Ibu mertua kejam

Suara pecahan vas bunga tersebut rupanya mampu menarik perhatian penghuni kamar yang berada dilantai dua itu juga.

“Ada apa ini, apa yang pecah!” sergah Mama Amber yang datang tergopoh-gopoh menghampiri kamar Aidan, dan dia masih mengenakan kimono satinnya, ditambah rambutnya tidak tertata rapi karena kaget saat bangun dari tidurnya karena suara pecahan itu.

Deandra menoleh ke arah bahunya, melirik kehadiran Mama Amber di antara mereka berdua.

“Ah mak lampir datang,” batin Deandra memelas.

Mata yang sudah keriput itu memicing, melihat benda apa yang hancur di lantai marmer. “Astaga, koleksi vas Mama kenapa bisa pecah, siapa yang memecahkannya!” tanya Mama Amber, lirikan matanya sudah tertuju pada Deandra. Sedangkan Aidan tampak tenang, seolah-olah bukan dia pelakunya.

“Siapa lagi kalau bukan dia, Mam,” sahut Aidan menuduh, sembari menunjuk jari telunjuknya ke arah Deandra, kemudian dia memajukan kursi rodanya agar dekat dengan ambang pintu.

Kedua netra wanita paruh baya itu mulai berapi-api saat menatap Deandra. “Kamu tahu berapa harga vas bunga ini, vas ini saya beli di Belanda! Harganya mahal, tidak murah, Dea!” bentak Mama Amber, tangan keriput wanita itu mencekal pergelangan tangan wanita itu dengan sekuat tenaganya.

Deandra mendesis kesakitan karena lengannya benar-benar dicekalnya begitu kuat, bagaikan mencekik leher hingga susah untuk bernapas. “Apa kamu sanggup mengganti harga vas ini!” kembali menyentak Mama Amber pada menantu keduanya itu.

Wanita berkacamata itu melayangkan pandangannya ke Aidan. “Apakah anak Nyonya memang pintar bersilat lidah, atau memang suka berbohong?” ini bukan sebuah pertanyaan tapi pernyataan yang terlontarkan dari mulut Deandra.

“Apa maksudmu Deandra!” seperti biasa pria itu selalu bernada tinggi jika berbicara.

Sudah cukup rasanya harga diri Deandra selalu diinjak mentang-mentang dia seorang pelaku kejahatan yang tak disengaja, sampai di mana dia harus bertahan menerima keadaannya! tapi ada kalanya dia harus membela dirinya sendiri.

“Aku hanya bertanya kepada Nyonya Besar, bukan kepada Tuan Muda! Apakah Nyonya melahirkan anak yang pintar berbohong, suka memutar balikkan fakta, menuduh seseorang! Padahal dia adalah seorang pemilik perusahaan yang harusnya menjunjung tinggi sebuah kejujuran pada karyawannya dan memberikan contoh yang baik kepada para karyawannya,” tutur Deandra dengan lantangnya.

Aidan mengepalkan salah satu tangannya, rahang yang mengukir wajah tegasnya kini mengeras, denyut nadi di sisi keningnya mulai terlihat. Mama Amber makin erat mencekal pergelangan tangan Deandra. “Berani sekali kamu menuduh anak saya berbohong, akui saja kesalahan kamu, dan bilang saja kamu tidak mampu untuk membayar ganti ruginya. Ingat ya kamu itu hanyalah anak angkat keluarga Ernest, bukan ahli waris mereka. Asal usul kamu saja tidak jelas, jangan-jangan kamu anak pelaacur, anak haram!” sarkas Mama Amber.

Perkataan Mama Amber bagaikan belati kecil yang menyayat hati Deandra secara perlahan-lahan, sungguh amat menyakitkan, sakit tapi tak berdarah.

Setelah menatap wajah Aidan, kini Deandra melayangkan pandangannya ke ibu mertuanya, yang dulu cukup baik padanya sekarang sangat jauh berbeda semenjak kecelakaan tersebut. “Memang aku hanya anak angkat Nyonya Besar, yang tidak jelas asal usulnya. Jika memang aku anak pelaacur kenapa membiarkan anak Nyonya menikahi aku! Kenapa tidak laporkan saja aku ke pihak berwajib!” balas Deandra agak menahan nada suaranya untuk tidak tinggi, dan dirinya juga sedang menahan agar tidak menjatuhkan air matanya di hadapan kedua orang tersebut.

 Cekalan tangan Mama Amber semakin menyakiti pergelangan tangan wanita itu, lalu menarik tubuh wanita itu hingga Deandra terhuyung ke lantai, kemudian melepaskan cekalan tangannya sampai akhirnya wanita berkacamata itu terjerembap di atas pecahan beling tersebut. Batin Deandra mendesah menahan rasa sakit saat kedua tangannya yang menahan bobot tubuhnya ketika terjatuh di lantai terkena pecahan beling itu.

“Tidak semudah itu kamu kami laporkan ke polisi, kamu harus menerima hukuman dari kami terlebih dahulu, Deandra!” sungut Mama Amber.

Lagi-lagi Deandra tidak kuasa menahan gejolak yang sudah sedari tadi dia tahan, buliran bening itu kembali terjatuh, diangkatlah wajah kesakitannya dan menatap nanar pria yang ada di kursi roda itu, Aidan benar-benar menatap begis kepadanya.

“Kenapa tidak bunuh aku saja di sini, biar kalian lebih puas, ketimbang menyiksaku pelan-pelan!” seru Deandra, suaranya memang pelan akan tetapi penuh penekanan.

Mama Amber kembali mendekati Deandra yang masih terjatuh di lantai, wanita tua itu mengapit dagu Deandra dengan jemarinya dan menekannya. “Kamu tahu, kami sebagai orang terhormat tidak akan mengotori tangan kami untuk menghilangkan nyawa kamu, cukup kami ingin melihat seberapa kuat kamu bertahan hidup di sini!” geram Mama Amber.

Kedua netra Deandra yang sudah berlinang air mata memberanikan diri untuk menatap tajam wanita tua itu, dihatinya sudah tak peduli lagi dengan rasa hormat kepada ibu mertuanya. Mama Amber setelah puas menekan mental menantu barunya, dilepaskanlah capitan tangannya dari dagu Deandra dengan kasarnya.

“Ingat Deandra, kamu harus menggantikan vas yang kamu pecahkan! Dan segera bersihkan pecahan beling itu!” perintah Mama Amber dengan angkuhnya, lalu wanita tua itu meninggalkan  kamar Aidan begitu saja.

Deandra berusaha untuk bangkit dari jatuhnya, walau ini benar-benar sulit untuk dia lakukan seorang diri, apalagi kedua telapak tangannya sudah mengeluarkan darah akibat tertusuk beling, belum lagi di bagian dengkulnya yang agak terasa sakit.

“Cepat segera rapikan!” Kini Aidan yang memberikan perintah.

“Aku tidak menyangka ternyata kakak angkat ku memiliki suami dan mertua seperti iblis!” celetuk Deandra dengan ketusnya. Tangannya yang terluka mulai mengumpuli pecahan beling yang ukurannya agak besar dan memasukinya ke dalam ember yang dia bawa tadi.

“Kamulah yang membuat aku menjadi iblis, dan kamu bercermin lah! Sudah punya wajah pas-pasan  masih saja suka membantah!” sentak Aidan. Deandra hanya menyeringai tipis dibalik wajah yang sedang menunduk. “Walau wajahku pas-pasan, tidak secantik Kak Poppy, bukan berarti Tuan Muda dengan seenaknya menginjak harga diriku!” sahut Deandra, wanita itu bangkit dari lantai. Aidan bisa melihat noda darah berceceran dilantai kamarnya dari kedua tangan wanita itu.

“Keluar dari kamarku ini! Obati lukamu itu! Jangan sampai gara-gara luka itu kamu merenggang nyawa  di sini!” perintah Aidan, tatapannya begitu dingin.

“Bukankah bagus jika aku merenggang nyawa di sini, jadi Tuan bisa bahagia tujuannya sudah terlaksanakan,” lawan Deandra tak gentar.

“Tutup mulut kamu, Deandra!” teriak Aidan memberikan perintah, dengan segala emosi yang dia miliki. Sejenak Aidan dan Deandra saling menajamkan kedua netranya, rasa benci di antara mereka berdua tersirat dari sorot matanya.

Tanpa membawa ember yang berisikan perkakas kebersihan, dan tanpa membersihkan pecahan beling, wanita itu meninggalkan kamar Aidan dengan membawa rasa sakit pada beberapa bagian tubuhnya.

“Sialan kenapa dia selalu membantah! Jangan-jangan dia seorang pembangkang!” geram batin Aidan.

Deandra menyeka air matanya dengan lengan bajunya, karena tidak memungkinkan menggunakan kedua tangannya yang masih mengeluarkan darah.

“Benarkah aku anak pelaacur! Siapa kedua orang tuaku? Ya Allah mengapa aku tidak hidup bersama kedua orang tuaku saja,” batin Deandra amat menyesakkan.

Bersambung ...

"Luka di badan mungkin bisa diobati, tapi bagaimana dengan luka di hati yang semakin lama kamu sayat terus walau tak mengeluarkan darah. Hancur! Yang jelas hati itu semakin hancur dan sakit!" gumam Deandra.

Kakak Readers jangan lupa tinggalkan jejaknya ya, yang masih punya VOTE mau dong buat Deandra. Makasih sebelumnya.

Terpopuler

Comments

Femmy Femmy

Femmy Femmy

ya ampun mama Amber seorang ibu kok jahat sekali itu mulut...bagaimana perasaan ibu jika anak ibu diperlakukan seperti Deandra??🤦

2024-05-04

0

Femmy Femmy

Femmy Femmy

semoga pecahan vas bunga mengenai mama Amber dan Aidan karena sudah jahat sekali sama Deandra

2024-05-04

0

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

ibu dan anak sama jahatnya

2024-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa menikah!
2 Welcome To The Jungle
3 Jatuhkan talak tiga padaku!
4 Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5 Ibu mertua kejam
6 Mengobati luka di tangan
7 Kekesalan Aidan
8 Bermesraan di lobby
9 Hati yang galau
10 Pilihan hidup
11 Pria Iblis!
12 Cobalah untuk bertahan, Dea!
13 Permintaan Papa Ricardo
14 Meremehkan Aidan
15 Tawaran Papa Ricardo
16 Berkantor di Perusahaan Nusantara
17 Pria Bodoh!
18 Ya Allah, Aku lelah!
19 Dia sangat berbeda
20 Berada di kamar Aidan
21 Masih sakit
22 Yakin nih seranjang?
23 Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24 Kedatangan tamu
25 Kenapa wajahnya mirip!
26 Kemarahan Papa Ricardo
27 Harus menemani siapa?
28 Keadaan Poppy
29 Amarah Deandra
30 Menyesalkah Aidan?
31 Kepergok
32 Keputusan Deandra
33 Curahan hati Elena
34 Jangan emosi Aidan!
35 Aidan vs Dokter Leo
36 Aidan bagaikan maling
37 Pertengkaran di pagi hari
38 Perkara pulang
39 Jalan-jalan ke mall
40 Tawaran Harland
41 Bahagia itu sederhana
42 Tidak berhasil dapat alamat
43 Deandra yang baru
44 Aidan kepanasan
45 Sikap lembut Deandra
46 Bibir terluka, ditambah perut sakit
47 Awal pertemuan
48 Hasil pemeriksaan Dokter
49 Inseminasi
50 Poppy telah bangun dari koma
51 Kegalauan hati Aidan
52 Sindiran Papa Ricardo
53 Ingin menjenguk Poppy
54 Aidan mulai curiga
55 Liontin milik Deandra
56 Perasaan Poppy
57 Laporan Karno
58 Kedatangan Harland ke perusahaan
59 Pertemuan Harland dengan Ernest
60 Aidan tidak tahan
61 Minta maaf
62 Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63 Kekecewaan Aidan
64 Pembelaan Aidan
65 Mulai syuting
66 Menegur Poppy
67 Perusahaan milik Bianca
68 Makan Malam - 1
69 Makan malam - 2
70 Kebenaran yang terungkap
71 Mulai menyesalkah Aidan?
72 Kegilaan Mama Daisy
73 Kekecewaan Harland
74 Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75 Perhatian kecil Deandra
76 Keributan di kamar Elena
77 Masuk TV
78 Deandra istriku, suamimu bertanya!
79 Bukti terbaru
80 Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81 Serangan jantung
82 Kebenaran yang lain
83 Papa Harland
84 Jangan bawa istriku, Om Harland!
85 Minta maaf
86 Jangan pergi Deandra
87 Aidan sakit
88 Tinggal di tempat baru
89 Nasib Poppy
90 Hasil USG
91 Mengusir Poppy
92 Ambyar
93 Ngidamnya Bumil
94 Murkanya Papa Harland.
95 Pelajaran dari Papa Harland
96 Kekasihku Deandra
97 Tamu di pagi hari
98 Meluluhkan hati Papa Harlan
99 Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100 Bertemu dengan Arik
101 Aku sudah menikah, Mas Arik!
102 Kemarahan Aidan
103 Malam pertamakah?
104 Tolong selamatkan istri saya!
105 Hancurnya hati Aidan.
106 Salah paham
107 Deandra hamil anakmu, Aidan!
108 Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109 Singapura
110 Elena melobi
111 Bicara dari hati ke hati
112 Restu Papa Harland
113 Ngerujak mangga muda di malam hari
114 Kematian
115 Wedding Party
116 Akhir Kisah
117 Please Be My Mommy!
118 Om Bram, Nikah Yuk!
119 Dokter Davin dan Santri Bar Bar
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Terpaksa menikah!
2
Welcome To The Jungle
3
Jatuhkan talak tiga padaku!
4
Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5
Ibu mertua kejam
6
Mengobati luka di tangan
7
Kekesalan Aidan
8
Bermesraan di lobby
9
Hati yang galau
10
Pilihan hidup
11
Pria Iblis!
12
Cobalah untuk bertahan, Dea!
13
Permintaan Papa Ricardo
14
Meremehkan Aidan
15
Tawaran Papa Ricardo
16
Berkantor di Perusahaan Nusantara
17
Pria Bodoh!
18
Ya Allah, Aku lelah!
19
Dia sangat berbeda
20
Berada di kamar Aidan
21
Masih sakit
22
Yakin nih seranjang?
23
Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24
Kedatangan tamu
25
Kenapa wajahnya mirip!
26
Kemarahan Papa Ricardo
27
Harus menemani siapa?
28
Keadaan Poppy
29
Amarah Deandra
30
Menyesalkah Aidan?
31
Kepergok
32
Keputusan Deandra
33
Curahan hati Elena
34
Jangan emosi Aidan!
35
Aidan vs Dokter Leo
36
Aidan bagaikan maling
37
Pertengkaran di pagi hari
38
Perkara pulang
39
Jalan-jalan ke mall
40
Tawaran Harland
41
Bahagia itu sederhana
42
Tidak berhasil dapat alamat
43
Deandra yang baru
44
Aidan kepanasan
45
Sikap lembut Deandra
46
Bibir terluka, ditambah perut sakit
47
Awal pertemuan
48
Hasil pemeriksaan Dokter
49
Inseminasi
50
Poppy telah bangun dari koma
51
Kegalauan hati Aidan
52
Sindiran Papa Ricardo
53
Ingin menjenguk Poppy
54
Aidan mulai curiga
55
Liontin milik Deandra
56
Perasaan Poppy
57
Laporan Karno
58
Kedatangan Harland ke perusahaan
59
Pertemuan Harland dengan Ernest
60
Aidan tidak tahan
61
Minta maaf
62
Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63
Kekecewaan Aidan
64
Pembelaan Aidan
65
Mulai syuting
66
Menegur Poppy
67
Perusahaan milik Bianca
68
Makan Malam - 1
69
Makan malam - 2
70
Kebenaran yang terungkap
71
Mulai menyesalkah Aidan?
72
Kegilaan Mama Daisy
73
Kekecewaan Harland
74
Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75
Perhatian kecil Deandra
76
Keributan di kamar Elena
77
Masuk TV
78
Deandra istriku, suamimu bertanya!
79
Bukti terbaru
80
Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81
Serangan jantung
82
Kebenaran yang lain
83
Papa Harland
84
Jangan bawa istriku, Om Harland!
85
Minta maaf
86
Jangan pergi Deandra
87
Aidan sakit
88
Tinggal di tempat baru
89
Nasib Poppy
90
Hasil USG
91
Mengusir Poppy
92
Ambyar
93
Ngidamnya Bumil
94
Murkanya Papa Harland.
95
Pelajaran dari Papa Harland
96
Kekasihku Deandra
97
Tamu di pagi hari
98
Meluluhkan hati Papa Harlan
99
Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100
Bertemu dengan Arik
101
Aku sudah menikah, Mas Arik!
102
Kemarahan Aidan
103
Malam pertamakah?
104
Tolong selamatkan istri saya!
105
Hancurnya hati Aidan.
106
Salah paham
107
Deandra hamil anakmu, Aidan!
108
Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109
Singapura
110
Elena melobi
111
Bicara dari hati ke hati
112
Restu Papa Harland
113
Ngerujak mangga muda di malam hari
114
Kematian
115
Wedding Party
116
Akhir Kisah
117
Please Be My Mommy!
118
Om Bram, Nikah Yuk!
119
Dokter Davin dan Santri Bar Bar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!