Semua tamu bertepuk tangan di saat Kainal mengucapkan ijab kabul dengan lancar. Kini keduanya sudah sah menjadi sepasang suami dan istri.
Kainal gugup di saat di suruh melihat wajah Fisha. Tangannya bergetar di saat memegang cadar Fisha. Dengan teriakan para tamu yang memberinya semangat, dia mulai membalakangi para tamu.
Kainal menutupi Fisha, agar wajah istrinya hanya dia yang bisa melihatnya. Tamu yang datang takkan bisa melihatnya.
Deg!
Kainal menelan salvinnya dalam-dalam melihat wajah Fisha yang begitu cantik. Dia tidak berkedip sedikit pun. Dengan ragu Fisha memegang tangan Kainal.
"Kainal? Aku tau aku cantik, tapi aku takut jadi janda kalau kamu membolakan matamu."
Kainal cepat-cepat menurunkan kembali cadar Fisha. Mereka memegang bunga dan siap melemparkan ke para tamu yang datang.
Semua orang bersiap menerima bunga itu. Devon, Tofik dan Ufik berada paling depan.
Fisha dan Kainal saling menatap satu sama lain. Lalu mengitung mundur. Keduanya melempar bunga itu sehingga semua orang pada heboh, untuk menangkap bunga itu.
Ataar yang mendapatkan bunganya. Namun, dia tak sendiri ada Vieara dan Celi yang ikutan memegang bunga itu. Ataar melepaskan bunga itu.
Celi menarik bunga tersebut begitupun dengan Vieara.
"Aku dulu!" ketus Vieara.
"Dih gue yang duluan," balas Celi. Menarik bunga tersebut.
Ataar yang risih dengan mereka berdua mengambil bunga itu.
"Ini gue yang nangkap lebih dulu, jadi ini milik gue," ketus Ataar pergi dari sana.
Tamu demi tamu memberi ucapan pada pengantin baru. Lalu pada menyantap makanan masing-masing. Di saat geliran Xaviel, wajah Fisha di paksa tersenyum. Fisha menautkan tangannya ke atas.
"Selamat," ucap Xaviel. Fisha mengangguk.
"Cepat menyusul," balas Fisha. Kainal memegang pinggang Fisha dengan posesif. Tadi memang dia sempat ingin mengikhlaskan. Namun, Fisha sendirikan yang mengatakan kalau dirinya adalah miliknya.
Xaviel tersenyum paksa dan turun dari sana. Kembali ke arah adik dan kedua orang tuanya yang sedang berbincang dengan tamu lain. Lelaki itu duduk di kursi.
Kainal melepaskan tangannya di pinggang Fisha, lalu memandang meminta maaf. Fisha pun mengangguk, walaupun dia belum merasa terbiasa, dan sedikit merasa aneh, tapi dia mencoba membiasakan diri. Sekarang dirinya sudah menjadi istri, di mana dia harus memberi hak pada suaminya atas dirinya.
"Kamu udah capek?" tanya Kainal. "Mau ke kamar?"
Fisha menoleh lalu mengangguk. "Tapi gimana dengan tamunya?"
"Ada bunda ayah dan orang tuamu yang mengurusnya," ucap Kainal. "Ayo," ajak Kainal mengenggam tangan Fisha pergi dari sana.
Sesampainya di kamar. Kainal membuka pecinya, dia memperbaiki rambutnya. Fisha terdiam merasa canggung, baru kali ini dia satu kamar dengan seorang lelaki.
"Kamu mandi lebih dulu aja, aku akan mengambil koper di luar," ucap Kainal.
Fisha pun memasuki kamar mandi, tidak lupa mengambil handuk.
Kainal kembali masuk ke dalam membawa kopernya bersama Fisha. Saat ini mereka berada di hotel, sebenarnya mereka ingin menolak pemberian tiket ke bali untuk bulan madu, tapi orang tua mereka pada memaksa. Mau tak mau, besok mereka akan berangkat kebali.
Kainal mencarikan pakaian tidur Fisha. Di saat pakaian dal*man, Kainal seketika salah tingkah. Wajahnya memerah, melihat kain segi tiga berwarna pink bunga-bunga. Dengan menutup mata dia memberanikan diri untuk mengambil pakaian tersebut.
"Makasih," ucap Fisha mengambil pakaiannya. Kainal berdehem dan ingin kembali ke arah ranjang. Namun, di panggil kembali. "Kamu boleh bantu aku?"
"Boleh, bantu apa?"
Fisha terdiam sejenak. "Gak apakan, nyuruh suami lepasin resleting gaun ini?"
Kainal tersenyum. Dia maju, rambut panjang Fisha dia kedepankan. Lelaki itu mulai menurunkan resleting Fisha. Dia menahan napas sesaat melihat punggung Fisha yang mulus dan putih, pinggang yang langsing membuat Kainal benar-benar gila.
"Makasih." Fisha buru-buru menutup pintu kamar mandi karena merasa malu.
Beberapa saat kemudian. Gadis itu sudah keluar dengan menggunakan pakaian tidur, hanya memakai kerudung bergo tanpa cadar.
Kainal yang melihatnya kembali menelan salvinnya susah payah.
"Kakinya pegal? Mau aku pijatin?" tanya Kainal, agar suasana kamar tak terlalu canggung.
Fisha menggeleng dia duduk di tepi ranjang. "Gak usah, kamu istirahat aja," ucap Fisha tanpa menoleh ke arah Kainal karena merasa malu.
"Gak main gitu?" tanya Kainal pelan. Namun bisa di dengar oleh Fisha.
Fisha menoleh ke arah Kainal. Kainal langsung menggeleng.
"Aku bercanda." Lelaki itu salah tingkah, dia mengalihkan pandangannya ke arah ponselnya.
"Benaran?" tanya Fisha menaiki ranjang. "Kalau kamu mau, yaudah ayo. Bukannya itu kewajiban istri? Lagian aku gak mau dosa tidak memberikan hakmu." Fisha memberanikan diri mengatakan itu.
Kainal menatap Fisha lalu menggeleng. "Gak usah kalau kamu belum siap. Kita bisa melakukannya di hari lain.
"Aku si-ap," jawab Fisha.
"Benaran siap?" tanya Kainal membuat gadis itu mengangguk pelan. "Sakit loh."
"Bukannya nanti, aku juga melakukannya?"
"Iya juga," imbuh Kainal.
"Yaudah ayo," ajak Fisha, dia sudah membaca di google. Bahwa istri harus menggoda sang suami lebih dulu. Fisha dengan berani melepaskan kerudungnya dan mendekati Kainal.
Kainal menoleh dan langsung mengkukung Fisha di bawahnya. "Jangan mengoda Fisha, kalau kamu belum siap. Jangan di paksa," bisik Kainal.
Kainal ingin beranjak dari atas Fisha. Namun, gadis itu menariknya.
"Aku udah bilang, aku siap. Lebih baik melakukannya sekarang, dari pada nanti, terus-terusan kepikiran."
Kainal menghela napas. Dengan ragu dia memangut bibir Fisha. Lidahnya sudah berkeliaran di mulut Fisha, tangannya mulai membuka kancing piama istrinya.
"Aw," keluh Fisha di saat Kainal meremas gunungnya. Kainal menghentikan ciumannya dan membuka kaitan yang menghalangi kedua gunung istrinya.
Fisha menutup wajahnya dengan tangannya. "Kainal," teriak Fisha di saat kainal mengisap punyanya. Lelaki itu benar-benar liar.
Kainal mendongak, menyium pipi Fisha. " Aku tanya sekali lagi, kamu benaran ingin?"
Fisha diam sejenak lalu mengangguk patah-patah. Kainal pun melampar celana yang di gunakan Fisha. Sekarang istrinya itu tinggal menggunakan kain segi tiga. Tanpa sadar kini Fisha sudah tidak memakai apapun.
Kainal berdiri, lalu mengunci pintu kamar. Dia membuka laci mengambil barang seperti permen. Dia membuka plastik tersebut.
"Itu apa Kainal?" tanya Fisha. Kainal kembali menaiki ranjang. Sarung yang dia pakai dia buka sehingga tinggal bokser yang kelihatan.
Fisha memejamkan matanya melihat Kainal memulai membuka boksernya.
"Kamu gak mau lihat aku mau apain ini?"
Fisha mengintip sedikit lalu menggeleng. Kainal tersenyum, dia meredahkan lampu kamar.
Kedua kaki Fisha di naikan di bahunya. Kainal mengesekan punyanya dengan milik istrinya.
"Uh," rengek Fisha memeluk Kainal dengan erat. "Pelan-pelan ih!" pinta Fisha meringis.
Kainal menyium bibir Fisha dan mulai aksinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Rita Riau
yg buka segel nih🤭😬🥰
selamat pengantin baru Kainal,,, Fisha moga samawa 🤲
tinggal lah Xaviel yg galau 🤭😬😛
2023-12-24
0
Junida Susilo
Xaviel bukan jodoh fisha...😍
2023-07-12
1
Srimurni Nurjanah Sitorus
kok gak dibahas Xaviel putus dengan Alya thor
2023-07-11
0