JMB 18. Mimpi Yang Terwujud

Sepertinya efek obat yang diberikan Brisia mulai bekerja. Saat ini Yasa merasa kepalanya sangat sakit. Pria itu rasanya ingin membenturkan kepalanya ke dinding.

Hasna dan Radi sungguh terkejut melihat putra nya yang begitu kesakitan. Nataya langsung maju menghampiri Yasa bersama Radi, untuk membawa ke atas hospital bed.

" Kak, apa yang kamu rasakan sekarang?"

" Sakit Nat, ini sakit banget. Kepalaku rasanya hampir pecah."

Nataya mengambil ponselnya dari saku jas dokternya dan menghubungi salah seorang perawat. Ia meminta perawat tersebut membawa analgesik untuk diberikan kepada Yasa. Perawat yang dipanggil Nataya tampak berlari masuk ke dalam bangsal yang ditempati Yasa.

" Terimakasih sus."

Nataya langsung menyuntikan obat tersebut ke tubuh Yasa. Lambat laun yasa mulai tenang. Tidak berapa lama pria itu tertidur. Hasna yang tadi sungguh panik kini bisa bernafas lega.

" Nat, ada apa sebenarnya dengan Yasa?"

" Nataya juga tidak tahu paman. Sebaiknya paman dan bibi pulang dulu saja. Bawakan pakaian untuk kak Yasa. Aku akan menunggu Kak Yasa di sini."

Tadinya Hasna enggan meninggalkan Yasa tapi apa yang dibilang keponakannya itu tentu benar adanya. Ia harus segera pulang dan kembali lagi. Hasna ingin melihat putra dan cucu nya baik-baik saja. Meskipun tes DNA itu belum keluar hasilnya tapi melalui tes yang dijalani Yasa maka bisa dipastikan 90% Tara adalah anak Yasa.

Nataya tidak kembali ke ruangannya, ia memilih tidur di bangsal tempat Yasa saat ini berada. Satu pesan ia sampaikan kepada salah satu dokter residen untuk mengabarinya jika ada sesuatu yang darurat. Dokter muda itu melepaskan jas dokternya lalu membaringkan tubuhnya di sofa yang ada di dalma bangsal. Ia sejenak melihat ke arah sang kakak sepupu.

" Haish, aku nggak nyangka hidupmu jadi ruwet begini kak. Apa kabar jika Ciara tahu. Tapi sebenarnya lebih cepat Ciara tahu maka semakin bagus. Gadis itu gadis yang baik. Tapi mungkin belum berjodoh dengan mu. Kamu juga tidak akan meninggalkan Tara dan ibunya kan? Meskipun tidak ada cinta di hati kalian tapi Tara sungguh membutuhkan kalian berdua. Bukankah witing tresno jalaran seko kulino?"

Nataya memejamkan matanya. paling tidak dia bisa tidur untuk sesaat di dalam bangsal tersebut sambil menunggui sang kakak sepupu. Tapi sebelumnya Nataya memastikan kalau Yasa sudah benar-benar beristirahat.

Beberapa saat kemudian Nataya mulai mengarungi mimpinya. Pria itu tidur dengan lelap. Berbeda dengan Yasa, ia tampak gelisah dalam tidurnya. Seperti ada sesuatu yang mengganggu alam bawah sadarnya.

Yasa mencengkeram erat selimut yang menutupi tubuhnya. Keringat dingin terus bercucuran.

" Kaluna!"

Nama itu diteriakkan oleh Yasa yang terbangun di tengah malam. Ia menduduk lesu sambil mengacak rambutnya.

" Ya Allaah, apa yang sudah aku perbuat."

Yasa tergugu, ia melihat potongan-potongan kejadian masa lalu. Bukan seluruhnya tapi bayangan itu sungguh jelas. Bagaiman dia melakukan kesalahan pada waktu itu. Seketika rasa bersalah memenuhi hati Yasa. Terlebih dia mengingat cerita Topan bahwa Kaluna hidup di kota S selama 6 tahun.

" Jadi dia memilih lari dan meninggalkan keluarganya serta pendidikannya untuk membesarkan Tara sendiri? Dia tidak mencari ku karena alasan itu. Ya Allaah Kal, kenapa kamu senaif ini sih?"

Yasa tentu bukan seorang pengecut yang akan lari dari tanggung jawab. Jika waktu itu Kaluna memberitahu tentang keadaan dirinya yang hamil tentu Yasa akan bertanggung jawab meski itu dilakukan karen sebuah kesalahan. Dan mengapa harus sampai membuat Yasa hilang ingatan.

" Aku tidak akan melepaskan mu Kal. Tara adalah putraku, dan kau ibu dari putraku. Tentu akau akan mempertahankan mu untuk berada di sisi ku."

Yasa tentu tidak berpikir banyak mengenai hubungan yang akan ia jalin dengan Kaluna nanti. Tapi satu hal yang jelas bahwa dia harus bertanggung jawab atas kesalahannya. Keluarga besarnya selalu mengajarkan itu.

Ia pun melirik ke arah jam tangannya, saat ini sekitar pukul 23.30 malam. Yasa baru ingat bahwa dia belum melakukan kewajiban 4 rakaatnya. Yasa berjalan ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Ada sajadah di sana, mungkin milik Nataya. Yasa lalu membentangkan sajadahnya dan memulai kewajibannya.

Setelah menunaikan yang wajib Yasa pun menjalankan yang sunah. Paling tidak 2 rakaat selalu ia jalankan setiap malamnya. Air matanya berlinang memohon ampun atas segala kesalahan yang di perbuat. Ia juga memanjatkan doa agar putranya segera pulih.

Yasa kembali melipat sajadahnya setelah selesai bermunajat. Ia berjalan keluar. Yasa ingin menemui Taraka. Tampak di depan ruang ICU dua orang paruh baya tengah tertidur. Yasa sedikit memicingkan matanya saat melihat mereka.

" Kok kayak kenal ya sama bapak dan ibu ini."

Yasa bergumam pelan. Pandangannya teralihkan kepada Kaluna. Wanita itu rupanya tidak tidur. Terlihat dia sedang membaca ayat suci dengan lirih disamping Taraka. Yasa berjalan masum dan menghampiri Kaluna.

" Kal," panggil Yasa.

" Eh pak. Ada apa ya," jawab Kaluna sambil menutup kitab sucinya.

" Beristirahatlah di bangsal milik Tara. Biar aku yang menunggunya."

Kaluna menggeleng. Dia tidak ingin meninggalkan Tara bara sebentar pun. Ia ingin terus berada di samping putranya itu.

" Kal, kamu perlu istirahat juga."

" Saya di sini saja pak. Takutnya nanti Tara bangun dan menangis mencari saya."

Yasa pasrah, tampaknya bujukannya tidak mempan. Yasa juga tidak bisa memaksa Kaluna. Jika Kaluna menginginkan untuk terus disamping Tara itu adalah hak wanita itu.

Namun satu hal yang membuat Kaluna heran, rupanya Yasa mengambil kursi dan duduk di sebelah Kaluna. Tadinya Kaluna pikir Yasa akan keluar dari ruang tersebut.

" Aku mengingat semuanya Kal. Walaupun masih sepotong-potong, tapi aku ingat saat itu. Aku sungguh minta maaf."

Deg

Jantung Kaluna serasa berhenti saat Yasa membisikkan hal tersebut tepat di telinganya. Ia menautkan kedua telapak tangannya dan meremmas satu sama lain. Kaluna merasa gugup, ia menunduk dalam terlebih saat Yasa kembali mengucapkan kata maaf karena membiarkan Kaluna kesusahan membesarkan Tara seorang diri.

" Bapak tidak perlu minta maaf, semuanya adalah akibat kecerobohan saya. Saya yang harusnya minta maaf karena bapak sudah jadi bahan pertaruhan waktu itu. Dan semuanya berakhir perbuatan yang melanggar norma dan agama."

Kaluna menunduk paham. Hingga saat ini dia merasa bahwa dirinya berlumur dosa. Terkadang dia ragu apakah semua ibadah yang dia lakukan diterima atau tidak. Tapi satu hal yang pasti ia selalu meminta pengampunan terhadap Tuhannya. Ia yakin Rabb nya Maha Mengampuni setiap hamba yang ingin bertaubat.

Bukankah Dia lebih menyukai taubatnya seorang pendosa dari pada ahli ibadah yang sombong? Dan saat ini itulah yang Kaluna sedang lakukan, selalu memohon ampun untuk setiap dosa yang pernah dia lakukan.

" Bunda ... ."

Taraka membuka matanya. Kaluna dan Yasa langsung bangkit dari duduknya dan mendekatkan tubuh mereka kepada Tara. Bocah berusia 5 tahun itu tersenyum melihat dua orang yang berdiri di depannya adalah bunda dan ayahnya. Pria yang selama ini ada di mimpinya kini bisa ia lihat dengan jelas.

" Alhamdulillaah mimpi Tara terwujud juga."

TBC

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

terus gimana dengan Ciara

2024-01-30

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Ngimpi opo Leeee?

2024-01-23

0

Dewi Kania

Dewi Kania

bagus

2023-09-27

1

lihat semua
Episodes
1 JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2 JMB 02. Selamat Datang Putraku
3 JMB 03. Pilihan Sulit
4 JMB 04. Apakah Boleh?
5 JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6 JMB 06. Opa Nangis?
7 JMB 07. Masa Lalu #1
8 JMB 08. Masa Lalu #2
9 JMB 09. Ayo Kita Cari
10 JMB 10. Cucu Kita?
11 JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12 JMB 12. Mari Buktikan
13 JMB 13. Kondisinya Memburuk
14 JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15 JMB 15. Semoga Berhasil
16 JMB 16. Keterkejutan Yasa
17 JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18 JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19 JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20 JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21 JMB 21. Gagal Healing
22 JMB 22. Kenapa Jahat
23 JMB 23. Seharusnya Begitu
24 JMB 24. Ayo Menikah!
25 JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26 JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27 JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28 JMB 28. Muncul Saingan
29 JMB 29. Titik Balik
30 JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31 JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32 JMB 32. Identitas Lain
33 JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34 JMB 34. Keputusan Besar
35 JMB 35. Takut Kehilangan
36 JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37 JMB 37. Konspirasi?
38 JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39 JMB 39. Kemana Harus Mencari
40 JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41 JMB 41. Kerusakan Terjadi
42 JMB 42. Menuju Halal
43 JMB 43. SAH!!!
44 JMB 44. Yang Tersembunyi
45 JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46 JMB 46. Bantuan Tara
47 JMB 47. Pertanyaan Tara
48 JMB 48. Grebek
49 JMB 49. Belum Tepat
50 JMB 50. Jangan-Jangan
51 JMB 51. Jadi Berita Besar
52 JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53 JMB 53. Dendam Salah Alamat
54 JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55 JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56 JMB 56. Bukan Selebritis
57 JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58 JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59 JMB 59. Pingsan
60 JMB 60. Diluar Nalar
61 JMB 61. Ide Gila
62 JMB 62. Maafkan Aku
63 JMB 63. Pembelaan Kaluna
64 JMB 64. Siapa Dalangnya
65 JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66 JMB 66. Bantuan Apa?
67 JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68 JMB 68.
69 JMB 69. Alah Paling Gimik!
70 JMB 70. Aksi Zion
71 JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72 JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73 JMB 73. Kita Hanya Teman
74 JMB 74.
75 JMB 75. Ada Sesuatu
76 JMB 76. Legowo
77 JMB 77. Ini Apa?
78 JMB 78. Maling Teriak Maling
79 JMB 79. Oleng
80 JMB 80. Tolong!
81 JMB 81. Maafkan Kami
82 JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83 JMB 83. Meringkus
84 JMB 84. Mulai Curiga
85 JMB 85. Gagal Maning
86 JMB 86. Belum Menyerah
87 JMB 87. Ngidam?
88 JMB 88. Identitas Lain
89 JMB 89. Penjelasan Tara
90 JMB 90. Niat Baik
91 JMB 91. Menemukan Yang Siap
92 JMB 92.
93 JMB 93. Saya Menerima
94 JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95 JMB 95. Mari Lakukan
96 JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97 JMB 97. Tamu Datang
98 JMB 98. Tempat Seharusnya
99 JMB 99. Takdir Indah
Episodes

Updated 99 Episodes

1
JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2
JMB 02. Selamat Datang Putraku
3
JMB 03. Pilihan Sulit
4
JMB 04. Apakah Boleh?
5
JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6
JMB 06. Opa Nangis?
7
JMB 07. Masa Lalu #1
8
JMB 08. Masa Lalu #2
9
JMB 09. Ayo Kita Cari
10
JMB 10. Cucu Kita?
11
JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12
JMB 12. Mari Buktikan
13
JMB 13. Kondisinya Memburuk
14
JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15
JMB 15. Semoga Berhasil
16
JMB 16. Keterkejutan Yasa
17
JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18
JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19
JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20
JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21
JMB 21. Gagal Healing
22
JMB 22. Kenapa Jahat
23
JMB 23. Seharusnya Begitu
24
JMB 24. Ayo Menikah!
25
JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26
JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27
JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28
JMB 28. Muncul Saingan
29
JMB 29. Titik Balik
30
JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31
JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32
JMB 32. Identitas Lain
33
JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34
JMB 34. Keputusan Besar
35
JMB 35. Takut Kehilangan
36
JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37
JMB 37. Konspirasi?
38
JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39
JMB 39. Kemana Harus Mencari
40
JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41
JMB 41. Kerusakan Terjadi
42
JMB 42. Menuju Halal
43
JMB 43. SAH!!!
44
JMB 44. Yang Tersembunyi
45
JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46
JMB 46. Bantuan Tara
47
JMB 47. Pertanyaan Tara
48
JMB 48. Grebek
49
JMB 49. Belum Tepat
50
JMB 50. Jangan-Jangan
51
JMB 51. Jadi Berita Besar
52
JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53
JMB 53. Dendam Salah Alamat
54
JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55
JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56
JMB 56. Bukan Selebritis
57
JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58
JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59
JMB 59. Pingsan
60
JMB 60. Diluar Nalar
61
JMB 61. Ide Gila
62
JMB 62. Maafkan Aku
63
JMB 63. Pembelaan Kaluna
64
JMB 64. Siapa Dalangnya
65
JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66
JMB 66. Bantuan Apa?
67
JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68
JMB 68.
69
JMB 69. Alah Paling Gimik!
70
JMB 70. Aksi Zion
71
JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72
JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73
JMB 73. Kita Hanya Teman
74
JMB 74.
75
JMB 75. Ada Sesuatu
76
JMB 76. Legowo
77
JMB 77. Ini Apa?
78
JMB 78. Maling Teriak Maling
79
JMB 79. Oleng
80
JMB 80. Tolong!
81
JMB 81. Maafkan Kami
82
JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83
JMB 83. Meringkus
84
JMB 84. Mulai Curiga
85
JMB 85. Gagal Maning
86
JMB 86. Belum Menyerah
87
JMB 87. Ngidam?
88
JMB 88. Identitas Lain
89
JMB 89. Penjelasan Tara
90
JMB 90. Niat Baik
91
JMB 91. Menemukan Yang Siap
92
JMB 92.
93
JMB 93. Saya Menerima
94
JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95
JMB 95. Mari Lakukan
96
JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97
JMB 97. Tamu Datang
98
JMB 98. Tempat Seharusnya
99
JMB 99. Takdir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!