Welcome To The Jungle

Ernest, papa angkat Deandra menatap miris dari balik kaca ruang ICU. Hatinya amat sedih dengan keadaan kedua anaknya, yang satu masih dalam keadaan koma, sedangkan yang satu lagi baru saja dinikahi oleh kakak iparnya. Sebenarnya dilema buat Papa Ernest dengan pernikahan Deandra dengan Aidan. Keluarga besannya minta pertanggung jawaban dari Deandra, jika tidak maka saham yang mereka khususnya investasi dari Aidan di perusahaan milik Papa Ernest akan dicabut semuanya, alhasil perusahaannya pasti akan goyah dan bangkrut.

Di penjara! Papa Ernest tidak menginginkan Deandra menghabiskan hidupnya di hotel prodeo, sedangkan Mama Daisy justru sangat mengharapkan anak yang diadopsi oleh suaminya, yang amat sangat disayangi oleh Papa Ernest hidup di balik jeruji besi, kalau bisa untuk selamanya.

 “Maafkan aku, yang tak bisa menjaga anakmu. Tapi aku terpaksa dia menikah dengan anak menantuku, daripada dia membekam di penjara,” batin Papa Ernest.

Deandra dengan langkah kaki tergontai keluar dari ruang ICU dengan pandangan yang tertunduk, rasanya tidak sanggup menatap siapa pun.

“Dea.” Papa Ernest memanggilnya dengan suara terdengar parau. Deandra mengangkat wajahnya dengan kedua netranya yang sembab, lalu dia menatap pria yang amat menyayanginya sejak kecil bagaikan anak kandung. “Maafkan aku, Pah,” jawab Deandra begitu lirih, hampir tak terdengar.

Pria paruh baya itu memeluk tubuh mungil anak angkatnya. “Terima kasih kamu mau bertanggung jawab, dan semoga kamu bisa menerima kenyataan ini dengan lapang dada,” kata Papa Ernest. Wanita muda itu hanya bisa mengangguk pelan dalam pelukan papa angkatnya.

“Ck ... masih saja sayang dengan anak yang tidak jelas itu!” sinis batin Mama Daisy.

“Cukup Pah, tidak perlu Papa masih bersikap seperti itu! Ingat dia telah mencelakakan anak kita, dasar anak tidak jelas asal usulnya!” murka Mama Daisy, kesal melihat peragai suaminya.

Papa Ernest mengurai pelukannya, dan mendesah panjang setelah mendapat teguran dari istrinya. “Kopermu sudah berada di mobil mereka Nak, sudah waktunya kamu ikut dengan Aidan,” lanjut kata Papa Ernest, sambil menunjukkan salah satu pelayan keluarga Ricardo yang masih menunggu Deandra.

Deandra mengusap kedua matanya yang masih basah, lalu menganggukkan kepalanya, kemudian melangkahkan kakinya menghampiri pria yang menunggunya. “Ingatlah Deandra, kamu menikah dengan suami anakku bukan untuk menjadi NYONYA BESAR di sana!” kata nyelekit yang terucap dari mulut Mama Daisy.

“Ya,” jawaban yang sangat singkat dari Deandra. “Aku, pamit Pah ... Mah.” Kedua pasangan suami istri itu menatap dingin wanita itu hingga tak tampak lagi keberadaannya di lorong rumah sakit.

...----------------...

Deandra tidak satu mobil dengan suaminya, dia menumpangi mobil yang berbeda. Siang menjelang sore ini dia dibawa ke kediaman Ricardo, tempat di mana Aidan tinggal saat ini semenjak kecelakaan, dia kembali tinggal ke mansion utama. Dulu Deandra pernah beberapa kali berkunjung karena ada acara keluarga, dan dia turut hadir. Mansion utama milik keluarga Ricardo jelas lebih mewah dan besar dari pada mansion milik Papa Ernest.

“Dea, welcome to the jungle!” batin Deandra memelas.

Mobil yang membawa dirinya sudah memasuki gerbang menjulang tinggi berwarna hitam, jantungnya mulai berdetak sangat cepat, kedua tangannya pun mulai mengeluarkan keringat, penyakit cemasnya mulai timbul kembali.

Salah satu maid mansion membukakan pintu mobil untuknya, beberapa koper miliknya juga sudah dikeluarkan dari bagasi mobil, Deandra pun bergegas memegang gagang tas kopernya, ada rasa tidak enak jika tasnya di lbawa oleh maid, dia harus tahu diri dengan posisinya di mansion.

Aidan sudah berada di ruang utama, rupanya pria itu sudah tiba duluan dengan kedua orang tuanya beserta adik perempuannya, Elena yang usianya seumuran dengan Poppy.

“Bawa dia ke kamar yang sudah saya pilih,” perintah Aidan pada kepala pelayan.

“Baik Tuan Muda,” jawab patuh Pak Benny, sang kepala pelayan.

Aidan membuang mukanya dari tatapan Deandra, dan meminta perawat laki-laki yang berada di belakangnya membawa dirinya ke kamarnya yang ada di lantai dua.

Elena yang kebetulan berada di ruang utama, menghampiri Deandra dengan sedikit mengukir senyum tipisnya di wajah cantiknya. “Selamat datang di mansion kami, semoga kamu betah tinggal di sini,” kata Elena begitu ramahnya, berbeda jauh dengan kakaknya yang dingin.

“Terima kasih, Kak Elena,” jawab Deandra tulus, karena memang Elena selalu bersikap baik dengannya selama ini.

“Hush, jangan panggil aku kakak lagi, sekarang justru aku yang harus memanggilmu Kak, karena sudah menikah dengan kakak ku,” balas wanita berambut hitam itu.

Deandra tersenyum getir, lalu menggelengkan kepalanya. “Kak Elena sudah tahu kenapa aku menikah dengan Kak Aidan, kan?”

Elena kembali tersenyum tipis dan mengusap lengan wanita itu. “Ke kamarlah, dan beristirahatlah dulu,” pinta Elena begitu lembutnya, untuk saat ini dia tidak mau mengungkit atas musibah yang dihadapi oleh kakaknya sendiri.

“Terima kasih, kalau begitu aku ke kamar dulu,” jawab Deandra, Elena hanya menganggukkan kepalanya.

Wanita yang berambut coklat itu mengikuti langkah kaki sang kepala pelayan, menuju bagian belakang mansion, melewati dapur kering lalu bertemu dengan pintu belakang, terlihat paviliun tempat beristirahat para maid yang bekerja di mansion Ricardo.

Miris! Ternyata kamar dia berada di paviliun bergabung dengan para maid, padahal dia juga menantu keluarga Ricardo. Pak Benny membuka salah satu kamar yang ada di lantai dua. “Ini kamar kamu, selamat beristirahat,” kata Pak Benny, sembari mendorong koper milik Deandra ke dalam kamar.

Deandra berusaha tersenyum. “Terima kasih Pak,” jawabnya. Sepeninggalnya Pak Benny, wanita itu masuk ke dalam kamar, lalu memindai kamar yang berukuran 4 x 6 meter, kamar yang sangat jauh berbeda dengan kamar yang dia tempati di mansion Ernest. Hanya ada lemari pakaian dua pintu, lalu ranjang ukuran 100 x 200 cm, namun hati Deandra tetap bersyukur.

Baru saja Deandra ingin merapikan bajunya tak lama pintu kamarnya ada yang mengetuk.

“Kamu pelayan baru di sinikan?” tanya seorang wanita yang berseragam maid, wajahnya terlihat judes saat Deandra membukakan pintu. “Ini seragam kamu, kata Nyonya Besar kamu pelayan baru di sini!” wanita itu memberikan pakaian berwarna hitam putih itu.

Belum juga Deandra menjawab, ternyata sudah dijawab oleh wanita yang dibilang masih muda juga tidak, dibilang sudah tua tidak juga, mungkin usianya sekitar 35 tahun. Wanita itu menyibakkan rambutnya, agak angkuh kelihatannya. “Cepetan ganti baju dan segera menuju dapur, banyak pekerjaan yang harus dikerjakan!” tukasnya terdengar kasar. Maid yang datang ke kamar Deandra tersebut, sebenarnya tahu jika Deandra adalah adik ipar tuan mudanya, namun nyonya besarnya memberitahukan ke seluruh maid di mansionnya, jika Deandra sekarang maid baru, statusnya sama dengan maid yang lain.

“Baik Mbak, saya ganti baju dulu,” kata Deandra, tanpa tersenyum dan maid itu pun meninggalkan Deandra.

“Harus terima nasib Dea, kamu masih untung dijadikan pelayan di sini, ketimbang kamu berada di penjara selama belasan tahun. Paling tidak kamu harus bertahan sampai Kak Poppy bangun dari komanya, dan semuanya akan berakhir,” batin Deandra, berusaha menenangi dirinya sendiri.

Setelah selesai mengganti baju, wanita muda itu bergegas ke dapur basah, ternyata Mama Amber telah banyak memberikan pesan pada salah satu maid untuk memberikan banyak pekerjaannya kepada menantu yang tak dianggapnya itu. Seperti sekarang, wanita berkacamata itu tak henti-hentinya mengerjakan ini itu sampai jam tujuh malam.

...----------------...

Ruang makan

PRAANG!

PRAANG!

Semua piring yang disuguhi oleh Deandra untuk Aidan terpelanting ke lantai, hingga isinya berhamburan dan sudah tentu piring keramik itu sudah tak berbentuk lagi.

“Siapa yang menyuruhmu menuangkan makanan di piringku ini!” sentak Aidan, kembali lagi mata elangnya menyalak pada Deandra yang sudah terlihat tubuhnya bergetar ketakutan.

Mama Amber hatinya sedang bertepuk tangan melihat Deandra kena bentakan anaknya.

“M-maaf aku tidak tahu Kak Aidan, a-aku hanya disuruh untuk menyajikannya,” jawab Deandra masih gemetaran.

“Lancang sekali kamu panggil aku KAK, panggil aku Tuan Muda, sama seperti dengan maid yang lainnya!” bentak Aidan.

Deandra berusaha menguasai dirinya. Dirinya yang dulu kuat tidak mudah lemah, namun sekarang akibat kelalaiannya berkendara, mampu menjungkir balik mental dirinya sendiri, dirinya kini rapuh dan tak ada satu pun yang menemani kerapuhannya.

“Cepat bersihkan, dan kalian semua jangan ada yang membantunya!” perintah Aidan dengan suara meningginya, para maid yang ada di ruang makan hanya bisa diam mendengar perintah tuan mudanya.

Wanita muda itu mulai menurunkan tubuhnya untuk berjongkok, lalu memunguti satu-persatu pecahan piring itu dengan kedua tangan kosongnya, Aidan  melihatnya dengan tatapan penuh kemenangan.

“Jangan berharap kamu bisa hidup tenang dan bahagia di sini, Deandra!” batin Aidan.

Mama Amber kembali melanjutkan makan malamnya, dan membiarkan putranya suka hati mengerjai istri mudanya, semakin bersorak gembiralah hati Mama Amber melihat sikap Aidan. Papa Ricardo dan Elena tidak terlihat berada di ruang makan, karena mereka berdua makan malam di luar dengan rekan bisnis perusahaannya.

bersambung ...

Kakak Readers jangan lupa tinggalkan like, komentarnya yaaaa

Terpopuler

Comments

Rosida Oci

Rosida Oci

judul lagu dong benci jdi cinta 😂

2024-05-15

0

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

jangan sampai benci jadi cinta😁

2024-05-14

0

Mutinah Soheh

Mutinah Soheh

sabar ya Deandra...
Tuhan maha Adil

2024-05-12

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa menikah!
2 Welcome To The Jungle
3 Jatuhkan talak tiga padaku!
4 Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5 Ibu mertua kejam
6 Mengobati luka di tangan
7 Kekesalan Aidan
8 Bermesraan di lobby
9 Hati yang galau
10 Pilihan hidup
11 Pria Iblis!
12 Cobalah untuk bertahan, Dea!
13 Permintaan Papa Ricardo
14 Meremehkan Aidan
15 Tawaran Papa Ricardo
16 Berkantor di Perusahaan Nusantara
17 Pria Bodoh!
18 Ya Allah, Aku lelah!
19 Dia sangat berbeda
20 Berada di kamar Aidan
21 Masih sakit
22 Yakin nih seranjang?
23 Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24 Kedatangan tamu
25 Kenapa wajahnya mirip!
26 Kemarahan Papa Ricardo
27 Harus menemani siapa?
28 Keadaan Poppy
29 Amarah Deandra
30 Menyesalkah Aidan?
31 Kepergok
32 Keputusan Deandra
33 Curahan hati Elena
34 Jangan emosi Aidan!
35 Aidan vs Dokter Leo
36 Aidan bagaikan maling
37 Pertengkaran di pagi hari
38 Perkara pulang
39 Jalan-jalan ke mall
40 Tawaran Harland
41 Bahagia itu sederhana
42 Tidak berhasil dapat alamat
43 Deandra yang baru
44 Aidan kepanasan
45 Sikap lembut Deandra
46 Bibir terluka, ditambah perut sakit
47 Awal pertemuan
48 Hasil pemeriksaan Dokter
49 Inseminasi
50 Poppy telah bangun dari koma
51 Kegalauan hati Aidan
52 Sindiran Papa Ricardo
53 Ingin menjenguk Poppy
54 Aidan mulai curiga
55 Liontin milik Deandra
56 Perasaan Poppy
57 Laporan Karno
58 Kedatangan Harland ke perusahaan
59 Pertemuan Harland dengan Ernest
60 Aidan tidak tahan
61 Minta maaf
62 Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63 Kekecewaan Aidan
64 Pembelaan Aidan
65 Mulai syuting
66 Menegur Poppy
67 Perusahaan milik Bianca
68 Makan Malam - 1
69 Makan malam - 2
70 Kebenaran yang terungkap
71 Mulai menyesalkah Aidan?
72 Kegilaan Mama Daisy
73 Kekecewaan Harland
74 Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75 Perhatian kecil Deandra
76 Keributan di kamar Elena
77 Masuk TV
78 Deandra istriku, suamimu bertanya!
79 Bukti terbaru
80 Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81 Serangan jantung
82 Kebenaran yang lain
83 Papa Harland
84 Jangan bawa istriku, Om Harland!
85 Minta maaf
86 Jangan pergi Deandra
87 Aidan sakit
88 Tinggal di tempat baru
89 Nasib Poppy
90 Hasil USG
91 Mengusir Poppy
92 Ambyar
93 Ngidamnya Bumil
94 Murkanya Papa Harland.
95 Pelajaran dari Papa Harland
96 Kekasihku Deandra
97 Tamu di pagi hari
98 Meluluhkan hati Papa Harlan
99 Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100 Bertemu dengan Arik
101 Aku sudah menikah, Mas Arik!
102 Kemarahan Aidan
103 Malam pertamakah?
104 Tolong selamatkan istri saya!
105 Hancurnya hati Aidan.
106 Salah paham
107 Deandra hamil anakmu, Aidan!
108 Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109 Singapura
110 Elena melobi
111 Bicara dari hati ke hati
112 Restu Papa Harland
113 Ngerujak mangga muda di malam hari
114 Kematian
115 Wedding Party
116 Akhir Kisah
117 Please Be My Mommy!
118 Om Bram, Nikah Yuk!
119 Dokter Davin dan Santri Bar Bar
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Terpaksa menikah!
2
Welcome To The Jungle
3
Jatuhkan talak tiga padaku!
4
Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5
Ibu mertua kejam
6
Mengobati luka di tangan
7
Kekesalan Aidan
8
Bermesraan di lobby
9
Hati yang galau
10
Pilihan hidup
11
Pria Iblis!
12
Cobalah untuk bertahan, Dea!
13
Permintaan Papa Ricardo
14
Meremehkan Aidan
15
Tawaran Papa Ricardo
16
Berkantor di Perusahaan Nusantara
17
Pria Bodoh!
18
Ya Allah, Aku lelah!
19
Dia sangat berbeda
20
Berada di kamar Aidan
21
Masih sakit
22
Yakin nih seranjang?
23
Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24
Kedatangan tamu
25
Kenapa wajahnya mirip!
26
Kemarahan Papa Ricardo
27
Harus menemani siapa?
28
Keadaan Poppy
29
Amarah Deandra
30
Menyesalkah Aidan?
31
Kepergok
32
Keputusan Deandra
33
Curahan hati Elena
34
Jangan emosi Aidan!
35
Aidan vs Dokter Leo
36
Aidan bagaikan maling
37
Pertengkaran di pagi hari
38
Perkara pulang
39
Jalan-jalan ke mall
40
Tawaran Harland
41
Bahagia itu sederhana
42
Tidak berhasil dapat alamat
43
Deandra yang baru
44
Aidan kepanasan
45
Sikap lembut Deandra
46
Bibir terluka, ditambah perut sakit
47
Awal pertemuan
48
Hasil pemeriksaan Dokter
49
Inseminasi
50
Poppy telah bangun dari koma
51
Kegalauan hati Aidan
52
Sindiran Papa Ricardo
53
Ingin menjenguk Poppy
54
Aidan mulai curiga
55
Liontin milik Deandra
56
Perasaan Poppy
57
Laporan Karno
58
Kedatangan Harland ke perusahaan
59
Pertemuan Harland dengan Ernest
60
Aidan tidak tahan
61
Minta maaf
62
Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63
Kekecewaan Aidan
64
Pembelaan Aidan
65
Mulai syuting
66
Menegur Poppy
67
Perusahaan milik Bianca
68
Makan Malam - 1
69
Makan malam - 2
70
Kebenaran yang terungkap
71
Mulai menyesalkah Aidan?
72
Kegilaan Mama Daisy
73
Kekecewaan Harland
74
Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75
Perhatian kecil Deandra
76
Keributan di kamar Elena
77
Masuk TV
78
Deandra istriku, suamimu bertanya!
79
Bukti terbaru
80
Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81
Serangan jantung
82
Kebenaran yang lain
83
Papa Harland
84
Jangan bawa istriku, Om Harland!
85
Minta maaf
86
Jangan pergi Deandra
87
Aidan sakit
88
Tinggal di tempat baru
89
Nasib Poppy
90
Hasil USG
91
Mengusir Poppy
92
Ambyar
93
Ngidamnya Bumil
94
Murkanya Papa Harland.
95
Pelajaran dari Papa Harland
96
Kekasihku Deandra
97
Tamu di pagi hari
98
Meluluhkan hati Papa Harlan
99
Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100
Bertemu dengan Arik
101
Aku sudah menikah, Mas Arik!
102
Kemarahan Aidan
103
Malam pertamakah?
104
Tolong selamatkan istri saya!
105
Hancurnya hati Aidan.
106
Salah paham
107
Deandra hamil anakmu, Aidan!
108
Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109
Singapura
110
Elena melobi
111
Bicara dari hati ke hati
112
Restu Papa Harland
113
Ngerujak mangga muda di malam hari
114
Kematian
115
Wedding Party
116
Akhir Kisah
117
Please Be My Mommy!
118
Om Bram, Nikah Yuk!
119
Dokter Davin dan Santri Bar Bar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!