Bab 6. Adik Ipar yang Jahat

Andri terdiam sejenak ketika melihat bahu sang ibu merosot. Rasa bersalah kembali bergelayut di hati Andri. Jika dipikir lagi, kesalahan Drini tidak seberapa besar jika dibandingkan dengan pengorbanan yang telah diberikan untuknya.

Akhirnya Andri menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. Drini menatap sendu sang putra dengan air mata yang mulai menetes. Andri menggerakkan lengan, lalu mengusap air bening yang jatuh membasahi pipi Drini.

"Ya sudah, Andri juga minta maaf, Bu. Maaf Andri akhir-akhir ini menjadi jauh lebih temperamen. Sejujurnya, aku masih belum bisa menerima kenyataan ini," ucap Andri lesu sembari menatap kakinya yang dengan otot yang mulai mengecil.

"Kalau begitu, sekarang Ibu suapin Andri! Baru nanti Andri maafkan! Gimana?" tawar Andri.

Mendengar permintaan sang putra membuat Drini langsung mengusap lagi sisa tangisnya. Perlahan senyuman perempuan tersebut mengembang. Drini bergegas meraih hendel kursi roda Andri dan mendorongnya menuju sofa.

Setelah itu, Drini langsung meraih mangkok berisi bubur ayam buatan Yuan. Andri terdiam sejenak ketika melihat makanan tersebut. Tiba-tiba dia teringat dengan Yuan.

"Tunggu, ini masakan Yuan?" tanya Andri seraya memiringkan kepala.

"Bu-bukan! Ah, Ibu tahu kalau kamu tidak menyukai masakan Yuan. Jadi, Ibu berusaha untuk belajar memasak dan mulai melakukan beberapa kali percobaan. Ibu rasa, ini percobaan memasak yang paling berhasil!" seru Drini seraya terkekeh.

Andri mengangguk setelah mendengar penjelasan dari Drini. Lelaki tersebut langsung membuka lebar mulut, begitu sang ibu menyodorkan satu sendok bubur dengan suwiran ayam ke depan bibirnya.

Tanpa rasa curiga, Andri pun melahap makanan tersebut. Dia mengunyahnya perlahan sambil mencecap rasa gurih yang menari di lidah. Bubur ayam itu terasa begitu lezat.

Tak terasa, Andri berhasil menghabiskan satu mangkuk penuh bubur buatan Yuan. Drini pun tersenyum lebar. Kebohongannya kali ini berhasil.

"Gimana, Ndri? Suka?"

"Suka! Ternyata kalau niat, masakan Ibu nggak ada duanya! Masakan Mbok Sumi lewat!" seru Andri seraya mengibaskan lengan di depan wajah.

"Kalau begitu, Ibu langsung keluar, ya? Ibu mau urus bunga-bunga terabaikan di taman!"

Andri mengangguk, lalu Drini pun keluar dari kamar. Sesampainya di meja makan, Yuan langsung antusias menyambut sang ibu yang tersenyum lebar. Drini meletakkan alat makan bekas Andri ke bak cuci piring sebelum akhirnya duduk bersama sang menantu.

"Gi-gimana, Bu?" tanya Yuan gugup.

"Andri suka masakanmu! Dasar pria! Gengsinya tinggi banget!" Drini menggeleng heran ketika mengingat bagaimana Andri yang awalnya menolak makanan tersebut.

"Tuh, bersih banget mangkoknya!" Drini menunjuk bak cuci piring menggunakan jempolnya.

"Syukurlah kalau Mas Andri suka! Kalau begitu, mulai sekarang perlahan Ibu bujuk Mas Andri buat makan bareng lagi, ya?" Yuan menatap penuh harap ke arah sang ibu mertua.

Drini pun akhirnya meraih jemari Yuan. Dia tersenyum lembut kepada menantu kesayangannya itu. Perempuan tersebut akhirnya mengangguk sebagai tanda setuju dengan permintaan Yuan.

Sejak hari itu, Andri perlahan mulai mau makan bersama lagi. Dia tampak selalu menikmati makanan yang dihidangkan oleh Yuan. Meski Andri tetap bersikap dingin kepada Yuan, perempuan itu tetap tidak menyerah.

Yuan ingin membuktikan kepada Andri, bahwa apa yang dia sangkakan terhadapnya adalah sebuah kesalahan. Selain Andri, ada satu orang lagi yang membuat hidup Yuan terasa tidak nyaman di dalam kediaman Ismoyo. Siapa lagi kalau bukan Riana, sang adik ipar.

"Daripada nganggur, setrikain bajuku ini, dong!" teriak Riana di suatu sore.

Riana melempar gaun midi berbahan satin ke pangkuan Yuan yang sedang asyik menonton televisi. Yuan pun menoleh ke arah Riana. Dia menatap datar adik iparnya tersebut, sebelum akhirnya beranjak dari sofa.

"Riana, kamu tidak mengerti adab dalam berkelakuan yang baik dan sopan, ya?" Yuan tersenyum miring seraya bersedekap.

"Ucap tolong jika butuh bantuan, bilang maaf jika melakukan kesalahan, katakan terima kasih ketika mendapat bantuan atau hadiah." Suara Yuan terdengar dingin dan menusuk.

Melihat Yuan yang tampak berani dan membangkang, Riana terkekeh. Dia mendekati Yuan kemudian menatapnya tajam. Perempuan itu tersenyum miring sebelum akhirnya kembali mengucapkan kalimat menyakitkan berikutnya.

"Dalam waktu kurang dari satu menit kamu melakukan 3 hal yang aku benci!" Riana mengacungkan ketiga jarinya ke depan wajah Yuan.

"Pertama, aku tidak suka kamu memanggilku hanya dengan nama! Itu sangat mengganggu pendengaranku!" Riana menekuk jari telunjuk.

"Kedua, aku tidak butuh nasihatmu!" Kali ini Riana menekuk jari tengahnya.

"Ketiga, tanpa keluarga ini kamu bukanlah apa-apa!" Riana menekuk jari manis, lalu bersedekap.

"Kerjakan saja apa yang aku minta tanpa protes!"

Riana balik kanan, lalu meninggalkan Yuan yang masih mematung di depan televisi. Setelah Riana menghilang dari pandangan, Yuan langsung berjalan ke arah loundry room. Dia meletakkan gaun Riana ke atas meja, kemudian mencolokkan setrika pada steker.

"Sekalian aku setrika beberapa pakaian yang belum semoat aku keluarkan dari tas, deh!"

Yuan akhirnya berjalan ke kamar, berniat untuk mengambil beberapa pakaian yang akan disetrika bersamaan dengan gaun Riana. Ketika pintu kamar terbuka, Yuan melihat Andri yang sedang bersiap untuk mandi. Tatapan keduanya bertemu sekilas sampai akhirnya Andri masuk ke kamar mandi.

Yuan hanya bisa menghela napas kasar ketika melihat sang suami yang terus bersikap dingin kepadanya. Perempuan itu berusaha kembali mengabaikan sang suami, lalu membuka lemari untuk mengambil beberapa pakaian yang hendak disetrika. Ketika hendak keluar dari kamar, tiba-tiba terdengar teriakan dari dalam kamar mandi.

"Yuan, tolong ambilkan handuk! Aku lupa!" teriak Andri.

"Iya!" sahut Yuan dengan suara kencang.

"Dih, dasar pelupa!" gerutu Yuan.

Perempuan itu meletakkan semua pakaiannya ke atas ranjang, lalu mengambilkan handuk untuk Andri. Setelah itu, dia perlahan berjalan ke arah kamar mandi. Sialnya perempuan tersebut tersandung sehingga membuat pintu kamar mandi terbuka.

Alangkah terkejutnya Yuan ketika melihat Andri sedang duduk di kloset tanpa sehelai benang pun. Sontak Yuan langsung berteriak histeris. Andri sebenarnya juga terkejut, tetapi dia berusaha untuk tidak berteriak.

Entah apa yang dipikirkan oleh Andri, lelaki itu justru menarik lengan Yuan sampai istrinya tersebut duduk di pangkuannya. Andri meletakkan telunjuknya pada bibir Yuan.

"Jangan berteriak! Nanti ibu dengar dan ikut panik. Sekarang tutup matamu, lalu berdiri perlahan!" Suara Andri terdengar sedikit serak.

"I-iya," jawab Yuan dengan suara bergetar.

Ketika Yuan hendak berdiri, justru Andri menahan bahu sang istri. Lelaki itu menatap setiap inci wajah Yuan. Melihat perempuan tersebut membuat jantung Andri berdetak semakin kencang.

Gelenyar aneh muncul, sehingga membuat Piton milik Andri menggeliat. Yuan langsung berteriak geli akibat pusaka sang suami yang membesar perlahan.

"Sssttt, diam! Terus pejamkan matamu! Sekarang berdiri!" perintah Andri.

Lelaki itu mengarahkan badan Yuan menghadap pintu, lalu memintanya untuk segera berjalan keluar dari kamar mandi. Yuan pun melangkah cepat setelah diperbolehkan membuka mata. Perempuan utu langsung membanting pintu secara kasar.

"Astaga! Apa itu tadi!" Yuan bergidik ngeri karena merasakan gerakan Piton milik Andri.

"Di-dia benar-benar! Kenapa tadi harus menarikku? Dasar bodoh! Bodoh!" teriak Yuan seraya mengacak rambut frustrasi.

Tak lama berselang, tatapan Yuan tertuju pada tumpukan baju yang baru saja dia keluarkan dari lemari. Yuan langsung terbelalak. Dia pun bergegas memunguti pakaian tersebut lalu keluar dati kamar.

Terpopuler

Comments

Hasian Marbun Ian ayurafanisa

Hasian Marbun Ian ayurafanisa

lanjut

2023-07-06

2

Wiek Soen

Wiek Soen

🤣🤣🤣🤣🤣🤣 akal2an Andri

2023-07-06

1

Ainisha_Shanti

Ainisha_Shanti

pandai juga andri modus 😂😂😂

2023-07-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!