Pria Iblis!

Suara deheman pria itu masih terdengar, namun sayangnya, lagi-lagi tidak terdengar oleh Deandra. Suara Deandra terdengar merdu saat bersenandung lagu yang bernada sedih. Memang kenyataannya dia sedang meratapi hidupnya, ditambah dia sedang menahan rasa sakit di bagian telapak tangannya yang harus memegang gagang setrikaan. Perih! Sungguh amat perih!

“Deandra!” suara pria itu akhirnya memanggil dengan nada yang lebih tinggi agar terdengar oleh wanita yang masih berdendang.

“Eeh!” Wanita berkacamata itu berjingkat saking kagetnya, kemudian menolehkan wajahnya ke balik bahunya.

“Oh ada Pak Benny, maaf saya tidak tahu,” ujar Deandra seketika melihat sosok kepala pelayan mansion yang sudah berdiri di ambang pintu.

Pria yang memiliki wajah yang kaku, jarang berekspresi itu pun berkata. “Kamu diminta oleh tuan muda untuk menemuinya di ruang kerja,” titah Pak Benny datar.

Kedua bahu Deandra yang semula tegak tiba-tiba merosot. “Bisakan besok saja saya menemuinya Pak Benny, kerjaan saya belum keluar,” keluh Deandra, secara tidak langsung dia menolak untuk menghadap.

“Bisakah aku tidak terus menerus bertemu dengannya, dan tidak lagi sering berurusan dengannya!” membatin rasanya Deandra.

“Setiap perintah tuan muda harus dipatuhi selama berada di sini dan segera dilaksanakan segera!” jawab Pak Benny, terkesan membela tuan mudanya.

“Fine, saya akan ke sana,” jawab malas Deandra, ditaruhnya alas setrika dengan sedikit dientakkan, kemudian mencabut stop kontaknya.

Wanita berkacamata itu merapikan rambut panjangnya, diikat lalu digulungnya ke atas untuk menghilangkan rasa gerahnya, kemudian dia berlalu melewati Pak Benny begitu saja.

“Apalagi yang kali ini akan dibahas oleh pria iblis itu.”

...----------------...

Ruang kerja

Untuk kali ini Deandra yang datang sendiri menuju ruang kerja Aidan tanpa diantar oleh Pak Benny. Seperti biasa dia akan mengetuk dulu baru masuk ke dalam ruangan setelah ada suara yang menyahutinya.

Antara mau dan tidak mau, wanita itu masuk ke dalam ruang kerja Aidan dan terlihatlah sosok pria yang sudah mengganti pakaiannya dengan piyama dibalut oleh kimononya. Salah satu tangannya pun sedang memegang gelas kristal yang berisikan minuman beralkohol.

Deandra terdiam saat sudah melangkahkan kakinya dan posisinya tidak jauh dari ambang pintu yang sengaja belum dia tutup.

“Tutup pintunya!” perintah Aidan dengan tatapan tajamnya. Tanpa menjawab Deandra mematuhi perintah pria lumpuh itu.

Usai menyuruh, Aidan kembali menyesap minuman beralkoholnya tapi tatapan matanya masih menatap Deandra, wanita berkacamata.

“Sejak kapan kamu punya kekasih?” tanya Aidan dengan sinisnya, dan sorot mata yang sangat membara.

Aidan benar-benar keterlaluan dia tidak sama sekali menyuruh Deandra untuk duduk terlebih dahulu, dan membiarkan wanita itu berdiri.

“Tuan muda tidak perlu tahu,” jawab ketus Deandra.

Aidan menyeringai tipis, salah satu tangannya pun terkepal dengan kuatnya, lalu ...

PRANG!!

Gelas kristal yang dipegang oleh Aidan sudah melayang ke udara, dan terjatuh tepat di samping Deandra berdiri, untung saja wanita itu sempat menghindar, jika tidak mungkin dirinya kembali terluka. Deandra sempat terkejut tapi secepat mungkin dia kembali tenang dalam posisi berdirinya.

Kursi roda yang dipakai Aidan mulai memutar meja kerjanya dan semakin mendekati Deandra.

“Aku bertanya Deandra, sejak kapan kamu punya kekasih. Pria itu pacar kamu’kan! Atau perlu aku melempar gelas ke tubuhmu yang jelek itu agar kamu mengatakannya!” bentak Aidan menghina sekaligus mengancam.

Deandra memundurkan langkah kakinya agar tidak terlalu dekat dengan keberadaan Aidan. “Silahkan kalau memang Tuan menginginkannya, kalau bisa akan aku ambilkan pisau agar Tuan puas melukai tubuhku yang jelek ini. Tapi yang jelas Tuan Aidan tidak berhak bertanya sejak kapan aku punya kekasih! Karena aku bukanlah siapa-siapanya Tuan, di sini saya hanyalah pelayan yang bekerja tanpa digaji, dan bukan dianggap istri Tuan Aidan!” jawab Deandra dengan lantangnya, menantang pria lumpuh itu.

Aidan mendengkus kesal, lalu dia kembali memajukan kursi rodanya agar lebih dekat dengan Deandra, lama kelamaan wanita berkacamata itu pun tersudutkan hingga bersandar ke tembok ruangan.

“Aku senang kamu tahu diri dengan posisimu di sini, tapi aku sangat tidak suka di luar sana kamu memiliki hubungan dengan pria lain, sementara aku tersiksa dan tidak bahagia karena istriku masih terbaring koma karena dirimu! Tapi jika kamu tetap berhubungan dengan pria itu, maka jangan salahkan aku jika memecat pria yang bernama Arik itu. Atau memberikan pelajaran buat Arik agar sama keadaannya denganku!” ucap Aidan penuh dengan ancaman.

Deandra menatap nanar pria yang ada di hadapannya yang begitu tampan namun bagaikan iblis sikapnya.

“Aku paling tidak suka melihat kamu bahagia di luar sana! Ingat aku akan membuat dirimu selalu menderita seperti yang aku rasakan!” sentak Aidan, dengan tatapannya yang berapi-api.

“Silahkan jika memang Tuan berniat membuat aku selalu menderita, Tuan sudah sukses melakukannya. Lalu apa yang Tuan rasakan sekarang? bahagiakah atas penderitaan aku saat ini? Jika bahagia maka tersenyum dan tertawalah, tidak seperti ini ... wajah yang muram, wajah yang tak ada kehidupan!” balik sentak Deandra, dia tidak gentar menghadapi Aidan.

“Aaakkhh!” tersentak Deandra karena kedua pahanya tertekan oleh kedua lutut Aidan.

“Kamu benar-benar wanita pembangkang!” teriak Aidan menggebu-gebu.

Deandra menahan rasa sakit di kedua pahanya. “Jika iya aku memang pembangkang kenapa? apakah aku harus meraung-raung menangis penuh kesedihan! Agar dapat simpati dari Tuan, haruskah aku seperti itu! Atau haruskah aku mengemis minta ampun agar Tuan tidak menyakitiku dan menyiksaku lagi! HARUSKAH AKU SEPERTI ITU!” teriak Deandra dengan nada suara meninggi, meluapkan emosi dirinya.

Pria lumpuh itu mulai geram dengan Deandra, hingga diraihlah tangan wanita itu dengan maksud ingin mendorongnya ke samping, tapi apa yang terjadi, Deandra ke tarik dan jatuh di atas tubuh Aidan, dan ternyata membuat kursi roda Aidan oleng ke belakang, akhirnya mereka berdua sama-sama terjerembap dilantai.

DUG!

Kening mereka berdua saling beradu dengan kerasnya saat terjatuh, Deandra pun reflek memiringkan wajahnya agar tidak beradu dengan wajah Aidan, walau alhasil bibir pria itu menempel sempurna di pipi Deandra, bagaikan kecupan.

Deru napas mereka seirama naik turunnya, tubuh mereka berdua pun sudah sempurna menempel satu sama lain bagaikan amplop dan perangko. Aidan mendengkus kesal melihat posisi dirinya terjatuh, karena Deandra menindih tubuhnya.

“Kamu sengajakan ingin mencelakakanku, Deandra!” sentak Aidan, tidak suka dengan keadaan sekarang.

Sontak saja Deandra yang masih berada di atas tubuh Aidan, langsung menoleh hingga mereka berdua pun saling bersitatap dan mengunci tatapan. Mereka berdua pun sama-sama tercekat dengan salivanya sendiri ketika saling menatap. Aidan tak sengaja menatap bibir ranum milik Deandra yang tampak menggoda dan tak berjarak, sekali Aidan menaikkan wajahnya maka bibir mereka bisa saling menyapa, namun secepat kilat dia menyadarkan dirinya untuk tidak berlebihan memikirkannya.

“Siapa yang ingin mencelakakan Tuan, bukankah Tuan sendiri yang menarik tangan ku!” sentak Deandra sembari menajamkan matanya, lalu dia menggigit bibir bawahnya.

Dengan kedua tangannya yang masih terasa sakit, Deandra bangkit dari atas tubuh pria itu. Lalu kedua netranya melihat pria itu tak berdaya berbaring di lantai, untung saja mereka terjatuh tidak dekat dengan pecahan gelas kristal. Tapi tak sengaja dengkul Deandra menyikut keperkasaan pria itu dengan hentakan kerasnya saat bangkit dari atas tubuh pria lumpuh itu.

“AKKH!” ringis Aidan kesakitan, dan Deandra tidak peduli dengan ringis kesakitan pria iblis itu.

Deandra mendirikan kursi roda milik Aidan yang ikutan terjatuh. “Panggilkan perawat, aku tidak sudi dibantu dan disentuh sama kamu!” perintah Aidan, sembari tangannya menutupi bagian keperkasaannya.

Deandra memutar malas kedua bola matanya pada Aidan. “Tuan pikir aku sudi ingin membantu Tuan muda untuk duduk kembali ke kursi roda. Oooh jangan harap, aku juga tidak mau membantu Tuan, aku juga tidak sudi menyentuh oleh Tuan walau keadaan sangat memaksa!” balas Deandra dengan tersenyum jahat, kemudian dia keluar dari ruang kerja Aidan.

“DASAR WANITA SIALAN!” umpat Aidan dengan teriakan yang menggema.

Bersambung ...

Kakak Reader masih staykan, saya berharap masih stay disini karena 10 bab lagi karya ini akan masuk penilaian lulus atau tidaknya di NT di tahap pertama. Mohon dukungannya ya untuk selalu mengikuti kisah Deandra dan Aidan. Makasih sebelumnya, jangan lupa tinggalkan jejaknya.

Sekalian mau info terbaru ada karya terbaru Mommy Ghina di PF warna hijau, dibuka secara gratis tanpa beli koin dulu jadi segera ikuti kisahnya sebelum nanti akan dikunci bab.

Ini kisah Abyan dan Arumi

Terpopuler

Comments

Masuli Nainggolan

Masuli Nainggolan

kejamnya berimbang dg keberanian hidup Dea

2024-05-08

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Na..na na na... na... na na na...

2024-05-05

0

Femmy Femmy

Femmy Femmy

Aidan orang gila...😠

2024-05-04

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa menikah!
2 Welcome To The Jungle
3 Jatuhkan talak tiga padaku!
4 Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5 Ibu mertua kejam
6 Mengobati luka di tangan
7 Kekesalan Aidan
8 Bermesraan di lobby
9 Hati yang galau
10 Pilihan hidup
11 Pria Iblis!
12 Cobalah untuk bertahan, Dea!
13 Permintaan Papa Ricardo
14 Meremehkan Aidan
15 Tawaran Papa Ricardo
16 Berkantor di Perusahaan Nusantara
17 Pria Bodoh!
18 Ya Allah, Aku lelah!
19 Dia sangat berbeda
20 Berada di kamar Aidan
21 Masih sakit
22 Yakin nih seranjang?
23 Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24 Kedatangan tamu
25 Kenapa wajahnya mirip!
26 Kemarahan Papa Ricardo
27 Harus menemani siapa?
28 Keadaan Poppy
29 Amarah Deandra
30 Menyesalkah Aidan?
31 Kepergok
32 Keputusan Deandra
33 Curahan hati Elena
34 Jangan emosi Aidan!
35 Aidan vs Dokter Leo
36 Aidan bagaikan maling
37 Pertengkaran di pagi hari
38 Perkara pulang
39 Jalan-jalan ke mall
40 Tawaran Harland
41 Bahagia itu sederhana
42 Tidak berhasil dapat alamat
43 Deandra yang baru
44 Aidan kepanasan
45 Sikap lembut Deandra
46 Bibir terluka, ditambah perut sakit
47 Awal pertemuan
48 Hasil pemeriksaan Dokter
49 Inseminasi
50 Poppy telah bangun dari koma
51 Kegalauan hati Aidan
52 Sindiran Papa Ricardo
53 Ingin menjenguk Poppy
54 Aidan mulai curiga
55 Liontin milik Deandra
56 Perasaan Poppy
57 Laporan Karno
58 Kedatangan Harland ke perusahaan
59 Pertemuan Harland dengan Ernest
60 Aidan tidak tahan
61 Minta maaf
62 Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63 Kekecewaan Aidan
64 Pembelaan Aidan
65 Mulai syuting
66 Menegur Poppy
67 Perusahaan milik Bianca
68 Makan Malam - 1
69 Makan malam - 2
70 Kebenaran yang terungkap
71 Mulai menyesalkah Aidan?
72 Kegilaan Mama Daisy
73 Kekecewaan Harland
74 Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75 Perhatian kecil Deandra
76 Keributan di kamar Elena
77 Masuk TV
78 Deandra istriku, suamimu bertanya!
79 Bukti terbaru
80 Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81 Serangan jantung
82 Kebenaran yang lain
83 Papa Harland
84 Jangan bawa istriku, Om Harland!
85 Minta maaf
86 Jangan pergi Deandra
87 Aidan sakit
88 Tinggal di tempat baru
89 Nasib Poppy
90 Hasil USG
91 Mengusir Poppy
92 Ambyar
93 Ngidamnya Bumil
94 Murkanya Papa Harland.
95 Pelajaran dari Papa Harland
96 Kekasihku Deandra
97 Tamu di pagi hari
98 Meluluhkan hati Papa Harlan
99 Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100 Bertemu dengan Arik
101 Aku sudah menikah, Mas Arik!
102 Kemarahan Aidan
103 Malam pertamakah?
104 Tolong selamatkan istri saya!
105 Hancurnya hati Aidan.
106 Salah paham
107 Deandra hamil anakmu, Aidan!
108 Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109 Singapura
110 Elena melobi
111 Bicara dari hati ke hati
112 Restu Papa Harland
113 Ngerujak mangga muda di malam hari
114 Kematian
115 Wedding Party
116 Akhir Kisah
117 Please Be My Mommy!
118 Om Bram, Nikah Yuk!
119 Dokter Davin dan Santri Bar Bar
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Terpaksa menikah!
2
Welcome To The Jungle
3
Jatuhkan talak tiga padaku!
4
Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5
Ibu mertua kejam
6
Mengobati luka di tangan
7
Kekesalan Aidan
8
Bermesraan di lobby
9
Hati yang galau
10
Pilihan hidup
11
Pria Iblis!
12
Cobalah untuk bertahan, Dea!
13
Permintaan Papa Ricardo
14
Meremehkan Aidan
15
Tawaran Papa Ricardo
16
Berkantor di Perusahaan Nusantara
17
Pria Bodoh!
18
Ya Allah, Aku lelah!
19
Dia sangat berbeda
20
Berada di kamar Aidan
21
Masih sakit
22
Yakin nih seranjang?
23
Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24
Kedatangan tamu
25
Kenapa wajahnya mirip!
26
Kemarahan Papa Ricardo
27
Harus menemani siapa?
28
Keadaan Poppy
29
Amarah Deandra
30
Menyesalkah Aidan?
31
Kepergok
32
Keputusan Deandra
33
Curahan hati Elena
34
Jangan emosi Aidan!
35
Aidan vs Dokter Leo
36
Aidan bagaikan maling
37
Pertengkaran di pagi hari
38
Perkara pulang
39
Jalan-jalan ke mall
40
Tawaran Harland
41
Bahagia itu sederhana
42
Tidak berhasil dapat alamat
43
Deandra yang baru
44
Aidan kepanasan
45
Sikap lembut Deandra
46
Bibir terluka, ditambah perut sakit
47
Awal pertemuan
48
Hasil pemeriksaan Dokter
49
Inseminasi
50
Poppy telah bangun dari koma
51
Kegalauan hati Aidan
52
Sindiran Papa Ricardo
53
Ingin menjenguk Poppy
54
Aidan mulai curiga
55
Liontin milik Deandra
56
Perasaan Poppy
57
Laporan Karno
58
Kedatangan Harland ke perusahaan
59
Pertemuan Harland dengan Ernest
60
Aidan tidak tahan
61
Minta maaf
62
Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63
Kekecewaan Aidan
64
Pembelaan Aidan
65
Mulai syuting
66
Menegur Poppy
67
Perusahaan milik Bianca
68
Makan Malam - 1
69
Makan malam - 2
70
Kebenaran yang terungkap
71
Mulai menyesalkah Aidan?
72
Kegilaan Mama Daisy
73
Kekecewaan Harland
74
Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75
Perhatian kecil Deandra
76
Keributan di kamar Elena
77
Masuk TV
78
Deandra istriku, suamimu bertanya!
79
Bukti terbaru
80
Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81
Serangan jantung
82
Kebenaran yang lain
83
Papa Harland
84
Jangan bawa istriku, Om Harland!
85
Minta maaf
86
Jangan pergi Deandra
87
Aidan sakit
88
Tinggal di tempat baru
89
Nasib Poppy
90
Hasil USG
91
Mengusir Poppy
92
Ambyar
93
Ngidamnya Bumil
94
Murkanya Papa Harland.
95
Pelajaran dari Papa Harland
96
Kekasihku Deandra
97
Tamu di pagi hari
98
Meluluhkan hati Papa Harlan
99
Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100
Bertemu dengan Arik
101
Aku sudah menikah, Mas Arik!
102
Kemarahan Aidan
103
Malam pertamakah?
104
Tolong selamatkan istri saya!
105
Hancurnya hati Aidan.
106
Salah paham
107
Deandra hamil anakmu, Aidan!
108
Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109
Singapura
110
Elena melobi
111
Bicara dari hati ke hati
112
Restu Papa Harland
113
Ngerujak mangga muda di malam hari
114
Kematian
115
Wedding Party
116
Akhir Kisah
117
Please Be My Mommy!
118
Om Bram, Nikah Yuk!
119
Dokter Davin dan Santri Bar Bar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!