karir modelingnya disini, ada beberapa orang yang terus saja menawarinya untuk menjadi aktor sehingga Alaric penasaran lalu mencoba masuk keduania seni peran dan berakhir seperti sekarang.

Jangan ditanya bagaimana jadwalnya, karena jadwalnya semakin padat saja, terlebih saat bisnis dengan ketiga temannya berkembang pesat, sehingga pada hari tertentu Alaric tidak bisa diganggu dan hanya fokus pada pekerjaan bisnisnya dan ketiga temannya saja.

"Ngapain Bang Aslan dan Javir kesini?"

Pertanyaan Yogi menghentikan niat Alaric yang hendak masuk kedalam mobilnya, dia menoleh kesamping dan melihat kedua temannya itu keluar dari mobil dan berjalan kearahnya.

Dari wajah mereka terlihat jika sepertinya ada hal penting yang harus segera dibicarakan, terlebih sahabatnya itu tidak pernah mendatangi Alaric secara langsung kelokasi syuting seperti saat ini.

"Regan udah ketemu tapi leptop gue mati" kalimat pertama yang Javir ucapkan setelah menghentikan langkahnya tidak jauh dari tempat Alaric berdiri.

Regan, teman mereka bertiga yang dua tahun terakhir menghilang dan beberapa hari lalu kembali menghilang lagi, namun kali ini anak itu membawa kabur seorang wanita yang dia awasi saat diminta sebagai bodyguard karena Regan masih belum ingin bekerja sebagai dokter atau direktur perusahaan keluarganya.

Sedangkan leptop Javir mati pasti karena Javir nekat melacak lokasi Regan yang juga sebelas dua belas dengannya, yang diam-diam adalah seorang hacker.

Alaric tertawa kecil, "terus gimana?, loe udah bilang sama Bunda Ara lokasi anak nakalnya itu dimana?."

"Bunda minta kita kumpul sekarang, mangkanya kita jemput loe langsung kesini" ucap Aslan kakak angkat Regan, sebelum pria itu menghela nafas dan bersandar pada mobil Alaric.

Seketika sirna sudah bayagan Alaric tidur seharian dirumahnya, jika sudah menyangkut tentang Regan dan nama keluar besarnya - Ganendra, maka Alaric hanya bisa pasrah saja seperti wajah Aslan dan Javir saat ini, dari pada bisnis mereka berempat musnah dengan sentilan dari sang kepala keluarga Abraham Ganendra dan Istrinya Zahra Renata orang tua Adam Regan Zeroun Ganendra sang pewaris utama perusahaan Ganendra Group.

Meski nama keluarga Alaric juga tidak bisa dipandang sebelah mata, tetapi jika di negara Indonesia nama keluarga Romanov masih berada di bawah Ganendra dalam dunia bisnis.

^-^

[Diisukan pacaran dengan Qiandra Qonita, Alaric Lorenzo malah kepergok nonton bareng perempuan misterius]

Perempuan itu tersenyum menatap layar televisi didepannya.

Alaric Lorenzo Romanov

Tujuh tahun ini pria itu dikenal sebagai Alaric Lorenzo setelah meniti karirnya di Indonesia sebagai model international dan aktor, padahal dinegaranya dulu dia adalah model yang namanya cukup diperhitungkan, entah kenapa pria itu memilih tinggal di Indonesia dan memulai karirnya disini.

"Alaric selalu malu-maluin"

Perempuan itu menoleh kesamping lalu tertawa kecil setelah tahu siapa yang berbicara secara frontal dan tidak takut jika fans Alaric mendengar apa yang dia ucapkan barusan.

Padahal mereka berada ditempat umum, banyak orang yang lalu lalang melewati mereka yang berdiri menatap kearah televisi yang tidak jauh dari tempat mereka berdua berdiri.

"Pesona seorang Alaric Lorenzo Romanov kan too hard to resist (terlalu sulit untuk ditolak)" ucap perempuan itu kembali menatap kearah tv yang masih memberitakan isu tentang Alaric.

"Dan itu juga salah satu alasan kamu betah jadi pacar onlinenya dulu."

Perempuan itu mendengus.

Kali ini giliran sang pria yang tertawa ngakak melihat raut wajah betek perempuan itu.

^-^

"Bagaimana?" terdengar lembut, bahkan senyum manisnya terlukis lebar dibibirnya "udah tahu Ar (Adam Regan) dimana?."

Jangan pernah terkecoh dengan suara lembut dan senyum lebar Ara, karena dibalik itu semua ada ancaman yang mencekik leher ketiga pria yang duduk didepannya.

Alaric melirik pada Javir yang diam tidak mengatakan apapun, terlihat mencoba tenang didepan Ara.

Untuk urusan melacak orang diantara mereka bertiga hanya Javir yang bisa diandalkan, jadi dia pasti sedang tertekan sekarang.

"Bunda .... Regan bukan anak kecil lagi" sangat lirih Aslan mengucapkannya.

"Tapi Ar bawa kabur anak orang As (Aslan)"

"Mungkin saja Belda yang minta Regan untuk membawanya kabur Bunda"

Hening, tidak ada bantahan dari Ara sehingga Alaric mengangkat wajahnya perlahan menatap wajah wanita paruh baya didepannya yang menatap tajam pada Aslan sang anak angkatnya.

"Bunda tidak perduli siapa yang bawa kabur siapa" tegas Ara, "temukan Ar dan bawa dia pulang sebelum ...."

"Ar" potong Javir tiba-tiba bersuara sebelum Ara melontarkan ancaman, "Adam Regan Zeroun Ganendra putra Bunda Ara tercinta berada dipulau Madura" lanjutnya sembari meletakkan leptop tepat didepan Ara, "leptopku mati dan Bunda harus tanggung jawab."

Madura ...

Pulau Madura ...

Alaric tersenyum lebar mendengar nama salah satu pulau Indonesia yang tidak lagi asing ditelinganya sejak sepuluh tahun lalu dia mengenal Regan, Aslan dan Javir.

Meski dia sudah tujuh tahun menginjakkan kaki di Indoneaia, dia tidak mempunyai waktu untuk pergi kepulau itu.

"Jemput Regan sekarang juga" perintah Ara tegas.

Perasaan bahagaia seketika memenuhi hati Alaric, akhirnya dia bisa ke ....

"Kecuali Alaric Lorenzo Romanov, karena jadwalmu pasti sangat padat."

Lagi-lagi Ara menghancurkan kebahagiaannya dalam beberapa detik.

Meski dia libur syuting dua hari kedepan, tetapi dia masih memiliki beberapa jadwal photo shoot dengan beberapa brand dan podcest yang menunggu.

Tetapi kapan lagi dia bisa kepulau itu?, setidaknya sesekali dia membuat Yogi yang selalu kurang ajar itu kelimpungan dan harus menscedul ulang kegiatannya, dengan memberi gaji lebih pasti akan membungkan mulut lemes Yogi.

^-^

.

Love you

Unik Muaaa 😘

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!