Kecelakaan

Hari ini Rangga harus pergi ke liar kota untuk mengurus bisnisnya dan terpaksa harus meninggalkan Raina, Kelen dan Mami Meli. Bukan Raina maupun Mami Meli yang menjadi ke khawatiran Rangga melainkan Kelen yang sangat menempel padanya. Jangankan keluar kota untuk beberapa hari pulang kantor terlambat saja Kelen akan rewel entah mengapa seperti itu.

Bahkan terkadang Raina sering cemburu karena dirinya yang menemani Kelen sejak dalam kandungan Kakak tersayangnya akan tetapi Rangga lah yang di tempeli Kelen terus menerus. Rama pernah mencoba membantu Raina menenangkan Kelen dan hasilnya nihil Kelen terus menatap Rama karena tak mengenalinya. Bahkan Rama sampai menggunakan baju dan parfum Rangga tetap tidak berhasil.

Rangga mencoba berkomunikasi dengan Kelen untuk berpamitan walau Rangga tau Kelen belum mengerti namun dia mencoba saran dari sekrerarisnya yang memang telah berumah tangga. Raina yang melihatnya dari jauh hanya bisa menitikan air mata. Bagaimana jadinya jika nanti anak dari hasil pernikahannya dengan Rangga hadir.

"Sayang, Kelen dengar Papa ya Nak. Papa harus pergi ke luar kota untuk bekerja. Kelen jangan nakal ya Nak. Jaga Mama dan Oma baik-baik ya sayang. Kelen harus kuat jangan cengeng. Kalo Kelen mau di peluk Papa ada Om Rama yang bisa menggantikannya untuk sementara waktu. Kelen baik-baik ya sayang." Rangga.

Kelen seperti yang mengerti dengan perkataan Rangga. Kelen pun melambaikan tangannya saat Raina menggendongnya memperlihatkan Rangga yang pergi bersama Danar. Air mata haru pun menetes di pipi Rangga. Ini untuk kali pertama Rangga meninggalkan Raina dan Kelen. Bahkan jauh sebelum Raina dan Rangga menikah pun Rangga tak pernah pergi jauh.

"Do'akan agar perjalanannya lancar dan selamat hingga pulang lagi ke rumah dan do'akan urusannya lancar agar Rangga dan Danar segera kembali." Mami Meli.

"Iya Mi." Raina.

"Jangan khawatir ada Mami di sini sayang." Mami Meli memeluk Raina dari samping.

"Ga tau kenapa perasan Rai ngga enak Mi." Raina.

"Mungkin itu hanya rasa khawatir kamu saja sayang." Mami Meli.

"Semoga saja begitu Mi." Raina.

Sementara di rumah depan Dania tengah mual muntah hebat karena kehamilannya. Mami Farah dan Ayah Harun bahkan sampai menginap karena merasa khawatir dengan putrinya. Mama dan Papa Rama pun ikut menginap karena mengkhawatirkan Dania. Bahkan Dania hingga tak bisa berjalan. Jika ke kamar mandi Rama lah yang akan menggendongnya jika Rama ke kantor maka Ayah Harun yang akan menggantikannya.

"Sayang, apa tidak sebaiknya kita ke rumah sakit saja?" Mama Rama.

"Ngga mau Ma. Dania ngga bisa tidur nanti kalo di sana. Mami sama Mama juga tidak akan senyaman di rumah." Dania.

"Tapi Mama khawatir dengan keadaan kamu sayang." Mama Rama.

"Dania baik-baik saja Ma. Ini dede lagi pengen di temenin Oma-oma dan Opa-opanya saja." Dania.

"Yang penting kamu mau makan ya sayang." Mami Farah.

"Iya Mi. Dania berusaha walau harus keluar lagi." Dania.

"Tidak apa sayang. Kamu jangan sungkan kami tidak pernah jijik. Karena kami pun pernah mengalaminya walau tak separah apa yang kamu alami sayang." Mami Farah.

"Mami mu benar sayang. Sekarang istirahatlah. Mami dan Mama ada di luar kamar sini ya." Mama Rama.

"Iya Ma. Mama sama Mami juga istirahat saja. Nanti klo Dania perlu sesuatu Dania akan menghubungi kalian." Dania.

"Baiklah. Nanti Ayah akan menemanimu sayang." Mami Meli.

"Iya Mi." Dania.

Siang ini Dania dalam keadaan aman karena sudah meminum obat dan mual muntah pun berkurang. Sementara di rumah Raina. Raina menangis ketika melihat layar ponselnya. Danar memberitahukannya jika mobil yang mereka bawa mengalami kecelakaan beruntun dan Rnaggadi larikan ke rumah sakit begitu juga dengan dirinya yang mengalami luka-luka.

"Sayang, tenanglah. Mami akan persiapkan persiapan kita dan kita akan menyusul mereka. Mami sudah minta supir untuk menyiapkan mobil." Mami Meli.

"Terima kasih Mi. Rai ngga tau harus bagaimana jika Mami tak ada hiks...hiks..." Raina.

Kejadian beberapa tahun lalu ketika kedua orang tuanya dan Kakak iparnya pergi untuk selama-lamanya berputar di kepalanya sehingga membuatnya begitu rapuh. Dania yang selalu bisa menenangkannya kini terbaring lemah karena kehamilannya. Mami Meli yang juga merasa hancur karena kabar putra semata wayangnya kecelakaan harus menegarkan dirinya demi menenangkan menantunya yang penuh dengan trauma.

"Jeng, bisa ke rumah sebentar?" Mami Meli menghubungi Mami Farah.

"Apa yang terjadi? Saya akan segera ke sana." Jawab Mami Farah mengerti dengan getaran suara Mami Meli.

"Siapa?" Tanya Mama Rama.

"Jeng Meli." Mami Farah.

"Ada apa dengannya?" Mama Rama.

"Kita ke sana dulu sebentar. Biar Ayah Dania dan Papa Rama menunggu Dani di sini." Mami Farah.

"Baiklah." Mama Rama.

Mereka berdua pun berpamitan ke rumah Raina tanpa mengatakan pada Dania karena Dania pasti akan sangat khawatir. Sampai di rumah Raina Mami Farah dan Mama Rama melihat Mami Meli yang terduduk di sofa ruang keluarga dengan linangan air mata.

"Mel, ada apa?" Tanya Mama Rangga yang merupakan Kakak ipar Mami Meli.

"Huhuhu.... Rangga Kak. Huhuhuuuu...." Tangis Mami Meli pun pecah dalam pelukan Mama Rangga. Tangisan yang di tahannya saat berhadapan dengan Raina.

"Ada apa dengan Rangga?" Mama Rama.

"Rangga kecelakaan." Ucap Mami Meli di sela tangisnya.

"Apa?!" Ucap Mami Farah menutup mulutnya yang terbuka.

Mami Farah pun segera mencari Raina dan Kelen. Dan Mami Farah menemukan Raina yang tengah menangis sambil mengasihi Kelen. Raina begitu hancur karena dirinya belum bisa menyusul sang suami karena menurut Danar Rangga akan di bawa ke rumah sakit besar di kota mereka. Jadi Raina tidak perlu menyusul mereka.

Danar sudah bisa di ajak komunikasi karena telah sadar lebih dulu. Sementara Rangga belum juga sadarkan diri karena luka di kepalanya. Rangga mengalami benturan hebat di kepalanya. Sedangkan Danar memiliki luka di kedua lengannya. Beruntung mereka bisa selamat hanya saja Rangga mengalami koma.

"Rai,," Panggil Mami Farah.

Raina mengangkat kepalanya dan menatap Mami Farah dengan linangan air mata yang semakin deras. Mami Farah memeluk Raina dari samping karena Raina tengah mengasihi Kelen. Kelen yang melihat Mama dan Omanya menangis hanya diam saja menghisap sumber kehidupannya.

"Tabahkan hatimu Nak. Mami yakin Rangga akan baik-baik saja. Berdo'alah untuknya." Ucap Mami Farah mengusap lembut kepala Raina.

Raina hanya menganggukkan kepalanya dengan air mata yang terus mengalir. Mami Farah memejamkan matanya menenangkan dirinya agar lebih kuat di hadapan Raina. Tak lama Mami Meli dan Mama Rama pun ikut menyusul ke dalam kamar.

"Mi.." Panggil Raina saat melihat Mami Meli masuk.

"Semua akan baik-baik saja sayang." Ucap Mami Meli sambil membawa Kelen yang sudah terlelap.

"Rama sudah mengurusnya sayang. Tante sudah menghubunginya." Mama Rama.

"Terima kasih Tante." Raina.

🌼🌼🌼

Terpopuler

Comments

Mauli_datun

Mauli_datun

kecelakaan, koma, trus amnesia gitu??? gak asik klo pakai amnesia2 thor,,, masak Raina baru bahagia udah sedih lagi

2023-07-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!