Pria Bodoh!

Deandra baru melangkahkan kakinya tiga langkah, tiba-tiba menghentikan langkahnya, dia menarik napasnya dalam-dalam kembali namun belum kembali memutar balik badannya untuk menghadapi Aidan.

“Bukankah aku sudah memperingati untuk tidak memiliki hubungan dengan dia, atau kamu memang menginginkan dia untuk dipecat hari ini juga atau membuat dia lumpuh seperti diriku!” Kembali Aidan berkata dengan tingginya.

Deandra mengetatkan rahangnya, tangannya pun memperbaiki posisi gagang kacamatanya, inilah situasi yang amat melelahkan hati wanita itu, dia harus selalu siap menghadapi siksaan demi siksaan dari Aidan.

“Dari mana dia tahu jika Mas Arik memelukku. Aah ... ternyata diriku sekarang sudah ada yang mengawasi. Aku benar-benar lupa.”

“Selain berpelukan, ternyata pakai ciuman ya. Aku tidak menyangka masih ada pria yang bodoh yang mau memiliki kekasih yang bertampang culun begini!” ejek Aidan, sedikit tertawa sinis, serta tatapan yang menelisik penampilan Deandra dari ujung kaki sampai ujung rambut.

Deandra memutar balik badannya namun tidak menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Aidan, wanita itu bisa melihat jika tampang Aidan sekarang sedang mengejeknya.

“Terima kasih telah menyebut dia pria yang bodoh karena mau memiliki kekasih culun sepertiku, lantas bagaimana dengan pria yang telah menikahiku walau atas dasar ingin memberiku hukuman, bukankah dia yang lebih bodoh ketimbang pria itu. Apalagi dia tidak mau menceraikanku ... bukannya dia pria bodoh, OON padahal dia seorang CEO yang memiliki otak yang cerdas!” jawab Deandra dengan ketusnya, serta tatapannya yang tajam dari balik kacamata bulatnya.

“DIAM, TUTUP MULUT KAMU ... DEANDRA!” teriak Aidan, dia tidak terima dengan ejekan balik dari Deandra.

Wanita itu memutar malas kedua bola matanya. “Tuan tidak lelahkah dengan terus berteriak ... tidak di mansion, tidak di sini. Coba sesekali cek tensinya, aku malah takut semakin sering marah dan berteriak, yang ada kena serangan jantung, akhirnya tutup usia. Tapi bagus juga jika cepat tutup usia, berarti aku bebas dari Tuan. Jadi silahkan teruskanlah marah-marahnya,” ucap Deandra dengan santainya, dan malah menyuruh pria itu kembali memarahinya.

Seumur hidupnya dalam berumah tangga, baru kali ini tingkat emosi Aidan semakin menggila. Selama lima tahun berumah tangga dengan Poppy, tidak pernah ada pertengkaran karena Poppy selalu mengalah. Dan saat ini semakin meradanglah pria itu karena jawaban Deandra, kursi rodanya pun mulai bergerak untuk mendekati Deandra berdiri, dan kali ini refleks wanita itu melangkah mundur dan bergegas keluar dari ruangan Aidan.

“Berani keluar dari ruangan, maka aku tak segan memecat Arik hari ini juga!” sentak Aidan, mengancam wanita itu.

Lagi dan lagi terpaksa dia menghentikan langkah kakinya, mendengar ancaman yang serius itu membuat Deandra kembali sedih mengingat tatapan Arik saat mereka bertemu, dia tidak ingin membuat mantan kekasihnya kecewa akan dirinya kembali, jangan gara-gara dia tidak menuruti Aidan, imbasnya Arik yang menjadi korban keegoisannya.

“Tolong jangan pecat Mas Arik, dia tidak bersalah apa pun. Jika ingin memecat, sebaiknya pecat aku saja,” ucap Deandra begitu pelannya.

Pria itu pun menatap sinis, bibirnya pun menyeringai tipis, hatinya sedikit senang melihat Deandra tidak berkutik lagi.

“Ternyata jika menyangkut pria itu kamu bisa berubah menjadi penurut juga, sebegitu besarnya cinta kamu dengan pria itu,” celetuk Aidan dengan ketusnya, kursi rodanya semakin mendekati Deandra berdiri, wanita itu menahan dirinya agar tidak memundurkan dirinya.

“AKHH!” teriak Deandra di saat tangan besar pria itu menarik pinggangnya  hingga wanita itu terjatuh di atas pangkuan Aidan, Deandra langsung bangkit dari pangkuan Aidan, tapi sayangnya dagu wanita itu dicapitnya dengan kuat, serta tangan besar Aidan sudah merangkul pinggang Deandra dengan sekuat tenaganya.

“Kenapa mau bangkit? kamu tidak suka berada di pangkuanku, atau lebih suka dipangku oleh Arik! HUH!” bentak Aidan dengan emosi yang membuncah. Di saat Deandra ada di pangkuan pria itu, ada gejolak aneh yang tiba-tiba saja melingkup rasa dihati Aidan, rasa yang ingin dia rengkuh bersama istri keduanya. Aroma tubuh Deandra seakan menyapanya, lengan putih yang menyentuh dada Aidan seperti sedang menggoda pria itu dan benda pusaka milik pria lumpuh itu tiba-tiba saja terasa sesak karena gesekan bokong Deandra, padahal semenjak kecelakaan benda pusakanya tidak berfungsi alias tidak berdiri. Tapi perasaan sesaat itu Aidan tepis begitu saja, tapi tubuh tidak bisa dibohongi saat dia merengkuh tubuh Deandra di pangkuannya.

“Apakah Tuan sedang cemburu, melihat aku berpelukan dengan pria lain!” geram Deandra.

Dengan tatapan menyalaknya Aidan berdecak kesal. “Aku tidak cemburu denganmu!”

“Lantas kenapa harus marah seperti orang yang sedang cemburu!” seru Deandra.

Tangan kiri Deandra berusaha melepaskan tangan Aidan yang masih mencengkeram dagunya. “Jangan mengalihkan pembicaraan Deandra! Sekarang katakan padaku sudah ngapain aja kamu sama Arik selama ini! jangan-jangan sudah sampai berhubungan intim ya, pantas saja mama menuduhmu sebagai ja-lang, dan karena dia kamu menolak mengandung anakku, kan!” geram Aidan pada wanita yang dia pangku.

Iris mata hazelbrown itu menatap dalam ke arah mata Aidan, sorot mata yang mampu menghipnotis semua pria jika kacamatanya dibuka. Sejenak Aidan tercekat dengan salivanya sendiri di saat dengan dekatnya melihat sorot mata yang indah tanpa jarak itu. Sangat indah! Pikir Aidan.

“CUIH!” spontan Deandra meludahi wajah Aidan sampai pria itu memalingkan wajahnya, dan refleks melepaskan cengkeramannya. Melihat hal itu Deandra bangkit dari pangkuan Aidan, dan memilih keluar dari ruangan tersebut.

“SIALAN, BERANI SEKALI KAMU ... DEANDRA!” umpat maki Aidan pada Deandra yang sudah keluar dari ruangannya.

Deandra membungkam mulutnya dengan salah satu tangannya, dan terburu-buru melangkah ke kamar mandi. “Ya Allah maafkan aku yang telah berani meludahi wajah orang,” gumam Deandra sendiri, ada rasa takutnya.

Aidan yang tampak murka mengusap wajahnya yang baru saja diludahi oleh seorang wanita untuk pertama kalinya dalam semasa hidupnya, dan wanita yang berani itu adalah istri yang tidak dia akuinya.

“Andaikan dia tidak menuduhku telah berhubungan intim dengan Mas Arik dan mengataiku ja-lang, aku tidak akan meludahi wajahnya. Benar-benar Pria iblis!” gumam Deandra kesal setibanya di kamar mandi, lalu dia membasuh wajahnya di wastafel sembari mengatur napasnya yang memburu.

Sementara itu di ruang finance, Gigi sekretaris Papa Ernest terlihat mondar mandir dekat kubikelnya Deandra menanti kedatangan wanita berkacamata itu, Freya yang melihatnya jadi semakin heran, kenapa hari ini Deandra dicari oleh orang penting di perusahaan ini.

“Barusan menantunya Pak Ernest, sekarang yang cariin Pak Ernest. Sebenarnya ada apa dengan Dea ya?” batin Freya bertanya-tanya.

Cukup lama Deandra menenangkan diri di dalam kamar mandi, setelah dia berhasil menenangi dirinya, dia menatap perban yang ada di tangannya sudah basah, wanita itu hanya bisa mendesah dan memutuskan untuk kembali ke ruangannya.

“Mbak Gigi,” sapa Deandra saat kembali ke kubikelnya.

“Akhirnya kamu kembali juga, sekarang ikut saya, kamu sudah ditunggu sama Pak Ernest,” pinta Gigi, terburu-buru.

Sepertinya dunia tidak memberikan napasnya sejenak untuk Deandra, baru saja dia berhadapan dengan pria iblis, sekarang dia harus menemui papa angkatnya, ada apa gerangan, kenapa hidupnya semakin rumit segala-galanya.

“Ya Allah, bolehkah aku istirahat sejenak, aku lelah,” batin Deandra memelas.

Sebelum meninggalkan ruangan, Deandra titip pesan terlebih dahulu kepada Freya, takutnya dia kembali dicariin sama Pak Wheno, atasan paling jutek dan tidak bersahabat.

Lagi-lagi ketika dia memutar balik badannya untuk keluar dari ruangan finance, dari kejauhan Deandra dan Aidan kembali bersitatap, namun Deandra pura-pura tidak melihat pria itu, sedangkan Aidan terlihat geram dari balik kaca itu.

“Awas kamu, Deandra!” gumam Aidan penuh rasa dendam.

...----------------...

Ruang CEO

Deandra dipersilahkan untuk duduk di sofa bersama Papa Ernest saat dia tiba. Pria paruh baya itu menatap sendu anak angkatnya dengan perasaan yang mengiba, tapi mau bagaimana lagi posisi dia juga dalam dilema.

“Ada apa panggil aku Pah ke sini?” tanya Deandra, jika mereka hanya berdua maka Deandra kembali memanggil pria paruh baya itu ‘Papa.’

Pria paruh baya itu melepaskan kancing jasnya dan menyibaknya agar bisa leluasa bergerak.

“Dea, Papa minta bantuan padamu dan anggaplah ini balas budi kamu pada Papa yang telah mengurusmu dari kecil,” pinta Papa Ernest dengan tatapan memelasnya.

Perasaan Deandra mulai tidak enak kalau ada kata minta bantuan dari Papa Ernest, apalagi menyinggung kata balas budi, buat dia sendiri juga punya perasaan dan amat tahu diri akan hal tersebut.

“Sebelumnya kalau boleh tahu apa ya Pah, aku takutnya malah tidak bisa membantu,” balas Deandra, wajahnya terlihat penuh tanda tanya.

Papa Ernest mencondongkan dirinya, lalu menautkan kedua tangannya hingga saling bertautan.

“Papa minta bantuan, segeralah kamu mengandung anaknya Aidan. Setelah itu Papa akan membantu kamu untuk berpisah dari Aidan setelah kamu melahirkan keturunan Aidan. Sebenarnya Papa enggan minta bantuan denganmu setelah memaksa kamu untuk menikah dengan Aidan,” pinta Papa Ernest dengan wajah seriusnya.

Tidak ada angin, tidak ada hujan, Deandra bagaikan tersengat petir mendengar permintaan papa angkatnya, bukankan sudah cukup dia menerima pinangan Aidan untuk menyelamatkan saham Aidan yang diinvestasikan di sini, lantas alasan apalagi ini.

Tatapan kedua netra Deandra berubah menjadi redup, dan dia pun menggelengkan kepalanya bertanda dia tidak menyetujuinya.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

Luppaaa lupa lupaaaa klo Dea istrinya...
berarti kamu lebih bodoh lagi dr Arik...

2024-05-06

0

Femmy Femmy

Femmy Femmy

pantas kamu diludahi sama Deandra karena mulut Aidan sangat tidak beradab..😠

2024-05-04

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Bisanya cuma ngancem

2024-05-06

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa menikah!
2 Welcome To The Jungle
3 Jatuhkan talak tiga padaku!
4 Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5 Ibu mertua kejam
6 Mengobati luka di tangan
7 Kekesalan Aidan
8 Bermesraan di lobby
9 Hati yang galau
10 Pilihan hidup
11 Pria Iblis!
12 Cobalah untuk bertahan, Dea!
13 Permintaan Papa Ricardo
14 Meremehkan Aidan
15 Tawaran Papa Ricardo
16 Berkantor di Perusahaan Nusantara
17 Pria Bodoh!
18 Ya Allah, Aku lelah!
19 Dia sangat berbeda
20 Berada di kamar Aidan
21 Masih sakit
22 Yakin nih seranjang?
23 Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24 Kedatangan tamu
25 Kenapa wajahnya mirip!
26 Kemarahan Papa Ricardo
27 Harus menemani siapa?
28 Keadaan Poppy
29 Amarah Deandra
30 Menyesalkah Aidan?
31 Kepergok
32 Keputusan Deandra
33 Curahan hati Elena
34 Jangan emosi Aidan!
35 Aidan vs Dokter Leo
36 Aidan bagaikan maling
37 Pertengkaran di pagi hari
38 Perkara pulang
39 Jalan-jalan ke mall
40 Tawaran Harland
41 Bahagia itu sederhana
42 Tidak berhasil dapat alamat
43 Deandra yang baru
44 Aidan kepanasan
45 Sikap lembut Deandra
46 Bibir terluka, ditambah perut sakit
47 Awal pertemuan
48 Hasil pemeriksaan Dokter
49 Inseminasi
50 Poppy telah bangun dari koma
51 Kegalauan hati Aidan
52 Sindiran Papa Ricardo
53 Ingin menjenguk Poppy
54 Aidan mulai curiga
55 Liontin milik Deandra
56 Perasaan Poppy
57 Laporan Karno
58 Kedatangan Harland ke perusahaan
59 Pertemuan Harland dengan Ernest
60 Aidan tidak tahan
61 Minta maaf
62 Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63 Kekecewaan Aidan
64 Pembelaan Aidan
65 Mulai syuting
66 Menegur Poppy
67 Perusahaan milik Bianca
68 Makan Malam - 1
69 Makan malam - 2
70 Kebenaran yang terungkap
71 Mulai menyesalkah Aidan?
72 Kegilaan Mama Daisy
73 Kekecewaan Harland
74 Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75 Perhatian kecil Deandra
76 Keributan di kamar Elena
77 Masuk TV
78 Deandra istriku, suamimu bertanya!
79 Bukti terbaru
80 Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81 Serangan jantung
82 Kebenaran yang lain
83 Papa Harland
84 Jangan bawa istriku, Om Harland!
85 Minta maaf
86 Jangan pergi Deandra
87 Aidan sakit
88 Tinggal di tempat baru
89 Nasib Poppy
90 Hasil USG
91 Mengusir Poppy
92 Ambyar
93 Ngidamnya Bumil
94 Murkanya Papa Harland.
95 Pelajaran dari Papa Harland
96 Kekasihku Deandra
97 Tamu di pagi hari
98 Meluluhkan hati Papa Harlan
99 Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100 Bertemu dengan Arik
101 Aku sudah menikah, Mas Arik!
102 Kemarahan Aidan
103 Malam pertamakah?
104 Tolong selamatkan istri saya!
105 Hancurnya hati Aidan.
106 Salah paham
107 Deandra hamil anakmu, Aidan!
108 Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109 Singapura
110 Elena melobi
111 Bicara dari hati ke hati
112 Restu Papa Harland
113 Ngerujak mangga muda di malam hari
114 Kematian
115 Wedding Party
116 Akhir Kisah
117 Please Be My Mommy!
118 Om Bram, Nikah Yuk!
119 Dokter Davin dan Santri Bar Bar
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Terpaksa menikah!
2
Welcome To The Jungle
3
Jatuhkan talak tiga padaku!
4
Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5
Ibu mertua kejam
6
Mengobati luka di tangan
7
Kekesalan Aidan
8
Bermesraan di lobby
9
Hati yang galau
10
Pilihan hidup
11
Pria Iblis!
12
Cobalah untuk bertahan, Dea!
13
Permintaan Papa Ricardo
14
Meremehkan Aidan
15
Tawaran Papa Ricardo
16
Berkantor di Perusahaan Nusantara
17
Pria Bodoh!
18
Ya Allah, Aku lelah!
19
Dia sangat berbeda
20
Berada di kamar Aidan
21
Masih sakit
22
Yakin nih seranjang?
23
Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24
Kedatangan tamu
25
Kenapa wajahnya mirip!
26
Kemarahan Papa Ricardo
27
Harus menemani siapa?
28
Keadaan Poppy
29
Amarah Deandra
30
Menyesalkah Aidan?
31
Kepergok
32
Keputusan Deandra
33
Curahan hati Elena
34
Jangan emosi Aidan!
35
Aidan vs Dokter Leo
36
Aidan bagaikan maling
37
Pertengkaran di pagi hari
38
Perkara pulang
39
Jalan-jalan ke mall
40
Tawaran Harland
41
Bahagia itu sederhana
42
Tidak berhasil dapat alamat
43
Deandra yang baru
44
Aidan kepanasan
45
Sikap lembut Deandra
46
Bibir terluka, ditambah perut sakit
47
Awal pertemuan
48
Hasil pemeriksaan Dokter
49
Inseminasi
50
Poppy telah bangun dari koma
51
Kegalauan hati Aidan
52
Sindiran Papa Ricardo
53
Ingin menjenguk Poppy
54
Aidan mulai curiga
55
Liontin milik Deandra
56
Perasaan Poppy
57
Laporan Karno
58
Kedatangan Harland ke perusahaan
59
Pertemuan Harland dengan Ernest
60
Aidan tidak tahan
61
Minta maaf
62
Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63
Kekecewaan Aidan
64
Pembelaan Aidan
65
Mulai syuting
66
Menegur Poppy
67
Perusahaan milik Bianca
68
Makan Malam - 1
69
Makan malam - 2
70
Kebenaran yang terungkap
71
Mulai menyesalkah Aidan?
72
Kegilaan Mama Daisy
73
Kekecewaan Harland
74
Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75
Perhatian kecil Deandra
76
Keributan di kamar Elena
77
Masuk TV
78
Deandra istriku, suamimu bertanya!
79
Bukti terbaru
80
Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81
Serangan jantung
82
Kebenaran yang lain
83
Papa Harland
84
Jangan bawa istriku, Om Harland!
85
Minta maaf
86
Jangan pergi Deandra
87
Aidan sakit
88
Tinggal di tempat baru
89
Nasib Poppy
90
Hasil USG
91
Mengusir Poppy
92
Ambyar
93
Ngidamnya Bumil
94
Murkanya Papa Harland.
95
Pelajaran dari Papa Harland
96
Kekasihku Deandra
97
Tamu di pagi hari
98
Meluluhkan hati Papa Harlan
99
Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100
Bertemu dengan Arik
101
Aku sudah menikah, Mas Arik!
102
Kemarahan Aidan
103
Malam pertamakah?
104
Tolong selamatkan istri saya!
105
Hancurnya hati Aidan.
106
Salah paham
107
Deandra hamil anakmu, Aidan!
108
Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109
Singapura
110
Elena melobi
111
Bicara dari hati ke hati
112
Restu Papa Harland
113
Ngerujak mangga muda di malam hari
114
Kematian
115
Wedding Party
116
Akhir Kisah
117
Please Be My Mommy!
118
Om Bram, Nikah Yuk!
119
Dokter Davin dan Santri Bar Bar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!