Hari Bahagia

Hari yang dinantikan Rama dan Dania tiba. Dania sudah di rias sejak pagi tadi karena acara akad nikah di laksanakan tidak terlalu pagi. Raina pun hadir kali ini di acara sakral Dania bersama putra kecilnya Kelen. Kelen tampak anteng dalam gendongan Raina. Kelen yang bertambah gembul pun membuat setiap orang yang melihatnya ingin menyapanya.

Raiana mendekati boot minuman karena tenggorokannya terasa kering. Rangga mendekatinya dan memberikan Raina minuman. Kelen tampak riang di dekati oleh Rangga membuat Rangga gemas ingin menggendongnya.

"Boleh aku menggendongnya?" Ijin Rangga.

"Silahkan." Raina.

Bukan tanpa alasan Raina memberikan Kelen pada Rangga. Karena Raina telah mengenal Kelen dan berkat Rangga lah akhirnya Raina dapat menerima Kelen. Kelen pun tampak riang dalam gendongan Rangga.

"Makanlah biarkan Kelen bersama ku." Rangga.

"Terima kasih." Raina.

Raina pun menyempatkan untuk makan apa yang ingin di makannya karena perutnya memang terasa lapar. Mama Rangga begitu senang melihat Kelen yang ingin sekali dia temui setelah melihat foto Kelen yang menjadi wallpaper ponsel Rangga.

"Ga, apa bayi ini yang ada di ponsel mu Nak?" Tanya Mama Rangga tampak berbinar.

"Iya Ma. Lihatlah. Begitu menggemaskan bukan?" Rangga.

"Dimana Mama nya?" Mama Rangga.

"Sedang makan." Rangga.

"Ah, boleh Mama gendong Nak?" Pinta Mama Rangga.

Bak gayung bersambut Kelen mengulurkan tangannya meminta pindah dalam gendongan Mama Rangga. Mama Rangga merupakan adik dari Papa Rama. Mama Rangga begitu menikmati menimbang Kelen dalam gendongannya.

"Aduh, cucu Oma di gendong siapa? Maaf Jeng biarlah Kelen bersama dengan saya." Pinta Mama Mayang khawatir saat melihat Kelen bersama Mama Rangga.

Mama Mayang takut jika Mama Rangga merasa tak nyaman dan merepotkan beliau. Mama Mayang sempat marah pada Raina karena menitipkan Kelen pada Mama Rangga.

"Tidak usah Jeng biar bersama saya saja. Jeng Mayang masih banyak tamu undangan. Saya sengaja memintanya dari Rangga tadi." Mama Rangga.

"Dimana Raina?" Tanya Mama Mayang.

"Tadi Rangga memintanya makan terlebih dahulu." Mama Rangga.

"Terima kasih Jeng maaf merepotkan." Ucap Mama Mayang tak enak.

"Tidak Jeng, justru saya merasa senang bersama Kelen." Mama Rangga.

Setelah menyelesaikan makannya Raina mencari keberadaan Rangga dan apa yang dia lihat Rangga hanya sendiri dan sedang berbincang bersama salah satu tamu undangan. Mata Raina membulat karena tak melihat keberadaan putranya.

"Astaga! Dimana Kelen." Gumam Raina.

Ketika dirinya panik Raina menyenggol seseorang dan ternyata orang itu adalah Yuli sekretaris nya di kantor. Yuli memang tak ada ramah-ramahnya sebagai sekretaris Raina.

"Bu Raina apa anda tidak bisa bersikap sopan." Umpat Yuli.

"Maaf." Ucap Raina yang tengah panik mencari keberadaan Kelen.

Yuli tersenyum penuh kelicikan. Melihat Gendongan menyampir di badan Raina membuat ide liciknya bekerja.

"Saya lihat anda seperti yang sedang mencari sesuatu. Mencari Papa baru untuk Putra anda hm?" Tanya Yuli dengan suara yang lantang.

Raina hanya diam tak bergeming dengan ucapan Yuli.

"Kenapa Anda diam saja Bu? Tak perlu malu. Disini memang banyak tamu undangan kalangan atas dan anda bisa mencari perhatian dari salah satunya dengan membawa Putra anda. Bukan begitu Bu Raina." Yuli.

Raina mengepalkan tangannya. Jika saja tak menghormati Om Harun dan Tante Mayang ingin sekali Raina menampar Yuli.

"Sayang, sedang apa disini? Putra kita akan mencarimu. Ayo Mama pasti sudah kelelahan menggendong nya." Ucap Rangga yang tau jika Raina menjadi bahan gunjingan di kantor semenjak memiliki Kelen.

Raina hanya pasrah ketika Rangga menggandeng pinggang ramping Raina dan menjauhi Yuli yang kini mengumpat Raina karena CEO idaman nya memanggil Raina dengan panggilan sayang. Padahal dirinya sudah berusaha keras untuk merebut perhatian Rangga jika dia datang mencari Dania di kantor.

"Ma, ini Raina. Mamanya Kelen." Rangga.

"Masya Allah kamu cantik sekali nak. Kamu pandai merawat Kelen." Puji Mama Rangga

"Terima kasih Tante." Raina.

Mama Rangga pun memberikan Kelen pada Raina namun Kelen merengek meminta digendong Rangga. Rangga pun dengan senang hati menggendong Kelen. Yuli tampak semakin sebal pada Raina karena ternyata Raina istri dari Rangga.

"Apa kau yakin jika Bu Raina istri dari Pak Rangga? Lantas untuk apa dia bekerja di kantor kota jika suaminya saja seorang pengusaha." Tanya teman Yuli.

"Tapi itu yang ku dengar tadi." Kesal Yuli.

"Sudahlah. Kamu itu jangan suka mengarang gosip." Teman Yuli yang lain lagi.

Hari masih sore ketika acara usai yang hanya menyisakan keluarga inti saja. Raina tampak kelelahan menggendong Kelen walau sesekali Raina menyimpan Kelen di stroler. Bahkan Rangga pun ikut serta menggantikan Raina.

"Sini Opa gendong cucu opa sayang..." Ajak Ayah Harun pada Kelen.

Kelen dengan riang menerima uluran tangan Ayah Harun. Ayah Harun pun menggendong Kelen dengan gembira.

"Kenapa tidak di bawa pulang saja sih. Bukannya Ayah dan Mama juga lelah." Gumam Rafael.

Sayangnya gumaman Rafael terdengar oleh Raina. Raina pun menghela nafasnya.

"Om, Saya pamit pulang dan akan mengantarkan Raina juga Kelen terlebih dahulu." Rangga.

Raina menatap Rangga tak percaya.

"Loh, Rai. Kamu sama Kelen tak menginap di hotel? Mama fikir kalian akan menginap." Mama Mayang.

"Mungkin lain kali Tante. Kasihan Rai sudah kelelahan. Jika di rumah ada Mbok Parmi yang akan membantu." Rangga.

"Lebih baik seperti itu." Dumel Rafael.

"Iya Ma. Rai pamit pulang dulu ya." Pamit Raina akhirnya.

"Baiklah kalo begitu. Kamu jangan terlalu kelelahan ya. Jaga kesehatan kamu." Mama Mayang.

"Terima kasih Nak Rangga." Tambah Mama Mayang.

"Sama-sama Tante." Rangga.

"Kalo begitu saya juga pamit Jeng. Karena saya bersama Rangga juga." Pamit Mama Rangga.

Dania merasa tak rela jika Raina pulang. Namun, dirinya pun tak dapat berbuat apapun kasian juga Raina harus menjaga Kelen. Karena dirinya pun tak dapat membantu karena malam ini merupakan malam pertama nya bersama Rama tak mungkin dirinya berani mengacau dengan membawa Kelen tidur bersamanya.

"Selamat ya Sayang. Gw balik duluan." Raina.

"Thanks.. Jaga kesehatan. Jangan lupa makan. Badan lu makin kurus." Dania.

"Ish.. Gw udah makan banyak kali Dan." Elak Raina tak terima.

Raina pun mengambil perlengkapannya yang masih berada di dalam kamar hotel sementara Kelen bersama Rangga dan Mama nya. Tak butuh waktu lama untuk Raina membawa perlengkapannya karena semua masih tertata rapi di koper.

"Maaf menunggu lama." Raina.

"Tak masalah. Semua sudah? Tak ada yang tertinggal?" Rangga.

"Tidak ada." Raina.

Rangga pun memasukkan koper Raina ke dalam mobil sementara Raina masuk ke dalam mobil. Baru saja membuka pintu belakang Mama rangga sudah menyela.

"Eh, duduklah di depan biar Mama dan Kelen di belakang." Mama Rangga.

"Tapi.." Belum usai Raina bicara Rangga menarik tangannya dan menutup pintu belakang.

"Duduklah di sampingku." Rangga.

🌼🌼🌼

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!