Tetangga Baru

Sampai di rumah Raina segera menemui putranya. Raina memberikan Kelen ASI melalui sumbernya. Dan lihatlah sumber kehidupan Kelen berubah kemasan menjadi loreng-loreng akibat papa barunya untungnya Kelen belum mengerti apapun yang dia tau dia akan kenyang dengan meminum ASI.

Sementara Rangga berkumpul bersama Tante Gisel dan Mami Meli di ruang keluarga dengan di temani beberapa cemilan dan minuman yang di sajikan oleh Mbok Parmi. Tante Gisel sangat senang karena Rangga begitu menghormatinya sebagai keluarga dari Raina. Sangat berbeda dengan menantunya yang bahkan tak memandangnya sebagai orang tua dari istrinya. Entah apa yang membuatnya begitu membenci Tante Gisel.

"Terima kasih Tante dan Om bersedia datang ke mari." Ucap Rangga tulus.

"Tidak perlu berterima kasih. Maaf juga Om pulang lebih dulu tanpa berpamitan pada kalian karena Om ada urusan mendadak." Tante Gisel.

"Tidak masalah Tante. Kami justru merasa bersalah karena acara dadakan Kami membuat acara kalian kacau." Rangga.

"Tidak. Jika Tante berada di sini pun Tante akan melakukan hal yang sama seperti yang Mami kamu lakukan. Tante tidak ingin terjadi sesuatu dengan keponakan Tante. Kami hanya tinggal berdua sama halnya seperti Raina dan Kelen." Tante Gisel.

"Kalian sekarang punya kami jadi jangan merasa sendiri." Mami Meli.

"Terima kasih Kak. Kakak sudah menerima keponakan Saya dengan baik walaupun dia seorang gadis beranak." Tante Gisel.

"Tak masalah karena aku tau mengapa seorang gadis sepertinya bisa memiliki anak dan aku salut padanya yang rela berjuang demi kehidupan Kelen." Mami Meli.

Obrolan mereka pun terus berlanjut sampai Raina datang bersama Kelen dalam gendongannya. Kelen tampak riang setelah kembali bersama Mamanya. Apalagi sekarang di tambah ada papanya yang akan selalu ada untuk mereka. Raina duduk di samping Rangga Kelen pun beringsut pindah ke dalam pangkuan Rangga.

"Tante terima kasih." Raina.

"Iya sayang. Kamu tidak perlu berterima kasih Tante senang melihatmu telah menemukan pendamping hidup yang begitu baik Nak." Tante Gisel.

Raina tau Tante nya menyimpan luka yang begitu dalam karena kebencian menantunya. Bahkan Tante Gisel menutupi dari semua keluarganya karena Tante Gisel tak ingin terjadi sesuatu pada putrinya. Dan sudah cukup lama Tante Gisel memendam semuanya hingga kini putrinya telah memiliki putra dari pria tersebut.

"Sayang, apa kamu tidak keberatan jika kita pindah rumah?" Rangga.

"Hm... Sama halnya ketika Kakak dulu harus menjual rumah besar kami. Aku harus merelakan setiap kenangan yang ada di rumah itu. Dan kejadian itupun pasti ku alami juga dengan rumah ini ketika aku menemukan pendamping." Raina.

"Mas tidak masalah jika kita tetap tinggal di sini jika kamu menginginkannya." Rangga.

"Tidak. Mas adalah suami ku dan aku harus menuruti kemanapun Mas membawaku." Raina.

"Terima kasih sayang." Rangga.

"O ya... Lantas bagaimana sayang. Orang tua itu ingin ikut tinggal bersama kita apa kamu mau?" Canda Rangga pada Mami nya.

"Tidak ada jatah seumur hidup mu jika Mas berani melarang Mami tinggal bersama kita." Raina.

"Loh, Mas kan bisa jajan sayang." Goda Rangga lagi.

"Ku potong senjata mu hingga habis." Raina.

"Hahahaa....."

Semua pun tergelak mendengar percakapan mereka berdua. Sepasang pengantin baru yang masih penuh dengan kemesraan. Tante Gisel berdoa dalam hatinya semoga Raina selalu berbahagia. Begitu juga dengan Mami meli yang selalu mendoakan yang terbaik bagi putranya dan juga menantunya.

"Apa kamu tidak keberatan jika kita pindah besok?" Rangga.

"Tapi aku belum memberesakan barang-barang ku." Raina.

"Tidak masalah sayang semua bisa di atasi." Rangga.

"Baiklah aku menurut padamu Mas." Raina.

Rangga pun menghubungi seseorang untuk meminta bantuannya membereskan barang milik sang istri dan juga putranya. Dan tentu saja milik Mbok Parmi. Karena Mbok Parmi pun akan ikut serta pindah bersama mereka. Mbok Parmi begitu bahagia karena Raina bisa kembali seperti Raina yang dulu.

Siang ini Raina dan Rangga akan pindah ke rumah baru mereka. Raina pun memutuskan rumah peninggalan sang Kakak di kontrakan saja. Mami Meli pun jadi menjual rumah mendiang suaminya dan gayung bersambut Tante Gisel membeli rumah Mami Meli karena ingin jika dia pulang ke sini ada rumah tempat tinggal.

"Wah, besar sekali Mas?" Raina.

"Ngga apa-apa sayang." Rangga.

"Makasih Mas." Raina.

"Sudah seharusnya Sayang Mas memberikan tempat ternyaman untuk keluarga Mas juga untuk Mami sayang." Rangga.

"Terima kasih Mi. Mami sudah melahirkan laki-laki baik seperti Mas Rangga." Ucap Raina tulus pada Mami Meli.

"Sama-sama sayang. Terima kasih juga karena sudah menerima putra Mami beserta Mami." Mami Meli.

"Rai senang Mami ikut bersama kami." Raina.

"Iya Kak. Gisel pun jadi lebih tenang meninggalkan Rai." Tante Gisel.

"Bukan karena kamu akan pergi hari ini kan Sel?" Mami Meli.

"Besok sore pesawat Gisel terbang Kak." Tante Gisel.

"Loh, Tante mau pulang?" Raina.

"Iya sayang. Kasihan Om kamu Tante tinggal." Tante Gisel.

Sementara di rumah depan ada Dania yang tengah menatap rumah depannya dari lantai dua. Dania merasa sangat familiar dengan mobil yang memasuki rumah depannya itu. Hingga Rama datang Dania masih belum mengatakan apa-apa padanya tentang tetangga baru mereka itu.

"Yang," Panggil Rama.

Dania masih diam melamunkan mobil yang sepertinya familiar di matanya.

"Sayang..." Panggil Rama lagi.

"Heh, Eh, ada apa Mas? Kenapa teriak gitu sih?" Dania.

"Kamu kenapa sayang?" Rama.

"Kenapa? Ga kenapa-napa." Dania.

"Mas panggil dari tadi kamu diem aja. Kamu mikirin apa hm?" Rama.

"Itu loh Mas. Rumah depan sepertinya baru ada penghuni baru. Tadi siang Dan liat ada mobil-mobil masuk ke dalam rumah itu." Dania.

"Owh! Udah pindah rupanya mereka." Ucap Rama santai.

"Mas udah tau siapa tetangga baru kita?" Dania.

"Hm." Jawab Rama santai.

"Ih,,, Mas kok gitu aja sih jawabnya." Gemas Dania.

"Terus Mas harus jawab apa sayang hm?" Rama.

"Tapi kok Dan kaya ga asing ya Mas sama mobil mereka." Dania.

"Ya jelas. Kamu sering liat lah." Rama.

Dania menatap tajam Rama yang sepertinya mengetahui siapa tetangga barunya itu. Sementara Rama yang di tatap oleh istrinya santai saja memainkan ponselnya.

"Jangan bilang tetangga baru kitu itu mantan Mas." Ucap Dania mengambil ponsel Rama dari tangan Rama.

"Astaga! Mana ada Mas punya mantan sayang." Rama.

"Terus mereka siapa?" Dania.

"Kamu mau nya siapa hm?" Rama.

"Ga tau yang pasti bukan mantan kamu." Dania.

"Kalo mantan ga mungkin karena Mas ga punya mantan. Yang pasti mereka kenal dekat dengan kita." Rama.

"Kita?" Dania.

"Iya Kita." Rama.

"Aaaaa... Siapa? Jangan main tebak-tebakan sebeeellll...." Rengek Dania.

"Hahaha... Mereka double R sayang." Rama.

"Ga mau Dan ga mau mikir siapa double R." Dania.

"Hahaha... Kamu gemes banget sih sayang.. Ke kamar yuk." Ajak Rama.

"Ga ada. Ga ada jatah pokoknya Mas harus bilang dulu siapa tetangga depan kita." Ucap Dania menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Eh, mana ada seperti itu." Protes Rama.

"Ada. Bye..." Ucap Dania bangkit.

"Eh, iya iya. Mereka Rangga dan Rai sayang." Rama.

"Hah!"

🌼🌼🌼

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!