Jatuhkan talak tiga padaku!

Hati dan tubuh mulai terasa lelah, jam sembilan malam wanita muda itu baru saja menyendok makan malamnya dengan sisa lauk bekas pemilik mansion, sedangkan maid yang lain sudah sedari tadi menikmati makan malamnya dengan lauk baru, tidak seperti dirinya karena ada larangan dari Aidan.

“Jangan ada air mata, Dea. Kamu harus menerimanya, ini memang kesalahan kamu dan ini hukumanmu!” batin Deandra berusaha menguatkan dirinya.

“Gak pa-pa makan seadanya, yang penting masih bisa makan,” gumam Deandra seorang diri, wanita muda itu duduk di lantai marmer yang begitu dingin di salah satu sudut dapur basah, dan mulai menyantap makan malamnya. Bukankah bersedih hati itu butuh energi!

Di saat Deandra menyantap makan malamnya, tiba-tiba saja ada piring kecil berisikan ayam goreng yang terulur dari tangan seseorang. Deandra pun mendongakkan wajahnya. “Makanlah ayam ini, kamu hanya makan dengan kuah sayur sop saja,” ucap wanita paruh baya itu, yang sering dipanggil Bu Nani.

Deandra meletakkan piringnya ke lantai, lalu menerima piring kecil tersebut. “Terima kasih Bu Nani,” jawab Deandra.

“Sama-sama, silahkan lanjutkan makannya,” balas Bu Nani, wanita paruh baya itu meninggalkan Deandra, dan kembali merapikan meja dapur, sedangkan Deandra kembali makan.

Tak lama kemudian Pak Benny ke dapur basah. “Bu Nani lihat Dea?” tanya pria paruh baya itu, tanpa melihat jika Dea sedang duduk di lantai menikmati makan malamnya.

“Itu,” tunjuk Bu Nani ke arah Deandra yang masih duduk di lantai.

“Bapak, cari saya?” tanya Deandra, masih duduk dilantai dan dia mendongakkan kepalanya.

“Segera habiskan makannya, setelah itu ikut saya menemui Tuan Muda,” pinta Pak Benny, terlihat terburu-buru.

Deandra mendesah, nafsu makannya tiba-tiba hilang, mau tidak mau dia beringsut dari lantai dan membuang sisa makanannya ke tong sampah dan segera mencuci piring bekas makannya.

“Antar saya untuk menemui Tuan Muda,” pinta Deandra.

Pak Benny memutar balik badannya dan berjalan duluan di depan Deandra, agar wanita muda itu bisa mengikutinya dari belakang. Pak Benny mengantar Deandra ke lantai dua, tepatnya ke ruang kerja milik Aidan.

Sesampainya di depan pintu ruang kerja, Pak Benny mengetuk pintu, dan terdengar suara sahutan pria di dalamnya.

“Sudah ada Deandra di sini, Tuan Muda,” kata Pak Benny.

“Suruh masuk, dan tinggalkan kami berdua,” pinta Aidan terdengar dingin.

“Baik Tuan Muda,” jawab patuh Pak Benny, pria itu menyuruh Deandra masuk kemudian menutup pintu ruang kerja Tuan Mudanya.

Deandra melangkahkan kakinya dengan hati-hati saat masuk ruang kerja pria itu, matanya tak berani membalas tatapan Aidan, dia hanya menatap rak-rak yang dipenuhi oleh buku-buku tebal. Aidan yang berada dibalik meja kerjanya, mengontrol kursi rodanya dengan remotenya lalu memutar meja kerja dan menempatkan kursi rodanya dekat sofa yang ada di ruang kerjanya.

Deandra masih berdiri di dekat pintu, sekitar lima langkah jaraknya, dia tak berani untuk lebih maju lagi. Aidan pun tidak meminta wanita itu lebih mendekat lagi, mungkin cukup dengan jarak yang jauh itu.

Aidan menatap tajam wanita yang sangat berbeda dengan Poppy istrinya, ya jelas berbeda mereka tak sedarah hanya saudara angkat. Jika Poppy memiliki wajah yang amat cantik, kulit kuning langsat, tubuh tinggi dan amat sexy, sangat jauh dengan Deandra, sejak dulu sudah menggunakan kacamata bulat dan besar, tinggi badan hanya 160 cm, tubuhnya jauh dari kata sexy karena Deandra pakaiannya selalu sederhana, tidak se fashionable seperti Poppy, tapi ada kelebihan pada diri Deandra kulitnya sangat putih, rambut panjangnya berwarna coklat, dan ikal di bagian bawahnya. Dan banyak yang tidak menyadari jika Deandra melepas kacamata bulatnya, maka wajah yang sesungguhnya akan terlihat sangat cantik.

“Kamu tahu kenapa aku memanggil kamu ke sini?” tanya Aidan, seperti biasa suaranya terdengar dingin, tidak ramah.

Deandra memberanikan diri menatap pria yang baru saja menikahinya sebagai istri kedua. “Jika aku tahu, aku tidak akan di sini!” balas Deandra begitu datar dan terkesan dingin.

Pria tampan itu tersenyum miring mendengarnya. Kertas yang ada di atas pangkuannya di lemparnya ke atas meja sofa. “Baca!” perintah Aidan dengan kasarnya.

Terpaksa wanita itu melangkah maju untuk mendekati meja tersebut, lalu mengambilnya dan membacanya dengan seksama.

“Apa ini maksudnya?” batin Deandra ketika dia memulai membacanya.

Kedua netra Deandra masih membaca dua lembar kertas tersebut. “Pernikahan antara dirinya dengan Aidan tidak boleh diketahui oleh siapapun, menjadi rahasia keluarga!  Tugas selama tinggal di mansion adalah mengerjakan semua pekerjaan seperti  pelayan dari pagi hingga malam tanpa di gaji. Tidak boleh membantah kepada pemilik mansion. Wajib mematuhi peraturan yang ada di mansion. Tidak boleh menuntut berharap mendapatkan nafkah batin dan lahir dari Aidan Trustin. Dan jangan pernah mengakui diri sebagai istri dari Aidan Trustin!” batin Deandra.

Aidan masih menunggu reaksi dari Deandra atas surat yang dia berikannya. Deandra menarik napasnya pelan-pelan, inti dari surat yang dia baca, dia bagaikan tahanan namun tidak berada di balik jeruji tapi di balik mansion yang mewah, tidak ada kebebasan untuk dia sendiri, apalagi dia adalah karyawan yang bekerja di perusahaan Papa Ernest.

“Kamu sudah pahamkan dengan isi surat itu?” tanya Aidan. Kertas yang dipegang oleh Deandra dipegangnya dengan erat. “Tuan ingin mengurungku sepertinya,” kata Deandra.

“Begitulah, kamu memang tahananku! Pantaskan!” jawab Aidan dengan tatapan sinisnya.

Deandra meletakkan kembali kertas tersebut ke atas meja, lalu kembali melangkah mundur kakinya ke tempat semula dia berdiri. “Sebaiknya tadi siang aku tidak menuruti  untuk dinikahi oleh Tuan, dan aku seharusnya memilih menyerahkan diri saja ke pihak berwajib dan menerima hukuman,” balas Deandra, kali ini dia berusaha menguatkan dirinya, setelah tadi saat makan malam pria itu sempat memarahinya di depan pelayan yang lain.

Aidan menaikkan salah satu alisnya. “Oh jadi kamu telah menyesal memilih menikah denganku! Paling tidak di sini kamu bisa tidur dengan nyaman di kamar sendiri, ketimbang di penjara satu kamar bisa 20 orang atau lebih,” ejek Aidan.

“Mungkin itu lebih baik buatku, jadi sebaiknya kita batalkan pernikahan kita, atau mungkin malam ini Tuan Muda bisa langsung jatuhkan talak tiga padaku, dan aku akan menyerahkan diri ke kantor polisi, dari pada aku tinggal di sini tapi dikurung seperti tahanan, bukankah sama saja!” balas Deandra, memberanikan diri untuk berkata.

Sungguh jawaban Deandra, membuat Aidan meradang. “Tidak semudah itu kamu meminta aku menceraikanmu, sedangkan aku belum melihatmu sengsara seperti aku yang kini lumpuh dan kakakmu yang kini berjuang antara hidup dan matinya, belum lagi calon anakku yang telah tiada!” kata Aidan, hatinya penuh dengan dendam.

Jika sudah menyinggung hal tersebut, kembali lagi hati Deandra terpojokkan. Wanita itu menundukkan wajahnya, dan menatap lantai marmer itu, wajar jika pria itu dendam dengannya, siapa yang mau menjadi lumpuh, dan terbaring koma selama beberapa bulan.

“Kecelakaan itu benar-benar tidak disengaja, kenapa semua orang tidak percaya jika rem mobilku blong, tidak ada faktor kesengajaan. Aku juga tidak tahu jika mobil yang aku tabrak adalah milik Ka —Tuan muda bersama Kakak Poppy, aku juga tidak menginginkan melihat Tuan Muda menjadi lumpuh, dan Kak Poppy koma hingga keguguran. Aku juga tidak mau, dan ini bukan kehendakku Tuan, jika boleh memilih kenapa bukan aku saja yang lumpuh atau koma!”  balas Deandra menahan rasa sesaknya kembali.

“Itu karena kamu yang ceroboh mengendarai mobil, tidak becus, malah menyalahkan mobil rem blong!” sahut Aidan penuh emosi, dan mendakwa wanita itu.

“Oke kalau aku yang salah, sekarang aku tidak mau memperpanjang masalah ini. Sebaiknya aku memang harus menyerahkan diri, agar masalah ini selesai dan Tuan akan puas. Dan tolong nanti jatuhkan talak tiga padaku!” jawab Deandra datar, wanita itu memutar balik badannya dan kembali melangkahkan kakinya menuju pintu.

“Berani kamu keluar dari ruangan ini, dan menyerahkan diri ke kantor polisi. Maka detik ini juga aku akan menarik semua saham yang aku investasi di perusahaan Papa Ernest! Aku tidak peduli, sudah bisa dipastikan perusahaan Papa akan kembali hancur!” ancam Aidan, suaranya benar-benar meninggi.

Tubuh Deandra mendadak menjadi tegang mendengarnya, dan dia baru teringat Papa Ernest pernah bilang padanya kenapa dia harus mau dinikahi oleh Aidan, salah satunya saham milik Aidan. Tangan kanan Deandra mengusap dada kirinya yang amat terasa menyesakkan, rasanya ingin meledak.

“Bagaimana ... kamu yakin sekarang minta bercerai dan menyerahkan diri sekarang ke kantor polisi?”

Deandra masih membeku dalam berdirinya, sedangkan Aidan sudah mengarahkan kursi rodanya agar lebih dekat dengan Deandra.

“Kalau begitu bebaskan aku untuk tetap bekerja di kantor papaku, aku juga butuh uang untuk hidupku. Bukankan Tuan tidak akan memberikan nafkah batin untukku. Jika Tuan tidak bisa memenuhi permintaanku, aku akan tetap menyerahkan diri ke polisi dan biarlah perusahaan papa hancur,” kata Deandra pelan namun tegas, tapi sebenarnya dia tidak ingin perusahaan papa angkatnya bangkrut.

Aidan selama ini juga sudah tahu jika adik iparnya semenjak lulus kuliah sudah bekerja di perusahaan Papa Ernest, sama seperti istrinya Poppy, namun yang berbeda Deandra hanya karyawan biasa sedangkan Poppy memiliki kedudukan tinggi di perusahaan Papa Ernest sebagai direktur operasional.

Kini kembali Aidan yang berpikir sendiri, untuk memutuskan permintaan Deandra, antara mengizinkan atau tidak mengizinkannya.

“Tidak semudah itu kamu meminta cerai padaku, Deandra!”

Bersambung ...

Kakak readers jangan lupa tinggalkan jejaknya, like, komen, kembang, kopinya ya. Makasih sebelumnya.

Lope Lope sekebon 🙏🏻🙏🏻

Terpopuler

Comments

bhunshin

bhunshin

Aidan Edan

2024-05-19

0

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

Aidan terlalu dendam

2024-05-14

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Apakah kamu menyadari Aidan...?

2024-05-05

1

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa menikah!
2 Welcome To The Jungle
3 Jatuhkan talak tiga padaku!
4 Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5 Ibu mertua kejam
6 Mengobati luka di tangan
7 Kekesalan Aidan
8 Bermesraan di lobby
9 Hati yang galau
10 Pilihan hidup
11 Pria Iblis!
12 Cobalah untuk bertahan, Dea!
13 Permintaan Papa Ricardo
14 Meremehkan Aidan
15 Tawaran Papa Ricardo
16 Berkantor di Perusahaan Nusantara
17 Pria Bodoh!
18 Ya Allah, Aku lelah!
19 Dia sangat berbeda
20 Berada di kamar Aidan
21 Masih sakit
22 Yakin nih seranjang?
23 Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24 Kedatangan tamu
25 Kenapa wajahnya mirip!
26 Kemarahan Papa Ricardo
27 Harus menemani siapa?
28 Keadaan Poppy
29 Amarah Deandra
30 Menyesalkah Aidan?
31 Kepergok
32 Keputusan Deandra
33 Curahan hati Elena
34 Jangan emosi Aidan!
35 Aidan vs Dokter Leo
36 Aidan bagaikan maling
37 Pertengkaran di pagi hari
38 Perkara pulang
39 Jalan-jalan ke mall
40 Tawaran Harland
41 Bahagia itu sederhana
42 Tidak berhasil dapat alamat
43 Deandra yang baru
44 Aidan kepanasan
45 Sikap lembut Deandra
46 Bibir terluka, ditambah perut sakit
47 Awal pertemuan
48 Hasil pemeriksaan Dokter
49 Inseminasi
50 Poppy telah bangun dari koma
51 Kegalauan hati Aidan
52 Sindiran Papa Ricardo
53 Ingin menjenguk Poppy
54 Aidan mulai curiga
55 Liontin milik Deandra
56 Perasaan Poppy
57 Laporan Karno
58 Kedatangan Harland ke perusahaan
59 Pertemuan Harland dengan Ernest
60 Aidan tidak tahan
61 Minta maaf
62 Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63 Kekecewaan Aidan
64 Pembelaan Aidan
65 Mulai syuting
66 Menegur Poppy
67 Perusahaan milik Bianca
68 Makan Malam - 1
69 Makan malam - 2
70 Kebenaran yang terungkap
71 Mulai menyesalkah Aidan?
72 Kegilaan Mama Daisy
73 Kekecewaan Harland
74 Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75 Perhatian kecil Deandra
76 Keributan di kamar Elena
77 Masuk TV
78 Deandra istriku, suamimu bertanya!
79 Bukti terbaru
80 Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81 Serangan jantung
82 Kebenaran yang lain
83 Papa Harland
84 Jangan bawa istriku, Om Harland!
85 Minta maaf
86 Jangan pergi Deandra
87 Aidan sakit
88 Tinggal di tempat baru
89 Nasib Poppy
90 Hasil USG
91 Mengusir Poppy
92 Ambyar
93 Ngidamnya Bumil
94 Murkanya Papa Harland.
95 Pelajaran dari Papa Harland
96 Kekasihku Deandra
97 Tamu di pagi hari
98 Meluluhkan hati Papa Harlan
99 Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100 Bertemu dengan Arik
101 Aku sudah menikah, Mas Arik!
102 Kemarahan Aidan
103 Malam pertamakah?
104 Tolong selamatkan istri saya!
105 Hancurnya hati Aidan.
106 Salah paham
107 Deandra hamil anakmu, Aidan!
108 Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109 Singapura
110 Elena melobi
111 Bicara dari hati ke hati
112 Restu Papa Harland
113 Ngerujak mangga muda di malam hari
114 Kematian
115 Wedding Party
116 Akhir Kisah
117 Please Be My Mommy!
118 Om Bram, Nikah Yuk!
119 Dokter Davin dan Santri Bar Bar
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Terpaksa menikah!
2
Welcome To The Jungle
3
Jatuhkan talak tiga padaku!
4
Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5
Ibu mertua kejam
6
Mengobati luka di tangan
7
Kekesalan Aidan
8
Bermesraan di lobby
9
Hati yang galau
10
Pilihan hidup
11
Pria Iblis!
12
Cobalah untuk bertahan, Dea!
13
Permintaan Papa Ricardo
14
Meremehkan Aidan
15
Tawaran Papa Ricardo
16
Berkantor di Perusahaan Nusantara
17
Pria Bodoh!
18
Ya Allah, Aku lelah!
19
Dia sangat berbeda
20
Berada di kamar Aidan
21
Masih sakit
22
Yakin nih seranjang?
23
Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24
Kedatangan tamu
25
Kenapa wajahnya mirip!
26
Kemarahan Papa Ricardo
27
Harus menemani siapa?
28
Keadaan Poppy
29
Amarah Deandra
30
Menyesalkah Aidan?
31
Kepergok
32
Keputusan Deandra
33
Curahan hati Elena
34
Jangan emosi Aidan!
35
Aidan vs Dokter Leo
36
Aidan bagaikan maling
37
Pertengkaran di pagi hari
38
Perkara pulang
39
Jalan-jalan ke mall
40
Tawaran Harland
41
Bahagia itu sederhana
42
Tidak berhasil dapat alamat
43
Deandra yang baru
44
Aidan kepanasan
45
Sikap lembut Deandra
46
Bibir terluka, ditambah perut sakit
47
Awal pertemuan
48
Hasil pemeriksaan Dokter
49
Inseminasi
50
Poppy telah bangun dari koma
51
Kegalauan hati Aidan
52
Sindiran Papa Ricardo
53
Ingin menjenguk Poppy
54
Aidan mulai curiga
55
Liontin milik Deandra
56
Perasaan Poppy
57
Laporan Karno
58
Kedatangan Harland ke perusahaan
59
Pertemuan Harland dengan Ernest
60
Aidan tidak tahan
61
Minta maaf
62
Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63
Kekecewaan Aidan
64
Pembelaan Aidan
65
Mulai syuting
66
Menegur Poppy
67
Perusahaan milik Bianca
68
Makan Malam - 1
69
Makan malam - 2
70
Kebenaran yang terungkap
71
Mulai menyesalkah Aidan?
72
Kegilaan Mama Daisy
73
Kekecewaan Harland
74
Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75
Perhatian kecil Deandra
76
Keributan di kamar Elena
77
Masuk TV
78
Deandra istriku, suamimu bertanya!
79
Bukti terbaru
80
Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81
Serangan jantung
82
Kebenaran yang lain
83
Papa Harland
84
Jangan bawa istriku, Om Harland!
85
Minta maaf
86
Jangan pergi Deandra
87
Aidan sakit
88
Tinggal di tempat baru
89
Nasib Poppy
90
Hasil USG
91
Mengusir Poppy
92
Ambyar
93
Ngidamnya Bumil
94
Murkanya Papa Harland.
95
Pelajaran dari Papa Harland
96
Kekasihku Deandra
97
Tamu di pagi hari
98
Meluluhkan hati Papa Harlan
99
Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100
Bertemu dengan Arik
101
Aku sudah menikah, Mas Arik!
102
Kemarahan Aidan
103
Malam pertamakah?
104
Tolong selamatkan istri saya!
105
Hancurnya hati Aidan.
106
Salah paham
107
Deandra hamil anakmu, Aidan!
108
Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109
Singapura
110
Elena melobi
111
Bicara dari hati ke hati
112
Restu Papa Harland
113
Ngerujak mangga muda di malam hari
114
Kematian
115
Wedding Party
116
Akhir Kisah
117
Please Be My Mommy!
118
Om Bram, Nikah Yuk!
119
Dokter Davin dan Santri Bar Bar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!