JMB 03. Pilihan Sulit

Seorang wanita berlari ke arah Kaluna, dengan cepat ia mencium kening Tara. Tak lupa ia juga memeluk sahabat yang sedari lama ia rindukan itu. Pekerjaannya yang sangat sibuk tidak bisa membuat nya bisa selalu mengunjungi sang sahabat.

" Asli gue seneng banget lo balik lagi Kal."

" Thanks Bri, lo memang sahabat terbaik gue."

" Kal, kok tara."

" Nanti gue ceritain Bri."

Brisia mengangguk, dari sorot mata Kaluna ia bisa menyimpulkan bahwa sahabatnya itu tengah memikul beban yang begitu berat. Wajah Kaluna tampak tirus, tubuhnya juga jauh lebih kurus dari terkahir kali ia lihat setahun yang lalu. Brisia sedikit menyesal sebenarnya karena tidak bisa sering mengunjungi Kaluna, Tugas yang diberikan daddy nya cukup banyak sehingga ia tidak bisa berkutik sedikit pun.

" Ini rumah mu Bri?"

" Iya Kal, maaf ya kalau kurang nyaman."

Kaluna menggelengkan kepalanya cepat. Rumah Brisia sungguh besar. 4 kali lipat bahkan lebih besar dari pada rumah kontrakan yang ia dan putranya tempati di kota S kemarin. Brisia bahkan sudah menyiapkan kamar untuk Tara. Kaluna meneteskan air matanya atas apa yang diberikan oleh sahabatnya itu.

Waktu menuju pagi masih sekitar 3 jam lagi. Kaluna membaringkan tubuh lemah Taraka di atas tempat tidur dan menyelimuti bocah tersebut. Ia mencium kening sang putra untuk sesaat dan berjalan keluar dari kamar. Tak lupa ia menutup pintu kamar dengan perlahan agar tidak membangunkan sang putra.

" Jadi Kal, apa yang terjadi sebenarnya dengan Tara. Kenapa ponakan gue kondisinya lemah begitu."

Meskipun Brisia seorang peneliti dan bukan seorang dokter, tapi Brisia bisa melihat degan jelas bahwa Taraka yang ia anggap sebagai ponakannya sendiri itu dalam kondisi yang tidak sehat dan lemah. Padahal terakhir ia berkunjung ke kota S, bocah itu masih sangat sehat dan ceria.

" Tara di vonis leukimia 6 bulan yang lalu. dan kondisinya semakin memburuk mulai dari awal bulan ini. Awal-awal semuanya masih bisa diatasi bahkan dokter mengatakan Tara bisa sembuh dengan pengobatan dan kemoterapi. Tapi sebulan ini sel kanker yang ada di tubuhnya malah bertambah."

Brisia menutup mulutnya sendiri dengan tangan. Air mata gadis itu tak kuasa lagi tertahan. Ia sungguh merasa sangat sedih dengan kondisi putra dari sahabatnya itu.

" Apa kata dokter, dan apa karena itu kamu kembali? Apa kamu akan menemui pria itru."

Kaluna menggeleng. Bukan menjawab tidak, tapi dia bingung dengan apa yang harus ia lakukan saat ini.

" Kal?"

" Entahlah Bri, aku sungguh tidak tahu. Tapi yang jelas aku besok harus ke RSMH. Dokter di rumah sakit sebelumnya meminta ku menemui Dokter Nataya. SP. BA katanya dia adalah satu-satu nya dokter spesialis bedah anak terbaik di negeri ini. Aku berharap dia bisa menolong Tara."

Brisia mengangguk mengerti. Brisia tentu tahu siapa Nataya, ponakan dari teman papa nya itu. Brisia juga pernah bertemu beberapa kali saat ada seminar ilmiah. Bahkan Nataya juga merupakan seorang pembicara di sana.

" Aku harap dokter itu bisa menyembuhkan Tara." Doa tulus dipanjatkan oleh Brisia untuk putra dari sahabatnya.

Di dalam kamar, Tara bangkit dari posisi tidurnya. Ia lalu turun dari ranjang dan megambil sesuatu dari tas nya. Satu set alat lukis beserta kanvas nya. Ia ingin melanjutkan lukisannya yang belum selesai. Lukisan seorang pria, tapi lukisan itu tak kunjung selesai. Tara tidak bisa menggambar wajah pria itu. Pria yang selalu muncul dalam mimpinya dang mengatakan bahwa dia adalah ayah nya.

" Apa aku kan bertemu dengan mu di sini ayah. Aku harap begitu. Sebelum aku bertemu dengan malaikat pencabut nyawa, aku harap bisa bertemu dengan mu lebih dulu. Dan aku berjanji akan pergi dengan tenang karena bunda tidak akan sendirian."

*

*

*

" Apakah sudah bangun? Wah anak bunda pintar sekali. Tapi kenapa tidak panggil bunda sayang. Memangnya bisa mandi sendiri?"

" Bisa bunda, kamar mandi Onty Bri kan ada air panas otomatisnya jadi Tara bisa memakainya dengan mudah."

Kaluna tersenyum, ia sangat senang melihat Tara yang begitu bersemangat. Bahkan Tara terlihat lebih sehat pagi itu. Tara memilih baju nya sendiri dan memakainya tanpa bantuan Kaluna.

" Apakah begini sudah benar bunda?"

Kaluna mengangguk, wanita itu pun menghampiri sang putra dan merapikan sedikit baju putranya. Tak lupa sebuah topi diambil dari dalam tas dan dipakaikan di kepala Tara.

Keduanya berjalan bersama ke luar kamar. Tampak Brisia sudah duduk di dapur menunggu ibu dan anak tersebut untuk sarapan bersama.

" Waaah keponakan onty ganteng sekali."

" Terimakasih onty, tapi Tara pasti tambah ganteng kalau punya rambut."

" Aishhh sama saja sayang. Kalau udah dasarnya ganteng mah mau ada rambut atau enggak pun tetep ganteng. Yukk sarapan, hari ini Tara mau ketemu om dokter baru kan. Dokter Nataya, asli dokternya baik lho."

Cerita mengenai dr. Nataya mengalir begitu saja dari Brisia. Kaluna sedikit heran mengapa Brisia sangat mengenal Nataya. Melihat keheranan di wajah Kaluna Brisia pun menjelaskan bahwa ia sering mengenal Nataya karena om nataya dan daddy nya berteman.

" Ayo sayang kita berangkat."

Ketiganya sudah berada di mobil dan siap untuk menuju ke rumah sakit. Kaluna tentu sudah dibuatkan janji oleh dokter yang ada di rumah sakit sebelumnya sehingga ia sudah mendapat antrian terlebih dahulu.

RSMH, rumah sakit besar itu membuat Tara kagum. Ada secercah harapan dalam hati bocah kecil itu untuk bisa sembuh agar bisa bertemu dengan sang ayah.

" Atas nama Taraka Abyaz. Silahkan masuk."

Kaluna dan Taraka masuk ke dalam ruangan yabg di depan pintunya bertuliskan dr. Nataya Giandra Lagford Sp. A. BA ( spesialis anak dan spesialis bedah anak).

" Hai ganteng, bagaimana kabarnya hmm? Senang bertemu dengan Taraka. Apa om dokter bisa memanggil Tara aja."

" Boleh om. Alhamdulillaah baik om."

Nataya tersenyum, ia melihat Taraka dan Kaluna bergantian. Nataya lalu meminta Tara untuk berbaring dan ia membaca rekam medis milik Tara.

" Berarti kita akan mulai kemo lanjutannya ya bu."

" Iya dokter. Oh iya dokter, apakah benar Tara harus mendapatkan donor sumsum tulang belakang untuk bisa sembuh total?"

Nataya tersenyum lagi, ia menjelaskan mengenai segala hal mengenai penyakit Tara secara menyeluruh. Ia juga mengatakan akan memastikan terlebih dulu sejauh mana sel kanker yang ada dalam tubuh Tara menyebar.

" Bu, apakah tidak keberatan jika Tara di rawat untuk beberapa hari di sini. Kami harus melakukan observasi dan mengambil tindakan yang tepat."

Kaluna terdiam sesaat, di rawat berarti biaya yang dikeluarkan semakin besar. Saat ini dia juga belum bekerja. Meskipun Brisia mengatakan akan mencarikan pekerjaan, akan tetapi tidak mungkin juga meminta gaji lebih awal.

" Apakah harus rawat inap dok?"

" Sebaiknya begitu bu."

Kaluna benar-benar bingung. Ia berada dalam dilema. Akankah ia pulang untuk meminta kepada orang tuanya atau memilih membawa putranya pulang ke rumah. Sungguh ini adalah pilihan yang sulit

TBC

Terpopuler

Comments

Fani Indriyani

Fani Indriyani

tara mukanya mirip yasa ga sih,kalo iya pasti nataya bisa liat dong kemiripannya,mdh2an tara dipertemukan ma yasa

2024-11-08

0

Erlinda

Erlinda

egois banget si kaluna .biasa nya seorang ibu akan melakukan apa saja demi anak nya

2025-02-25

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

ada misteri yg belum terungkap tentang keberadaan Taraka dan anehnya kenapa Yasa tdk mengingat apapun..

2024-10-21

0

lihat semua
Episodes
1 JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2 JMB 02. Selamat Datang Putraku
3 JMB 03. Pilihan Sulit
4 JMB 04. Apakah Boleh?
5 JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6 JMB 06. Opa Nangis?
7 JMB 07. Masa Lalu #1
8 JMB 08. Masa Lalu #2
9 JMB 09. Ayo Kita Cari
10 JMB 10. Cucu Kita?
11 JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12 JMB 12. Mari Buktikan
13 JMB 13. Kondisinya Memburuk
14 JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15 JMB 15. Semoga Berhasil
16 JMB 16. Keterkejutan Yasa
17 JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18 JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19 JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20 JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21 JMB 21. Gagal Healing
22 JMB 22. Kenapa Jahat
23 JMB 23. Seharusnya Begitu
24 JMB 24. Ayo Menikah!
25 JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26 JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27 JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28 JMB 28. Muncul Saingan
29 JMB 29. Titik Balik
30 JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31 JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32 JMB 32. Identitas Lain
33 JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34 JMB 34. Keputusan Besar
35 JMB 35. Takut Kehilangan
36 JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37 JMB 37. Konspirasi?
38 JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39 JMB 39. Kemana Harus Mencari
40 JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41 JMB 41. Kerusakan Terjadi
42 JMB 42. Menuju Halal
43 JMB 43. SAH!!!
44 JMB 44. Yang Tersembunyi
45 JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46 JMB 46. Bantuan Tara
47 JMB 47. Pertanyaan Tara
48 JMB 48. Grebek
49 JMB 49. Belum Tepat
50 JMB 50. Jangan-Jangan
51 JMB 51. Jadi Berita Besar
52 JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53 JMB 53. Dendam Salah Alamat
54 JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55 JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56 JMB 56. Bukan Selebritis
57 JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58 JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59 JMB 59. Pingsan
60 JMB 60. Diluar Nalar
61 JMB 61. Ide Gila
62 JMB 62. Maafkan Aku
63 JMB 63. Pembelaan Kaluna
64 JMB 64. Siapa Dalangnya
65 JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66 JMB 66. Bantuan Apa?
67 JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68 JMB 68.
69 JMB 69. Alah Paling Gimik!
70 JMB 70. Aksi Zion
71 JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72 JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73 JMB 73. Kita Hanya Teman
74 JMB 74.
75 JMB 75. Ada Sesuatu
76 JMB 76. Legowo
77 JMB 77. Ini Apa?
78 JMB 78. Maling Teriak Maling
79 JMB 79. Oleng
80 JMB 80. Tolong!
81 JMB 81. Maafkan Kami
82 JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83 JMB 83. Meringkus
84 JMB 84. Mulai Curiga
85 JMB 85. Gagal Maning
86 JMB 86. Belum Menyerah
87 JMB 87. Ngidam?
88 JMB 88. Identitas Lain
89 JMB 89. Penjelasan Tara
90 JMB 90. Niat Baik
91 JMB 91. Menemukan Yang Siap
92 JMB 92.
93 JMB 93. Saya Menerima
94 JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95 JMB 95. Mari Lakukan
96 JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97 JMB 97. Tamu Datang
98 JMB 98. Tempat Seharusnya
99 JMB 99. Takdir Indah
Episodes

Updated 99 Episodes

1
JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2
JMB 02. Selamat Datang Putraku
3
JMB 03. Pilihan Sulit
4
JMB 04. Apakah Boleh?
5
JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6
JMB 06. Opa Nangis?
7
JMB 07. Masa Lalu #1
8
JMB 08. Masa Lalu #2
9
JMB 09. Ayo Kita Cari
10
JMB 10. Cucu Kita?
11
JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12
JMB 12. Mari Buktikan
13
JMB 13. Kondisinya Memburuk
14
JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15
JMB 15. Semoga Berhasil
16
JMB 16. Keterkejutan Yasa
17
JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18
JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19
JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20
JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21
JMB 21. Gagal Healing
22
JMB 22. Kenapa Jahat
23
JMB 23. Seharusnya Begitu
24
JMB 24. Ayo Menikah!
25
JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26
JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27
JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28
JMB 28. Muncul Saingan
29
JMB 29. Titik Balik
30
JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31
JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32
JMB 32. Identitas Lain
33
JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34
JMB 34. Keputusan Besar
35
JMB 35. Takut Kehilangan
36
JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37
JMB 37. Konspirasi?
38
JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39
JMB 39. Kemana Harus Mencari
40
JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41
JMB 41. Kerusakan Terjadi
42
JMB 42. Menuju Halal
43
JMB 43. SAH!!!
44
JMB 44. Yang Tersembunyi
45
JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46
JMB 46. Bantuan Tara
47
JMB 47. Pertanyaan Tara
48
JMB 48. Grebek
49
JMB 49. Belum Tepat
50
JMB 50. Jangan-Jangan
51
JMB 51. Jadi Berita Besar
52
JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53
JMB 53. Dendam Salah Alamat
54
JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55
JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56
JMB 56. Bukan Selebritis
57
JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58
JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59
JMB 59. Pingsan
60
JMB 60. Diluar Nalar
61
JMB 61. Ide Gila
62
JMB 62. Maafkan Aku
63
JMB 63. Pembelaan Kaluna
64
JMB 64. Siapa Dalangnya
65
JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66
JMB 66. Bantuan Apa?
67
JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68
JMB 68.
69
JMB 69. Alah Paling Gimik!
70
JMB 70. Aksi Zion
71
JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72
JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73
JMB 73. Kita Hanya Teman
74
JMB 74.
75
JMB 75. Ada Sesuatu
76
JMB 76. Legowo
77
JMB 77. Ini Apa?
78
JMB 78. Maling Teriak Maling
79
JMB 79. Oleng
80
JMB 80. Tolong!
81
JMB 81. Maafkan Kami
82
JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83
JMB 83. Meringkus
84
JMB 84. Mulai Curiga
85
JMB 85. Gagal Maning
86
JMB 86. Belum Menyerah
87
JMB 87. Ngidam?
88
JMB 88. Identitas Lain
89
JMB 89. Penjelasan Tara
90
JMB 90. Niat Baik
91
JMB 91. Menemukan Yang Siap
92
JMB 92.
93
JMB 93. Saya Menerima
94
JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95
JMB 95. Mari Lakukan
96
JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97
JMB 97. Tamu Datang
98
JMB 98. Tempat Seharusnya
99
JMB 99. Takdir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!