Bab 14. Mendapat Kunci

"Tunggu!" seru Yuan ketika perempuan yang dia hubungi hendak mengakhiri panggilan.

"Siapa kamu?" tanya perempuan itu lagi.

"Yuan, istri Mas Andri. Aku mendengar perbincanganmu dengan Mutiara kemarin. Bisa kita bertemu? Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu."

Suasana mendadak hening. Perempuan bernama Bunga itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun ketika Yuan mengungkap identitasnya. Yuan kembali berbicara untuk memastikan lawan bicaranya masih ada di ujung telepon.

"Bunga? Halo, kamu masih di sana, 'kan?"

Terdengar deham dari ujung sambungan telepon. Tak lama kemudian sebuah embusan napas keluar dari bibir Bunga. Dia pun mulai menjawab pertanyaan Yuan.

"Mau tanya apa? Di sini aja!"

"Nggak bisa di sini. Bisa kita bertemu? Aku ingin mengetahui semua tentang Mutiara."

Tawa Bunga pecah seketika ketika mengetahui maksud dari Yuan menghubunginya. Yuan memutar bola mata ketika mendengar Bunga tertawa lepas. Setelah berhenti tertawa, perempuan itu kembali berdeham sebelum akhirnya membuka obrolan.

"Apa kamu tidak salah? Aku ini sahabat dari Mutia! Memangnya kamu percaya dengan apa yang akan aku katakan? Bisa saja aku membohongimu!"

Yuan terdiam. Apa yang dikatakan oleh Bunga memang benar. Jika memang perempuan itu sahabat dari Mutiara, pastilah Bunga akan menyembunyikan fakta buruk mengenai Mutiara dan kehamilannya.

Namun, sebuah ide brilian muncul di kepala Yuan. Dia berencana menguji persahabatan keduanya menggunakan harta. Yuan tersenyum licik sebelum melancarkan niatnya.

"Berapa jumlah uang yang kamu inginkan? Anggap saja kita sedang berbisnis! 50 juta, 100 juta? Katakan!"

Suasana kembali hening. Yuan yakin betul kalau umpan yang dia berikan kepada Bunga akan mendapatkan hasil memuaskan. Dalam hitungan ke-lima, akhirnya Bunga kembali membuka suara.

"Hah, kamu pikir aku sahabat macam apa?"

"Apa nominalnya terlalu kecil? Bagaimana kalau ...." Yuan memberikan penawaran terakhirnya.

"Ini penawaran terakhirku. Jika kamu tidak mau, aku bisa saja menyewa jasa mata-mata untuk menyelidiki semuanya sampai tuntas! Tidak hanya sampai di situ! Aku bahkan akan menyeret kalian berdua ke dalam 0enjara karena telah bersekongkol untuk menipu keluarga suamiku!" ancam Yuan.

Akhirnya Bunga menyetujui tawaran Yuan. Mereka pun membuat janji temu di sebuah kafe yang terletak pada pusat perbelanjaan setempat. Keduanya bertemu hari itu juga.

Yuan tersenyum miring ketika sampai di kafe yang dimaksud. Dia menatap tajam Bunga yang ternyata sudah datang lebih dulu. Yuan melangkah perlahan mendekati meja tempat Bunga berada.

Ketika sampai di hadapan Bunga, Yuan mengulurkan tangan sembari tersenyum ramah. Bunga yang tengah menyedot es kopinya pun mendongak. Perempuan itu justru melipat lengan seraya tersenyum sinis, enggan menyambut uluran tangan Yuan.

"Aku tidak memiliki banyak waktu, sebelum bekerja aku ingin memastikan imbalanku diberikan tanpa kurang sepeser pun!" seru Bunga seraya menaikkan salah satu alisnya.

Yuan menarik kursi di depannya, lalu mendaratkan bokong ke atas benda tersebut. Dia langsung mengeluarkan ponsel dari dalam tas, membuka aplikasi perbankan, kemudian mengetikkan beberapa digit angka. Setelah selesai, Yuan menunjukkan layar ponselnya kepada Bunga.

"Segini, 'kan? Cek lagi nomor rekeningmu! Sudah benar?"

Pupil mata Bunga melebar seketika saat menatap layar ponsel Yuan. Bahkan dia hampir saja meneteskan air liur karena nominal luar biasa yang ditulis oleh Yuan. Persahabatan Bunga dan Mutiara resmi tergadai sore itu juga.

"Aku akan mengimkannya setengah. Setengah lagi, akan aku berikan setelah kamu menyelesaikan ceritamu serta menjawab semua pertanyaan yang aku ajukan! Bagaimana?" Yuan menarik ujung bibirnya penuh percaya diri.

"Setuju!"

Akhirnya perlahan Bunga menceritakan semua yang terjadi berdasarkan cerita yang diungkapkan oleh Bunga, Yuan mengetahui bahwa sebenarnya Mutiara hanya memanfaatkan Andri. Ketika dirinya menjalin hubungan dengan Andri, di waktu bersamaan Mutiara juga memiliki seorang kekasih.

"Siapa nama kekasihnya?" tanya Yuan dengan gigi terkatup rapat.

"Aku tidak bisa memberitahumu untuk hal ini. Tapi, aku bisa memberitahu kamu nomor ponselnya. Untuk selanjutnya, kamu bisa menghubungi lelaki itu secara langsung. Tapi sejujurnya, aku sendiri ragu." Bunga mengusap dagu seraya melemparkan tatapan ke langit-langit gedung.

"Aku ragu siapa ayah dari anak yang sedang dikandung Mutia. Sebenarnya, Mutia pun ragu mengenai ayah biologis bayi itu. Mereka berhubungan secara bergantian setiap minggunya!" seru Bunga dengan suara pelan dan diakhiri oleh gelak tawa.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

bueuhh suhunya para suhu ternyata 🤣

2023-10-04

1

Andi Fitri

Andi Fitri

ternyata mutiara gadis tpi janda..🤭

2023-09-29

0

Hasian Marbun Ian ayurafanisa

Hasian Marbun Ian ayurafanisa

lanjut ni

2023-07-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!