Aku Bukan Janda

Aku Bukan Janda

Awal

Suasana hening tercipta ketika Raina telah menyelesaikan sidang skripsinya. Dia tengah menunggu jawaban dosen apakah dirinya lulus atau tidak. Dan jawaban yang paling di tunggu seluruh mahasiswa/mahasiswi pun keluar dari mulut salah satu dosen di hadapannya.

"Selamat kalian lulus."

Dan keheningan itu pun pecah dengan sorak gembira dari semua peserta ujian. Raina Saraswati dan sahabatnya Dania Harun dapat menyelesaikan pendidikannya lebih awal dari yang lainnya. Dan bukan tanpa alasan Dania pun ikut menyelesaikan tugasnya. Semua berkat bantuan Rania yang tak ingin meninggalkan sahabatnya berjuang sendiri membuat Dania bekerja keras untuk segera lulus juga.

"Selamat beb,, akhirnya kita lulus juga." Ucap Raina.

"Semua berkat bantuan Lu beb." Dania.

"Apa rencana lu setelah ini?" Raina.

"Wisuda tentunya." Dania.

"Haish... Kenapa gw nanya sih. Lu lanjut kuliah?" Raina.

"Ngga. Gw terjun ke perusahaan Ayah sudah mendesak gw. Ayah yakin gw bisa seperti gw bisa segera menyelesaikan sekolah gw." Dania.

"Sip. Tunjukkanlah jika lu mampu dan bisa memberikan yang terbaik sama bokap lu." Raina.

"Siap Komandan. Dan lu. Gw harap lu bisa kerja sama di perusahaan Ayah." Dania.

"Yeeaayy... Akhirnya ijazah gw berguna di terima di perusahaan keren." Raina.

"Haish... Sudahlah. Ayo, kita ke makam orang tua lu seperti yang sudah kita rencanakan. Kita persembahkan kelulusan kita pada mereka." Dania.

"Thank Dan. Lu selalu ada buat gw." Raina.

"Kita bersaudara dan lu ga perlu berterima kasih sama gw." Dania.

Ya, Dania adalah putri dari pasangan Harun Rasyid dan Mayang Putri yang tak lain sahabat dari orang tua Raina yakni Marwan dan Sandra yang merupakan keturunan Turki. Karena itu Raina memiliki garis wajah Turki. Raina memiliki seorang Kakak perempuan yang jarak usianya hanya terpaut satu tahun.

Karina Saraswati, perempuan manis itu telah memutuskan menikah setelah menyelesaikan kuliahnya. Karina menikah dengan teman kuliahnya. Sayangnya suaminya harus meregang nyawa ketika Karina tengah hamil 3 bulan. Randy, pria alim dari keluarga pesantren meninggal karena kecelakaan saat memantau proyek dari perusahaan dimana dia bekerja.

Kini Raina dan Karina hidup berdua menantikan buah hati Karina dan Randy lahir. Raina harus berjuang menemani sang Kakak yang terpuruk semenjak kepergian suaminya. Raina mengerti dan dia pun mungkin akan lebih terpuruk dari sang Kakak jika harus kehilangan suami sebaik Randy. Bahkan keluarga Randy hingga kini tak lepas memberikan dukungan pada Karina.

"Om, Tante... Kita lulus dengan nilai terbaik tahun ini. Terima kasih Om, Tante karena putri kalian yang baik ini Dania pun bisa lulus bersama dengannya." Adu Dania di pasara orang tua Raina.

Sementara Raina hanya diam menundukkan kepalanya dengan uraian air mata yang membasahi wajahnya. Seperti itulah Raina setiap kali mendatangi makam kedua orang tuanya. Raina di tinggal kedua orang tuanya ketika dirinya masih duduk di bangku kuliah dan sang Kakak baru saja masuk universitas.

Kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan pesawat sepulang dari Turki mengunjungi keluarga Mama Sandra. Beruntung jenazah mereka dapat dengan mudah di kenali dan di temukan. Mereka saling berpelukan mengambang di lautan lepas setelah pesawat yang mereka tumpangi jatuh di lautan lepas.

Kehilangan orang tuanya membuat Karina dekat dengan Randy hingga mereka sepakat untuk menikah. Karina memiliki semangat kembali menyelesaikan kuliahnya dengan biaya peninggalan kedua orang tuanya begitupun dengan Raina. Karina dan Raina memang sangat dekat mereka selalu saling menguatkan.

Dan mereka berdua pun tak luput dari pantauan Harun Rasyid dan Mayang Putri. Karina harus rela menjual rumah mewah mereka dan tinggal di rumah kecil sederhana demi kehidupan mereka berdua ke depan. Raina pun setuju saja dengan keputusan sang Kakak. Dan disini lah mereka di rumah sederhana yang mereka beli dari uang hasil penjualan rumah mewah mereka.

"Kak, Adik lulus." Ucap Raina pada sang Kakak yang tengah duduk termenung di teras belakang.

Karina mengulas senyumnya dan mengusap lembut pipi adiknya. Raina menghambur kedalam pelukan sang Kakak yang terhalang oleh perutnya yang buncit. Kemudian Raina mengusap lembut perut Karina.

"Sore ini kita periksa ya kak. Rai sudah ga sabar pengen ketemu keponakan Rai." Raina.

Karina hanya mengangguk menanggapi perkataan Raina. Begitulah Karina yang hanya diam setelah kepergian suaminya. Mbok Parmi yang masih setia menemani mereka dan rela tak di bayar oleh mereka berdua. Hingga Kakak beradik itu memberikan gaji yang jauh dari gaji Mbok Parmi sebelumnya.

"Mbok, Rai akan membawa Kakak periksa sore nanti. Tolong bantu Kakak ya." Raina.

"Iya Neng." Mbok Parmi.

Raina merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur melihat langit-langit kamarnya dengan fikiran yang menerawang jauh entah kemana. Bukan perihal pekerjaan tentunya karena Dania memintanya untuk bisa bekerja di perusahaannya.

Kehamilan Karina telah usai di periksa. Kehamilan baik-baik saja dan bayi dalam kandungannya sehat tak kekurangan satu apapun. Seperti biasa setelah memeriksakan kehamilan Kakaknya Raina akan menghubungi orang tua Randy dan melaporkannya.

"Syukurlah Nak. Maaf kami belum bisa datang ke sana. Mungkin minggu depan kami ke sana." Bu Halimah Ibu dari Randy.

"Iya Bu. Terima kasih. Rai sudahi dulu telfon nya ya Bu." Raina.

"Iya Nak. Jaga diri kalian. Jangan lupa makan dan istirahat." Ibu Halimah.

"Iya Bu." Raina.

Raina memeluk sang Kakak yang duduk di sampingnya. Raina sangat suka mengelus perut Karina yang semakin membesar. Usia kandungannya sudah menginjak usia 7 bulan. 4 bulan sudah suaminya pergi.

"Kak, besok Rai ke kantor Om Harun. Rai dan Dania akan bekerja di sana." Lapor Raina.

Lagi-lagi Karina hanya tersenyum dan mengusap lembut rambut Raina yang tertidur di pangkuannya.

"Kakak jangan khawatir dengan biaya persalinan nanti ya. Rai sudah bekerja jadi uang gaji Rai nanti bisa di tambahkan dengan tabungan kita nanti." Raina.

"Kakak cepet sembuh ya. Rai sangat merindukan Kakak yang cerewet ketika Rai berbuat salah. Rai kangen masakan Kakak juga. Rai bosan makan masakan Mbok Par. Walau masakan Mbok Par tak ada duanya setelah masakan Mama dan Kakak. O ya Kak. Rai sudah belajar beberapa menu masakan baru dengan Mbok Par. Nanti kita coba ya Kak." Oceh Raina walau tak ada jawaban satu pun keluar dari mulut sang Kakak.

Mbok Parmi hanya bisa meneteskan air matanya kala melihat interaksi di antara Karina dan Raina. Mbok Parmi telah bersama mereka sejak Karina berusia 2 tahun dan Raina 1 tahun. Itulah yang membuat Mbok Parmi tak bisa meninggalkan mereka berdua. Karena Mbok Parmi pun tak lagi memiliki keluarga setelah suaminya meninggal dan mereka tak memiliki anak.

🌼🌼🌼

Terpopuler

Comments

tiara

tiara

Mampir thor

2023-07-09

1

Mauli_datun

Mauli_datun

hadir ☝

2023-06-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!