JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf

Cerita Raffan mengalir mengenai Ciara dan Yasa. Terlebih bagaimana gagalnya pertunangan kemarin. Bagaimana Yasa tiba-tiba menggagalkan pertunangan bahkan saat mereka sudah siap semuanya.

Kaluna menutup mulutnya sendiri saat mendengar setiap kata yang keluar dari mulut sang ayah. Ia tentu terkejut dengan semua itu.

Semuanya sungguh semakin akan rumit. Jika benar Yasa adalah calon suami adik sepupunya itu maka Kaluna tentu semakin membulatkan tekad nya untuk menjauh dari hidup Yasa.

" Lalu bagiamana sekarang mas? tanya Vanka kepada sang suami. Mereka tentu tidak ingin terjadi gesekan dalam keluarga. Terlebih bisa Vanka lihat, Septian adik iparnya itu begitu menginginkan Yasa menjadi menantu mereka.

" Apa lagi yang akan dilakukan ma. Kaluna akan pegi dari kehidupan Pak Yasa. Dari awal juga Kaluna tidak ingin masuk dalam kehidupan beliau. Kaluna menemui Pak Yasa kembali semata-mata untuk kesembuhan Tara. Tidak ada niat dalam hati Kaluna untuk berhubungan dengan Pak Yasa. Tara memang putra Pak Yasa, tapi Kaluna bukanlah siapa-siapa beliau."

Kata-kata Kaluna yang panjang kali lebar itu rupanya di dengar oleh beberapa orang yang saat ini sudah berdiri depan pintu ruang rawat Tara. Radi, Husna dan Yasa, ketiga nya tentu sama-sama tidak menyangka bahwa Kaluna mengatakan hal tersebut. Namun rupanya mereka tidka mendengar secara keseluruhan percakapan satu keluarga di dalam sana. Ketiganya hanya mendengar saat Kaluna yang berbicara.

" Jadi Yas, bagaiman keputusanmu hmmm?"

Satu pertanyaan terbit dari Radi kepada sang putra. Yasa yang duduk di kursi roda saat ini nampak bingung. Berada di dekat Tara, ia ingin menyaksikan tumbuh kembang sang putra dan ingin menebus kebersamaan yang hilang selama ini. Dan satu hal yang jelas, saat berada di samping Kaluna ia sama sekali tidak ingat dengan Ciara.

" Apa Yasa salah jika lebih memilih Tara?"

" Apakah hanya Tara? bagaimana dengan ibu nya?"

Hasna menelisik wajah sang putra. Yasa menampilkan ekspresi berbeda saat berbicara mengenai Kaluna. Rona merah bersemu di wajan pria 30 tahun itu. Sangat berbeda ketika berbicara mengenai Ciara, Yasa hanya akan menampilkan wajah datar tanpa ekspresi.

Hasna lalu melirik ke arah sang suami. Sebagai ibu dia tahu apa yang diinginkan oleh Putranya. Tapi lagi-lagi semuanya tidak mudah. Yasa tentu harus menyelesaikan urusan dirinya dengan Ciara. Tidak baik juga menggantungkan lama perasaan anak gadis itu.

" Baiklah, mari kita menengok cucu. Assalamualaikum."

Hasna mengetuk pintu lalu kemudian membukanya. Ia masuk ke dalam ruangan Tara diikuti oleh Radi yang mendorong kursi roda Yasa. Semua orang yang berada di dalam tentu terkejut dengan kedatangan keluarga Dwilaga tesebut. Terlebih Raffan dan Vanka. Keduanya langsung berdiri dan menyambut kedatangan mereka.

" Hallo Tuan Raffan, kali ini kita bertemu di sini. Saya sungguh minta maaf atas perbuatan putra saya."

Raffan sungguh tidak bisa berkata apapun. Takdir benar-benar mempermainkan mereka, itulah yang saat ini Raffan rasakan. Dengan penuh rasa canggung kedua orang tua Yasa dan Kaluna itu sudah terlibat obrolan ringan. Lebih tepatnya Raffan dan Vanka yang canggung.

Yasa yang duduk di kuri roda saat ini berada di dekat tempat tidur Tara. Bocah kecil itu masih tertidur dengan pulas. Kaluna sedikit berdiri menjauh dari tempat dimana Yasa berada. Wanita itu sungguh merasa canggung berada di dekat Yasa.

" Bagaimana keadaan bapak? Saya ucapkan terimakasih sudah menjadi donor untuk putra saya."

" Dia juga putraku Kal, jadi kamu tidak perlu merasa tidak enak. Aku berkewajiban melakukan hal tersebut."

Yasa memutar kursi rodanya hingga netra keduanya bertemu. Kaluna seketika menundukkan pandangannya saat mata Yasa melihatnya dengan intens.

Bagi Kaluna suasana saat ini sungguh tidak nyaman. Ada rasa tidak enak dalam dirinya mengingat siapa Yasa. Yasa adalah calon tunangan Ciara, adik sepupunya. Jadi bisa dipastikan bahwa Yasa pasti tidak akan lama lagi menikahi Ciara. Dan suasana kali ini sungguh canggung bagi Kaluna. Ia merasa bersalah kepada Ciara.

Namun, berbeda dengan Yasa, pria itu malah mempunyai pemikiran lain. Ia ingin segera mengakhiri hubungannya dengan Ciara. Yasa ingin segera menyelesaikan urusannya dengan Ciara agar bisa dengan leluasa mendekatkan diri dengan putranya.

Tapi apakah hanya dengan Tara saja? Atau Yasa sudah memiliki rasa terhadap ibu dari putranya tersebut? Entahlah. Tapi yang ia bisa rasakan pasti bahwa saat ini ia ingin dekat dengan kedua orang yang baru saja hadir dalam hidupnya tesebut.

" Kal, aku ~"

Ponsel Yasa berdering sebelum ia bisa mengatakan apapun kepada Kaluna. Sebuah nama tertera di layar ponsel. Yasa mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Ia lalu menjawab panggilan tersebut.

" Ya waalaikumsalam Ra, aku nggak apa-apa. Kamu mau ke sini? Ya baiklah."

Kaluna menjauhkan dirinya saat Yasa menerima telpon dari seseorang. Kaluna tentu paham Yasa pasti punya privasi dan ia tentu tidak perlu tahu soal itu.

" Ciara yang telepon," ucap Yasa sambil kembali meletakkan ponselnya dia pangkuannya. Entah mengapa dia merasa perlu memberitahu kepada Kaluna dengan siapa ia berbicara. Tapi tanggapan Kaluna hanya datar-datar saja membuat Yasa mendengus pelan.

🍀🍀🍀

Ciara datang membawa parcel buah. Mata gadis itu berbinar saat memasuki ruang rawat Yasa. Setelah acara pertunangan mereka gagal baik Yasa maupun Ciara memang tidak pernah saling bertemu. Dan kali ini keduanya bertemu sungguh membuat Ciara begitu senang.

Hasna dan Radi memilih keluar dari ruang rawat milik Yasa dengan dalih ingin membeli sesuatu. Keduanya tentu tidak ingin ikut campur mengenai urusan Yasa. Mereka ingin Yasa menyelesaikan semuanya sendiri. Jika urusan kepada kedua orang tua Ciara baru mereka akan turun tangan.

" Bagaimana keadaan kakak, sebenarnya kakak sakit apa?" tanya Ciara memulai percakapan. Gadis itu duduk di sebelah hospital bed milik Radi.

" Aku tidak sakit, hanya menjalani operasi untuk donor," Yasa menjawab jujur. Tidak ada yang perlu disembunyikan memang.

Ciara hanya mengangguk tanpa bertanya lebih banyak lagi. Ia tentu tidak akan menggunakan momen saat ini untuk bicara hal-hal yang tidak ingin ia bicarakan.

" Kak, bolehkan aku bertanya sesuatu padamu?"

Yasa mengangguk. Ia jadi penasaran apa yang akan ditanya oleh gadis di depannya tersebut. Ciara adalah gadis yang cantik, baik dan ramah. Tapi sungguh Yasa tidak bisa memiliki rasa kepada gadis itu. Dan semuanya kini terbukti. Mungkin Sang Pencipta sudah menggariskan hal tersebut, menahan hati Yasa karena ada hati lain yang harus ia jaga. Salah satunya hati sang putra.

" Kak, bagaimana kamu terhadapku? Dan apakah hubungan ini bisa dilanjutkan. Aku membutuhkan jawaban dari mu kak."

" Kamu ingin aku menjawab nya jujur? Apakah kamu akan menerima jawaban dariku nanti?"

Pertanyaan yang dijawab pertanyaan kembali oleh Yasa. Tapi pria itu memang harus memastikan segala hal. Tampak Ciara mengangguk menanggapi ucapan Yasa.

" Baiklah, sungguh aku tidak ingin menyakiti perasaanmu lebih dalam lagi. Tapi ada satu hal yang membuatku tidak pantas berdampingan dengan mu. Kamu gadis yang baik Ra, dan aku punya sebuah kesalahan yang harus kau pertanggung jawabkan. Dimana hal tersebut membuat aku tidak bisa bersama mu. Maaf."

TBC

Terpopuler

Comments

Lina aja

Lina aja

lanjut thor makin seru kaya nya ni

2024-10-31

0

Berdo'a saja

Berdo'a saja

selesai

2024-01-30

0

Bunda Aish

Bunda Aish

sedikit typo kakak 😊..... lanjut karena makin penasaran

2023-09-11

1

lihat semua
Episodes
1 JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2 JMB 02. Selamat Datang Putraku
3 JMB 03. Pilihan Sulit
4 JMB 04. Apakah Boleh?
5 JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6 JMB 06. Opa Nangis?
7 JMB 07. Masa Lalu #1
8 JMB 08. Masa Lalu #2
9 JMB 09. Ayo Kita Cari
10 JMB 10. Cucu Kita?
11 JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12 JMB 12. Mari Buktikan
13 JMB 13. Kondisinya Memburuk
14 JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15 JMB 15. Semoga Berhasil
16 JMB 16. Keterkejutan Yasa
17 JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18 JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19 JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20 JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21 JMB 21. Gagal Healing
22 JMB 22. Kenapa Jahat
23 JMB 23. Seharusnya Begitu
24 JMB 24. Ayo Menikah!
25 JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26 JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27 JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28 JMB 28. Muncul Saingan
29 JMB 29. Titik Balik
30 JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31 JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32 JMB 32. Identitas Lain
33 JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34 JMB 34. Keputusan Besar
35 JMB 35. Takut Kehilangan
36 JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37 JMB 37. Konspirasi?
38 JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39 JMB 39. Kemana Harus Mencari
40 JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41 JMB 41. Kerusakan Terjadi
42 JMB 42. Menuju Halal
43 JMB 43. SAH!!!
44 JMB 44. Yang Tersembunyi
45 JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46 JMB 46. Bantuan Tara
47 JMB 47. Pertanyaan Tara
48 JMB 48. Grebek
49 JMB 49. Belum Tepat
50 JMB 50. Jangan-Jangan
51 JMB 51. Jadi Berita Besar
52 JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53 JMB 53. Dendam Salah Alamat
54 JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55 JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56 JMB 56. Bukan Selebritis
57 JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58 JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59 JMB 59. Pingsan
60 JMB 60. Diluar Nalar
61 JMB 61. Ide Gila
62 JMB 62. Maafkan Aku
63 JMB 63. Pembelaan Kaluna
64 JMB 64. Siapa Dalangnya
65 JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66 JMB 66. Bantuan Apa?
67 JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68 JMB 68.
69 JMB 69. Alah Paling Gimik!
70 JMB 70. Aksi Zion
71 JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72 JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73 JMB 73. Kita Hanya Teman
74 JMB 74.
75 JMB 75. Ada Sesuatu
76 JMB 76. Legowo
77 JMB 77. Ini Apa?
78 JMB 78. Maling Teriak Maling
79 JMB 79. Oleng
80 JMB 80. Tolong!
81 JMB 81. Maafkan Kami
82 JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83 JMB 83. Meringkus
84 JMB 84. Mulai Curiga
85 JMB 85. Gagal Maning
86 JMB 86. Belum Menyerah
87 JMB 87. Ngidam?
88 JMB 88. Identitas Lain
89 JMB 89. Penjelasan Tara
90 JMB 90. Niat Baik
91 JMB 91. Menemukan Yang Siap
92 JMB 92.
93 JMB 93. Saya Menerima
94 JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95 JMB 95. Mari Lakukan
96 JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97 JMB 97. Tamu Datang
98 JMB 98. Tempat Seharusnya
99 JMB 99. Takdir Indah
Episodes

Updated 99 Episodes

1
JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2
JMB 02. Selamat Datang Putraku
3
JMB 03. Pilihan Sulit
4
JMB 04. Apakah Boleh?
5
JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6
JMB 06. Opa Nangis?
7
JMB 07. Masa Lalu #1
8
JMB 08. Masa Lalu #2
9
JMB 09. Ayo Kita Cari
10
JMB 10. Cucu Kita?
11
JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12
JMB 12. Mari Buktikan
13
JMB 13. Kondisinya Memburuk
14
JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15
JMB 15. Semoga Berhasil
16
JMB 16. Keterkejutan Yasa
17
JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18
JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19
JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20
JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21
JMB 21. Gagal Healing
22
JMB 22. Kenapa Jahat
23
JMB 23. Seharusnya Begitu
24
JMB 24. Ayo Menikah!
25
JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26
JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27
JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28
JMB 28. Muncul Saingan
29
JMB 29. Titik Balik
30
JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31
JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32
JMB 32. Identitas Lain
33
JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34
JMB 34. Keputusan Besar
35
JMB 35. Takut Kehilangan
36
JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37
JMB 37. Konspirasi?
38
JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39
JMB 39. Kemana Harus Mencari
40
JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41
JMB 41. Kerusakan Terjadi
42
JMB 42. Menuju Halal
43
JMB 43. SAH!!!
44
JMB 44. Yang Tersembunyi
45
JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46
JMB 46. Bantuan Tara
47
JMB 47. Pertanyaan Tara
48
JMB 48. Grebek
49
JMB 49. Belum Tepat
50
JMB 50. Jangan-Jangan
51
JMB 51. Jadi Berita Besar
52
JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53
JMB 53. Dendam Salah Alamat
54
JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55
JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56
JMB 56. Bukan Selebritis
57
JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58
JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59
JMB 59. Pingsan
60
JMB 60. Diluar Nalar
61
JMB 61. Ide Gila
62
JMB 62. Maafkan Aku
63
JMB 63. Pembelaan Kaluna
64
JMB 64. Siapa Dalangnya
65
JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66
JMB 66. Bantuan Apa?
67
JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68
JMB 68.
69
JMB 69. Alah Paling Gimik!
70
JMB 70. Aksi Zion
71
JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72
JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73
JMB 73. Kita Hanya Teman
74
JMB 74.
75
JMB 75. Ada Sesuatu
76
JMB 76. Legowo
77
JMB 77. Ini Apa?
78
JMB 78. Maling Teriak Maling
79
JMB 79. Oleng
80
JMB 80. Tolong!
81
JMB 81. Maafkan Kami
82
JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83
JMB 83. Meringkus
84
JMB 84. Mulai Curiga
85
JMB 85. Gagal Maning
86
JMB 86. Belum Menyerah
87
JMB 87. Ngidam?
88
JMB 88. Identitas Lain
89
JMB 89. Penjelasan Tara
90
JMB 90. Niat Baik
91
JMB 91. Menemukan Yang Siap
92
JMB 92.
93
JMB 93. Saya Menerima
94
JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95
JMB 95. Mari Lakukan
96
JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97
JMB 97. Tamu Datang
98
JMB 98. Tempat Seharusnya
99
JMB 99. Takdir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!