Hati yang galau

 Sekian detik pasangan suami istri yang baru menikah saling menghunuskan tatapan, dan berusaha untuk saling mematahkan pandangannya. Namun, Deandra menyadari ini bukan waktu dan tempat yang tepat melakukan perdebatan atau mencari masalah.

“Mas Arik, sepertinya aku harus kembali ke ruangan, sudah ada pekerjaan yang menanti,” ucap Deandra, dia memutuskan tatapannya dengan Aidan.

“Oh baiklah, nanti kita ketemu lagi saat pulang kerja ya,” jawab Arik, nada bicaranya pelan.

“Iya Mas Arik, aku permisi.” Tanpa menatap Aidan, Deandra membalikkan badannya lanjut menuju lift.

Aidan masih berada di sana, bibirnya tidak mengucapkan sepatah kata pada Deandra, tapi dia menelisik pria yang sempat berbicara dengan wanita berkacamata itu dengan tatapan tajamnya.

“Saya permisi dulu kembali ke ruangan, Pak Aidan,” pamit Arik dengan sedikit membungkukkan punggungnya pada pria lumpuh itu. Semua karyawan perusahaan Papa Ernest sudah tahu jika Aidan menantu pemilik perusahaan, dan mereka banyak menyayangkan tragedi yang menimpa anak dan menantu pemilik perusahaan, serta mereka tidak begitu tahu jelas tentang kecelakaan tersebut, jika semuanya terkuak kebenarannya, maka posisi Deandra sebagai anak angkat bisa terbongkar, maka dari berita yang berhembus itu hanya dibilang kecelakaan tunggal.

“Sialan kenapa harus bertemu dengan dia, memangnya tidak ada jalan yang lain, atau paling tidak berdiam yang lama di ruangan papa,” gumam Deandra sendiri, saat menunggu pintu lift terbuka.

“Ck ... Percaya diri sekali tangannya dipegang oleh laki-laki, tidak sadar dengan wajah buruk rupanya itu!” gumam batin Aidan, ketika dia sudah meninggalkan lobby.

Deandra tiba-tiba tersentak seorang diri, dia baru teringat jika nanti di saat pulang kerja akan kembali bertemu dengan kakak ipar angkatnya, apakah kejadian ini akan kembali dibahas.  Wanita itu hanya bisa menarik napasnya dalam-dalam, dan hatinya berharap tidak akan bertemu dengan pria yang berstatus suaminya.

Aidan yang sudah menuju perjalanan kembali ke perusahaannya, terlihat sibuk mengirim pesan pada salah satu bodygourdnya.

✅Aidan

Pantau terus wanita itu! Dan laporkan setiap kegiatannya!

✅Karno

Baik Tuan Muda, akan selalu saya pantau.

Usai dia mengirim pesan, dipegang eratnya ponsel milik dia lalu menatap dengan mendesah panjang ke arah kedua kakinya, geram hatinya amat geram. Jika saja kakinya tidak lumpuh, mungkin saat itu juga akan mengerek Deandra untuk diberikan pelajaran, tapi masalahnya kalau kakinya tidak lumpuh berarti tidak akan terjadi pernikahannya dengan Deandra!

Aidan yang tidak terlalu dekat dan mengenal Deandra semasa menjadi kakak iparnya, pria itu tidak tahu jika sebelumnya Deandra sudah menjalin kasih dengan Arik, dan sudah berjalan selama enam bulan. Jadi bagaimana pendapat Aidan jika tahu tentang hal itu. Tapi bukannya Aidan tidak menganggap Deandra sebagai istri, hanya istri di atas kertas!

Jarum jam terus perputar dan kini sudah menunjukkan pukul 17.00 wib, satu persatu para karyawan sudah mulai meninggalkan perusahaan ada juga yang beberapa lembur. Sedangkan Deandra bergegas siap-siap pulang, dan dia sudah ditunggu oleh Arik di lobby. Sejenak hati Deandra tiba-tiba kembali tersentak dan membuat dia kembali duduk di kursinya. Wanita itu baru teringat kembali jika dia telah dinikahi oleh Aidan, lantas bagaimana hubungannya dengan Arik. Haruskah dia mengakhiri hubungannya, sedangkan hubungan dengan Aidan bukanlah suami istri yang sesungguhnya.

Deandra melepaskan kacamata lalu menangkup wajahnya dengan kedua tangannya. “Ya Allah, haruskah aku mengakhiri hubungan ku dengan Mas Arik, kami saling mencintai ... haruskah! Sedangkan aku dan Kak Aidan hanya hubungan di atas kertas, bukan karena hati yang saling mencintai,” batin Deandra berkeluh kesah.

“Dea, mau bareng gak turun ke bawahnya,” tegur Freya yang sudah berdiri di sisi kubikelnya.

Deandra menarik tangannya dari wajahnya, dengan gerakan slow motionnya dia kembali memakai kacamata bulatnya. “Iya bareng Freya,” jawab Deandra tak bersemangat, diambillah tas bahunya kemudian dicantolkannya di bahu setelah kanannya.

Setibanya di lobby, rupanya Arik sudah menunggunya dan terlihat pria itu melambaikan tangannya.

“Cie ... Cie sudah ditunggui aja sama doinya tuh,” goda Freya yang ikutan melihat Arik dari kejauhan.

Deandra hanya bisa tersenyum tipis, moodnya sedang tak semangat untuk menanggapi candaan Freya.

“Ya udah aku balik duluan ya, sampai ketemu besok ya, bye,” kata Freya yang sudah mendahului Deandra.

“Bye to,” jawab Deandra, sembari menghampiri Arik.

Pria itu mengulas senyumnya. “Kita makan dulu ya, setelah itu baru pulang,“ ajak Arik.

“Boleh,” jawab Deandra pelan, kemudian mereka sama sama menuju restoran yang biasa dikunjungi oleh mereka berdua. Di sepanjang perjalanan menuju restoran, Deandra banyak terdiam, pikiran sedang semrawut. Arik hanya sesekali melirik kekasih hatinya yang lebih banyak terdiam.

“Dea ... kamu baik-baik saja'kan?” tanya Arik, kedua netranya melirik ke arah wanita yang ada disampingnya sembari mengemudikan mobilnya.

“Eh ... iya aku baik-baik saja,” jawab Deandra, lamunannya buyar saat itu juga.

“Sudah lama aku tidak melihat kamu tidak mengendarai mobil, masih rusakkah?”

Deandra mengangguk pelan. “Iya masih ngadat mesin mobilnya, belum sempat bawa ke bengkel,” jawab dusta Deandra. Mobil yang diberikan oleh Papa Ernest sudah tak ada, mama Daisy benar-benar marah hingga mobil tersebut diambil kembali walau sebenar kondisi mobilnya sudah rusak. Tapi buat Deandra tidak masalah jika mobil pemberian tersebut ditarik kembali.

Perjalanan menuju restoran tak terasa sudah tiba, Arik sudah memarkirkan mobilnya lalu mereka berdua sama-sama masuk ke dalam restoran yang bernuansa klasik, dan tanpa sepengetahuan Deandra, orang suruhan Aidan turut mengikutinya.

Arik memilih meja yang biasa mereka tempati, kebetulan tidak ada yang menempatinya, dengan hati yang gundah Deandra duduk di atas kursi itu kemudian membuang tatapannya keluar jendela.

“Mau pesan apa? Atau yang seperti biasa saja?” tanya Arik ketika dia memegang buku menu.

“Seperti biasa aja Mas Arik,” jawab Deandra pelan.

Deandra menatap sendu kekasih nya. “Aku harus memulai dari mana?” batin Deandra.

 Arik sudah memesan makannya untuk mereka berdua, dan saat ini pria itu kembali menatap hangat Deandra.

“Dea, aku perhatian dari tadi banyak melamun, lagi pikirin apa?” sorot mata Arik tersirat ingin mengetahuinya.

Deandra membetulkan gagang kacamatanya demi menghilangkan rasa gusar dihatinya. “Ya Mas sebenar ada yang ingin aku bicarakan, tapi sebaiknya kita makan dulu,” jawab wanita itu, karena dari kejauhan dia melihat waiters sedang menuju meja mereka.

Sementara itu Aidan yang masih ada di perusahaan, sudah menerima laporan ajudannya, beberapa foto Deandra dengan Arik sudah ada di genggamannya, pria itu menatap sinis dan menyeringai tipis.

“Ternyata dengan wajahmu yang papasan bisa punya pacar juga rupanya!” gumam Aidan sinis.

Kembali ke restoran, Deandra dan Arik saat ini menikmati makan malamnya,  sesekali Arik membahas masalah pekerjaannya dan Deandra menjadi pendengar yang baik.

Di hati kecil Deandra, dia amat bersyukur dan bahagia saat ada pria menyatakan cinta dan mengajaknya menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, namun petang ini dia haruskah mengakhiri hubungannya? karena dia sadar telah menjadi istri orang walau tidak akan pernah dianggap oleh Aidan.

Makanan di piring Arik dan Deandra sudah tersapu bersih, dan kini wanita itu menarik napasnya dalam-dalam.

“Haruskah aku memilih?” batin Deandra galau.

 Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Femmy Femmy

Femmy Femmy

emang kalau wajah pas Pas g boleh punya pacar ya??Allah sudah mengatur ya pak Aidan yang songong

2024-05-04

0

Femmy Femmy

Femmy Femmy

iri Luh Aidan ..kamu sendiri walaupun ganteng tapi g punya Akhlak..🤦😠

2024-05-04

0

Yusria Mumba

Yusria Mumba

kasiang deandra,

2024-03-05

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa menikah!
2 Welcome To The Jungle
3 Jatuhkan talak tiga padaku!
4 Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5 Ibu mertua kejam
6 Mengobati luka di tangan
7 Kekesalan Aidan
8 Bermesraan di lobby
9 Hati yang galau
10 Pilihan hidup
11 Pria Iblis!
12 Cobalah untuk bertahan, Dea!
13 Permintaan Papa Ricardo
14 Meremehkan Aidan
15 Tawaran Papa Ricardo
16 Berkantor di Perusahaan Nusantara
17 Pria Bodoh!
18 Ya Allah, Aku lelah!
19 Dia sangat berbeda
20 Berada di kamar Aidan
21 Masih sakit
22 Yakin nih seranjang?
23 Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24 Kedatangan tamu
25 Kenapa wajahnya mirip!
26 Kemarahan Papa Ricardo
27 Harus menemani siapa?
28 Keadaan Poppy
29 Amarah Deandra
30 Menyesalkah Aidan?
31 Kepergok
32 Keputusan Deandra
33 Curahan hati Elena
34 Jangan emosi Aidan!
35 Aidan vs Dokter Leo
36 Aidan bagaikan maling
37 Pertengkaran di pagi hari
38 Perkara pulang
39 Jalan-jalan ke mall
40 Tawaran Harland
41 Bahagia itu sederhana
42 Tidak berhasil dapat alamat
43 Deandra yang baru
44 Aidan kepanasan
45 Sikap lembut Deandra
46 Bibir terluka, ditambah perut sakit
47 Awal pertemuan
48 Hasil pemeriksaan Dokter
49 Inseminasi
50 Poppy telah bangun dari koma
51 Kegalauan hati Aidan
52 Sindiran Papa Ricardo
53 Ingin menjenguk Poppy
54 Aidan mulai curiga
55 Liontin milik Deandra
56 Perasaan Poppy
57 Laporan Karno
58 Kedatangan Harland ke perusahaan
59 Pertemuan Harland dengan Ernest
60 Aidan tidak tahan
61 Minta maaf
62 Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63 Kekecewaan Aidan
64 Pembelaan Aidan
65 Mulai syuting
66 Menegur Poppy
67 Perusahaan milik Bianca
68 Makan Malam - 1
69 Makan malam - 2
70 Kebenaran yang terungkap
71 Mulai menyesalkah Aidan?
72 Kegilaan Mama Daisy
73 Kekecewaan Harland
74 Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75 Perhatian kecil Deandra
76 Keributan di kamar Elena
77 Masuk TV
78 Deandra istriku, suamimu bertanya!
79 Bukti terbaru
80 Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81 Serangan jantung
82 Kebenaran yang lain
83 Papa Harland
84 Jangan bawa istriku, Om Harland!
85 Minta maaf
86 Jangan pergi Deandra
87 Aidan sakit
88 Tinggal di tempat baru
89 Nasib Poppy
90 Hasil USG
91 Mengusir Poppy
92 Ambyar
93 Ngidamnya Bumil
94 Murkanya Papa Harland.
95 Pelajaran dari Papa Harland
96 Kekasihku Deandra
97 Tamu di pagi hari
98 Meluluhkan hati Papa Harlan
99 Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100 Bertemu dengan Arik
101 Aku sudah menikah, Mas Arik!
102 Kemarahan Aidan
103 Malam pertamakah?
104 Tolong selamatkan istri saya!
105 Hancurnya hati Aidan.
106 Salah paham
107 Deandra hamil anakmu, Aidan!
108 Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109 Singapura
110 Elena melobi
111 Bicara dari hati ke hati
112 Restu Papa Harland
113 Ngerujak mangga muda di malam hari
114 Kematian
115 Wedding Party
116 Akhir Kisah
117 Please Be My Mommy!
118 Om Bram, Nikah Yuk!
119 Dokter Davin dan Santri Bar Bar
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Terpaksa menikah!
2
Welcome To The Jungle
3
Jatuhkan talak tiga padaku!
4
Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5
Ibu mertua kejam
6
Mengobati luka di tangan
7
Kekesalan Aidan
8
Bermesraan di lobby
9
Hati yang galau
10
Pilihan hidup
11
Pria Iblis!
12
Cobalah untuk bertahan, Dea!
13
Permintaan Papa Ricardo
14
Meremehkan Aidan
15
Tawaran Papa Ricardo
16
Berkantor di Perusahaan Nusantara
17
Pria Bodoh!
18
Ya Allah, Aku lelah!
19
Dia sangat berbeda
20
Berada di kamar Aidan
21
Masih sakit
22
Yakin nih seranjang?
23
Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24
Kedatangan tamu
25
Kenapa wajahnya mirip!
26
Kemarahan Papa Ricardo
27
Harus menemani siapa?
28
Keadaan Poppy
29
Amarah Deandra
30
Menyesalkah Aidan?
31
Kepergok
32
Keputusan Deandra
33
Curahan hati Elena
34
Jangan emosi Aidan!
35
Aidan vs Dokter Leo
36
Aidan bagaikan maling
37
Pertengkaran di pagi hari
38
Perkara pulang
39
Jalan-jalan ke mall
40
Tawaran Harland
41
Bahagia itu sederhana
42
Tidak berhasil dapat alamat
43
Deandra yang baru
44
Aidan kepanasan
45
Sikap lembut Deandra
46
Bibir terluka, ditambah perut sakit
47
Awal pertemuan
48
Hasil pemeriksaan Dokter
49
Inseminasi
50
Poppy telah bangun dari koma
51
Kegalauan hati Aidan
52
Sindiran Papa Ricardo
53
Ingin menjenguk Poppy
54
Aidan mulai curiga
55
Liontin milik Deandra
56
Perasaan Poppy
57
Laporan Karno
58
Kedatangan Harland ke perusahaan
59
Pertemuan Harland dengan Ernest
60
Aidan tidak tahan
61
Minta maaf
62
Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63
Kekecewaan Aidan
64
Pembelaan Aidan
65
Mulai syuting
66
Menegur Poppy
67
Perusahaan milik Bianca
68
Makan Malam - 1
69
Makan malam - 2
70
Kebenaran yang terungkap
71
Mulai menyesalkah Aidan?
72
Kegilaan Mama Daisy
73
Kekecewaan Harland
74
Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75
Perhatian kecil Deandra
76
Keributan di kamar Elena
77
Masuk TV
78
Deandra istriku, suamimu bertanya!
79
Bukti terbaru
80
Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81
Serangan jantung
82
Kebenaran yang lain
83
Papa Harland
84
Jangan bawa istriku, Om Harland!
85
Minta maaf
86
Jangan pergi Deandra
87
Aidan sakit
88
Tinggal di tempat baru
89
Nasib Poppy
90
Hasil USG
91
Mengusir Poppy
92
Ambyar
93
Ngidamnya Bumil
94
Murkanya Papa Harland.
95
Pelajaran dari Papa Harland
96
Kekasihku Deandra
97
Tamu di pagi hari
98
Meluluhkan hati Papa Harlan
99
Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100
Bertemu dengan Arik
101
Aku sudah menikah, Mas Arik!
102
Kemarahan Aidan
103
Malam pertamakah?
104
Tolong selamatkan istri saya!
105
Hancurnya hati Aidan.
106
Salah paham
107
Deandra hamil anakmu, Aidan!
108
Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109
Singapura
110
Elena melobi
111
Bicara dari hati ke hati
112
Restu Papa Harland
113
Ngerujak mangga muda di malam hari
114
Kematian
115
Wedding Party
116
Akhir Kisah
117
Please Be My Mommy!
118
Om Bram, Nikah Yuk!
119
Dokter Davin dan Santri Bar Bar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!