Bab 15. Memutar Balikkan Fakta

Yuan mengernyitkan dahi setelah mendengar ucapan Bunga. Ternyata Mutiara benar-benar perempuan yang tidak baik. Dia memanfaatkan Andri untuk memenuhi gaya hidup, lalu tetap menjalin hubungan dengan kekasihnya yang menurut penuturan Bunga hanya lelaki biasa dan sederhana.

"Ah, sudahlah. Aku nggak mau terlibat lebih jauh dengan urusan kalian! Setelah ini jangan pernah menghubungiku lagi!" Bunga beranjak dari kursi, lalu bersedekap.

"Sekarang, transfer sisanya! Aku masih ada urusan lain."

Yuan pun langsung mengirimkan sisa uang yang dia janjikan kepada Bunga. Setelah selesai, Yuan menunjukkan layar ponselnya kepada Bunga. Sahabat dari Mutiara tersebut mengacungkan jempol, kemudian beranjak pergi dari meja.

Setelah memastikan Bunga keluar dari kafe, Yuan memasang earphone pada telinganya. Dia memutar ulang rekaman percakapan antara dirinya dengan Bunga. Yuan sengaja merekam semua diam-diam sebagai bukti kebohongan Mutiara untuk diungkapkan kepada keluarga Ismoyo.

"Benar-benar licik!" seru Yuan ketika kembali mendengarkan semua hal yang diungkapkan oleh Bunga.

Namun, ketika baru mendengar setengah dari rekaman percakapan tersebut, tiba-tiba seseorang menarik kabel earphone milik Yuan. Sontak Yuan menoleh ke arah orang itu. Dia terbelalak karena ternyata orang yang menarik benda bulat kecil itu adalah Mutiara.

"Ti-Tiara!" Yuan melongo sembari menggenggam ponselnya.

Dalam hitungan detik, Mutiara merebut ponsel milik Yuan. Dia langsung membanting benda pipih itu ke atas lantai hingga terbelah menjadi beberapa bagian. Hati Yuan pun ikut hancur dan kacau melihat ponselnya yang kini rusak.

"Aku tahu semuanya! Kamu mau saja ditipu sama Bunga?" Mutiara tersenyum miring dengan lengan dilipat di depan dada.

Tanpa sepengetahuan Yuan, ternyata Mutiara dan Bunga telah bersekongkol. Mereka berdua sengaja memancing dan menyetujui ajakan Yuan untuk bertemu. Bahkan keduanya sepakat untuk membagi dua uang yang telah diberikan oleh Yuan.

"Jangan pernah menghalangi rencanaku, atau justru kamu yang akan ditendang oleh keluarga Bang Andri!"

Yuan mengabaikan apa yang diucapkan oleh Mutiara. Dia jongkok, hendak memungut ponselnya. Namun, ketika jemari lentik Yuan baru akan menyentuh benda pipih tersebut, Mutiara menendang ponsel itu.

Yuan menarik napas panjang, kemudian mengembuskannya kasar. Setelah itu dia kembali berdiri, bersedekap, dan menatap tajam perempuan di hadapannya itu. Gigi Yuan terkatup rapat.

"Mari kita lihat! Tuhan tidak akan diam melihat kebusukanmu!" Suara Yuan bergetar ketika mengatakan semua itu.

Mutiara maju beberapa langkah hingga jarak keduanya tinggal sejengkal. Mereka saling melemparkan tatapan tajam dan rahang keduanya sama-sama mengeras. Mutiara menarik salah satu sudut bibirnya ke atas sambil menyipitkan mata.

"Kita lihat saja nanti, siapa yang akan menjadi pemenang!" Mutiara balik kanan kemudian meninggalkan Yuan yang hanya bisa menekan amarahnya.

Yuan memang kesal dan marah melihat sikap Mutiara. Akan tetapi, dia enggan meluapkan emosi di depan khalayak ramai. Jadi, Yuan memilih untuk diam dan menekan emosinya sendiri agar tidak meledak-ledak.

Setelah punggung Mutiara menghilang di balik pintu, Yuan menatap nanar ponselnya yang kini ada di kolong meja. Bahu perempuan tersebut merosot ketika berjalan gontai untuk mengambil benda pipih tersebut.

Yuan mengumpulkan kepingan ponsel yang telah tercecer menjadi beberapa bagian. Dia terdiam sejenak sebelum akhirnya mengembuskan napas kasar.

"Hilang sudah bukti rekaman suaraku. Aku benar-benar teledor! Semoga saja masih bisa diperbaiki dan datanya bisa kembali."

Yuan menyalahkan diri sendiri karena rekaman suaranya tidak disimpan pada kartu memori. Dia hanya penyimpan rekaman tersebut pada memori internal ponsel. Yuan memasukkan ponselnya yang hancur ke dalam tas, lalu berdiri dengan tatapan menunduk.

Saat hendak balik badan, tiba-tiba saja Yuan menabrak seseorang. Keseimbangan Yuan pun goyah. Beruntungnya lelaki tersebut dapat menangkap tubuh Yuan dan membantunya kembali berdiri.

"Maaf, aku nggak sengaja! Kamu nggak apa-apa?" tanya lelaki tersebut.

"Nggak apa-apa, Mas. Maaf, saya permisi!" Yuan tetap menundukkan pandangan, kemudian berlalu begitu saja.

Lelaki dengan tubuh tinggi tegap itu pun hanya bisa menatap Yuan yang mulai menjauh. Sedetik kemudian, dia kembali menempelkan ponsel pada telinga seraya mengedarkan pandangan.

"Halo, kamu di mana? Halo ... halo!" seru lelaki tersebut dengan nada tinggi.

"Sial!" umpatnya sambil meninju udara karena ternyata sambungan telepon sudah diakhiri secara sepihak.

Sebelum pulang, Yuan memperbaiki ponselnya. Namun, pegawai tempat itu mengatakan data yang ada tidak dapat dikembalikan karena Yuan tidak mencadangkan semuanya ke cloud atau semacamnya. Dia pun akhirnya hanya bisa pulang dalam keadaan lemas.

Sesampainya di rumah Yuan dibuat keheranan karena melihat semua anggota keluarga berkumpul di ruang keluarga. Yuan berhenti sejenak sebelum akhirnya mendekati Drini. Dia hendak meraih jemari sang mertua, tetapi perempuan itu langsung menarik lengannya.

"Bu, kenapa?" tanya Yuan dengan dahi berkerut.

Drini tidak menjawab. Dia langsung memalingkan wajahnya. Di sisi lain, Riana beranjak dari sofa.

Riana berjalan ke arah Yuan kemudian menampar pipi kakak iparnya tersebut. Yuan sampai berpaling karena kerasnya tamparan yang diberikan oleh Riana. Rasa panas pun kini menyapa permukaan kulit Yuan.

"Kamu memang nggak tahu diri! Kamu sudah mendapatkan banyak bantuan dari keluarga kami, tetapi apa balasannya? Kamu menyetujui pernikahan hanya karena mau memanfaatkan keluarga ini agar mendapat lebih banyak harta!" tuduh Riana.

"Aku nggak ngerti maksudmu, Riana."

Tak lama kemudian Andri melemparkan sebuah amplop coklat ke lantai. Beberapa lembar foto keluar dari amplop tersebut. Yuan pun menunduk dan meraih kumpulan foto tersebut.

Yuan menatap foto tersebut satu per satu. Di dalam foto tersebut, Yuan terlihat seakan sedang berpelukan dan bermesraan dengan seorang lelaki. Yuan langsung terbelalak ketika mengingat momen di mana dia bertabrakan dengan seorang laki-laki sebelum keluar dari kafe.

"Aku tidak mengenal lelaki ini! Aku bahkan baru bertemu dengannya di kafe barusan!"

"Ah, berarti benar kamu memang bertemu dengan lelaki yang di foto itu." Andri tersenyum miring sembari menatap tajam sang istri.

"Memang benar aku bertemu dengannya. Tapi, aku nggak sengaja, Mas!"

"Lalu untuk apa kamu datang ke kafe, ha!" bentak Andri penuh emosi dengan dada kembang kempis.

"A-aku ke sana untuk menemui ...." Belum sempat Yuan menyebut nama Bunga, Riana kembali menamparnya.

Hati Yuan seakan diremas karena mendapatkan perlakuan kasar dari mereka. Kali ini mentalnya benar-benar jatuh. Bahkan Drini yang biasa bersikap hangat, hari itu dia hanya terdiam dan menunjukkan raut wajah kecewa.

Detik itu juga Yuan memutuskan untuk menyerah. Dia sudah tidak ingin lagi mempertahankan pernikahan. Bagi Yuan percuma saja dia bertahan dan berjuang sendiri kalau sudah tidak ada lagi yang mau menemani.

"Baiklah, aku akan pergi dari sini. Tapi, aku ingin mengatakan sesuatu kepada kalian."

Yuan menatap tajam ke arah Mutiara dengan mata berkaca-kaca. Rahangnya mengeras dengan jemari mengepal kuat. Air mata perlahan lolos keluar dari sarangnya.

"Aku harap kalian tidak akan menyesal di kemudian hari. Asl kalian tahu ...." Yuan menarik napas panjang kemudian mengembuskannya perlahan.

"Sebenarnya kalian sedang memelihara ular di dalam rumah ini! Sejinak-jinaknya ular, mereka akan tetap berbahaya di kemudian hari!"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Yuan menyapukan pandangan pada selirih orang yang ada di sana. Yuan pun akhirnya mengusap air mata, kemudian masuk ke kamar untuk berkemas.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

yuan, kamu ceroboh tapi aku setuju kamu pergi, biarin aja keluarga bodoh itu

2023-10-04

2

sayonara

sayonara

itu Yuan bodoh, ceroboh.. taunya nangis terus. bodoh

2023-09-07

1

Elsha Unaaha Elsha

Elsha Unaaha Elsha

lanjut

2023-07-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!