JMB 10. Cucu Kita?

Tara yang ditinggal sang bunda merasa bosan. Ia lalu membawa kanvas beserta tinta dan kuasnya menuju ke taman. Bocah itu meminta diantarkan oleh seorang perawat agar kejadian kemarin tidak terulang lagi bundanya mencari dengan kebingungan.

" Tante suster kalau mau kembali ke bangsal nggak apa-apa. Pasti tante suster tugasnya banyak. Aku nggak akan kemana-mana, hanya mau melukis di sini."

" Baiklah ganteng, 30 menit lagi suster jemput ya. Waktunya makan dan minum obat."

Tara mengangguk lalu tersenyum. Suster tersebut mengusap kepala Tara dengan sayang. Ia kemudian berlalu untuk melakukan tugas yang lain.

Tara menyandarkan kanvasnya di bangku. Ia lupa membawa dudukan kanvas dari rumah Aunty Brisia. Dengan cekatan bocah itu mengeluarkan tinta lalu mengeluarkan beberapa isinya di sebuah papan. Setelah semua persiapan melukisnya siap, Tara sejenak memejamkan matanya. Biasanya memang itu yang selalu ia lakukan sebelum melukis, mencari wangsit katanya.

" Aku tahu harus menorehkan apa di canvas ku itu."

Tara mulai mencelupkan kuasnya pada cat yang ada di papan dan menorehkannya ke canvas. Tangan bocah itu benar-benar lincah laksana pelukis profesional. Coretan kuasnya benar-benar membuat sebuah karya yang dihasilkan semakin menunjukkan hasilnya. Gambar seorang pria rupanya yang ia buat sekarang. Berbeda dengan gambar pria yang sebelumnya, kali ini Tara bisa membuat gambar yang sempurna.

Dikatakan sempurna karena kali ini melukiskan pria tersebut lengkap dengan wajah beserta komponen pembentuk wajah. Bocah itu tersenyum puas saat melihat lukisannya yang hampir selesai.

" Aah aku lupa, harus ada warna ini meskipun hanya sedikit."

Tara mengeluarkan cat yang berwarna putih lalu menorehkan sedikit di bagian atas. Bocah itu lalu mengangguk-anggukan kepalanya.

" Apakah itu wajah ku?"

" Opa?"

Hasna tentu bingung saat dirinya ditarik oleh Radi untuk menemui seorang bocah yang sedang melukis. Ia bertambah bingung saat bocah itu bisa melukiskan wajah sang suami dengan begitu sempurna.

Sebuah pertanyaan meluncur melalui tatapan mata Hasna. Tapi Radi tak kunjung menjawab. Suaminya itu malah terlihat sedang sibuk berbicara dengan anak kecil tersebut.

" Bagaimana kamu bisa melukiskan wajah opa dengan begitu baik padahal kita baru bertemu sekali. Itu pun saat malam hari."

" Tara juga tidak tahu. Tara hanya merem eh wajah opa yang kebayang."

Radi tersenyum, ada rasa hangat yang menjalar di hatinya mendengar penuturan Tara. Hasna memperhatikan dengan seksama interaksi suaminya dengan bocah kecil itu. Seketika Hasna tersenyum tapi saat itu juga dia mengerutkan kedua alisnya. Ia merasa pernah melihat wajah anak kecil yang memanggil dirinya sendiri dengan nama Tara itu.

Hasna langsung menarik tubuh sang suami untuk sedikit menjauh agar apa yang dia ingin katakan tidak terdengar oleh Tara. Hasna membisikkan sesuatu ke telinga sang suami. Radi pun membulatkan matanya. Pria paruh baya itu kemudian menelisik wajah Tara dengan seksama.

" Ya Allaah, iya sayang. Kenapa aku baru ngeh."

Tubuh Hasna bergetar namun wanita itu mencoba kuat. Hasna mendekat kembali ke arah Tara dan duduk di samping bocah itu.

" Apakah bocah ganteng ini namanya Tara? Boleh kenalan nggak, ini oma istrinya opa itu."

" Hallo oma, salam kenal. Nama ku Taraka Abyaz."

Hasna mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya saat melihat wajah Tara dengan seksama. Wajah bocah itu sangat mirip dengan wajah Yasa saat masih kecil. Yang membedakan hanya di mata nya saja.

" Tara, mama sama papa nya kemana?"

" Bunda kerja oma. Kalau ayah, Tara nggak tahu. Kata bunda, ayah punya hidup sendiri. Dan kata bunda, kita tidak boleh mengganggu hidup ayah karena semua adalah salah bunda. Tara bingung oma bukankah sebaiknya ayah dan bunda hidup bersama. Tapi ayah sama bunda Tara enggak. Tara pun belum pernah lihat wajah ayah. Tara hanya takut, sampai saatnya nanti Tara pergi Tara belum juga bisa bertemu dengan ayah."

Tes

Air mata Hasna keluar tanpa permisi. Mengapa anak sekecil itu bisa memiliki pemahaman yang luar biasa dalam. Dan apa tadi pergi? Hasna langsung meminta penjelasan kepada sang suami. Radi membisikkan kondisi Tara yang ia tahu dari sang keponakan. Hasna seketika membungkam mulutnya agar tangisnya tidak pecah.

" Oma jangan nangis, Tara nggak suka kalau ada yang nangis. Sudah cukup Tara melihat bunda selalu menangis."

Hasna mengusap air matanya dengan cepat. Bocah yang duduk di depannya itu sungguh peka dan cerdas. Hasna kembali tersenyum dan mengusap kepala Tara. Ia baru sadar Tara tidak memiliki rambut. Mungkin itu adalah efek dari kemo. Sungguh dada Hasna sangat sesak, ia sungguh merasa tidak tega melihat bocah sekecil itu menderita sakit yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Hasna.

" Permisi, saya akan membawa Tara kembali ke kamar. Tara, ayo."

" Tara pamit ya opa, oma. sampai bertemu lagi."

Sebelum kembali masuk ke ruang rawatnya bersama suster tersebut, Tara menyempatkan diri mencium tangan Radi dan Hasna. Bocah itu juga menyerahkan lukisan tersebut kepada Radi.

" Buat opa? Berapa opa harus bayar ini," ucap Radi bercanda.

" Jika boleh bawakan saja ayah Tara opa. Itu bayaran yang sesuai. Hahaha, Tara hanya bercanda. Ehm, buat opa gratis. Daah opa, oma."

Hasna dan Radi melambaikan tangan ke arah bocah itu. Radi tersenyum saat menerima lukisan dari Tara. Lukisan tersebut benar-benar sempurna, jika terus diasah Radi yakin Tara akan bisa menjadi pelukis hebat nantinya. Beda Radi beda Hasna, wanita paruh baya itu lebih berpikir. Mengapa Tara begitu mirip dengan Yasa saat masih kecil.

" Kak, apakah benar di dunia ini kita akan menemukan 7 orang yang mirip dengan kita. Tapi kok ya kenapa lintas generasi gitu. Ini terlalu mirip. Dengan melihat sepintas saja aku bisa menilai kalau Tara benar-benar copy-an Yasa masa kecil."

" Kemarin malam aku beneran nggak ngeh hal itu. Tapi saat kamu bilang tadi bahwa Tara mirip dengan Yasa saat seusia itu aku langung setuju dengan mu. Pantes aja saat pertama kali lihat aku merasa seperti mengenalnya."

Keduanya masih sama-sama memikirkan hal tersebut. Bagaimana bisa dua orang yang tidak berhubungan itu bisa semirip itu. Mungkin memang benar bahwa akan ada kemiripan satui sama lain di dunia ini seperti apa yang sudah dikatakan Hasna.

" Kak, apa jangan-jangan ~"

Hasna menggantungkan kalimatnya. Ia merasa sedikit takut melanjutkan apa yang dipikirkannya sendiri itu. Bagaimana pun ini sepertinya tidak mungkin terjadi jika bukan memiliki hubungan. Ditambah keterikatan rasa yang ia rasakan dan sang suami rasakan terhadap bocah itu begitu dekat.

" Apa yang ingin kau katakan sayang?"

" Aku sungguh takut mengatakan ini. Tapi kak, apa Yasa telah berbuat buruk kepada anak gadis orang. Apa Tara adalah anak Yasa yang berarti dia adalah cucu kita?"

TBC

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

hah.. semoga kecurigaan para opa dan oma ini membuat mereka berniat buat mencari tau akan latar belakang asal usul Tara... Bismillah Tara kamu makin dekat ke ayah kamu

2024-10-21

0

Danny Muliawati

Danny Muliawati

rasa tak BS di pungkiri yah

2024-09-13

0

Berdo'a saja

Berdo'a saja

setuju

2024-01-30

1

lihat semua
Episodes
1 JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2 JMB 02. Selamat Datang Putraku
3 JMB 03. Pilihan Sulit
4 JMB 04. Apakah Boleh?
5 JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6 JMB 06. Opa Nangis?
7 JMB 07. Masa Lalu #1
8 JMB 08. Masa Lalu #2
9 JMB 09. Ayo Kita Cari
10 JMB 10. Cucu Kita?
11 JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12 JMB 12. Mari Buktikan
13 JMB 13. Kondisinya Memburuk
14 JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15 JMB 15. Semoga Berhasil
16 JMB 16. Keterkejutan Yasa
17 JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18 JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19 JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20 JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21 JMB 21. Gagal Healing
22 JMB 22. Kenapa Jahat
23 JMB 23. Seharusnya Begitu
24 JMB 24. Ayo Menikah!
25 JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26 JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27 JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28 JMB 28. Muncul Saingan
29 JMB 29. Titik Balik
30 JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31 JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32 JMB 32. Identitas Lain
33 JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34 JMB 34. Keputusan Besar
35 JMB 35. Takut Kehilangan
36 JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37 JMB 37. Konspirasi?
38 JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39 JMB 39. Kemana Harus Mencari
40 JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41 JMB 41. Kerusakan Terjadi
42 JMB 42. Menuju Halal
43 JMB 43. SAH!!!
44 JMB 44. Yang Tersembunyi
45 JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46 JMB 46. Bantuan Tara
47 JMB 47. Pertanyaan Tara
48 JMB 48. Grebek
49 JMB 49. Belum Tepat
50 JMB 50. Jangan-Jangan
51 JMB 51. Jadi Berita Besar
52 JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53 JMB 53. Dendam Salah Alamat
54 JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55 JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56 JMB 56. Bukan Selebritis
57 JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58 JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59 JMB 59. Pingsan
60 JMB 60. Diluar Nalar
61 JMB 61. Ide Gila
62 JMB 62. Maafkan Aku
63 JMB 63. Pembelaan Kaluna
64 JMB 64. Siapa Dalangnya
65 JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66 JMB 66. Bantuan Apa?
67 JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68 JMB 68.
69 JMB 69. Alah Paling Gimik!
70 JMB 70. Aksi Zion
71 JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72 JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73 JMB 73. Kita Hanya Teman
74 JMB 74.
75 JMB 75. Ada Sesuatu
76 JMB 76. Legowo
77 JMB 77. Ini Apa?
78 JMB 78. Maling Teriak Maling
79 JMB 79. Oleng
80 JMB 80. Tolong!
81 JMB 81. Maafkan Kami
82 JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83 JMB 83. Meringkus
84 JMB 84. Mulai Curiga
85 JMB 85. Gagal Maning
86 JMB 86. Belum Menyerah
87 JMB 87. Ngidam?
88 JMB 88. Identitas Lain
89 JMB 89. Penjelasan Tara
90 JMB 90. Niat Baik
91 JMB 91. Menemukan Yang Siap
92 JMB 92.
93 JMB 93. Saya Menerima
94 JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95 JMB 95. Mari Lakukan
96 JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97 JMB 97. Tamu Datang
98 JMB 98. Tempat Seharusnya
99 JMB 99. Takdir Indah
Episodes

Updated 99 Episodes

1
JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2
JMB 02. Selamat Datang Putraku
3
JMB 03. Pilihan Sulit
4
JMB 04. Apakah Boleh?
5
JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6
JMB 06. Opa Nangis?
7
JMB 07. Masa Lalu #1
8
JMB 08. Masa Lalu #2
9
JMB 09. Ayo Kita Cari
10
JMB 10. Cucu Kita?
11
JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12
JMB 12. Mari Buktikan
13
JMB 13. Kondisinya Memburuk
14
JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15
JMB 15. Semoga Berhasil
16
JMB 16. Keterkejutan Yasa
17
JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18
JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19
JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20
JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21
JMB 21. Gagal Healing
22
JMB 22. Kenapa Jahat
23
JMB 23. Seharusnya Begitu
24
JMB 24. Ayo Menikah!
25
JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26
JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27
JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28
JMB 28. Muncul Saingan
29
JMB 29. Titik Balik
30
JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31
JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32
JMB 32. Identitas Lain
33
JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34
JMB 34. Keputusan Besar
35
JMB 35. Takut Kehilangan
36
JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37
JMB 37. Konspirasi?
38
JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39
JMB 39. Kemana Harus Mencari
40
JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41
JMB 41. Kerusakan Terjadi
42
JMB 42. Menuju Halal
43
JMB 43. SAH!!!
44
JMB 44. Yang Tersembunyi
45
JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46
JMB 46. Bantuan Tara
47
JMB 47. Pertanyaan Tara
48
JMB 48. Grebek
49
JMB 49. Belum Tepat
50
JMB 50. Jangan-Jangan
51
JMB 51. Jadi Berita Besar
52
JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53
JMB 53. Dendam Salah Alamat
54
JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55
JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56
JMB 56. Bukan Selebritis
57
JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58
JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59
JMB 59. Pingsan
60
JMB 60. Diluar Nalar
61
JMB 61. Ide Gila
62
JMB 62. Maafkan Aku
63
JMB 63. Pembelaan Kaluna
64
JMB 64. Siapa Dalangnya
65
JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66
JMB 66. Bantuan Apa?
67
JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68
JMB 68.
69
JMB 69. Alah Paling Gimik!
70
JMB 70. Aksi Zion
71
JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72
JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73
JMB 73. Kita Hanya Teman
74
JMB 74.
75
JMB 75. Ada Sesuatu
76
JMB 76. Legowo
77
JMB 77. Ini Apa?
78
JMB 78. Maling Teriak Maling
79
JMB 79. Oleng
80
JMB 80. Tolong!
81
JMB 81. Maafkan Kami
82
JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83
JMB 83. Meringkus
84
JMB 84. Mulai Curiga
85
JMB 85. Gagal Maning
86
JMB 86. Belum Menyerah
87
JMB 87. Ngidam?
88
JMB 88. Identitas Lain
89
JMB 89. Penjelasan Tara
90
JMB 90. Niat Baik
91
JMB 91. Menemukan Yang Siap
92
JMB 92.
93
JMB 93. Saya Menerima
94
JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95
JMB 95. Mari Lakukan
96
JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97
JMB 97. Tamu Datang
98
JMB 98. Tempat Seharusnya
99
JMB 99. Takdir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!