JMB 16. Keterkejutan Yasa

Brisia memarkirkan mobilnya di basemen. Ia kemudian bergegas menuju ke unit milik Yasa. Di dalam apartemen suasana canggung dirasakan oleh Yasa dan Kaluna. Keduanya sama-sama diam, hingga akhirnya Yasa membuka pembicaraan.

" Tadi kamu mengatakan waktu itu tidak akan muncul dihadapanku lagi, bukan begitu? Lalu mengapa sekarang kau mendatangiku."

Akhirnya hal tersebut keluar juga dari mulut Yasa. Dalam cerita Kaluna, wanita itu mengatakan akan menanggung semuanya sendiri. Bukan hal itu yang Yasa permasalahkan, jika memang dirinya bersalah maka ia akan tanggung jawab. Yasa hanya merasa aneh, 6 tahun menghilang dan mengapa baru sekarang muncul. Sepertinya Yasa lupa, tadi bukannya di butik Topan mengatakan anak Kaluna sakit.

Satu hal yang saat ini ia syukuri yakni dia belum berkomitmen alias menikah dengan wanita manapun. Bagaiman jika saat Kaluna datang dia sudah menikah. Bukankah itu akan semakin sulit.

" Maaf pak, sebenarnya saya juga menginginkan hal itu. Tapi keadaan membuat saya harus menemui bapak. Tapi saya berjanji, jika bapak mau membantu saya, saya tidak akan mencampuri urusan pribadi bapak."

Yasa sungguh tidak tahu jalan pikiran wanita di depannya itu. Tapi untuk saat ini dia akan membiarkan kaluna berpikir sesuka hatinya.

" Lalu apa alasannya kamu mencari ku?"

" Taraka Abyaz, putra saya sakit leukimia. Kondisinya sekarang sangat drop dan membutuhkan donor sumsum tulang belakang dari ayah kandungnya. Dan Anda lah harapan satu-satunya Tara untuk sembuh."

Nguiiiiiiing

Lagi, Yasa mencengkeram kepalanya yang berdenyut hebat. Semua yang dikatakan Kaluna layaknya sebuah dongeng yang kadang tidak bisa dicerna akal sehat. TIba-tiba ia didatangi wanita yang mengaku pernah berhubungan dengannya, dan kini ia mengetahui fakta bahwa ia punya putra. Dimana putranya sakit parah. Sungguh Yasa belum bisa menerima itu semua.

Pria itu menjatuhkan tubuhnya di sofa. Sejak tadi dia terus berdiri sambil menunggu orang yang dimaksud Kaluna datang.

" Selamat malam semuanya."

Yasa dan Kaluna langsung menoleh ke arah sumber suara. Brisia masuk dan tersenyum kepada sahabat dan mantan dosennya itu. Ia mengucapkan salam kembali. Yasa tentu ingat siapa Brisia yang merupakan mahasiswanya.

" Kamu kan~"

" Iya pak Saya Brisia Alin Winkler, mahasiswa bapak di semester 1 dan 2. Sama sebenarnya Kaluna juga mahasiswa bapak. Tapi Kaluna memutuskan DO saat tahu dirinya hamil."

Yasa memejamkan matanya kembali saat Brisia menegaskan apa yang terjadi di masa lalu tersebut. Rasa pusing di kepalanya masih bersarang di sana. Brisia tentu bisa melihat hal itu, ia pun lalau memberikan obat kepada yasa.

" Sebaiknya bapak minum ini dulu."

Tampaknya ini merupakan salah satu efek samping yang daddy nya katakan. Hal tersebut harus segera dicegah sebelum Yasa semakin parah merasakan sakit nya.

" Apa ini?"

" Penawar yang terlambat. Apa bapak merasa ada yang hilang dan kesulitan mengingat sesuatu? Ini akan membantu bapak menemukan hal yang hilang di masa lalu." Yasa mengangguk dengan apa yang dikatakan Brisia, ia merasakan semuanya tersebut.

" Maaf pak, kami dulu memberi bapak formula penghapus ingatan. Maka dari itu bapak tidak bisa mengingat apapun mengenai Kaluna dan apa yang terjadi saat itu."

Yasa membulatkan matanya tidak percaya. Ia ingat saat itu dirinya terbangun di sofa dengan pakaian lengkap. Satu pikiran yang aneh langsung masuk ke dalam otaknya. Ia lalu mendekap tubuhnya sendiri.

" Jadi kalian yang ~"

Kaluna dan Brisia mengangguk. Yasa semakin tidak habis pikir dengan semua yang terjadi.

" Kalau kami biarin bapak polos, ntar bapak masuk angin, kan repot."

Astaga, mulut Brisia benar-benar tidak di filter. Yasa sudah malu tidak ketulungan membayangkan tubuhnya dilihat oleh dua orang wanita yang ada di depannya.

" Baiklah sekarang kamu mau saya bagiamana?"

🍀🍀🍀

Raffan dan Vanka berada di mushola rumah sakit. Keduanya terus menerus berdoa untuk kesembuhan sang cucu. Berharap agar pria yang merupakan ayah kandung Tara mau mendonorkan sumsum tulang belakangnya.

" Ya Rabb, jika boleh biarkan aku saja yang merasakan semua ini. Aku mohon sembuhkan lah cucuku."

Air mata Vanka terus merembes keluar membasahi pipinya. Berjuta sesal benar-benar ada di hatinya. Pun dengan Raffan. Pria paruh baya itu tak kuasa menahan tangisnya juga. Memang yang namanya penyesalan selalu berada di akhir. Namun kembali lagi seperti apa yang dia katakan dulu, nasi sudah jadi bubur. Tinggal ditambah komponen saja agar bisa dimakan dnegan nikmat.

Di sisi lain Yasa saat ini sudah di depan ruang ICU bersama Kaluna. Sedari tadi wanita itu terus menunduk. Air matanya selalu akan jatuh saat melihat kondisi sang putra.

" Dia putraku?"

Aneh memang, merasa tidak membuahi tapi sudah muncul buah yang begitu besar. Tidak pernah merasa menanam tapi di depan matanya terpampang jelas hasil dari benih nya. Terlebih saat pria itu masuk menemui Tara. Ada rasa yang tidak bisa ia lukiskan. Ada sebuah keterkaitan di hatinya terhadap bocah yang terbaring lemah tersebut.

Yasa memberanikan diri menyentuh tangan Tara dan menggenggamnya. Tangan mungil itu benar-benar lemah. Dada Yasa sesak saat melihat bocah kecil itu, air mata Yasa tak kuasa jatuh dna mengenai punggung tangan Tara.

" Apa kau ayah ku?"

" Hay boy, ya aku ayah mu."

Senyum Tara mengembang sempurna. Bocah itu tentu sangat senang. Tara melihat dengan seksama wajah pria yang menggenggam tangannya, ia yakin bahwa pria itu ayahnya saat melihat garis wajah yang mirip dengan wajahnya.

" Alhamdulillaah Allaah mengabulkan doa Tara. Jika begini Tara bisa pergi dengan tenang. Bunda tidak akan menangis lagi dan tidak akan sendirian."

Tuuuuuuuut

Suara layar monitor sungguh nyaring. Sebuah garis lurus muncul di sana. Yasa tentu sangat terkejut apalagi Kaluna, wanita itu ingin menyerobot masuk tapi dirinya sudah ditahan oleh tim medis agar menunggu diluar

" No boy, jangan pergi. Ayah baru bertemu dnegan mu."

" Kak, kakak keluar dulu. Biar kami yang menangani ini."

Nataya bisa melihat bagaimana piasnya wajah sang kakak. Yasa keluar ruangan tersebut dengan tubuh yang lemas. Tapi ia mencoba untuk tegap berdiri saat melihat Kaluna yang sudah jatuh terduduk di lantai sambil terisak.

" Aku mohon jangan ambil putraku Rabb. Dia milikku satu-satunya. Aku mohon Rabb aku mohon."

" Kal, mari berbaik sangka kepada Allaah."

Yasa memberanikan diri menyentuh tubuh Kaluna dan membawanya untuk duduk. Pria itu menepuk punggung Kaluna dengan lembut. Bisa dia lihat bagaimana terpukulnya Kaluna. Ada rasa bersalah dalam diri Yasa, ia sungguh melewatkan banyak hal ia juga pasti menorehkan luka untuk wanita disampingnya itu. Walaupun dia melupakan banyak hal, seharusnya ia berusaha mencari tahu lebih keras lagi.

" Maafkan saya Kaluna, kalian pasti hidup menderita."

Satu kalimat itu meluncur juga dari mulut Yasa. Kaluna sendiri tidak bisa menyalahkan Yasa, semua adalah akibat kesalahan dan kebodohannya. Andaikan waktu bisa diulang maka dia tidak akan sembarangan menyanggupi tantangan Klara. Tapi ada satu hal yang tidak ia sesali yakni memiliki Tara, baginya Tara adalah sesuatu anugrah yang diberikan Sang Pencipta baginya.

" Kak, aku harus menyampaikan sesuatu."

Yasa dan Kaluna berdiri bersamaan saat Nataya keluar dari raung tersebut. Raut wajah Nataya menyiratkan ada hal kurang baik yang akan ia sampaikan.

" Taraka ~"

TBC

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

haish.. gak nyangka kalau Taraka sempet m....

2024-10-21

0

Berdo'a saja

Berdo'a saja

mosok Tara mati rek

2024-01-30

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Jangan kau cabut nyawa Tara, Tor...

2024-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2 JMB 02. Selamat Datang Putraku
3 JMB 03. Pilihan Sulit
4 JMB 04. Apakah Boleh?
5 JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6 JMB 06. Opa Nangis?
7 JMB 07. Masa Lalu #1
8 JMB 08. Masa Lalu #2
9 JMB 09. Ayo Kita Cari
10 JMB 10. Cucu Kita?
11 JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12 JMB 12. Mari Buktikan
13 JMB 13. Kondisinya Memburuk
14 JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15 JMB 15. Semoga Berhasil
16 JMB 16. Keterkejutan Yasa
17 JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18 JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19 JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20 JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21 JMB 21. Gagal Healing
22 JMB 22. Kenapa Jahat
23 JMB 23. Seharusnya Begitu
24 JMB 24. Ayo Menikah!
25 JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26 JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27 JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28 JMB 28. Muncul Saingan
29 JMB 29. Titik Balik
30 JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31 JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32 JMB 32. Identitas Lain
33 JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34 JMB 34. Keputusan Besar
35 JMB 35. Takut Kehilangan
36 JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37 JMB 37. Konspirasi?
38 JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39 JMB 39. Kemana Harus Mencari
40 JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41 JMB 41. Kerusakan Terjadi
42 JMB 42. Menuju Halal
43 JMB 43. SAH!!!
44 JMB 44. Yang Tersembunyi
45 JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46 JMB 46. Bantuan Tara
47 JMB 47. Pertanyaan Tara
48 JMB 48. Grebek
49 JMB 49. Belum Tepat
50 JMB 50. Jangan-Jangan
51 JMB 51. Jadi Berita Besar
52 JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53 JMB 53. Dendam Salah Alamat
54 JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55 JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56 JMB 56. Bukan Selebritis
57 JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58 JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59 JMB 59. Pingsan
60 JMB 60. Diluar Nalar
61 JMB 61. Ide Gila
62 JMB 62. Maafkan Aku
63 JMB 63. Pembelaan Kaluna
64 JMB 64. Siapa Dalangnya
65 JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66 JMB 66. Bantuan Apa?
67 JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68 JMB 68.
69 JMB 69. Alah Paling Gimik!
70 JMB 70. Aksi Zion
71 JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72 JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73 JMB 73. Kita Hanya Teman
74 JMB 74.
75 JMB 75. Ada Sesuatu
76 JMB 76. Legowo
77 JMB 77. Ini Apa?
78 JMB 78. Maling Teriak Maling
79 JMB 79. Oleng
80 JMB 80. Tolong!
81 JMB 81. Maafkan Kami
82 JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83 JMB 83. Meringkus
84 JMB 84. Mulai Curiga
85 JMB 85. Gagal Maning
86 JMB 86. Belum Menyerah
87 JMB 87. Ngidam?
88 JMB 88. Identitas Lain
89 JMB 89. Penjelasan Tara
90 JMB 90. Niat Baik
91 JMB 91. Menemukan Yang Siap
92 JMB 92.
93 JMB 93. Saya Menerima
94 JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95 JMB 95. Mari Lakukan
96 JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97 JMB 97. Tamu Datang
98 JMB 98. Tempat Seharusnya
99 JMB 99. Takdir Indah
Episodes

Updated 99 Episodes

1
JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2
JMB 02. Selamat Datang Putraku
3
JMB 03. Pilihan Sulit
4
JMB 04. Apakah Boleh?
5
JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6
JMB 06. Opa Nangis?
7
JMB 07. Masa Lalu #1
8
JMB 08. Masa Lalu #2
9
JMB 09. Ayo Kita Cari
10
JMB 10. Cucu Kita?
11
JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12
JMB 12. Mari Buktikan
13
JMB 13. Kondisinya Memburuk
14
JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15
JMB 15. Semoga Berhasil
16
JMB 16. Keterkejutan Yasa
17
JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18
JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19
JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20
JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21
JMB 21. Gagal Healing
22
JMB 22. Kenapa Jahat
23
JMB 23. Seharusnya Begitu
24
JMB 24. Ayo Menikah!
25
JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26
JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27
JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28
JMB 28. Muncul Saingan
29
JMB 29. Titik Balik
30
JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31
JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32
JMB 32. Identitas Lain
33
JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34
JMB 34. Keputusan Besar
35
JMB 35. Takut Kehilangan
36
JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37
JMB 37. Konspirasi?
38
JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39
JMB 39. Kemana Harus Mencari
40
JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41
JMB 41. Kerusakan Terjadi
42
JMB 42. Menuju Halal
43
JMB 43. SAH!!!
44
JMB 44. Yang Tersembunyi
45
JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46
JMB 46. Bantuan Tara
47
JMB 47. Pertanyaan Tara
48
JMB 48. Grebek
49
JMB 49. Belum Tepat
50
JMB 50. Jangan-Jangan
51
JMB 51. Jadi Berita Besar
52
JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53
JMB 53. Dendam Salah Alamat
54
JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55
JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56
JMB 56. Bukan Selebritis
57
JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58
JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59
JMB 59. Pingsan
60
JMB 60. Diluar Nalar
61
JMB 61. Ide Gila
62
JMB 62. Maafkan Aku
63
JMB 63. Pembelaan Kaluna
64
JMB 64. Siapa Dalangnya
65
JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66
JMB 66. Bantuan Apa?
67
JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68
JMB 68.
69
JMB 69. Alah Paling Gimik!
70
JMB 70. Aksi Zion
71
JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72
JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73
JMB 73. Kita Hanya Teman
74
JMB 74.
75
JMB 75. Ada Sesuatu
76
JMB 76. Legowo
77
JMB 77. Ini Apa?
78
JMB 78. Maling Teriak Maling
79
JMB 79. Oleng
80
JMB 80. Tolong!
81
JMB 81. Maafkan Kami
82
JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83
JMB 83. Meringkus
84
JMB 84. Mulai Curiga
85
JMB 85. Gagal Maning
86
JMB 86. Belum Menyerah
87
JMB 87. Ngidam?
88
JMB 88. Identitas Lain
89
JMB 89. Penjelasan Tara
90
JMB 90. Niat Baik
91
JMB 91. Menemukan Yang Siap
92
JMB 92.
93
JMB 93. Saya Menerima
94
JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95
JMB 95. Mari Lakukan
96
JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97
JMB 97. Tamu Datang
98
JMB 98. Tempat Seharusnya
99
JMB 99. Takdir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!