Bab 17. Fakta

Faizal melongo ketika Yuan mengejeknya sebagai lelaki lemah. Lelaki tersebut menggaruk kepala yang tidak gatal. Yuan melipat lengan dengan tatapan tajam yang mampu merobek harga diri Faizal.

"Seharusnya sebagai laki-laki kamu mempertahankan hubunganmu dengan Mutiara! Bukan malah mengizinkan dia selingkuh!"

"Kamu nggak akan mengerti apa yang sedang aku alami dan rasakan! Aku mencintainya, tapi merasa tidak akan mampu menuruti keinginannya secara materi. Aku hanya pekerja biasa!" seru Faizal dengan mata berkaca-kaca.

"Kalau kamu nggak mampu, kenapa tidak melepaskannya?" Yuan tersenyum miring seraya menyipitkan mata.

"Begini Mas Faizal, jika kita memiliki sebuah keinginan untuk membahagiakan seseorang, maka otomatis daya juang kita akan naik! Kita akan berusaha keras untuk membahagiakan mereka! Hasil akhirnya pasti akan terlihat! Seharusnya kamu yakin akan kemampuanmu, Mas! Harusnya kamu yakin suatu saat nanti bisa membahagiakan Mutia dengan caramu!"

Faizal terdiam. Keyakinannya mulai bangkit setelah mendengar kalimat yang keluar dari bibir Yuan. Sebuah senyum pun merekah sehingga membuat wajah Faizal tampak bersemangat.

Yuan pun merasakan aura positif terpancar dari dalam diri Faizal. Dia ikut tersenyum. Yuan yakin kali ini akan mendapatkan bantuan dari Faizal untuk mengungkapkan kebusukan Mutiara.

"Jadi, Mas Faizal akan tetap mempertahankan Mbak Mutiara atau memilih menyerah?"

"Apa kamu bodoh? Bukankah aku sudah bilang kalau ke sini untuk mencarinya lalu kunikahi? Aku ini lelaki bertanggungjawab! Aku akan membawa Mutiara pulang karena kedua orang tuanya sangat khawatir. Mereka juga sudah tahu semua, dan merestui hubungan kami!" seru Faizal penuh keyakinan.

Yuan tersenyum lebar. Dia pun mengacungkan jempol ke arah Faizal. Kini Yuan menatap sopir taksu melalui kaca spion.

"Pak, bisa putar balik ke titik jemput yang tadi?"

"Baik, Bu."

Mereka pun akhirnya putar balik dan kembali ke kediaman Ismoyo. Sesampainya di rumah itu, Yuan dan Faizal saling melemparkan tatapan. Tak lama berselang keduanya mengangguk mantap kemudian melangkah mendekati pintu utama rumah mewah tersebut.

Setelah sampai di depan pintu, Yuan menekan bel. Suara denting bel sampai ke telinga seluruh penghuni rumah. Namun, mereka yang sedang makan tampak acuh.

Yuan tidak menyerah begitu saja. Dia menggedor pintu hingga tangannya menjadi kemerahan. Faizal yang tidak tega, akhirnya membantu perempuan itu menggedor pintu.

Andri yang terganggu akhirnya memutar rodanya mendekati pintu. Dia langsung membuka pintu tersebut hingga terpampang pemandangan yang membuat dirinya tersulut emosi. Faizal sedang mengamati kondisi tangan Yuan yang telah lebam karena terlalu keras menggedor pintu.

"Kalian berdua ke sini untuk menunjukkan kemesraan? Enyahlah dari sini!" seru Andri dengan senyum miring.

Lelaki tersebut pun kembali menutup pintu. Yuan yang tidak rela diusir akhirnya menahan daun pintu menggunakan jemari. Alhasil jemari lentik perempuan itu terjepit.

Yuan meringis menahan sakit dan terus berusaha membuka pintu sekuat tenaga. Faizal yang menyadari Andri yang membuat Yuan terjepit pun membantunya membuka pintu. Lelaki tersebut terus berteriak agar Andri melepaskan genggamannya dari gagang pintu.

Akan tetapi, Andri tidak peduli. Dia justru semakin menarik tuas pintu sehingga jemari Yuan semakin sakit. Air mata Yuan sampai meleleh karena menahan sakit.

"Andri, hentikan!" teriak Drini.

Perempuan itu langsung berlari ke arah pintu. Dia langsung menghempaskan tangan sang putra agar berhenti menarik tuas pintu. Setelah benda tersebut kembali terbuka lebar, Yuan menarik kembali tangannya.

"Kami nggak apa-apa tanya Faizal sambil mengamati jemari Yuan yang terluka.

Yuan hanya bisa menggeleng sambil mengusap air mata. Sebuah tatapan tajam kini Andri berikan kepada Faizal. Dia tidak terima lelaki tersebut menggenggam jemari sang istri.

Andri memanglah lelaki egois. Dia enggan menunjukkan kasih sayang kepada Yuan, tetapi selalu cemburu jika sang istri tampak dekat dengan lelaki lain. Andri langsung balik kanan, hendak meninggalkan Yuan, Faizal, dan Drini.

"Mas Andri, berhenti!" cegah Yuan.

Andri mendadak menghentikan laju kursi rodanya. Dua berdiam diri dengan posisi memunggungi Yuan. Yuan akhirnya berjalan ke arah Andru dan mulai bersimpuh di depan suaminya itu.

"Mas, aku bawa lelaki yang tadi aku temui di kafe tanpa sengaja. Tolong berikan aku kesempatan untuk mengungkapkan semuanya!" Mata Yuan berkaca-kaca karena menahan perih pada buku-buku jarinya.

Andri melirik sekilas ke arah jemari Yuan yang tengah menggenggam jarinya. Ada luka yang timbul di sana akibat ulahnya barusan. Andri memalingkan wajah karena tidak tega melihat jemari sang istri yang terluka.

Di sisi lain, Mutiara yang mengetahui kehadiran Faizal pun sembunyi. Dia sedang memikirkan cara menggagalkan niat Yuan untuk mengungkapkan kebohongannya. Perempuan tersebut menggigit kuku dengan tubuh gemetar hebat.

"Bagaimana ini?"

Sementara Mutiara sedang kebingungan, Yuan, Andri, Faizal, dan Drini duduk di sofa ruang tamu. Yuan mulai menjelaskan semua yang sebenarnya terjadi. Selain itu, Faizal juga mengungkapkan mengenai hubungannya dengan Mutiara yang tidak diketahui oleh Andri.

Alangkah terkejutnya Andri ketika mengetahui bahwa dirinya memang hanya dimanfaatkan oleh Mutiara. Dia tertunduk lesu karena rasa bersalah kepada Yuan. Lelaki itu menyesal karena tidak mempercayai ucapan istrinya sendiri.

"Jadi, Mutia sedang mengandung anakmu, bukan anak Andri?" tanya Drini dengan mata terbelalak.

"Iya, Bu. Jika dibutuhkan, saya berani melakukan tes DNA setelah usia kehamilan Mutia mencukupi."

"Baiklah, mari kita bujuk Mutiara."

Mereka berempat pun melangkah ke arah kamar Mutiara. Drini mengetik pintu perlahan seraya memanggil nama Mutiara. Namun, tidak ada jawaban dari dalam kamar.

Setelah itu, Andri yang mengetul serta memanggil Mutiara. Masih tidak ada jawaban dari dalam. Ketika Yuan memutar tuas pintu, benda tersebut dalam keadaan terkunci dari dalam. Akhirnya Faizal meminta semuanya untuk menjauh.

Lelaki tersebut mundur beberapa langkah, lalu mendobrak pintu menggunakan lengan atasnya. Begitu pintu terbuka lebar, ternyata ruangan tersebut kosong. Drini yang panik langsung mencari keberadaan Mutiara di dalam kamar mandi.

"Semuanya, lihat ini!" teriak Yuan dari arah balkon.

Drini, Andri, dan Faizal pun langsung berlari menghampiri Yuan. Pada terali pembatas balkon terdapat tirai panjang yang diikatkan ke sana. Mereka menduga kalau Mutiara kabur.

"Pergi ke mana dia? Kenapa harus menghindar?" tanya Andri.

"Entahlah, kita harus segera menemukan Mutia! Aku khawatir terjadi hal buruk karena dia pasti berpikiran buruk mengenai kehadiranku di sini!" ujar Faizal.

Lelaki tersebut langsung berlari keluar dari kamar. Dia mencoba mencari Mutiara di sekitar tempat tinggal keluarga Ismoyo. Peluh bercucuran membasahi hampir seluruh tubuh Faizal.

Meski Mutiara sudah berbuat jahat kepadanya, lelaki itu tetap mencintai sang kekasih. Dia yakin Mutiara bisa berubah menjadi lebih baik jika dia terus bersabar serta membimbingnya.

Ketika berada di ujung rasa putus asa, Faizal menemukan Mutiara sedang duduk meringkuk di dekat tong sampah. Faizal perlahan mendekati Mutiara agar kekasihnya itu tidak lagi kabur.

"Tiara!" panggil Faizal dengan suara lembut.

Mutiara menoleh dengan tatapan sayu. Dia sedikit meringis seraya memegangi perut. Awalnya Faizal mengernyitkan dahi.

Namun, begitu melihat ada sisa darah yang mengalir di kaki Mutiara, Faizal langsung panik. Dia bergegas mengangkat tubuh sang kekasih dan berlari ke rumah Andri untuk meminta bantuan.

"Ada apa?" tanya Andri dengan suara dinginnya.

"To-tolong kami, Mas! Mutia sepertinya mengalami pendarahan!" kata Faizal dengan suara bergetar.

"Minta tolong? Kalian meminta tolong kepadaku setelah bersekongkol menipu serta memanfaatkanku?" Andri tersenyum miring sambil melipat lengan di depan dada.

"Itu ganjaran yang harus kalian terima atas semua keburukan yang sudah kalian lakukan kepada keluargaku!"

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

syukurlah Faisal ternyata orang baik

2023-10-13

1

Ainisha_Shanti

Ainisha_Shanti

akhirnya terungkap juga.
yuan jangan dengan mudah memaafkan andri. beri dia efek jerah biar kemudian hari berfikir sejuta kali kalau nak buat sesuatu

2023-07-19

1

Wiek Soen

Wiek Soen

terungkap juga akhirnya

2023-07-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!