Sesampai rumah Clara. Merekapun langsung turun dari kendaraan mereka, dan masuk bersamaan.
Saat di dalam. Ibunya langsung menyapa mereka bertiga. "Selamat datang. Kamu udah pulang nak." Ucap ibunya langsung menghampiri mereka bertiga.
"Iya nih bu. Oh ya bu, ini aku bawa teman aku, karena kami ada tugas soal pentas seni. Jadi kami harus bekerjasama deh di sini bu. Boleh buatkan jus bu, untuk kami." Meminta Clara.
"Baiklah sayang. Ibu akan membuatkan jus untuk kalian berdua. Kalian duduklah dulu dengan nyaman." Ucap ibunya langsung ke dapur.
Mereka bertiga langsung duduk di sofa ruang tamu bersama. "Oh ya Clara, kau kan memerankan sebagai pohon. Jadi kita harus berlatih bersama. Mari mulai." Ujar Alina kembali berdiri.
Merekapun langsung berakting bersama, dan Alina mulai berakting sebagai Cinderella. Dan Niko mulai memegang tangan Alina, sesuai deskripsi dari cerita tersebut.
Niko memandangnya dengan penuh perasaan, dan Alina hanya biasa saja, dan mengikuti sesuai deskripsi cerita.
"Hei, kalian sangat cocok. Kenapa kalian tidak pacaran saja?." Tanya Clara sambil tertawa.
Alina pun kembali duduk di sofa, dan melipat kedua tangannya. "Kalau bisa sendiri, kenapa harus pacaran. Aku tidak butuh pria. Di dunia ini ada dua pilihan, yaitu pria dan uang. Tentu aku memilih uang, karena kalau kita ada uang. Semua akan berpihak ke kita, dan lihat bagaimana dunia berpihak pada uang." Jawab Alina sambil tersenyum miring.
"Apa Felisa benar benar tidak ingin pacaran, dan hanya ingin sendirian. Padahal aku mulai suka dengannya." Ucap batin Niko menundukkan kepalanya.
Jus merekapun datang, dan diantarkan oleh Estiana. "Ini jus untuk kalian. Silahkan diminum anak anak." Langsung meletakannya di atas meja dan tersenyum.
"Terima kasih banyak tante." Ucap bersamaan Alina dan Niko.
Alina pun langsung meminumnya, dan mereka kembali mempelajari akting mereka masing masing.
"Ouh ya nak. Kalian tunggu sebentar di sini, ada yang mau tante ambil." Ucap Estiana masuk ke kamarnya, untuk mengambil sesuatu.
Setelah mengambilnya. Estiana kembali menghampiri mereka, dan duduk disamping Clara.
"Ini anak anak, tante mau memberikan kalian undangan ulang tahun. Sebentar lagi tante akan ulang tahun. Jadi tante mau, kalau kalian datang ke acara tante. Dan berikan ini kepada yang lainnya ya sayang." Langsung memberikan undangan tersebut kepada Alina dan Niko.
"Terima kasih banyak tante. Kami akan datang ke pesta ulang tahun tante. Oh ya tante, apa boleh saya mengajak ayah saya. Sekalian saya perkenalkan ayah saya nanti?." Tanya Alina sambil meminum jus kembali.
"Tentu saja. Tante jadi penasaran dengan ayah kamu. Kalian bisa ajak kedua orangtua kalian. Kalau begitu, kalian lanjutkan lagi minuman kalian." Jawab Estiana kembali tersenyum.
"Ouh ya tante. Saya mau tanya, di mana kamar mandi ya tante. Saya mau buang air kecil?." Tanya Alina.
"Kamar mandi di sana sayang. Kamu lurus saja dan nanti belok kiri, dekat kamar tante. Di situlah kamar mandinya." Jawab Estiana kembali tersenyum.
"Terima kasih banyak tante. Kalau begitu, saya permisi dulu." Langsung menuju kamar mandi.
Alina tidak ke kamar mandi. Tapi masuk ke dalam kamar Estiana, untuk menjalankan rencananya. "Aku akan meletakkan kamera mini ini di tempat yang tersembunyi di kamar ini." Ucap batin Alina langsung mengeluarkan kamera mini yang ada dikantung celananya, dan menyembunyikannya di belakang kaca rias.
"Dengan begini, semua akan berjalan dengan baik." Jawab Alina bahagia dan mau keluar dari kamar Estiana.
"Eh, Felisa. Kenapa kamu ada di kamar tante. Apa yang kamu lakuin di sini?." Tanya Estiana yang mau mengambil barang di kamarnya dan langsung melihat Alina ada di kamarnya.
Sontak Alina kaget. "Begini tante, saat saya mau ke kamar mandi. Saya lihat ada katak masuk ke kamar tante." Jawab Alina berusaha tenang.
"Apa, katak. Mana kataknya, dimana kataknya nak Felisa." Ketakutan Estiana dan mempercayai ucapan Alina.
"Tenang tante. Tadi sudah saya usir kataknya, dan semua sudah aman." Jawab Alina menenangkan Estiana.
"Untunglah kamu sudah mengusir kataknya. Ada ada saja ya. Kalau begitu, kamu bisa keluar sekarang." Ucap Estiana langsung turun dari tempat tidur.
"Siap tante. Saya mau ke kamar mandi dulu." Membungkukkan badannya, dan keluar dari kamar Estiana.
Di kamar mandi. "Fyuh, hampir saja aku panik tadi. Untung saja nih otak langsung mengeluarkan ide, jadinya aman semua. Dan dengan mudahnya si Estiana percaya dengan yang aku katakan. Aman deh semuanya." Ucap batin Alina tersenyum.
Keesokan harinya. Dimana Alina sedang berolahraga dengan bos Gray. Karena kebetulan, sedang libur sekolah. Alina juga mulai menyusun rencana lainnya, karena sebentar lagi, sekolahnya akan lulus.
“Bagaimana dengan rencanamu. Apa mulai berjalan dengan baik?.” Tanya bos Gray, sambil melipat kedua tangannya.
“Sangat berjalan dengan baik. Ini semua atas bantuan bos Gray. Oh ya bos Gray, soal pekerjaan agen rahasia itu. Kapan aku akan melakukannya. Aku jadi suka dengan yang berbaur pembunuhan?.” Jawabnya sekaligus bertanya.
“Soal itu, aku sudah membuat tim khusus untukmu. Dan kalau kau mau cepat bergabung, kau bisa ikut dalam 1 minggu lagi. Tapi sebelum itu, aku akan menyiapkan pakaian khusus untukmu. Yang sudah resmi dari agen rahasia.” Jawab bos Gray sambil tersenyum tipis.
“Baguslah. Oh ya bos Gray, aku butuh bantuanmu. Sebentar lagi akan ada ulang tahun ibu tiriku. Dan aku butuh bantuanmu bos. Mau membantuku.” Ucap Alina sambil menaikkan alisnya.
“Tentu saja. Ini sudah kewajibanku, untuk menjagamu dan membalaskan dendammu.” Jawab bos Gray, ikut menaikkan sebelah alisnya.
“Bagus. Kalau begitu, mari berolahraga bersama.” Ujar Alina kembali mengangkat beban.
Tibalah hari ulang tahun ibu tirinya. Dan Alina dan semua teman yang ada di kelas Clara, di undang olehnya.
Pesta malam pun tiba, dimana Alina sudah mengenakan pakaian indah. Dengan make up yang begitu berbeda.
“Apa sudah siap tuan putri?.” Tanya bos Gray dari luar.
“Sudah nih.” Langsung membukakan pintu kamarnya.
Bos Gray pun melihatnya, dan mengacungkan jempolnya. “Bagus, kau benar benar cantik. Bukan seperti Alina yang gendut dulu itu. Sekarang benar benar seperti Alina yang diinginkan.” Jawab bos Gray kembali memujinya.
Alina pun berangkat menuju rumahnya, bersama bos Gray yang sudah berdandan rapi, sesuai rencana yang direncanakan Alina.
Sesampainya, Alina pun langsung keluar dari mobilnya, dan mengedipkan sebelah matanya, menandakan rencana akan segara di lakukan.
“Aku akan mengabari bos. Okey bos.” Ucap Alina sambil menaikkan alisnya.
“Aman nona Alina. Kalau begitu, semoga berhasil rencanamu.” Jawabnya langsung meninggalkan Alina.
Alina pun berbalik badan, dan berdiri di depan rumahnya. Alina pun masuk ke dalam rumah, dengan elegan.
Semua tamu menatap ke arah Alina, sampai tidak mengedipkan matanya, karena melihat kecantikan Alina.
Alina menyapa semua tamu, dengan tersenyum tipis. “Malas banget pura pura senyum begini. Jijik melihat orang orang yang baik di luarnya saja.” Ucap batin Alina.
“Halo Felisa. Kamu cantik banget.” Sapa Clara langsung memeluk Alina.
“Makasih, kamu juga cantik banget lho.” Puji Alina juga kepada Clara.
Ibu Clara pun menghampiri mereka berdua. “Halo tante, selamat ulang tahun. Ini hadiah untuk tante.” Ucap Alina memeluk Estiana, dan langsung memberikan hadiah tersebut.
“Terima kasih banyak nak, kamu jadi repot repot begini. Mari makan dan minum minuman yang sudah disediakan.” Ujar Estiana bahagia.
"Omong omong, dimana ayah kamu?." Tanya Estiana sambil tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments