Tawaran Papa Ricardo

“Dasar anak sialan tidak tahu diri, masih berani menunjukkan wajahnya di sini!” gerutu Mama Daisy saat tiba di ruangan Papa Ernest.

Papa Ernest tidak menanggapinya justru pria paruh baya itu duduk di kursi kebesarannya dan langsung mengejek beberapa dokumen yang sudah tergeletak rapi di meja kerjanya.

“Harusnya jangan gara-gara Aidan memiliki saham di perusahaan Papa, Papa tidak bisa memecat anak sialan itu!” lanjut kata Mama Daisy menggebu-gebu.

Papa Ernest mendesah. “Stop jangan sebut Deandra anak sial! Mama tidak ingat jika Deandra menikah dengan Aidan untuk menyelamatkan perusahaan Papa, dan sekarang yang berhak memecat Deandra adalah Aidan, bukan Papa!” sahut Papa Ernest sedikit kesal.

“Loh kok begitu Pah? Papa kan juga berhak memecat Dea! Papa pemilik perusahaan ini!” balik bertanya Mama Daisy, dengan tatapan menyelidiknya.

Papa Ernest menutup berkas dokumen yang baru saja dia buka untuk mengeceknya, dengan terpaksa pria paruh baya itu bangkit dari kursinya lalu mendekati istrinya yang duduk di sofa.

Pria paruh baya itu menarik napasnya dalam-dalam saat ingin duduk dan lalu berkata, “Perlu Mama ketahui pemilik perusahaan ini dikuasai hampir 70% oleh saham milik Aidan, saham Papa hanya 30% di sini. Mulai hari ini dia akan sering berkantor di sini maka dari itu Papa tidak mau cari perkara baru dengan Deandra, dan sebaiknya Mama lebih memperhatikan kondisi Poppy di rumah sakit, harapan kita adalah kesembuhan Poppy. Jika Poppy sudah bangun dari komanya, kita akan minta Poppy untuk membujuk  Aidan agar saham milik Aidan menjadi saham milik Poppy, jadi perusahaan Papa akan kembali aman,” tutur Papa Ernest, dengan tatapan mata liciknya.

Mama Daisy menyandarkan punggungnya ke sofa, jemarinya memijat keningnya yang mulai terasa penat. “Ini semua karena anak adopsimu yang sialan itu Pah, gara-gara dia anak kita jadi celaka!” celetuk Mama Daisy dengan kasarnya. Sesungguhnya semua ulahmu Mama Daisy! Andaikan mereka tahu.

“Bukan karena Deandra saja Mah, memang beberapa bulan yang lalu Poppy belum berhasil membujuk Aidan untuk memindahkan sahamnya ke atas nama Poppy, andaikan sebelum kecelakaan sudah terealisasikan, saat ini Papa tidak akan secemas ini dan ragu dalam bertindak,” sahut Papa Ernest.

Wajah Mama Daisy terlihat masam, hatinya tiba-tiba ada keinginan untuk mencelakakan Deandra, namun dalam bentuk apanya sedang dia pikirkan.

Sungguh pelik keadaan keluarga Ernest, ingin bertindak lebih tapi stuck dengan kekuasaan yang dimiliki  Aidan pada perusahaan Nusantara.

Sementara itu di ruang kesehatan yang ada di perusahaan Nusantara di lantai 3, wanita berkacamata itu minta bantuan untuk menggantikan perban yang ada di kedua tangannya pada perawat yang bertugas, karena tadi pagi tidak sempat mengobati nya. Setelah usai mengobati kedua tangannya, wanita itu keluar dari ruang kesehatan, dan tak disangka dia bertemu dengan Arik.

Deandra memalingkan wajahnya, dia tidak kuasa menatap Arik. “Dea,” panggil Arik, ditariknya lengan wanita itu hingga mereka pun tidak ada jarak pemisah.

Dalam hitungan detik mereka berdua saling bersitatap, Deandra masih bisa merasakan ada hati untuk pria itu tapi hal itu sangat terlarang untuk saat ini.

“Aku tidak terima hubungan kita berakhir, aku anggap ucapan kamu kemarin hanyalah candaan. Aku tidak mau putus darimu, aku mencintaimu Deandra!” ucap Arik dengan lirihnya.

“Aku juga tidak mau putus darimu Mas, tapi keadaanlah yang membuat aku harus mengakhiri semua.” Ingin sekali kata batin ini terucapkan di mulut Deandra, namun tak bisa.

Deandra bergeming, tapi Arik justru semakin menarik tubuh wanita berkacamata itu lalu memeluk dengan eratnya. Luruhlah sudah hati Deandra yang sengaja dia kuatkan, ternyata tidak mampu menguasai keadaan, dia tenggelam dalam pelukan Arik yang terasa hangat dan nyaman. Seakan pria itu tahu jika dia butuh pelukan ini, dan melupakan permasalahannya sesaat.

Cekrek!

Di ujung lorong sudah ada yang membidik adegan pelukan itu dari berbagai sudut, sampai adegan Arik mencium kening Deandra. “Laporan yang paling panas nih buat tuan muda,” gumam pria berkumis tipis. Dengan cepatnya pria itu mengirim pesan bergambar itu melalui ponselnya.

Ting!

Pesan tersebut masuk ke ponsel Aidan, pria lumpuh itu yang baru saja menyelesaikan fisioterapinya untuk pertama kali, kedua netranya mulai memanas dan sudut bibirnya menyeringai bagaikan iblis saat membuka pesan tersebut.

“Oh ternyata kamu benar-benar ingin menantang ku, Deandra. Jangan salahkan aku!” geram Aidan sendiri.

“Lucky, hari ini saya mengantor di perusahaan Nusantara,” pinta Aidan sembari melihat jam di ponsel, masih ada waktu untuk bekerja sampai sore hari.

“Baik Tuan Aidan,” jawab patuh Lucky. Sang asisten bergegas membantu Aidan menggunakan kembali jasnya lalu menuju mobil yang sudah menunggu di luar lobby rumah sakit.

Kembali ke Deandra dan Arik yang masih berpelukan.

Wanita berkacamata itu sesaat memejamkan kedua netranya, rasa sedih kembali menghinggapi hatinya, namun tak lama kata ancaman Aidan semalam kembali teringat. “Maafkan aku Mas, aku memang tidak bisa melanjutkannya, ini semua untuk kebaikan Mas sendiri, dan semoga Mas Arik dapat pengganti yang lebih baik dari aku,” ucap Deandra suaranya terdengar bergetar menahan rasa sedihnya sendiri.

Setelahnya dilepasnya pelukan Arik dari tubuhnya, tapi pria itu justru melabuhkan bibirnya di kening Deandra untuk kedua kalinya, semakin hancurlah hati Deandra dibuatnya. Sudah tak sanggup dengan keadaan tersebut, Deandra berbalik badan dan berlari kecil menjauh dari Arik. “Ya Allah kenapa sakit sekali hati rasanya,” batin Deandra.

Arik adalah cinta pertama Deandra sepanjang hidupnya, akan tetapi tidak bisa menjadi cinta terakhir Deandra, karena semuanya telah berakhir, mimpi indahnya telah tergantikan oleh mimpi buruk.

...----------------...

Menjelang siang Papa Ricardo bikin temu janji dengan Papa Ernest di salah satu restoran mewah yang berada di Jakarta Udara. Sehubungan Mama Daisy sejak pagi ikut ke kantor, mau tidak mau Papa Ernest mengajak Mama Daisy menemui besannya.

“Selamat siang Pak Ricardo,” sapa Papa Ernest ketika sudah sampai di ruang VVIP bersama istrinya.

“Siang juga Pak Ernest, ternyata Bu Daisy ikut juga,” balas sapa Papa Ricardo sembari menerima uluran tangan dari Papa Ernest lalu Mama Daisy.

“Mari silahkan duduk, makan siang sudah menunggu,” ucap Papa Ricardo dengan ramahnya kepada besannya.

Ketiga orang tersebut duduk di meja yang sama, beberapa hidangan ternyata memang sudah tersaji di meja makan, dan Papa Ricardo mengajak orang tua angkat Deandra untuk menikmati hidangan terlebih dahulu, sembari berbincang ringan.

Setelah beberapa menit kemudian dirasa beberapa makanan inti sudah disantap, Papa Ricardo membuka pembicaraan yang serius.

“Sebenarnya pertemuan ini saya ingin minta bantuan pada Pak Ernest beserta Bu Daisy yang kebetulan ada di sini,” ujar Papa Ricardo dengan ekspresi wajahnya yang serius kali ini, tidak sesantai ketika pertama kali bertemu.

Papa Ernest meletakkan cangkir tehnya yang baru saja dia minum. “Minta bantuan apa ya Pak Ricardo kalau boleh saya tahu?” tanya Papa Ernest.

“Begini Pak Ernest, kita semua tahu jika Poppy masih dalam keadaan koma, dan entah kapan dia kembali sadar sedangkan waktu terus berjalan, dan usia saya akan semakin bertambah dan entah sampai kapan saya masih ada di dunia ini. Jadi langsung pada pokok pembahasan saja. Saya ingin Pak Ernest membujuk Deandra agar mau mengandung anak Aidan sebagai penerus keluarga Ricardo, karena dia salah satu istri Aidan, tapi ternyata tadi pagi Deandra menolak permintaan saya,” ujar Papa Ricardo.

Wajah Mama Daisy awalnya terlihat ramah, berubah menjadi agak masam. “Sebentar Pak Ricardo, memangnya kita tidak bisa menunggu Poppy sadar dulu, jangan terburu-buru mengambil keputusan Deandra untuk mengandung,” balas Mama Daisy, tidak menyukai usulan besannya.

Papa Ricardo menatap dingin ke arah Mama Daisy. “Mau sampai kita menunggu waktu Poppy tersadar, sedangkan pihak dokter tidak bisa memberikan gambaran. Lagi pula bantuan ini ada imbalan buat Pak Ernest jika berhasil membujuk Deandra sampai dia melahirkan keturunan Aidan,” sahut Papa Ricardo.

Papa Ricardo paham sekali jika keluarga Ernest sudah tidak berkutik dengan kekuasaan Aidan di perusahaan besannya. “Jika kalian berdua berhasil membujuk Deandra untuk mengandung sampai melahirkan, maka saya akan membeli saham Aidan yang dia investasikannya untuk diberikan kembali ke perusahaan Nusantara dan otomatis menjadi milik keluarga Pak Ernert, jadi sepenuhnya perusahaan Nusantara kembali 100% di tangan Pak Ernest. Bagaimana tertarik!” Papa Ricardo menaikkan salah satu alisnya, dan kembali  menyesap kopi expreso yang baru saja dipesannya.

“Sialan! kenapa harus Deandra yang mengandung. Tapi tawarannya cukup menggiurkan! Batin Mama Daisy.

Mama Daisy dan Papa Ernest sejenak saling bersitatap, lirikan mereka berdua memancarkan adanya kerlingan yang tergoda atas imbalan yang ditawarkan oleh Papa Ricardo. Otak Papa Ernest membayangkan investasi yang ditanamkan oleh Aidan sebanyak 50 milyar akan menjadi milik dia semuanya.

“Baiklah Pak Ricardo, saya terima tawarannya dan akan berusaha menyuruh Deandra untuk segera mengandung dan melahirkan keturunan Aidan,” jawab Papa Ernest dengan mantapnya.

Papa Ricardo pun menarik kedua sudut bibirnya hingga berbentuk bulan sabit. Ternyata sangat mudah menggoyahkan pendirian seseorang dengan menjanjikan kekayaan yang berlimpah.

“Ernest ... Ernest disangkanya aku bodoh akan memberikan saham itu ke kalian berdua! Saham itu yang jelas untuk calon cucuku dari menantuku yang telah dijadikan kambing hitam oleh istrimu. Istrimu yang berulah, tapi orang lain yang disalahkan!” batin Papa Ricardo.

bersambung ...

Terpopuler

Comments

Femmy Femmy

Femmy Femmy

kalau niat sudah buruk awalnya seterusnya usaha yang Ernest jalankan tidak akan berkembang...apalagi suami istri sama2 berniat jahat untuk mencelakai anak angkatnya Alhasil yang celakan anak kandungnya sendiri hingga g sadar2

2024-05-04

0

Dini Lestari

Dini Lestari

oh ternyata papa ricardo udh kelakuan mama nya poppy

2024-05-25

0

Arni

Arni

Alhamdulillah, ternyata tn. Ricardo tahu kejahatan ibu Deasy,

2024-05-15

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa menikah!
2 Welcome To The Jungle
3 Jatuhkan talak tiga padaku!
4 Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5 Ibu mertua kejam
6 Mengobati luka di tangan
7 Kekesalan Aidan
8 Bermesraan di lobby
9 Hati yang galau
10 Pilihan hidup
11 Pria Iblis!
12 Cobalah untuk bertahan, Dea!
13 Permintaan Papa Ricardo
14 Meremehkan Aidan
15 Tawaran Papa Ricardo
16 Berkantor di Perusahaan Nusantara
17 Pria Bodoh!
18 Ya Allah, Aku lelah!
19 Dia sangat berbeda
20 Berada di kamar Aidan
21 Masih sakit
22 Yakin nih seranjang?
23 Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24 Kedatangan tamu
25 Kenapa wajahnya mirip!
26 Kemarahan Papa Ricardo
27 Harus menemani siapa?
28 Keadaan Poppy
29 Amarah Deandra
30 Menyesalkah Aidan?
31 Kepergok
32 Keputusan Deandra
33 Curahan hati Elena
34 Jangan emosi Aidan!
35 Aidan vs Dokter Leo
36 Aidan bagaikan maling
37 Pertengkaran di pagi hari
38 Perkara pulang
39 Jalan-jalan ke mall
40 Tawaran Harland
41 Bahagia itu sederhana
42 Tidak berhasil dapat alamat
43 Deandra yang baru
44 Aidan kepanasan
45 Sikap lembut Deandra
46 Bibir terluka, ditambah perut sakit
47 Awal pertemuan
48 Hasil pemeriksaan Dokter
49 Inseminasi
50 Poppy telah bangun dari koma
51 Kegalauan hati Aidan
52 Sindiran Papa Ricardo
53 Ingin menjenguk Poppy
54 Aidan mulai curiga
55 Liontin milik Deandra
56 Perasaan Poppy
57 Laporan Karno
58 Kedatangan Harland ke perusahaan
59 Pertemuan Harland dengan Ernest
60 Aidan tidak tahan
61 Minta maaf
62 Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63 Kekecewaan Aidan
64 Pembelaan Aidan
65 Mulai syuting
66 Menegur Poppy
67 Perusahaan milik Bianca
68 Makan Malam - 1
69 Makan malam - 2
70 Kebenaran yang terungkap
71 Mulai menyesalkah Aidan?
72 Kegilaan Mama Daisy
73 Kekecewaan Harland
74 Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75 Perhatian kecil Deandra
76 Keributan di kamar Elena
77 Masuk TV
78 Deandra istriku, suamimu bertanya!
79 Bukti terbaru
80 Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81 Serangan jantung
82 Kebenaran yang lain
83 Papa Harland
84 Jangan bawa istriku, Om Harland!
85 Minta maaf
86 Jangan pergi Deandra
87 Aidan sakit
88 Tinggal di tempat baru
89 Nasib Poppy
90 Hasil USG
91 Mengusir Poppy
92 Ambyar
93 Ngidamnya Bumil
94 Murkanya Papa Harland.
95 Pelajaran dari Papa Harland
96 Kekasihku Deandra
97 Tamu di pagi hari
98 Meluluhkan hati Papa Harlan
99 Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100 Bertemu dengan Arik
101 Aku sudah menikah, Mas Arik!
102 Kemarahan Aidan
103 Malam pertamakah?
104 Tolong selamatkan istri saya!
105 Hancurnya hati Aidan.
106 Salah paham
107 Deandra hamil anakmu, Aidan!
108 Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109 Singapura
110 Elena melobi
111 Bicara dari hati ke hati
112 Restu Papa Harland
113 Ngerujak mangga muda di malam hari
114 Kematian
115 Wedding Party
116 Akhir Kisah
117 Please Be My Mommy!
118 Om Bram, Nikah Yuk!
119 Dokter Davin dan Santri Bar Bar
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Terpaksa menikah!
2
Welcome To The Jungle
3
Jatuhkan talak tiga padaku!
4
Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5
Ibu mertua kejam
6
Mengobati luka di tangan
7
Kekesalan Aidan
8
Bermesraan di lobby
9
Hati yang galau
10
Pilihan hidup
11
Pria Iblis!
12
Cobalah untuk bertahan, Dea!
13
Permintaan Papa Ricardo
14
Meremehkan Aidan
15
Tawaran Papa Ricardo
16
Berkantor di Perusahaan Nusantara
17
Pria Bodoh!
18
Ya Allah, Aku lelah!
19
Dia sangat berbeda
20
Berada di kamar Aidan
21
Masih sakit
22
Yakin nih seranjang?
23
Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24
Kedatangan tamu
25
Kenapa wajahnya mirip!
26
Kemarahan Papa Ricardo
27
Harus menemani siapa?
28
Keadaan Poppy
29
Amarah Deandra
30
Menyesalkah Aidan?
31
Kepergok
32
Keputusan Deandra
33
Curahan hati Elena
34
Jangan emosi Aidan!
35
Aidan vs Dokter Leo
36
Aidan bagaikan maling
37
Pertengkaran di pagi hari
38
Perkara pulang
39
Jalan-jalan ke mall
40
Tawaran Harland
41
Bahagia itu sederhana
42
Tidak berhasil dapat alamat
43
Deandra yang baru
44
Aidan kepanasan
45
Sikap lembut Deandra
46
Bibir terluka, ditambah perut sakit
47
Awal pertemuan
48
Hasil pemeriksaan Dokter
49
Inseminasi
50
Poppy telah bangun dari koma
51
Kegalauan hati Aidan
52
Sindiran Papa Ricardo
53
Ingin menjenguk Poppy
54
Aidan mulai curiga
55
Liontin milik Deandra
56
Perasaan Poppy
57
Laporan Karno
58
Kedatangan Harland ke perusahaan
59
Pertemuan Harland dengan Ernest
60
Aidan tidak tahan
61
Minta maaf
62
Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63
Kekecewaan Aidan
64
Pembelaan Aidan
65
Mulai syuting
66
Menegur Poppy
67
Perusahaan milik Bianca
68
Makan Malam - 1
69
Makan malam - 2
70
Kebenaran yang terungkap
71
Mulai menyesalkah Aidan?
72
Kegilaan Mama Daisy
73
Kekecewaan Harland
74
Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75
Perhatian kecil Deandra
76
Keributan di kamar Elena
77
Masuk TV
78
Deandra istriku, suamimu bertanya!
79
Bukti terbaru
80
Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81
Serangan jantung
82
Kebenaran yang lain
83
Papa Harland
84
Jangan bawa istriku, Om Harland!
85
Minta maaf
86
Jangan pergi Deandra
87
Aidan sakit
88
Tinggal di tempat baru
89
Nasib Poppy
90
Hasil USG
91
Mengusir Poppy
92
Ambyar
93
Ngidamnya Bumil
94
Murkanya Papa Harland.
95
Pelajaran dari Papa Harland
96
Kekasihku Deandra
97
Tamu di pagi hari
98
Meluluhkan hati Papa Harlan
99
Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100
Bertemu dengan Arik
101
Aku sudah menikah, Mas Arik!
102
Kemarahan Aidan
103
Malam pertamakah?
104
Tolong selamatkan istri saya!
105
Hancurnya hati Aidan.
106
Salah paham
107
Deandra hamil anakmu, Aidan!
108
Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109
Singapura
110
Elena melobi
111
Bicara dari hati ke hati
112
Restu Papa Harland
113
Ngerujak mangga muda di malam hari
114
Kematian
115
Wedding Party
116
Akhir Kisah
117
Please Be My Mommy!
118
Om Bram, Nikah Yuk!
119
Dokter Davin dan Santri Bar Bar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!