Bermesraan di lobby

Deandra mengayunkan tangannya untuk menekan kembali tombol lift, dengan hati yang terpaksa wanita berkacamata itu pun masuk ke dalam lift dan menuju lantai 10 di mana ruang CEO berada.

Setibanya di lantai 10, dia memaksakan kakinya untuk bergerak menuju ruang CEO.

“Selamat siang Mbak Gigi, saya mau titip laporan keuangan untuk Pak Ernest,” ucap Deandra saat menghampiri meja sekretaris CEO.

Gigi yang sedang menatap layar komputer, menggerakkan bola matanya menuju Deandra. “Oh laporan ini sudah ditunggu, kamu langsung masuk saja ke dalam, sudah ditunggu sama Pak Ernest,” jawab Gigi.

“S-saya harus antar berkas ini ke dalam Mbak?” tanya Deandra untuk lebih memastikan.

“Iya, langsung saja,” jawab Gigi sembari menunjuk ke arah pintu ruang CEO.

Terpaksa, sungguh berat hati bagi Deandra tapi harus dia lakukan. Diambil kembali map laporan yang sudah dia letakkan di meja sekretaris, kemudian menyeret kedua kakinya untuk masuk ke dalam ruangan CEO.

Pintu ruangan pun dia ketuk, setelah ada sahutan dari dalam baru dia berani masuk ke dalam. Di saat pintu ruangan terbuka tampak suasana yang amat serius, ada beberapa manajer berada di ruangan Papa Ernest ditambah lagi dengan kehadiran suaminya bersama kedua karyawannya. Sejenak Papa Ernest menatap siapa yang masuk ke dalam ruangannya.

“Permisi Pak Ernest, saya ingin mengantar laporan keuangan yang Bapak minta dari Pak Wheno,” ucap Deandra begitu formal layaknya bawahan ke atasan.

“Tolong bawa ke sini laporannya,” pinta Papa Ernest yang berada di meja meeting. Deandra melangkahkan kakinya menuju ke sana dan berusaha untuk tidak menatap wajah dingin Aidan yang sejak tadi memperhatikan dirinya.

Papa Ernest mengernyit saat melihat kedua tangan anak angkatnya diperban. “Tangan kamu kenapa Dea? jika sakit segera bawa ke klinik,” ucap Papa Estern dengan menunjukkan ekspresi wajah datarnya tapi hatinya ada rasa khawatir, sembari menerima beberapa map dari tangan Deandra.

“Hanya sedikit kecelakaan saat di rumah, kalau begitu saya permisi, Pak Ernest,” jawab Deandra, dia memilih bergegas keluar dari ruangan. Papa Ernest langsung menatap menantunya, namun Aidan terlihat biasa saja.

“Jangan harap kamu bisa mengadu dengan Papa angkatmu, dan mencari simpati dengannya,” batin Aidan geram. Pikiran Aidan sudah berprasangka buruk pada Deandra.

Rapat perusahaan Papa Ernest dengan Aidan pun dimulai, saat rapat berjalan Aidan banyak pegang kendali karena pria arogan itu salah satu pemegang saham yang terbanyak di perusahaan Nusantara. Hampir satu jam rapat berjalan, dan menghasilkan keputusan jika Aidan berhak memegang kendali dan berkantor di perusahaan mertuanya. Papa Ernest tidak bisa menjawabnya, karena saham miliknya hanya sedikit, jadi dia harus tunduk dengan menantunya.

 Usai rapat kerja, Papa Ernest dan Aidan lanjut makan siang di ruang CEO tanpa ditemani siapa pun, hanya mereka berdua.

“Pah, apa pun yang aku lakukan terhadap Deandra jangan pernah ikut campur atau ingin tahu!” kata Aidan, nada suaranya memang pelan tapi penuh penekanan.

Papa Ernest yang baru saja mau mengarahkan sendok makan ke mulutnya sesaat berhenti, lalu pria paruh baya itu menatap wajah menantunya tersebut. “Berarti saat anak saya terluka, tidak berhak tahu juga,” balas Papa Ernest.

“Ya begitulah, jika perusahaan ini tetap ingin berdiri kokoh di sini, kecuali jika Papa memang ingin mengakhiri bisnis yang sudah lama di bangun ini, lagi pula bukankah Deandra hanyalah anak angkat yang tidak jelas asal usulnya!” Aidan menyeringai tipis, kemudian menyipitkan kedua matanya ke mertuanya.

“Anak angkat tidak perlu disayang-sayang, apalagi dia telah mencelakakan anak kandung Papa sendiri,” lanjut kata Aidan. Sepertinya pria lumpuh itu lupa dengan ancaman yang baru saja dia lontarkan bukankah Papa Ernest ayah kandung dari istri yang sangat dia cintai yaitu Poppy, kenapa harus mengancam akan membuat perusahaan mertuanya, lagi pula Deandra hanya anak angkat kenapa harus diperbesar masalahnya!

Lupa! mungkin kata ini paling tepat buat Aidan karena rasa bencinya dengan Deandra, dia lupa akan istri yang dicintainya si Poppy, jika dia menghancurkan perusaahan mertuanya sama saja menyakiti hati Poppy! Ingat Aidan benci bisa berubah menjadi cinta, cinta bisa menjadi benci.

Papa Estern bergeming, tidak menyanggah kata-kata menantunya. Walau di lubuk hatinya juga tidak tega jika anak angkatnya semakin tersiksa, tapi faktanya  memang menjadi tempat pelampiasan emosi menantunya. Sejenak Papa Ernest mendesah diliputi hati yang gamang.

Makanan yang ada di atas piring belumlah habis disantap oleh pria lumpuh itu, karena berhubung apa yang ingin dia katakan dengan mertuanya sudah tercapai, pria itu berpamitan untuk kembali ke perusahaannya.

“Saya tidak akan ikut campur urusanmu dengan Deandra, tapi izinkan Deandra sesekali membantu menjaga Poppy di rumah sakit jika dia ada waktu senggang,” pinta Papa Ernest di saat Aidan sudah mendekati ambang pintu ruangannya.

“Akan aku pikirkan, dan segera siapkan ruangan buatku selama aku berkantor di sini,” jawab Aidan begitu dingin serta angkuh, dan tak menoleh ke belakang kembali. Setelah itu Lucky masuk kembali ke ruangan CEO dan membantu mendorong kursi roda Aidan meninggalkan ruangan papa mertuanya.

Papa Ernest menarik dasinya agar sedikit longgar, dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. “Bianca, maafkan aku harus mengorbankan anakmu, aku tidak bermaksud begini, aku sudah gagal Bianca,” gumam Papa Estern ada rasa menyesal, lalu dia mengusak rambut yang mulai memutih itu.

Sementara itu di lobby, Deandra yang baru saja menyelesaikan makan siangnya bersama Freya di luar perusahaan terlihat sedang memasuki lobby perusahaan.

“Deandra,” panggil seseorang dari balik punggungnya. Wanita berkacamata itu pun menoleh ke belakang. Tiba-tiba saja wajah Deandra menjadi pias melihat pria yang memanggil namanya, hatinya sangat merindukannya setelah beberapa hari tidak bertemu.

Deandra menghentikan langkah kakinya dan membiarkan pria yang memiliki paras tampan itu menghampirinya, dari kejauhan pria itu tersenyum lebar padanya.

“Aku kangen sama kamu, Dea,” ucap pria itu saat sudah tak ada jarak di antara mereka berdua.

Deandra mengulas senyum tipis di wajahnya. “Aku juga kangen sama Mas Arik,” jawab sesuai isi hatinya.

“Kapan balik dari Surabaya-nya, Mas?” tanya Deandra.

“Tadi pagi ... dan ini baru sekarang tiba di sini,” jawab Arik, pria berusia 29 tahun ini bekerja di perusahaan yang sama dengan Deandra dan menjabat sebagai asisten manager marketing.

Arik menurunkan pandangannya ke bawah, lalu menarik kedua tangan Deandra. “Tangan kamu kenapa?” tanya Arik dengan tatapannya yang menyelidik.

“Ada kecelakaan sedikit tadi di rumah, tidak sengaja ke senggol vas dan kena pecahan beling nya,” jawab Deandra berdusta.

“Pasti sangat sakit rasanya, sudah di bawa ke klinik?” tanya Arik, tangannya mengusap lembut tangan Deandra.

“Belum, tapi ini sudah diobati kok Mas,” jawab Deandra apa ada. Selagi mereka berdua berbincang di tengah lobby, dari kejauhan tepatnya baru keluar dari lift, Aidan menyipitkan kedua netranya agar lebih jelas melihat sosok wanita yang dia kenal dengan seorang pria yang bertubuh tinggi namun tidak terlalu besar seperti dirinya.

Aidan dengan kedua netranya sendiri bisa melihat tangan pria itu mengusap telapak tangan Deandra yang berbalut perban itu, serta tersenyum hangat dengan istri keduanya. Pria arogan itu pun tersenyum jahat melihatnya.

"Ck ... tidak ingat dengan statusnya yang sudah menikah! Enak-enakan dia bermesraan di depan umum!" geram batin Aidan sendiri.

Aidan bersama asisten dan sekretarisnya melewatinya, tapi ...

“Aaauww,” teriak Deandra, kaki kanannya seketika dia jinjit karena kesakitan.

“Pak Aidan, selamat siang,” sapa Arik ketika melihat kursi roda Aidan berhenti, sangat dekat dengan posisi Deandra berdiri.

Ekspresi wajah Deandra yang sedang meringis kesakitan, perlahan agak berubah setelah melihat kehadiran pria lumpuh itu, ternyata Aidan telah sengaja salah satu roda kursinya menginjak kaki kanan Deandra.

“Sungguh keterlaluan!” batin Deandra, menahan emosinya.

Aidan melirik tajam ke arah Deandra, dan wanita berkacamata itu pun menantang balik menatap pria itu dengan sorot mata yang tajam juga, tidak ada rasa segan atau takutnya dengan pria lumpuh itu.

“Berani sekali kamu dekat-dekat dengan pria lain di hadapanku!” batin Aidan memanas sendiri. “Sok cantik sekali di depan pria ini!

 bersambung ...

"Mau apa lagi ini orang! Memangnya tidak cukup marah-marah di mansionnya!" geram batin Deandra.

Terpopuler

Comments

Femmy Femmy

Femmy Femmy

Sttus saja yang sudah menikah..Apakah kamu tidak merasa Aidan kamu menikahi Deandra hanya kamu balas dendam dan lebih jahatnya lagi kamu Aidan kamu menghukum orang yang tidak melakukan kecelakaan itu justru ibu angkatnya Deandra yang sudah membuat masalah itu

2024-05-04

0

Femmy Femmy

Femmy Femmy

Deandra sabar yah dan kuat

2024-05-04

0

Femmy Femmy

Femmy Femmy

Deandra kamu g usah takut dorong saja itu kursi rodanya Aidan tabrakkkan ketembok

2024-05-04

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa menikah!
2 Welcome To The Jungle
3 Jatuhkan talak tiga padaku!
4 Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5 Ibu mertua kejam
6 Mengobati luka di tangan
7 Kekesalan Aidan
8 Bermesraan di lobby
9 Hati yang galau
10 Pilihan hidup
11 Pria Iblis!
12 Cobalah untuk bertahan, Dea!
13 Permintaan Papa Ricardo
14 Meremehkan Aidan
15 Tawaran Papa Ricardo
16 Berkantor di Perusahaan Nusantara
17 Pria Bodoh!
18 Ya Allah, Aku lelah!
19 Dia sangat berbeda
20 Berada di kamar Aidan
21 Masih sakit
22 Yakin nih seranjang?
23 Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24 Kedatangan tamu
25 Kenapa wajahnya mirip!
26 Kemarahan Papa Ricardo
27 Harus menemani siapa?
28 Keadaan Poppy
29 Amarah Deandra
30 Menyesalkah Aidan?
31 Kepergok
32 Keputusan Deandra
33 Curahan hati Elena
34 Jangan emosi Aidan!
35 Aidan vs Dokter Leo
36 Aidan bagaikan maling
37 Pertengkaran di pagi hari
38 Perkara pulang
39 Jalan-jalan ke mall
40 Tawaran Harland
41 Bahagia itu sederhana
42 Tidak berhasil dapat alamat
43 Deandra yang baru
44 Aidan kepanasan
45 Sikap lembut Deandra
46 Bibir terluka, ditambah perut sakit
47 Awal pertemuan
48 Hasil pemeriksaan Dokter
49 Inseminasi
50 Poppy telah bangun dari koma
51 Kegalauan hati Aidan
52 Sindiran Papa Ricardo
53 Ingin menjenguk Poppy
54 Aidan mulai curiga
55 Liontin milik Deandra
56 Perasaan Poppy
57 Laporan Karno
58 Kedatangan Harland ke perusahaan
59 Pertemuan Harland dengan Ernest
60 Aidan tidak tahan
61 Minta maaf
62 Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63 Kekecewaan Aidan
64 Pembelaan Aidan
65 Mulai syuting
66 Menegur Poppy
67 Perusahaan milik Bianca
68 Makan Malam - 1
69 Makan malam - 2
70 Kebenaran yang terungkap
71 Mulai menyesalkah Aidan?
72 Kegilaan Mama Daisy
73 Kekecewaan Harland
74 Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75 Perhatian kecil Deandra
76 Keributan di kamar Elena
77 Masuk TV
78 Deandra istriku, suamimu bertanya!
79 Bukti terbaru
80 Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81 Serangan jantung
82 Kebenaran yang lain
83 Papa Harland
84 Jangan bawa istriku, Om Harland!
85 Minta maaf
86 Jangan pergi Deandra
87 Aidan sakit
88 Tinggal di tempat baru
89 Nasib Poppy
90 Hasil USG
91 Mengusir Poppy
92 Ambyar
93 Ngidamnya Bumil
94 Murkanya Papa Harland.
95 Pelajaran dari Papa Harland
96 Kekasihku Deandra
97 Tamu di pagi hari
98 Meluluhkan hati Papa Harlan
99 Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100 Bertemu dengan Arik
101 Aku sudah menikah, Mas Arik!
102 Kemarahan Aidan
103 Malam pertamakah?
104 Tolong selamatkan istri saya!
105 Hancurnya hati Aidan.
106 Salah paham
107 Deandra hamil anakmu, Aidan!
108 Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109 Singapura
110 Elena melobi
111 Bicara dari hati ke hati
112 Restu Papa Harland
113 Ngerujak mangga muda di malam hari
114 Kematian
115 Wedding Party
116 Akhir Kisah
117 Please Be My Mommy!
118 Om Bram, Nikah Yuk!
119 Dokter Davin dan Santri Bar Bar
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Terpaksa menikah!
2
Welcome To The Jungle
3
Jatuhkan talak tiga padaku!
4
Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5
Ibu mertua kejam
6
Mengobati luka di tangan
7
Kekesalan Aidan
8
Bermesraan di lobby
9
Hati yang galau
10
Pilihan hidup
11
Pria Iblis!
12
Cobalah untuk bertahan, Dea!
13
Permintaan Papa Ricardo
14
Meremehkan Aidan
15
Tawaran Papa Ricardo
16
Berkantor di Perusahaan Nusantara
17
Pria Bodoh!
18
Ya Allah, Aku lelah!
19
Dia sangat berbeda
20
Berada di kamar Aidan
21
Masih sakit
22
Yakin nih seranjang?
23
Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24
Kedatangan tamu
25
Kenapa wajahnya mirip!
26
Kemarahan Papa Ricardo
27
Harus menemani siapa?
28
Keadaan Poppy
29
Amarah Deandra
30
Menyesalkah Aidan?
31
Kepergok
32
Keputusan Deandra
33
Curahan hati Elena
34
Jangan emosi Aidan!
35
Aidan vs Dokter Leo
36
Aidan bagaikan maling
37
Pertengkaran di pagi hari
38
Perkara pulang
39
Jalan-jalan ke mall
40
Tawaran Harland
41
Bahagia itu sederhana
42
Tidak berhasil dapat alamat
43
Deandra yang baru
44
Aidan kepanasan
45
Sikap lembut Deandra
46
Bibir terluka, ditambah perut sakit
47
Awal pertemuan
48
Hasil pemeriksaan Dokter
49
Inseminasi
50
Poppy telah bangun dari koma
51
Kegalauan hati Aidan
52
Sindiran Papa Ricardo
53
Ingin menjenguk Poppy
54
Aidan mulai curiga
55
Liontin milik Deandra
56
Perasaan Poppy
57
Laporan Karno
58
Kedatangan Harland ke perusahaan
59
Pertemuan Harland dengan Ernest
60
Aidan tidak tahan
61
Minta maaf
62
Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63
Kekecewaan Aidan
64
Pembelaan Aidan
65
Mulai syuting
66
Menegur Poppy
67
Perusahaan milik Bianca
68
Makan Malam - 1
69
Makan malam - 2
70
Kebenaran yang terungkap
71
Mulai menyesalkah Aidan?
72
Kegilaan Mama Daisy
73
Kekecewaan Harland
74
Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75
Perhatian kecil Deandra
76
Keributan di kamar Elena
77
Masuk TV
78
Deandra istriku, suamimu bertanya!
79
Bukti terbaru
80
Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81
Serangan jantung
82
Kebenaran yang lain
83
Papa Harland
84
Jangan bawa istriku, Om Harland!
85
Minta maaf
86
Jangan pergi Deandra
87
Aidan sakit
88
Tinggal di tempat baru
89
Nasib Poppy
90
Hasil USG
91
Mengusir Poppy
92
Ambyar
93
Ngidamnya Bumil
94
Murkanya Papa Harland.
95
Pelajaran dari Papa Harland
96
Kekasihku Deandra
97
Tamu di pagi hari
98
Meluluhkan hati Papa Harlan
99
Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100
Bertemu dengan Arik
101
Aku sudah menikah, Mas Arik!
102
Kemarahan Aidan
103
Malam pertamakah?
104
Tolong selamatkan istri saya!
105
Hancurnya hati Aidan.
106
Salah paham
107
Deandra hamil anakmu, Aidan!
108
Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109
Singapura
110
Elena melobi
111
Bicara dari hati ke hati
112
Restu Papa Harland
113
Ngerujak mangga muda di malam hari
114
Kematian
115
Wedding Party
116
Akhir Kisah
117
Please Be My Mommy!
118
Om Bram, Nikah Yuk!
119
Dokter Davin dan Santri Bar Bar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!