Bab 3. Ranjang Dingin

"Apa pun keadaan putra Pak Anton, saya akan menerimanya dengan ikhlas. Saya bersedia menerima setiap kekurangan dan kelebihan beliau,” ucap Yuan tegas tanpa keraguan sedikit pun.

Hati Anton dan Drini lega luar biasa ketika mendengar keikhlasan Yuan. Mereka berdua yakin Yuan adalah calon menantu yang baik. Anton menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan.

Lelaki itu menatap intens manik mata Yuan. Drini memegang bahu sang calon menantu penuh harap. Dia berharap setelah mengetahui kondisi Andri, Yuan tidak berubah pikiran.

"Kamu akan Bapak nikahkan dengan putra keduaku. Namanya Andri, seorang mantan dokter."

Yuan mengerutkan dahi ketika mendengar kata mantan tersemat di depan dokter. Seakan bisa membaca pikiran Yuan, Andri mulai menjelaskan kondisi Andri secara perlahan.

"Ya, Andri terpaksa harus meninggalkan profesinya sebagai dokter karena mengalami kelumpuhan. Dia terjangkit virus polio karena diduga sudah mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terpapar virus tersebut dalam jangka waktu yang lama." Anton menatap langit-langit putih rumah sakit.

"Dia sengaja menerima penempatan di Aceh karena ingin hidup mandiri. Selama ini dia merasa bahwa kami terlalu memanjakannya. Sebenarnya dia adalah pria yang baik dan bertanggungjawab. Sayangnya, nasib buruk menimpanya sekarang. Jadi, akhir-akhir ini temperamennya menjadi begitu buruk."

Yuan terdiam. Dia tidak sanggup lagi berkata-kata. Hatinya kini mengalami dilema karena harus kembali menerima kenyataan pahit ini.

"Jika memang kamu mau menolak perjodohan ini, masih belum terlambat, kok, Nduk." Drini dengan besar hati menerima segala keputusan Yuan yang mungkin saja akan berubah.

Drini menyadari bahwa menikah dengan Andri tidak akan berakhir baik. Terlebih, putra keduanya itu sekarang memiliki temperamen yang sangat buruk. Drini tidak mau memaksa Yuan untuk melanjutkan pernikahan ini.

Yuan kembali berpikir keras. Dia terus mengingat kebaikan yang diberikan oleh keluarga Ismoyo kepadanya. Ibunya diberi kesempatan untuk berjualan di kantin rumah sakit, mereka membiayai kuliahnya, serta pekerjaan yang sangat layak sudah diberikan kepada Yuan.

Mungkin ini memang sudah saatnya Yuan membalas semua kebaikan keluarga tersebut. Yuan menarik napas panjang, lalu mengembuskannya secara perlahan. Dia terus membisikkan kalimat bahwa dirinya ikhlas menerima semua takdir Tuhan yang telah digariskan untuknya.

"Nggak masalah, Pak. Saya akan menjalankan tugas sebagai istri Mas Andri dengan ikhlas. Saya akan merawat beliau dengan sabar."

Mata Drini mulai berkaca-kaca dan tak lama berselang tangisnya pecah. Dia tidak menyangka calon menantunya ini adalah gadis yang begitu tulus. Yuan ikhlas menerima kondisi sang suami yang sebenarnya jauh dari kata layak untuk menjadi seorang pemimpin keluarga.

Drini memeluk tubuh Yuan sambil menangis sesenggukan. Dia mengusap rambut panjang Yuan dan terus mengusap kata syukur dan terima kasih. Melihat calon besannya menangis, membuat Winarni ikut menangis juga.

Setelah mengurus semua administrasi, mereka pun memindahkan Siswoyo ke rumah sakit milik Anton. Operasi dilakukan hari itu juga di Rumah Sakit Sumber Waras dengan dokter terbaik yang mereka miliki.

"Kamu yakin, Nduk?" tanya Winarni kepada Yuan di sela-sela waktu menunggu operasi selesai.

"Iya, Bu. Anggap saja ini bakti terakhir Yuan sebagai anak bapak sama Ibu. Maaf, ya, Bu? Kalau selama ini Yuan belum bisa jadi putri yang baik."

"Sssttt, kamu itu ngomong apa, to, Nduk. Justru kami bangga memiliki putri seperti kamu. Maafkan Ibu belum bisa ngasih yang terbaik untukmu selama ini. Ibu masih terus merepotkanmu dengan masalah keuangan dan hutang-hutang itu." Winarni tertunduk lesu menatap sandal jepitnya yang sudah usang.

"Bu, aku ikhlas. Semuanya tidak sebanding dengan perjuangan Ibu dalam merawatku selama ini." Yuan memegang jemari sang ibu, sehingga Winarni mengangkat wajah dan menatap mata putri keduanya itu.

Dua perempuan tersebut saling berpelukan. Mereka menguatkan satu sama lain. Winarni berharap putrinya bisa mendapatkan kebahagiaan setelah ini.

Operasi berjalan lancar setelah melalui proses selama 5 jam. Yuan hari itu resmi mengundurkan diri karena diminta oleh Anton. Tugasnya akan berganti sepenuhnya menjadi istri Andri.

Yuan harus merawat Andri 24 jam penuh selama satu minggu. Menemani lelaki itu saat kondisi paling buruk di dalam hidupnya. Yuan sudah bertekad untuk mengabdikan sisa umurnya merawat suaminya itu.

...****************...

"Yuan!" panggil Drini ketika melihat calon menantunya itu melamun.

"Kamu mau pilih baju yang mana?"

Yuan pun menoleh ke arah calon mertuanya itu sambil tersenyum lembut. Drini menunjukkan katalog yang berisi beberapa gaun pengantin kepada Yuan. Perempuan itu langsung mengambil alih katalog dan mulai mengamati satu per satu model gaun yang ada di sana.

Yuan memilih gaun yang sangat sederhana sesuai dengan kepribadiannya. Selebihnya, persiapan yang lain diurus oleh Drini. Mereka langsung mengadakan pesta sederhana di kediaman Anton ketika kondisi Siswoyo sudah membaik. Hanya ada sanak saudara dan kerabat dekat yang datang.

Semua berlangsung begitu sederhana dan cepat. Tidak ada kesan spesial di mata Yuan. Hari itu juga merupakan pertama kali dirinya melihat Andri.

"Tampan," ucap Yuan dalam hati.

Entah mengapa jantung Yuan berdegup begitu kencang ketika melihat Andri untuk pertama kali. Dia langsung jatuh hati kepada lelaki tampan itu. Meski Andri bersikap sangat dingin, tetapi Yuan bisa merasakan ada aura kebaikan di dalam diri lelaki tersebut.

Setelah acara pernikahan selesai, Yuan langsung masuk ke kamar pengantinnya. Dia terpukau saat melihat hiasan yang ada di kamar itu. Aroma bunga mawar putih semerbak memenuhi kamar yang awalnya adalah milik Andri.

Bahkan di atas ranjang, terdapat buket bunga serta taburan bunga mawar merah yang melambangkan cinta dan keromantisan. Yuan duduk di atas ranjang sambil mengusap lembut seprai yang menyelimuti ranjang.

"Cantiknya," ucap Yuan sambil tersenyum lebar.

Ketika sedang mengagumi keindahan kamar pengantinnya, tiba-tiba pintu kamar dibanting kasar. Sontak Yuan menoleh ke arah pintu yang sudah terbuka lebar. Andri sudah ada di ambang pintu sambil menatapnya tajam.

"Jangan harap kamu bisa hidup tenang di rumah ini! Aku tahu maksudmu mau menikahi pria lumpuh sepertiku!" Andri memutar roda secara manual, kemudian mendekati Yuan.

Tatapan dingin lelaki itu justru membuat jantung Yuan berdetak semakin cepat. Dia beranjak dari ranjang dan berdiri tepat di hadapan Andri. Dia menautkan kedua jemarinya seraya menatap takut sang suami yang tampak marah.

"Ma-maaf, Mas. Tapi ... aku tidak paham dengan apa yang Mas Andri katakan."

"Halah! Kamu nggak usah pura-pura! Kamu mau menikah denganku karena hanya menginginkan harta warisanku kelak, bukan?"

Tuduhan Andri membuat hati Yuan sekaan diremas. Dadanya terasa begitu sesak. Air mata pun mulai berdesakan hendak keluar membasahi pipi.

Namun, Yuan sebisa mungkin menahan kesedihannya agar tidak meluap. Sakit itu pasti, tetapi Yuan ingin membela diri dan menunjukkan bahwa dirinya ikhlas menikahi Andri demi baktinya kepada kedua orang tua. Bukan semata-mata karena harta yang dimiliki oleh keluarga Ismoyo.

"Mas mau istirahat sekarang? Ayo, Yuan bantu." Yuan berusaha mengabaikan ucapan menyakitkan Andri barusan.

Yuan mulai memegang lengan Andri, tetapi lelaki itu langsung menepisnya kasar. Perempuan itu hampir saja terjatuh jika saja dia tidak berpegangan pada meja yang ada di samping tempat tidur.

"Jangan pernah menyentuhku! Aku juga tidak akan menyentuhmu sedikit pun! Jika aku melakukannya, mungkin aku sudah kehilangan akal! Aku jijik dengan perempuan ular sepertimu!" Andri mendekatkan kursi rodanya menuju ranjang.

Lelaki itu pun berusaha berpindah dari kursi roda ke atas ranjang. Setelah berhasil, Andri menyandarkan punggung pada dasbor ranjang dan menatap tajam ke arah Yuan. Dia tersenyum miring kemudian mengeluarkan sebuah kalimat yang kembali membuat Yuan terluka.

"Aku akan membuatmu menyesal karena sudah memilih untuk menyetujui perjodohan ini! Aku akan membuat ranjang ini tetap dingin sampai aku mati!"

Terpopuler

Comments

Afternoon Honey

Afternoon Honey

serius... yakin... 🤔😅

2023-12-31

0

Ismu Srifah

Ismu Srifah

awas bucin kau dri

2023-12-12

2

auliasiamatir

auliasiamatir

pegang kata kata mu yah andri..
bikin greget aku bacanya.

2023-09-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!