Tetangga Baru 2

Pagi-pagi sekali Dania menyambangi rumah Raina. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah dua wanita yang sudah tak muda lagi namun masih terlihat cantik siapa lagi kalo buka. Tante Gisel dan Mami Meli yang tengah asik berjemur menemani baby Kelen.

"Morning semuanya." Sapa Dania.

"Morning sayang." Tante Meli.

"Aduh asiknya baby berjemur di temani Oma-oma cantik." Dania.

"Iya Tante cantik." Mami Meli.

"Dimana Rai sama Rangga Tan?" Dania.

"Rai sedang menyiapkan sarapan nemenin Mbok Parmi soalnya Bibi belum pada datang." Mami Meli.

"Ku fikir dia masih enak-enakan karena bayinya ada yang nunggu." Dania.

"Hahaha... Kau ini Dan. Tidak Rai tidak seperti itu dia sangat bertanggung jawab dengan putranya ini. Bahkan membuat Angga kesalahan bujuk Rai agar bisa berduaan dengan dia." Mami Meli.

"Hahaha... Sukurin..." Dania.

"Suami mu sudah pergi ke kantor Dan?" Tante Gisel.

"Belum Tan. Dia berangkat siang ada yang mesti di urus dulu di rumah." Dania.

"Kamu tidak menemaninya? Malah mencari Rai." Sindir Tante Gisel.

"Karena suami ku mengurung diri di ruang kerjanya Tante setelah sarapan jadi aku kemari." Dania.

"Kalian sarapan pagi sekali?" Mami Meli.

"Hanya pagi ini Tan karena Mas Rama ada kerjaan." Dania.

"Owh! Tante fikir kalian sarapan pagi sekali." Mami Meli.

"Tidak Tan. Ya sudah aku temui Rai dulu." Pamit Dania.

Dania pun melenggang masuk meninggalkan kedua Oma itu yang sedang menjemur cucu mereka. Sampai di dapur Dania melihat Rai yang tengah menyiapkan makanan di temani Mbok Parmi sementara entah dimana Rangga.

"Pagi tetangga baru... Pada belum sarapan ya?" Dania.

"Pagi, Loh Dan tumben pagi-pagi udah di sini. Tapi, tunggu dari mana lu tau rumah gw di sini?" Raina.

"Mana mungkin gw ga tau. Gw liat dengan mata kepala gw sendiri lu pindah ke sini." Dania.

"Hah! Kapan? Dimana? Kok gw ga liat lu sih?" Raina.

"Karena rumah mereka tepat di depan rumah kita sayang." Jawab Rangga yang baru saja datang dengan pakaian kerjanya yang sudah rapi.

"Benarkah?" Tanya Raina menatap Dania dan Dania mengangguk sebagai jawaban.

"Aaa... Senengnya. Eh, tunggu. Percuma saja kita bertetangga tetap saja lu pergi pagi pulang malam. Karena kan lu pastinya sangat sibuk dengan perusahaan." Raina.

"Siapa bilang? Ini buktinya gw ada disini sekarang." Dania.

"Lu ga nganter?" Raina.

"Kantornya udah di ambil alih sama Rama sayang. Rama ga ngijinin istrinya berkeliaran kemana-mana." Lagi-lagi Rangga yang menjawabnya.

"Hahahahaaa..... Makanya jangan sok-sok an mau jadi wanita karir lu. Karir belum seberapa udah di sebetulnya duluan sama laki." Raina.

"Nah, lu kerja baru berapa bulan juga udah resign katanya lu ga mau nyusahin laki lu lah kenapa lu resign?" Dania.

"Ya karena lagi gw sultan jadi ngapain gw cape-cape kerja ntar siapa yang ngurus lagi gw." Ucap Rai tak kalah.

"Ish.. Lu Jawab aja lagi. Ngalah dikit ngapa sih." Dania.

"Hahahahaa... Ga mau. Salah sendiri lu kenalin gw sama suami gw." Raina.

"Eh, Mas ga di kenalin sama Dani ya sayang. Mas kenal kamu jauh sebelum Mas tau kamu teman Dani." Rangga.

"Hmm... Ya ya gw iya in aja deh." Dania.

"Ya kan emang gitu kenyataannya." Rangga.

"Ya tapi, kalo gw ga bawa lu ke rumah Rai lu ga bakal sedeket sampe bisa nikahin dia." Dania.

"Iya in aja lah dari pada ribet urusannya." Rangga.

Karena tak enak keluarga Raina belum sarapan Dania pun kembali ke rumahnya walau dirinya harus rela di cuekin suaminya yang tengah bekerja di ruang kerjanya. Dania memang bisa menemani Rama di ruang kerjanya namun Raina tidak bisa mengganggu Rama apalagi sekarang Rama juga bekerja untuk perusahaannya.

"Kenapa hm?" Tanya Rama yang sudah menyelesaikan pekerjaannya.

"Ga apa-apa. Sudah mau ke kantor?" Dania.

"Iya sayang. Ada yang harus Mas bereskan di perusahaan Ayah kamu." Rama.

"Bukannya ada Ayah di sana." Dania.

"Ada. Karena Mas yang minta Ayah ke kantor hari ini." Rama.

"Masalah apa?" Dania.

"Masalah kecil Mas masih bisa atasi bersama Ayah. Kamu santai aja di rumah atau kamu mau pergi kemana?" Rama.

"Tidak ada. Nanti Dan pergi ke rumah Rai saja." Dania.

"Baiklah. Nanti Mas kabari ya." Rama.

Dania pun mengantarkan Rama hingga ke depan setelah itu dirinya langsung kembali ke dalam. Dania memutuskan untuk menonton drakor di ruang keluarga di temani beberapa cemilan dan minuman yang di ambilnya di dapur. Dania dan Raina memang tipe yang tidak mau merepotkan Bibi yang bekerja walaupun mereka bisa meminta tolong Bibi kapanpun mereka mau.

Dania tertidur di sofa setelah menonton drama kesukaannya Bibi pun mengambilkan selimut untuk menyelimuti Dania agar tidak masuk angin. Di rumah Raina. Raina bersiap untuk pergi mengantarkan Tante Gisel pulang. Mami Meli pun ikut mengantarkan Tante Gisel. Mami Meli begitu senang menggendong Kelen. Namun kali ini dirinya harus rela membiarkan Kelen dalam gendongan Tante Gisel mengingat Tante Gisel akan pulang.

"Kelen sayang, jangan nakal sama Mama ya. Nanti Oma kembali lagi ke sini." Tante Gisel.

"Jangan khawatir ada Rangga dan aku yang akan menjaga Raina dan Kelen. Kamu jaga diri di sana. Apapun yang terjadi beritahu kami." Mami Meli.

"Terima kasih Kak. Raina begitu beruntung bertemu dengan orang sebaik kalian." Tante Gisel.

"Jangan fikirkan yang tidak seharusnya Tante fikirkan. Kami akan selalu ada untuk mu." Rangga.

"Terima kasih. Saya titip Raina dan Kelen." Tante Gisel.

"Rai akan sangat merindukan Tante." Raina.

"Pulang lah ke rumah Tante. Tante akan menyambut kalian." Tante Gisel.

Raina melirik ke arah Rangga dan Rangga mengerti tatapan Raina padanya.

"Kami akan datang ke sana Tante. Nanti kami kabari Tante karena kami tak mungkin ke sana tanpa memberitahukan Tante." Rangga.

"Baiklah. Kalian hati-hati. Bye." Tante Gisel.

"Bye Tan. Salam sayang untuk Om dan dua sepupu Rai." Raina.

"Akan Tante sampaikan." Tante Gisel.

Setelah suasana yang penuh haru tercipta akhirnya Tante Gisel pun pergi. Rangga tidak langsung membawa keluarganya pulang. Rangga membawa serta keluarganya untun makan di luar. Mbok Parmi sudah tak sendiri lagi karena ada Bibi dari rumah Mami Meli yang ikut serta pindah.

Mami Meli memang membawa serta semua orang yang bekerja padanya untuk pindah ke rumah Rangga. Sebenarnya Mami Meli tak masalah jika dirinya tinggal seorang diri di rumahnya namun Rangga lebih senang Mami Meli ikut bersamanya bukan tak ingin tinggal di rumah peninggalan Papinya Rangga hanya ingin menciptakan kenangan sendiri di rumahnya sendiri bersama keluarga kecilnya.

🌼🌼🌼

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!