Raina terkulai lemas di atas dada Rangga yang tengah berbaring tak sadarkan diri. Beruntung Rama segera menangkapnya dan membaringkannya di sofa. Mami Meli menangis histeris melihat keadaan anak dan menantunya. Tak pernah terfikirkan olehnya akan berada di situasi seperti ini.
"Sayang, Mami mohon kuatlah nak. Rangga akan bersedih jika kamu seperti ini. Kuat na, ada Kelen dan Mami yang juga membutuhkanmu nak." Mami Meli memeluk tangan Raina.
Karena semua orang harus pergi akhirnya mau tak mau Dania pun mengetahui juga apa yang terjadi dengan Raina. Mbok Parmi bertugas menjaga Kelen di rumah. Dania pun memaksa ikut ke rumah sakit dengan menggunakan kursi roda. Hatinya hancur melihat Raina.
Kebahagiaan yang baru saja di gapainya harus tenggelam dengan keadaan Rangga yang tak sadarkan diri. Mami Meli yang hanya memiliki Rangga pun kini hanya bisa mengandalkan Raina sebagai menantunya.
Beberapa bulan berlalu kehamilan Dania pun sudah semakin besar dan mendekati hari perkiraan persalinan. Dua bayi yang berada di perutnya akan segera keluar. Dan Kelen akan berulang tahun Beberapa hari ini. Raina menggantikan posisi suaminya di kantor karena tuntutan. Mami Meli bersedia menjaga Kelen.
Setiap hari mereka silih berganti menjaga Rangga. Mami Meli akan datang di pagi hari hingga sore bersama Kelen sedangkan Raina sore hingga pagi bersama Kelen juga. Rumah sakit sudah seperti rumah baru bagi Kelen karena setelah Papa nya di rawat Kelen tak pernah meninggalkan rumah sakit. Hanya sesekali ketika Mami Mayang membawanya.
Dania pun sesekali menjenguk Rangga bersamaan dengan waktu dirinya kontrol kandungannya dengan di antar oleh Rama. Jangan tanyakan kemana Rafael karena anak itu memang tidak menyukai Raina sejak dulu entah apa yang membuatnya seperti itu.
"Mas, besok Kelen sudah satu tahun. Mas belum juga ingin membuka mata hm?" Ucap Raina seperti biasa mengajak bicara Rangga walau tak pernah ada reaksi apapun darinya.
Begitu juga dengan Mami Meli yang selalu mengajaknya bicara.
"Rumah sakit ini sudah seperti rumah baru bagi kamu Mas. Mas, Rai kangen pelukan hangat Mas." Ucap Raina kembali kemudian tangisnya tak dapat terbendung lagi begitulah jika dirinya berbicara dengan suami tercintanya.
Pagi hari seperti biasa Raina pergi ke kantor setelah Mami Meli datang bergantian jaga. Danar yang setia mengantarkan Mami Meli dan Raina walau ada supir pribadi. Danar begitu setia pada Bos dan keluarganya. Supir yang membawa mereka saat kejadian naas itu terjadi harus merelakan kakinya karena terjepit. Raina pun tak tinggal diam atas musibah yang terjadi itu. Raina tetap memberikan bantuan pada keluarganya.
"Maaf Bu, hari ini ada rapat bersama pemilik perusahaan D." Danar.
"Kau siapkan saja Nar." Raina.
"Baik Bu." Danar.
Beberapa bulan di pimpin Raina perusahaan maju pesat bahkan ada beberapa proyek besar yang Raina dapatkan. Tegas, dingin dan tepat sasaran kesan yang di dapat dari seorang Raina tak berbeda jauh dari seorang Rangga. Dan Raina selalu di dampingi Danar atau Dini sekretaris Rangga.
Seperti siang ini rapat bersama pemilik perusahaan D Raina di dampingi oleh Dini. Dini telah bekerja dengan Rangga lama hingga dirinya berkeluarga dan memiliki anak Dini tetap Rangga pertahankan karena kinerjanya yang bagus.
"Selamat siang Bu Raina."
"Selamat siang Pak Bagas. Mari silahkan duduk." Raina.
"Santai saja Bu. Kita makan siang dulu baru kita bicarakan masalah proyek kita." Bagas.
"Maaf Pak, saya rasa jam makan siang masih satu jam lagi dan itu waktu yang sangat cukup untuk kita bicarakan proyek ini." Raina.
"Hahahaha... Bu Raina benar. Sepertinya Ibu adalah orang yang sangat menghargai waktu sekali." Bagas.
"Tentu. Dan saya rasa kita bisa memulainya sekarang." Tegas Raina.
Bagas pun tak dapat berbuat apa-apa. Pesona yang dia tampilkan dan selalu membuat wanita manapun meleleh tidak dengan Raina dan itu membuat Bagas merasa tertantang untuk memiliki Raina dan dirinya tak mengetahui Rangga suami Raina.
"Danar, mampir ke toko kue dulu ya." Pinta Raina ketika sudah di dalam mobil dalam perjalanan menuju rumah sakit.
"Baik Bu." Danar.
Raina membeli kue kecil untuk simbolis ulang tahun Kelen. Dan rencananya telah di setujui oleh Mami Meli dan Mami Meli pun setuju. Apapun moment yang terjadi dengan Kelen Mami Meli dan Raina ingin Rangga tau. Bahkan saat suapan pertama Kelen pun Raina menggenggam tangan Rangga yang seolah Rangga lah yang menyuapi Kelen pertama kalinya.
"Mama mama..." Ucap Kelen saat Raina datang.
"Halo sayang, Kelen rindu Mama?" Raina.
"Ya. Papa Papa pa..." Kelen.
"Hm.. Kelen rindu Papa juga?" Raina.
"Ya." Jawab Kelen menganggukkan kepalanya.
Apapun yang reaksi Kelen terhadap Rangga membuat Mami Meli dan Raina meneteskan air matanya. Kelen begitu sangar dekat dengan Rangga karena mereka bertemu sejak Kelen baru di lahirkan. Oekh karena itu mungkin kemistri diantara keduanya terjalin.
"Kamu membeli kuenya nak?" Tanya Mami Meli.
"Iya Mi. Tapi hanya kue kecil." Raina.
"Tak masalah semua hanya simbolis." Mami Meli.
"Mari Bu. Saya sudah siapkan kamera untuk perayaan Mas Kelen." Danar.
"Teirma kasih." Raina.
Raina pun membersihkan diri terlebih dahulu karena ingin terlihat segera setelah seharian di kantor. Mami Meli pun akan pulang setelah perayaan Kelen selesai. Saat Raina mandi Dania datang bersama Rama karena perut Dania yang mulai ada kontraksi membuat Rama membawanya ke rumah sakit dan ternyata sudah ada pembukaan.
Sambil menunggu pembukaan berikutnya Rama dan Dania pun mengunjungi Rangga yang ternyata tengah merayakan ulang tahun Kelen dan mereka melupakan itu. Membuat Dania merasa tak enak karena tidak membawa kado.
"Tak masalah Nak. Kami pun tidak mengadakan pesta hanya perayaan kecil untuk di kenang Kelen dan Papanya tetap ada di dekatnya." Mami Meli.
"Apa belum ada perubahan Tante?" Rama.
"Belum ada Nak. Masih tetap sama. Akan tetapi pagi ini menuntut Raina, Rangga ada kemajuan dan telah di ketahui dokter." Mami Meli.
"Benarkah? Semoga akan ada berita bahagia dari Rangga ya Tan." Rama.
"Aamiin..." Mami Meli.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka dan Raina terkejut ketika melihat ada Rama dan Dania di ruangannya. Padahal dirinya tak memberitahukan apapun tentang perayaan Kelen ini. Dan sebentar Raina mengernyitkan keningnya ketika menyadari jika pakaian yang di kenakan Dania adalah pakaian rumah sakit.
"Dan lu kenapa?" Tanya Raina.
"Astaga! Lu yang kenapa? Kenapa hari penting Kelen sampe ga kasih tau gw." Dania.
"Hah! Oh, Sorry gw ga ada acara apa-apa Dan. Hanya perayaan kecil, tiup lilin sudah." Raina.
"Ish.. Tapi kan gw bisa beli sesuatu buat Kelen." Dania.
"Cukup do'akan Kelen sehat panjang umur dan bahagia. Karena kebahagiaan Kelen adalah Papa nya jadi jangan lupakan juga untuk mendo'akan Papa Kelen agar segera pulang membuka matanya dan berkumpul bersama lagi." Raina.
"Aamiin."
"Terus kenapa lu pake baju itu?" Raina.
"Twin udah pengen keluar Onty." Ucap Dania mengusap perutnya.
"Benarkah? Waaah... Nanti bisa merayakan ulang tahun bersama dengan Kelen." Raina.
"Tentu."
🌼🌼🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Mauli_datun
semoga bangun nya Rangga dari koma menjadi kado spesial di hari ulang tahun nya Kelen, dan tentu menjadi kebahagian untuk semuanya
2023-07-08
0