Yuan langsung berlari keluar dari kamar. Ketika sampai di loundry room, asap sudah mengepul karena panas setrika membakar gaun Riana. Yuan bergegas mencabut kabel dari steker.
Kaki Yuan lemas seketika. Dia langsung duduk bersimpuh di atas lantai dengan jantung berdetak begitu cepat. Tak lama berselang terdengar langkah kaki mendekat.
"Astaga, Yuan! Apa yang kamu lakukan dengan gaunku?" teriak Riana dengan kedua tangan mengepal di samping badan.
Yuan pun langsung berdiri. Dia menatap lesu ke arah Riana yang mulai mengangkat setrika dari atas gaunnya. Yuan meremas rok pendek yang membalut tubuh serta berulang kali menelan ludah kasar.
"Ma-maaf, aku nggak sengaja," cicit Yuan.
"Nggak sengaja? Nggak sengaja kamu bilang?" teriak Riana seraya menatap tajam Yuan.
"A-aku tadi mau sekalian setrika beberapa pakaian, jadi aku pergi ke kamar. Kemudian ...." Belum sempat Yuan menyelesaikan penjelasan, Riana tiba-tiba menamparnya.
Yuan sampai berpaling akibat pukulan keras yang mendarat di pipinya. Dia langsung mengusap pipi untuk menghilangkan rasa panas pada permukaan kulitnya. Perlahan Yuan menoleh dan menatap lagi Riana.
"Nggak sengaja kamu bilang? Kamu pasti sengaja! Kamu diam-diam mengetahui kalau ini adalah gaun untuk kencan dengan Burhan, bukan?" tuduh Riana.
Yuan pun terbelalak dengan mulut menganga lebar. Tak lama berselang dia tersenyum tipis ketika mendengar asumsi Riana. Yuan langsung bersedekap seraya menatap tajam adik iparnya tersebut.
"Bagaimana aku bisa mengetahuinya? Bahkan aku sudah tidak peduli tentang hubungan dengan Burhan! Yang jelas bagiku Burhan hanyalah barang bekas! Jika memang kamu mau memungutnya, ya, silakan!”
Yuan balik kanan kemudian kembali ke kamarnya. Sementara itu, Riana berteriak kencang seraya mengentakkan kaki. Riana pun meraih gaunnya yang sudah bolong, lalu melemparnya asal ke atas lantai.
***
Malam itu suasana di kediaman Ismoyo tampak meriah. Beberapa sudut ruangan dihiasi dengan guci besar berisi bunga mawar putih. Yuan pun sedang sibuk membantu Sumi menyiapkan makanan. Hari ini merupakan hari pertunangan antara Riana dengan Burhan setelah adik iparnya itu dilamar ketika kencan beberapa waktu lalu.
Tak lama berselang terdengar Burhan dan keluarganya datang. Yuan memilih untuk keluar ke kebun karena masih enggan bertemu dengan ibu dari mantan kekasihnya itu. Sebenarnya hubungannya dengan Burhan memang tidak direstui oleh Sofia, ibu Burhan.
Yuan memilih untuk menyendiri seraya menatap langit malam dengan kerlip bintang. Bulan bersinar terang menerangi langit. Embusan angin malam membelai anak rambut Yuan, sehingga membuat perempuan itu berulang kali menyelupkannya ke belakang telinga.
"Wah! Memang perempuan ular, ya?"
Suara bariton laki-laki memecah keheningan dan ketenangan Yuan malam itu. Lelaki tersebut adalah Burhan. Yuan langsung memasang sikap waspada.
Yuan berdiri seraya menatap tajam lelaki di hadapannya. Burhan menyeringai dan terus melangkah mendekati Yuan. Semakin Burhan mendekat, maka Yuan berjalan mundur.
"Berhenti di sana! Atau aku akan teriak!" ancam Yuan.
"Berteriak? Jika itu kamu lakukan, aku justru akan mengatakan bahwa dirimu sudah menjebakku! Aku akan mengatakan bahwa kamu tidak rela hubungan kita berakhir, dan berencana menggagalkan pertunanganku dengan Riana. Bagaimana? Menarik bukan?" Burhan terkekeh seraya membasahi bibirnya dengan ludah.
"Dasar brengsek!" teriak Yuan penuh emosi.
Burhan tidak menyerah begitu saja. Lelaki itu justru terus mendekat, hingga kini punggung Yuan menempel pada pagar beton yang ada di dekat kolam renang. Burhan pun mengungkung sang mantan kekasih, serta menatapnya buas penuh nafsu.
"Kamu jangan macam-macam, Burhan! Mundur!"
Yuan mendorong tubuh Burhan, tetapi lelaki itu tidak bergeser sedikit pun layaknya tebing karang yang ada di tepi pantai. Justru kini Burhan semakin mendekatkan wajah ke arah Yuan.
Yuan tidak kehabisan akal. Dia menekuk kaki berniat menendang pusaka Burhan. Namun, sialnya Burhan mengetahui rencana Yuan.
"Hei, tenanglah! Aku pastikan kamu akan menyukai surga dunia yang aku rasakan! Aku yakin pasti suami cacatmu itu tidak mampu memuaskanmu di atas ranjang!"
"Jaga mulutmu!" Rahang Yuan mengeras seketika.
"Sebelum aku resmi menikah dengan Riana, kita bisa bersenang-senang terlebih dahulu!" Burhan menyeringai, kemudian berusaha mendaratkan ciuman pada pipi Yuan.
Yuan segera menoleh untuk menghindari ciuman Burhan. Namun, lelaki tersebut tidak menyerah begitu saja. Dia terus memaksa Yuan untuk mendaratkan bibirnya ke atas bibir perempuan itu.
Yuan terus meronta. Dia berusaha berteriak, tetapi Burhan justru mencekiknya. Air mata Yuan pun meleleh.
Bukannya mundur dan mengurungkan niat, Burhan justru semakin brutal menjalankan aksinya. Sekuat apa pun Yuan menghindar dan berusaha melepaskan diri, dia tetaplah hanya seorang wanita yang kekuatannya tidak seberapa.
"Tolong lepaskan aku, Burhan!" pinta Yuan di antara isak tangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Alanna Th
dasar lk" luknat, smoga riana tdk jadi brtnngn dgny
2023-10-28
1
Ainisha_Shanti
kurang ajar punya jantan pecundang. semoga riana melihat kelakuan kekasih kesayangan nya itu, biar bengkak bernanah mata dan hati riana kerana mengetahui sisi jahat kekasihnya itu 😡😡😡
2023-07-08
1
Hasian Marbun Ian ayurafanisa
berharap andri menolong yuan🤨
2023-07-08
1