Pilihan hidup

Menjadi istri adalah kesempatan untuk menumpuk-numpuk pahala. Nabi SAW bersabda, “Jika seorang wanita menjaga sholat lima waktu, berpuasa Ramadhan, betul-betul menjaga bagian kepribadiannya dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan kepadanya, “Masukilah surga melalui pintu mana saja yang kamu suka.” (HR. Ahmad)

Point yang sangat Deandra ingat saat dulu sering ikut pengajian adalah menjaga bagian kepribadiannya dalam arti menjaga dirinya dari laki-laki yang bukan suaminya, di luar konteks seperti apa perilaku suaminya. Ini bukanlah masalah hatinya, namun iman dirinya sendiri yang sedang dia jaga.

Deandra meneguk jus orangenya perlahan-lahan hingga menyisakan sedikit dalam gelasnya kemudian dia menggeser piring serta mangkok ke samping, kedua tangan dia letakkan di atas meja dan saling bertautan.

“Mas Arik, ada yang ingin aku bicarakan. Tapi sebelumnya aku minta maaf,” ucap Deandra dengan lembutnya.

Pria itu mencondongkan dirinya, lalu menatap lekat-lekat wajah kekasihnya. “Aku maafkan, tapi ada apa gerangan?”

Deandra menundukkan wajahnya sejenak lalu menatap kembali pria itu. “Aku minta maaf, aku ingin mengakhiri hubungan kita Mas. Aku tidak bisa meneruskan hubungan kita,” ucap Deandra begitu pelan.

Arik terdiam, kedua netranya masih belum berpaling dari kekasihnya. “Aku tidak salah dengan Deandra? Kamu meminta kita mengakhiri hubungan kita! Kita tidak sedang bertengkarkah?” cecar Arik, merasa aneh.

Wanita itu kembali menundukkan wajahnya, hatinya juga tidak kuasa untuk menahan rasa tak terperdayanya, tapi dia harus menghargai status dirinya sendiri sebagai istri, harus bisa menjaga marwahnya selepas dia tidak diakui oleh Aidan, tapi ini urusannya langsung kepada Allah.

Sedangkan untuk berkata jujur mengenai pernikahannya, itu tidak mungkin dia lakukan, banyak hal yang harus dia pikirkan efek setelahnya, apalagi dia tidak ingin menyakiti perasaan Arik jika tahu dirinya sudah menikah, sedangkan dia juga belum sanggup atas tudingan-tudingan menjadi istri kedua Aidan. Pasti akan dapat kecaman sebagai pelakor, padahal tidak seperti itu jalan ceritanya.

“Kita memang tidak sedang bertengkar Mas, dan Mas Arik tidak melakukan kesalahan apapun. Tapi ini adalah kesalahanku sendiri, jadi aku minta maaf, hubungan kita memang harus berakhir sampai di sini,” jawab Deandra, suaranya sudah bergetar, menahan untuk tidak menumpahkan air matanya.

Arik menggelengkan kepalanya, rasanya tak percaya dengan apa yang dia dengar saat ini. Tangan besarnya pun menyentuh kedua tangan wanita itu yang masih tergeletak di atas meja. “Setiap ada permasalahan, kita bisa bicarakan berdua, tidak harus memutuskan hubungan Dea. Katakan ada apa masalah apa sebenarnya?” pinta Arik, berusaha untuk tidak gegabah.

Kedua netra Deandra yang mulai berembun menatap dalam pria itu. “Aku tidak bisa mengatakannya Mas, dan memang tidak bisa melanjutkan hubungan kita ... maafkan aku,” Maafkan aku Mas, aku sudah menikah.

Andaikan saja dia bisa berkata seperti itu, dan menceritakan semua kronologi kepada Arik! Tapi itu hanya berandai, karena tak mungkin dia melanggar apa yang telah tertulis oleh Aidan untuk dirinya.

Arik mendesah kecewa lalu menarik tangannya dari tangan Deandra, kemudian menyugarkan rambutnya.

“Aku berharap tidak pernah mendengar kata-kata putus darimu, aku akan kasih waktu untuk berpikir, jangan gegabah mengambil keputusan.” Arik masih belum menerima keputusan Deandra.

Deandra mendorong kursinya sedikit ke belakang, lalu beringsut dari duduknya. “Aku minta maaf Mas Arik sekali lagi, aku benar-benar tidak bisa,” ucap Deandra masih bergetar, lalu tak lama dia meninggalkan Arik seorang diri.

“Deandra!” teriak Arik, baru saja pria itu ingin mengejar tapi sudah terhalangi dengan ajudan Aidan yang pura-pura menyenggolnya, hingga terjerembap di lantai.

...----------------...

Melepaskan orang yang dicintai memang sangat berat dan memilukan hati, tapi itulah pilihan hidup yang harus dijalankan. Namun hati kecilnya berharap jika ini adalah untuk sesaat dan esok akan bisa kembali terjalin kasih.

Air mata terus mengalir di kedua netra Deandra, hati yang sedih dia tumpahkan selama perjalanan pulang menuju mansion milik mertuanya dengan menumpangi ojek online.

“Mbak, sudah sampai tujuan,” tegur tukang ojek online ketika motornya sudah berhenti melaju.

“Oh iya Mas, makasih." Deandra baru menyadari jika saat ini dia sudah berada di depan gerbang tinggi mansion Papa Ricardo. Dilepaskannya helm dan diberikan kepada ojek online tersebut ketika dia turun dari motor, lalu dia berdiri dengan menatap nanar gerbang tinggi tersebut.

TIN ... TIN ... TIN!

Suara klakson mobil begitu nyaring di belakang Deandra berdiri, sampai wanita berkacamata itu terlompat dari berdirinya. Dia pun menoleh ke belakang lalu bergerak untuk meminggirkan dirinya sendiri ke samping.

Salah satu kaca mobil itu pun ada yang terbuka, dan terlihatlah wajah dingin Aidan, Deandra yang sekilas melihatnya langsung membuang mukanya, agar tidak menatap Aidan.

Wanita itu pun bergerak masuk saat gerbang sudah terbuka lebar, sembari mengusap kedua netranya yang masih basah.

“Selamat datang kembali lagi Deandra, di rumah neraka ini!” batin Deandra.

Layaknya seorang pelayan, dia masuk dan keluar dari mansion melalui pintu samping khusus para maid yang bekerja, bukan melalui pintu utama.

Baru saja Deandra mau ke paviliun tempat di mana dia tinggal, ternyata dirinya sudah dicegat oleh mertuanya, Mama Amber.

Wanita paruh baya itu sudah melipat kedua tangannya di dada, kedua sorot matanya terlihat sudah tidak bersahabat.

“Mmm, bagus ya! Jam 8 malam baru tiba di mansion! Enak sekali kamu!” sentak Mama Amber dengan seringai tipis di wajahnya.

Deandra menghentikan langkah kakinya kemudian menatap wajah wanita paruh baya itu. “Maaf Nyonya, tadi aku ada keperluan sebentar setelah pulang kerja,” jawab Deandra apa adanya.

“CK .. keperluan di luar ... atau habis jual diri di luar sana!” tuding Mama Amber dengan sadisnya berkata.

Tangan yang masih diperban menggenggam erat tali tasnya, menahan rasa marahnya atas tudingan yang tak benar itu.

“Terima kasih atas tuduhan tersebut Nyonya, jika pun benar aku menjual diri, tidak ada yang melarangkan. Bukankah aku punya hutang untuk membayar vas bunga milik Nyonya!” jawab balik Deandra berusaha terlihat tegar.

Mama Amber memindai wanita berkacamata itu dengan tatapan jijik nya. “Bodoh sekali kalau ada pria yang mau memakai jasa kamu!” sarkas Mama Amber.

Deandra mendesis geram. “Berarti anak Nyonya termasuk pria yang bodoh mau menikahi aku, yang seharusnya tidak perlu dinikahi!” balik berkata Deandra dengan lantangnya.

“Kamu!” geram Mama Amber, jari telunjuknya menunjuk ke arah Deandra. Wanita berkacamata itu berusaha terlihat tenang.

“Berani sekali kamu menjawab semua perkataan saya! Dan bilang anak saya bodoh! Dasar wanita tidak tahu diri, dasar babu! Masih untung kamu tidak di penjara!” bentak Mama Amber. “Sekarang juga masuk segera ke dalam, dan selesaikan semua tugas kamu!” kembali berkata Mama Amber dengan suara meninggi.

“Sedari tadi aku juga mau masuk ke dalam Nyonya, tapi Nyonya menahan aku di sini.” Kembali Deandra menjawab, dengan memutar malas kedua bola matanya.

“DEANDRA!” teriak Mama Amber sudah naik pitam mendengar jawaban menantu keduanya. Mendengar Mama Amber meneriaki namanya, dia kembali melangkahkan kakinya dan berlalu dari wanita yang masih marah padanya dengan tatapan datarnya.

“Bodo amat, mau teriak seperti apapun, aku tidak peduli. Aku harus kuat menghadapi semuanya!” batin Deandra, berusaha menguatkan diri sendiri.

Tugas pekerjaannya pun mulai dia kerjakan setelah wanita berkacamata itu mengganti pakaian maidnya, dan seperti biasa pelayan yang selalu jutek dengannya memerintahkan untuk ke bagian laundry dan di sana sudah ada bagian tugasnya yaitu setumpuk pakaian yang harus dia setrika.

“Bismillah semoga bisa menyelesaikan semuanya,” gumam Deandra sendiri, setelah melihat tumpukan kain dan jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 20.20 wib.

Untuk menemani rasa sepi dan kegalauannya, Deandra menyetel music dari ponselnya, dan mulai menyetrika pakaian tersebut.

Satu jam kemudian ...

 Tiba-tiba saja pintu ruang laundry terbuka, tapi sayangnya Deandra tidak mengetahuinya karena sangat menikmati pekerjaannya sembari berdendang.

“Ehm ...,” deheman seseorang terdengar jelas, dibalik lantunan musik itu.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Femmy Femmy

Femmy Femmy

astaghfirullah Al-adziim...bisanya mama amber mulutnya menuduh Deandra seperti itu

2024-05-04

0

Femmy Femmy

Femmy Femmy

semangat Deandra💪lawan saja karena kamu tidak melakukan hal buruk Deandra

2024-05-04

0

Sweet Girl

Sweet Girl

gelem taaa Ndak dibayar Vas se Nya...

2024-05-04

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa menikah!
2 Welcome To The Jungle
3 Jatuhkan talak tiga padaku!
4 Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5 Ibu mertua kejam
6 Mengobati luka di tangan
7 Kekesalan Aidan
8 Bermesraan di lobby
9 Hati yang galau
10 Pilihan hidup
11 Pria Iblis!
12 Cobalah untuk bertahan, Dea!
13 Permintaan Papa Ricardo
14 Meremehkan Aidan
15 Tawaran Papa Ricardo
16 Berkantor di Perusahaan Nusantara
17 Pria Bodoh!
18 Ya Allah, Aku lelah!
19 Dia sangat berbeda
20 Berada di kamar Aidan
21 Masih sakit
22 Yakin nih seranjang?
23 Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24 Kedatangan tamu
25 Kenapa wajahnya mirip!
26 Kemarahan Papa Ricardo
27 Harus menemani siapa?
28 Keadaan Poppy
29 Amarah Deandra
30 Menyesalkah Aidan?
31 Kepergok
32 Keputusan Deandra
33 Curahan hati Elena
34 Jangan emosi Aidan!
35 Aidan vs Dokter Leo
36 Aidan bagaikan maling
37 Pertengkaran di pagi hari
38 Perkara pulang
39 Jalan-jalan ke mall
40 Tawaran Harland
41 Bahagia itu sederhana
42 Tidak berhasil dapat alamat
43 Deandra yang baru
44 Aidan kepanasan
45 Sikap lembut Deandra
46 Bibir terluka, ditambah perut sakit
47 Awal pertemuan
48 Hasil pemeriksaan Dokter
49 Inseminasi
50 Poppy telah bangun dari koma
51 Kegalauan hati Aidan
52 Sindiran Papa Ricardo
53 Ingin menjenguk Poppy
54 Aidan mulai curiga
55 Liontin milik Deandra
56 Perasaan Poppy
57 Laporan Karno
58 Kedatangan Harland ke perusahaan
59 Pertemuan Harland dengan Ernest
60 Aidan tidak tahan
61 Minta maaf
62 Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63 Kekecewaan Aidan
64 Pembelaan Aidan
65 Mulai syuting
66 Menegur Poppy
67 Perusahaan milik Bianca
68 Makan Malam - 1
69 Makan malam - 2
70 Kebenaran yang terungkap
71 Mulai menyesalkah Aidan?
72 Kegilaan Mama Daisy
73 Kekecewaan Harland
74 Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75 Perhatian kecil Deandra
76 Keributan di kamar Elena
77 Masuk TV
78 Deandra istriku, suamimu bertanya!
79 Bukti terbaru
80 Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81 Serangan jantung
82 Kebenaran yang lain
83 Papa Harland
84 Jangan bawa istriku, Om Harland!
85 Minta maaf
86 Jangan pergi Deandra
87 Aidan sakit
88 Tinggal di tempat baru
89 Nasib Poppy
90 Hasil USG
91 Mengusir Poppy
92 Ambyar
93 Ngidamnya Bumil
94 Murkanya Papa Harland.
95 Pelajaran dari Papa Harland
96 Kekasihku Deandra
97 Tamu di pagi hari
98 Meluluhkan hati Papa Harlan
99 Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100 Bertemu dengan Arik
101 Aku sudah menikah, Mas Arik!
102 Kemarahan Aidan
103 Malam pertamakah?
104 Tolong selamatkan istri saya!
105 Hancurnya hati Aidan.
106 Salah paham
107 Deandra hamil anakmu, Aidan!
108 Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109 Singapura
110 Elena melobi
111 Bicara dari hati ke hati
112 Restu Papa Harland
113 Ngerujak mangga muda di malam hari
114 Kematian
115 Wedding Party
116 Akhir Kisah
117 Please Be My Mommy!
118 Om Bram, Nikah Yuk!
119 Dokter Davin dan Santri Bar Bar
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Terpaksa menikah!
2
Welcome To The Jungle
3
Jatuhkan talak tiga padaku!
4
Hari pertama menjadi istri CEO lumpuh
5
Ibu mertua kejam
6
Mengobati luka di tangan
7
Kekesalan Aidan
8
Bermesraan di lobby
9
Hati yang galau
10
Pilihan hidup
11
Pria Iblis!
12
Cobalah untuk bertahan, Dea!
13
Permintaan Papa Ricardo
14
Meremehkan Aidan
15
Tawaran Papa Ricardo
16
Berkantor di Perusahaan Nusantara
17
Pria Bodoh!
18
Ya Allah, Aku lelah!
19
Dia sangat berbeda
20
Berada di kamar Aidan
21
Masih sakit
22
Yakin nih seranjang?
23
Menikahi Deandra bukan untuk balas dendam!
24
Kedatangan tamu
25
Kenapa wajahnya mirip!
26
Kemarahan Papa Ricardo
27
Harus menemani siapa?
28
Keadaan Poppy
29
Amarah Deandra
30
Menyesalkah Aidan?
31
Kepergok
32
Keputusan Deandra
33
Curahan hati Elena
34
Jangan emosi Aidan!
35
Aidan vs Dokter Leo
36
Aidan bagaikan maling
37
Pertengkaran di pagi hari
38
Perkara pulang
39
Jalan-jalan ke mall
40
Tawaran Harland
41
Bahagia itu sederhana
42
Tidak berhasil dapat alamat
43
Deandra yang baru
44
Aidan kepanasan
45
Sikap lembut Deandra
46
Bibir terluka, ditambah perut sakit
47
Awal pertemuan
48
Hasil pemeriksaan Dokter
49
Inseminasi
50
Poppy telah bangun dari koma
51
Kegalauan hati Aidan
52
Sindiran Papa Ricardo
53
Ingin menjenguk Poppy
54
Aidan mulai curiga
55
Liontin milik Deandra
56
Perasaan Poppy
57
Laporan Karno
58
Kedatangan Harland ke perusahaan
59
Pertemuan Harland dengan Ernest
60
Aidan tidak tahan
61
Minta maaf
62
Ceritanya makan siang romantis, tapi!?
63
Kekecewaan Aidan
64
Pembelaan Aidan
65
Mulai syuting
66
Menegur Poppy
67
Perusahaan milik Bianca
68
Makan Malam - 1
69
Makan malam - 2
70
Kebenaran yang terungkap
71
Mulai menyesalkah Aidan?
72
Kegilaan Mama Daisy
73
Kekecewaan Harland
74
Perhatian Aidan, Perhatian Deandra
75
Perhatian kecil Deandra
76
Keributan di kamar Elena
77
Masuk TV
78
Deandra istriku, suamimu bertanya!
79
Bukti terbaru
80
Bagaimana kalau Deandra adalah Pricillia?
81
Serangan jantung
82
Kebenaran yang lain
83
Papa Harland
84
Jangan bawa istriku, Om Harland!
85
Minta maaf
86
Jangan pergi Deandra
87
Aidan sakit
88
Tinggal di tempat baru
89
Nasib Poppy
90
Hasil USG
91
Mengusir Poppy
92
Ambyar
93
Ngidamnya Bumil
94
Murkanya Papa Harland.
95
Pelajaran dari Papa Harland
96
Kekasihku Deandra
97
Tamu di pagi hari
98
Meluluhkan hati Papa Harlan
99
Mau makan es rujak, es podeng, es cream sama es alpukat
100
Bertemu dengan Arik
101
Aku sudah menikah, Mas Arik!
102
Kemarahan Aidan
103
Malam pertamakah?
104
Tolong selamatkan istri saya!
105
Hancurnya hati Aidan.
106
Salah paham
107
Deandra hamil anakmu, Aidan!
108
Bangkitlah Aidan! Cari istrimu!
109
Singapura
110
Elena melobi
111
Bicara dari hati ke hati
112
Restu Papa Harland
113
Ngerujak mangga muda di malam hari
114
Kematian
115
Wedding Party
116
Akhir Kisah
117
Please Be My Mommy!
118
Om Bram, Nikah Yuk!
119
Dokter Davin dan Santri Bar Bar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!