Ya Allah, Aku lelah!

Bayangkan sudah nikahnya dalam terpaksa, tidak ada rasa suka sama sekali walau tidak bisa dipungkiri jika pria lumpuh itu memiliki pesona dan aura pemikat pada wajahnya, apalagi di saat dia masih berdiri dengan gagahnya, banyak wanita iri hati dengan Poppy istrinya.

Deandra menundukkan wajahnya ketika Papa Ernest menjelaskan maksud meminta dirinya untuk mengandung anak Aidan, semuanya semata-mata untuk mengembalikan saham kepemilikan perusahaan Papa Ernest 100%, lantas dia yang harus dikorbankan dengan dalih balas budi. Ingin sekali Deandra berteriak, namun dia hanya bisa memendam semuanya itu seorang diri.

Sudah susah payah dia menerima Aidan menjadi suaminya, sekarang permintaan Papa Ernest sama dengan yang dipinta oleh Papa Ricardo tadi pagi, Deandra bisa menyimpulkan pasti Papa Ricardo sudah menghubungi papa angkatnya.

“Tolong Papa, Deandra ... hanya kamu satu-satu harapan Papa. Andaikan Poppy tidak berbaring di rumah sakit, Papa tidak akan mengemis sama kamu. Lagi pula Papa berjanji setelah kamu melahirkan anak Aidan, kamu bisa bercerai dari Aidan. Mereka hanya meminta satu keturunan darimu,” ucap Papa Ernest masih berjuang menggoyahkan pendirian Deandra yang masih bersiteguh untuk tidak mengandung, digauli saja dia tidak rela walau sebenarnya hak Aidan sebagai suaminya, tapi memangnya Aidan mau menggauli dirinya, sudah bisa dipastikan pria lumpuh itu jijik dengannya.

“Pikirkanlah baik-baik Deandra, jika saat itu kamu tidak ceroboh, keadaan kamu tidak akan seperti ini,” kata Papa Ernest, sekarang malah menyudutkan dirinya.

Deandra menegakkan wajahnya dan menatap sendu papa angkatnya. “Aku tidak bisa menjanjikan mau atau tidaknya, berikan aku waktu untuk memikirkannya,” pinta Deandra suaranya bergetar.

“Jangan lama-lama berpikirnya Deandra, Papa harap besok ada jawabannya,” jawab Papa Ernest, sangat berharap anak angkatnya berkata iya dan menyanggupinya.

Deandra tidak berkata lagi, dia berdiri dari duduknya. “Aku kembali ke ruangan dulu Pah,” pamit Deandra, dia berlalu begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Papa Ernest, pria paruh baya itu pun tidak bisa menahan kepergiannya. Harta, harta, harta bisa membuat manusia lupa, jika dia telah berbuat sesuatu yang buruk dan telah mendzolimi seseorang karena harta! Mungkin inilah yang Papa Ernest lakukan.

Kepala Deandra rasanya ingin pecah, dadanya pun rasanya juga amat menyesakkan, kenapa semuanya datang dalam waktu yang bersama-samaan. Langkah kaki wanita itu begitu cepat menuju ruangannya yang berada di lantai lima. Berhubung dia sudah tidak mampu berpikir jernih lagi, setibanya di kubikelnya wanita berkacamata itu merapikan semua barangnya dan dimasukkannya ke dalam tas, kemudian meninggalkan ruangan tersebut dan tidak memedulikan panggilan Freya.

“Dea kenapa ya, apa jangan-jangan dipecat sama Pak Ernest, waduh kalau beneran ... Kasihan banget,” gumam Freya sendiri sepeninggalnya Deandra, akhirnya punya pemikiran seperti itu.

Untungnya Aidan tidak tahu dengan kepergian Deandra karena sedang menerima tamu, padahal belum jam pulang kerja wanita itu sudah pergi.

...----------------...

Dua jam kemudian ...

Pantai.

Angin sepoi-sepoi menerpa tubuh mungil wanita berkacamata itu, rambut yang terbiasa dikuncir kuda sekarang tergerai dengan indahnya. Dibiarkan saja angin menyentuh rambut panjangnya, dan dibiarkan juga buliran bening itu jatuh satu persatu di pipi putih bagaikan air susu. Kacamata bulat yang biasa bertengger di hidungnya kini sudah terlepaskan karena selalu berembun akibat buliran bening itu.

“Ya Allah, aku lelah.”

Sudah berulang kali pula tangan kanannya menepuk dadanya agar rasa sesaknya berhenti saat itu juga, namun hal itu tidak bisa dia kendalikan. Yang ada sore ini dia meratapi hidupnya dengan memeluk tubuhnya sendiri yang terduduk di atas hamparan pasir pantai.

“Ya Allah kenapa bertubi-tubi cobaan ini datang! Tidak bisakah aku hidup dengan tenang! Kenapa Ya Allah? kenapa bukan aku saja yang menggantikan posisi Kak Poppy, atau penjarakan aku saja atas kesalahan ku, tidak seperti ini!” gumam Deandra seorang diri dalam isak tangisnya, waktu pun terus berlalu dan Deandra semakin larut tenggelam dalam kesedihannya.

Ombak pantai terlihat semakin tenang, bertanda senja akan tiba. Sinar matahari pun mulai berubah menjadi orange, angin pantai pun semakin sejuk hingga terasa menusuk ke pori-pori kulit, Deandra hanya bisa menatap nanar sinar senja itu dengan kedua netranya beriringan tubuhnya bangkit dari duduknya di atas pasir putih.

Kaki Deandra semakin jauh melangkah menyelusuri pinggir pantai itu, dan kaki tanpa alas itu mulai merasakan basah terkena air laut, rasanya  dingin namun mampu mengalihkan perhatian Deandra untuk terus melangkah lebih jauh ke arah lautan.

Awal semata kaki, lalu naik sebatas lutut, kemudian bertambah setinggi pinggang dan lama kelamaan air laut pun setinggi kepalanya, wanita itu tersenyum dan memejamkan kedua netranya dengan tenang. Riak ombak yang awalnya tenang, tiba-tiba saja deburannya meninggi hingga mampu menyeret tubuh Deandra.

“Ibu, Ayah kemanakah kalian berdua? Kenapa aku tidak diajak pergi dengan kalian berdua? Kalian berdua masih hidupkah atau telah tiada?”

Semakin lama Deandra merasakan jiwanya melayang dan lepas begitu saja.

Semenit, lima menit, Karno tampak galau melihat wanita yang dia pantau belum juga keluar dari air laut. Sedari tadi dia sudah melaporkan keberadaan Deandra melalui pesan WA ke Aidan namun belum juga dibaca karena bisa dilihat dari notif tanda centang duanya.

“Wah kacau jangan-jangan dia malah bunuh diri sengaja tenggelamkan diri ke laut,” gumam Karno sendiri, mulai risau.

Dari kejauhan ada sosok pria menghamburkan diri ke tengah laut lalu diikuti oleh beberapa orang, Karno pun melepaskan kedua sepatunya sembari mencoba menelepon Tuan mudanya, berharap teleponnya diterima.

“Tuan Aidan, Deandra tenggelam di pantai,” lapor Karno, saat panggilan teleponnya diterima.

“APA!” teriak Aidan karena terkejut dapat kabar tersebut, jantung pria itu langsung berdegup cepat.

Karno menyebutkan lokasi kejadian kemudian menutup teleponnya, dan bergegas membantu beberapa pria yang sudah mencemplungkan diri ke lautan.

Setelah dapat kabar dari Karno baru lah Aidan membaca pesan dari Karno jika sejak tadi mengikuti Deandra yang pergi di lantai yang ada di pinggiran Jakarta Utara.

“Bukan begini caranya Deandra!” teriak kesal sendiri Aidan, pria itu lantas meminta Lucky untuk mengantarnya menyusul Karno ke tempat kejadian.

Hati Aidan tampak kesal dan gusar, serta mengumpat Deandra berkali-kali yang menenggelamkan dirinya sendiri. “Tidak secepat itu kamu mati Deandra, aku belum puas menyiksamu!” gumam Aidan sendiri, sembari meremas kedua pahanya dengan kedua tangannya.

Lucky yang duduk di samping sopir sedikit menolehkan wajahnya ke belakang untuk memastikan jika telinganya tidak salah dengar atas ucapan Aidan barusan.

Sementara itu Deandra berhasil diselamatkan dan masih bernapas walau sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Penjaga pantai yang bertugas segera membuat napas buatan dan CPR untuk pertolongan pertama, sedangkan rekan yang lain segera memanggil mobil ambulans agar segera dapat penanganan lebih lanjut.

Karno yang turut membantu menyelamatkan Deandra terlihat sudah basah kuyup, tapi kedua netranya dibuat terkesiap saat melihat wajah Deandra yang tanpa menggunakan kacamata, dan kulit wajahnya putih tanpa flek hitam. “Cantik sekali,” gumam Karno bermonolog dengan rasa yang tidak percaya, sampai berulang kali dia mengedipkan matanya.

Melihat mobil ambulans sudah datang, Karno bergegas merapikan tas, sepatu, kacamata Deandra yang tergeletak di atas pasir kemudian mengikuti mobil ambulans tersebut menggunakan mobilnya.

Sementara itu di mobil milik Aidan, pria itu meminta sopirnya untuk menambah kecepatan agar cepat sampai ditujuan.

“Cepatan setir mobilnya! Jangan lelet!” bentak Aidan.

“Sabar Tuan, jika kita ngebut takutnya terjadi kecelakaan,” jawab Lucky dengan tenangnya.

Jika bicara tentang kecelakaan, Aidan mendesah panjang. Tidak lucu jika dirinya kembali terkena musibah kembali.

Bersambung ...

Apa reaksi Aidan melihat wajah asli istri keduanya? Terpesonakah? Ikuti di next bab ya. Kakak readers jangan lupa dukungannya ya, like, komen, kembang, kopinya, plus VOTE hari Senin buat Deandra mau dong 😊.

Terima kasih sebelumnya 🙏🏻

Terpopuler

Comments

Femmy Femmy

Femmy Femmy

kamu keccele Aidan ..ternyata Deandra sangat cantik..akan jatuh cinta kamu sama Deandra

2024-05-04

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Sama aja De... kamu bakal tetep di suruh hamil anak Aidan.

2024-05-06

0

LENY

LENY

CANTIK SEKALI DEANDRA

2024-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa menikah!
2 Welcome To The Jungle
3 Jatuhkan talak tiga padaku!
4 Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5 Ibu mertua kejam
6 Mengobati luka di tangan
7 Kekesalan Aidan
8 Bermesraan di lobby
9 Hati yang galau
10 Pilihan hidup
11 Pria Iblis!
12 Cobalah untuk bertahan, Dea!
13 Permintaan Papa Ricardo
14 Meremehkan Aidan
15 Tawaran Papa Ricardo
16 Berkantor di Perusahaan Nusantara
17 Pria Bodoh!
18 Ya Allah, Aku lelah!
19 Dia sangat berbeda
20 Berada di kamar Aidan
21 Masih sakit
22 Yakin nih seranjang?
23 Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24 Kedatangan tamu
25 Kenapa wajahnya mirip!
26 Kemarahan Papa Ricardo
27 Harus menemani siapa?
28 Keadaan Poppy
29 Amarah Deandra
30 Menyesalkah Aidan?
31 Kepergok
32 Keputusan Deandra
33 Curahan hati Elena
34 Jangan emosi Aidan!
35 Aidan vs Dokter Leo
36 Aidan bagaikan maling
37 Pertengkaran di pagi hari
38 Perkara pulang
39 Jalan-jalan ke mall
40 Tawaran Harland
41 Bahagia itu sederhana
42 Tidak berhasil dapat alamat
43 Deandra yang baru
44 Aidan kepanasan
45 Sikap lembut Deandra
46 Bibir terluka, ditambah perut sakit
47 Awal pertemuan
48 Hasil pemeriksaan Dokter
49 Inseminasi
50 Poppy telah bangun dari koma
51 Kegalauan hati Aidan
52 Sindiran Papa Ricardo
53 Ingin menjenguk Poppy
54 Aidan mulai curiga
55 Liontin milik Deandra
56 Perasaan Poppy
57 Laporan Karno
58 Kedatangan Harland ke perusahaan
59 Pertemuan Harland dengan Ernest
60 Aidan tidak tahan
61 Minta maaf
62 Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63 Kekecewaan Aidan
64 Pembelaan Aidan
65 Mulai syuting
66 Menegur Poppy
67 Perusahaan milik Bianca
68 Makan Malam - 1
69 Makan malam - 2
70 Kebenaran yang terungkap
71 Mulai menyesalkah Aidan?
72 Kegilaan Mama Daisy
73 Kekecewaan Harland
74 Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75 Perhatian kecil Deandra
76 Keributan di kamar Elena
77 Masuk TV
78 Deandra istriku, suamimu bertanya!
79 Bukti terbaru
80 Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81 Serangan jantung
82 Kebenaran yang lain
83 Papa Harland
84 Jangan bawa istriku, Om Harland!
85 Minta maaf
86 Jangan pergi Deandra
87 Aidan sakit
88 Tinggal di tempat baru
89 Nasib Poppy
90 Hasil USG
91 Mengusir Poppy
92 Ambyar
93 Ngidamnya Bumil
94 Murkanya Papa Harland.
95 Pelajaran dari Papa Harland
96 Kekasihku Deandra
97 Tamu di pagi hari
98 Meluluhkan hati Papa Harlan
99 Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100 Bertemu dengan Arik
101 Aku sudah menikah, Mas Arik!
102 Kemarahan Aidan
103 Malam pertamakah?
104 Tolong selamatkan istri saya!
105 Hancurnya hati Aidan.
106 Salah paham
107 Deandra hamil anakmu, Aidan!
108 Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109 Singapura
110 Elena melobi
111 Bicara dari hati ke hati
112 Restu Papa Harland
113 Ngerujak mangga muda di malam hari
114 Kematian
115 Wedding Party
116 Akhir Kisah
117 Please Be My Mommy!
118 Om Bram, Nikah Yuk!
119 Dokter Davin dan Santri Bar Bar
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Terpaksa menikah!
2
Welcome To The Jungle
3
Jatuhkan talak tiga padaku!
4
Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5
Ibu mertua kejam
6
Mengobati luka di tangan
7
Kekesalan Aidan
8
Bermesraan di lobby
9
Hati yang galau
10
Pilihan hidup
11
Pria Iblis!
12
Cobalah untuk bertahan, Dea!
13
Permintaan Papa Ricardo
14
Meremehkan Aidan
15
Tawaran Papa Ricardo
16
Berkantor di Perusahaan Nusantara
17
Pria Bodoh!
18
Ya Allah, Aku lelah!
19
Dia sangat berbeda
20
Berada di kamar Aidan
21
Masih sakit
22
Yakin nih seranjang?
23
Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24
Kedatangan tamu
25
Kenapa wajahnya mirip!
26
Kemarahan Papa Ricardo
27
Harus menemani siapa?
28
Keadaan Poppy
29
Amarah Deandra
30
Menyesalkah Aidan?
31
Kepergok
32
Keputusan Deandra
33
Curahan hati Elena
34
Jangan emosi Aidan!
35
Aidan vs Dokter Leo
36
Aidan bagaikan maling
37
Pertengkaran di pagi hari
38
Perkara pulang
39
Jalan-jalan ke mall
40
Tawaran Harland
41
Bahagia itu sederhana
42
Tidak berhasil dapat alamat
43
Deandra yang baru
44
Aidan kepanasan
45
Sikap lembut Deandra
46
Bibir terluka, ditambah perut sakit
47
Awal pertemuan
48
Hasil pemeriksaan Dokter
49
Inseminasi
50
Poppy telah bangun dari koma
51
Kegalauan hati Aidan
52
Sindiran Papa Ricardo
53
Ingin menjenguk Poppy
54
Aidan mulai curiga
55
Liontin milik Deandra
56
Perasaan Poppy
57
Laporan Karno
58
Kedatangan Harland ke perusahaan
59
Pertemuan Harland dengan Ernest
60
Aidan tidak tahan
61
Minta maaf
62
Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63
Kekecewaan Aidan
64
Pembelaan Aidan
65
Mulai syuting
66
Menegur Poppy
67
Perusahaan milik Bianca
68
Makan Malam - 1
69
Makan malam - 2
70
Kebenaran yang terungkap
71
Mulai menyesalkah Aidan?
72
Kegilaan Mama Daisy
73
Kekecewaan Harland
74
Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75
Perhatian kecil Deandra
76
Keributan di kamar Elena
77
Masuk TV
78
Deandra istriku, suamimu bertanya!
79
Bukti terbaru
80
Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81
Serangan jantung
82
Kebenaran yang lain
83
Papa Harland
84
Jangan bawa istriku, Om Harland!
85
Minta maaf
86
Jangan pergi Deandra
87
Aidan sakit
88
Tinggal di tempat baru
89
Nasib Poppy
90
Hasil USG
91
Mengusir Poppy
92
Ambyar
93
Ngidamnya Bumil
94
Murkanya Papa Harland.
95
Pelajaran dari Papa Harland
96
Kekasihku Deandra
97
Tamu di pagi hari
98
Meluluhkan hati Papa Harlan
99
Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100
Bertemu dengan Arik
101
Aku sudah menikah, Mas Arik!
102
Kemarahan Aidan
103
Malam pertamakah?
104
Tolong selamatkan istri saya!
105
Hancurnya hati Aidan.
106
Salah paham
107
Deandra hamil anakmu, Aidan!
108
Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109
Singapura
110
Elena melobi
111
Bicara dari hati ke hati
112
Restu Papa Harland
113
Ngerujak mangga muda di malam hari
114
Kematian
115
Wedding Party
116
Akhir Kisah
117
Please Be My Mommy!
118
Om Bram, Nikah Yuk!
119
Dokter Davin dan Santri Bar Bar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!