JMB 06. Opa Nangis?

Radi bernafas lega saat mengetahui bahwa tidak terjadi hal yang serius dengan istrinya. Selama ini Hasna selalu menjaga pola hidup sehat, jadi Radi tentu saja sedikit terkejut dengan apa yang dialami sang istri.

" Ka, Nat, benar kan Hasna tidak apa-apa?"

Dika dan Nataya mengangguk, mereka berdua menjelaskan bahwa sesak nafas yang dialami Hasna adalah efek syok dari kejadian tadi. Selebihnya semuanya baik-baik saja. Tapi Dika mengatakan untuk Hasna agar beristirahat di rumah sakit beberapa hari.

" Baiklah kak, aku akan pulang dulu. Kakak bisa hubungi dokter jika ada sesuatu."

" Dan aku paman, aku akan lanjut ke bangsal anak-anak. Malam ini aku jaga, paman bisa menghubungi ku kalau butuh sesuatu."

Radi mengucapkan terimakasih kepada adik dan keponakannya itu. Keduanya memang bisa selalu diandalkan jika dalam urusan penanganan kesehatan. Radi yang hendak masuk urung saat melihat putranya itu sedang berbicara dengan sang istri. Ia membiarkan Yasa berdua dengan Hasna.

Pria paruh baya itu memilih berjalan-jalan menyusuri taman malam itu. Ia duduk di salah satu bangku taman. Pandangannya mengarah ke atas menatap langit malam yang gelap. Tidak terlihat satu bintang pun di sana.

" Haaah, apa aku punya salah? Kenapa aku merasa seperti gagal menjadi orang tua. Kenapa aku tidak bisa sepeti ayah dulu. Haish, jika ayah dan bunda masih ada mungkin aku yang kena omel bunda. Hmmm tiba-tiba aku rindu mereka."

Radi memejamkan matanya sejenak. Mengirim sebuah doa untuk kedua orang tuanya yang telah tiada. Lelehan air mata itu tak kuasa ia tahan dan akhirnya merembes ke pipinya.

" Opa nangis?"

Radi terkejut mendengar suara seorang bocah kecil yang begitu jelas di telinganya. Pria berusia 59 tahun itu membuka matanya dan menemukan seorang bocah yang duduk di sebelahnya. Bocah laki-laki dengan pakaian khas rumah sakit itu mengenakan kupluk sambil memeluk kanvas nya.

" Apa yang kamu lakukan malam-malam di luar sini nak. Dingin lho di sini."

" Tadi opa belum jawab pertanyaan Tara. Mengapa malah balik bertanya."

Radi terkekeh kecil. Ia melihat seksama bocah itu. Sudut matanya menangkap sebuah hal, bocah itu tidak memiliki rambut. Dalam hati Radi berkesimpulan bahwa mungkin bocah yang ada disampingnya itu sakit yang tidak sederhana.

" Opa hanya ingat kedua orang tua opa yang sudah tiada. Nah sekarang jawab gantian pertanyaan opa."

" Tara sedang cari wangsit."

Tawa Radi meledak seketika mendengar penuturan anak kecil itu. Bisa-bisa nya bocah itu berkata demikian. Apa dia tahu apa arti kata wangsit.

" Sebentar, nama mu Tara kalau opa tidak salah dengar. Memangnya Tara tahu apa arti kata wangsit?"

" Wangsit dalam KBBI termasuk kata nomina atau kata benda, memiliki arti pesan atau amanat gaib. Tapi di masa sekarang atau di masa modern, itu biasa diartikan inspirasi. Nah Tara sedang mencari inspirasi."

Mulut Radi menganga mendengar penjelasan dari Tara. Ia tentu tidak menyangka anak yang mungkin berusia sekitar 4-6 tahun itu bisa menjelaskan begitu detailnya. Untuk anK seusia Tara ini adalah hal yang luar biasa.

" Memangnya inspirasi apa yang Tara cari, hmmm?"

Tara menunjukkan kanvasnya. Sebuah lukisan yang belum sempurna karena masih ada bagian yang belum terselesaikan. Radi mengerutkan alisnya melihat lukisan tersebut. Meskipun dia bukan penikmat seni tapi dia bisa melihat bahwa lukisan yang dibuat anak itu benar-benar bagus. Rapi dan menyiratkan sesuatu.

" Ini lukisan siapa? Kenapa wajahnya belum ada?"

" Kalau benar, itu adalah lukisan ayah Tara. Wajahnya belum ada karena Tara selalu tidak bisa menggambarnya. Dalam mimpi Tara pria itu mengatakan bahwa dia ayah Tara tapi tidak pernah terlihat wajahnya."

Radi mencoba menelaah penjelasan anak itu. Tapi ia tidak mau berspekulasi dan berkesimpulan, jika tebakannya benar mungkin anak itu lahir tanpa keluarga yang lengkap. Radi kemudian tersenyum dan mengusap kepala Tara. Ada rasa lain yang menelusup di hati Radi saat menyentuh kepala Tara.

" Nanti pasti akan bertemu nak. Tara banyak berdoa ya, pasti akan dikabulkan. Doa anak yang baik pasti diijabah."

" Tara selalu berdoa kok opa. Setiap sholat Tara selalu berdoa agar segera bertemu dengan ayah. Biar bunda tidak menangis terus. Tara kasihan sama bunda. Tara cuma takut keburu pergi sebelum bertemu ayah. Kalau Tara pergi, bunda sendirian."

Radi kembali terkejut, setiap Tara berkata sesuatu selalu membuat ia takjub. Dan, kali ini bukan hanya takjub tapi Radi sedih. Sepertinya Tara menyadari penyakitnya. Bocah disampingnya ini benar-benar cerdas. Seketika dada Radi sesak. Ia bahkan membawa Tara ke dalam pelukannya.

" Tara tidak akan pergi. Tara pasti bertemu ayah Tara nanti. Jadi tetap semangat ya."

Tara mengangguk, bocah tersebut menemukan kedamaian di pelukan pria tua yang baru saja ia temui. Setidaknya itu yang ia simpulkan saat melihat Radi. Bocah itu sungguh nyaman di pelukan Radi. Radi menepuk-nepuk punggung Tara. Tak berselang lama ia mendengar dengkuran halus bocah itu. Radi tersenyum, nampaknya Tara tidur di pelukannya.

" Laah tidur, wait, aku harus membawanya kemana ini. Kan nggak tahu ini bocah tidur di kamar mana. Aah iya Nataya. Pasti dia tahu."

Radi menggendong Tara ke dalam dan mencari Nataya. Keponakannya adalah dokter anak, jadi Radi yakin Tara adalah pasien Nataya.

" Nat, kamar bocah ini dimana?"

" Loh, kok paman bisa sama Tara."

Nataya tentu heran bagaimana pamannya itu bisa bersama salah satu pasiennya.

Di dalam bangsal, Kaluna benar-benar kebingungan mencari keberadaan putra nya. Ia tadi izin sebentar kepada Tara untuk membeli makanan. Dan saat ia kembali Tara sudah tidak ada di dalam. Kaluna yang panik mencari Tara ke berbagai bagian rumah sakit tapi ia tetap tidak menemukannya. Kaluna sudah menangis di depan bangsal.

" Tara kemana kamu nak. Bunda tinggal sebentar kok ya kamu ngilang lho."

Kaluna sudah meminta bantuan security tapi belum juga ketemu. RSMH ini begitu luas. Butuh waktu untuk mencari keberadaan Tara. Kaluna pun memiliki gagasan untuk minta bantuan pusat kendali. Pasti cctv di rumah sakit bisa menunjukkan keberadaan Tara.

" Aku harus kesana. Bodoh, kenapa tidak dari tadi," gumma Kaluna pelan sambil memukul kepalanya sendiri.

Saat akan berjalan menuju pusat kendali keamanan rumah sakit, langkah Kaluna terhenti saat melihat seseorang yang ia tahu siapa. Orang itu mendekat ke arahnya. Kaluna hendak lari tapi tidak jadi saat tahu Tara berada di gendongan orang tersebut.

Kenapa Tara bisa bersama profesor Radian? kebetulan macam apa ini?

Jika Tara tidak ada bersama Radi mungkin Kaluna ingin dilenyapkan ke dasar bumi yang paling dalam. Satu doa Kaluna saat ini, semoga Radi tidak mengenalinya. Semoga Radi tidak ingat bahwa Kaluna pernah jadi mahasiswanya dulu.

" Bu, maaf tadi saya menemukan putra Anda di taman. Pasti Anda kebingungan mencarinya."

" Terima kasih prof, eh tuan. Terimakasih banyak telah membawa putra saya kembali."

" Prof? Apa kamu mahasiswa ku dulu. Wajahmu tidak asing?"

TBC

Terpopuler

Comments

Fani Indriyani

Fani Indriyani

duh kayanya aku harus baca cerita pa dosen dulu deh biar nyambung 🤦🤦dr td nerka nerka mulu,yg ku tahu disini ada nataya kalo ga salah anak dokter dika ma queen,eh berarti dosen radi tuh anaknya kai alias mr sun bukan sih🤔🤔🤔

2024-11-08

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

nah.. keceplosan kan Kaluna padahal niatnya mau kabur tadi.. haha.. semoga ini awal buat Tara utk ketemu Yasa... biar dia bisa segera tertolong

2024-10-21

0

Irfan Dani

Irfan Dani

mewek nih

2024-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2 JMB 02. Selamat Datang Putraku
3 JMB 03. Pilihan Sulit
4 JMB 04. Apakah Boleh?
5 JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6 JMB 06. Opa Nangis?
7 JMB 07. Masa Lalu #1
8 JMB 08. Masa Lalu #2
9 JMB 09. Ayo Kita Cari
10 JMB 10. Cucu Kita?
11 JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12 JMB 12. Mari Buktikan
13 JMB 13. Kondisinya Memburuk
14 JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15 JMB 15. Semoga Berhasil
16 JMB 16. Keterkejutan Yasa
17 JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18 JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19 JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20 JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21 JMB 21. Gagal Healing
22 JMB 22. Kenapa Jahat
23 JMB 23. Seharusnya Begitu
24 JMB 24. Ayo Menikah!
25 JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26 JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27 JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28 JMB 28. Muncul Saingan
29 JMB 29. Titik Balik
30 JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31 JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32 JMB 32. Identitas Lain
33 JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34 JMB 34. Keputusan Besar
35 JMB 35. Takut Kehilangan
36 JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37 JMB 37. Konspirasi?
38 JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39 JMB 39. Kemana Harus Mencari
40 JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41 JMB 41. Kerusakan Terjadi
42 JMB 42. Menuju Halal
43 JMB 43. SAH!!!
44 JMB 44. Yang Tersembunyi
45 JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46 JMB 46. Bantuan Tara
47 JMB 47. Pertanyaan Tara
48 JMB 48. Grebek
49 JMB 49. Belum Tepat
50 JMB 50. Jangan-Jangan
51 JMB 51. Jadi Berita Besar
52 JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53 JMB 53. Dendam Salah Alamat
54 JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55 JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56 JMB 56. Bukan Selebritis
57 JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58 JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59 JMB 59. Pingsan
60 JMB 60. Diluar Nalar
61 JMB 61. Ide Gila
62 JMB 62. Maafkan Aku
63 JMB 63. Pembelaan Kaluna
64 JMB 64. Siapa Dalangnya
65 JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66 JMB 66. Bantuan Apa?
67 JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68 JMB 68.
69 JMB 69. Alah Paling Gimik!
70 JMB 70. Aksi Zion
71 JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72 JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73 JMB 73. Kita Hanya Teman
74 JMB 74.
75 JMB 75. Ada Sesuatu
76 JMB 76. Legowo
77 JMB 77. Ini Apa?
78 JMB 78. Maling Teriak Maling
79 JMB 79. Oleng
80 JMB 80. Tolong!
81 JMB 81. Maafkan Kami
82 JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83 JMB 83. Meringkus
84 JMB 84. Mulai Curiga
85 JMB 85. Gagal Maning
86 JMB 86. Belum Menyerah
87 JMB 87. Ngidam?
88 JMB 88. Identitas Lain
89 JMB 89. Penjelasan Tara
90 JMB 90. Niat Baik
91 JMB 91. Menemukan Yang Siap
92 JMB 92.
93 JMB 93. Saya Menerima
94 JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95 JMB 95. Mari Lakukan
96 JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97 JMB 97. Tamu Datang
98 JMB 98. Tempat Seharusnya
99 JMB 99. Takdir Indah
Episodes

Updated 99 Episodes

1
JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2
JMB 02. Selamat Datang Putraku
3
JMB 03. Pilihan Sulit
4
JMB 04. Apakah Boleh?
5
JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6
JMB 06. Opa Nangis?
7
JMB 07. Masa Lalu #1
8
JMB 08. Masa Lalu #2
9
JMB 09. Ayo Kita Cari
10
JMB 10. Cucu Kita?
11
JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12
JMB 12. Mari Buktikan
13
JMB 13. Kondisinya Memburuk
14
JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15
JMB 15. Semoga Berhasil
16
JMB 16. Keterkejutan Yasa
17
JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18
JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19
JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20
JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21
JMB 21. Gagal Healing
22
JMB 22. Kenapa Jahat
23
JMB 23. Seharusnya Begitu
24
JMB 24. Ayo Menikah!
25
JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26
JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27
JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28
JMB 28. Muncul Saingan
29
JMB 29. Titik Balik
30
JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31
JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32
JMB 32. Identitas Lain
33
JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34
JMB 34. Keputusan Besar
35
JMB 35. Takut Kehilangan
36
JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37
JMB 37. Konspirasi?
38
JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39
JMB 39. Kemana Harus Mencari
40
JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41
JMB 41. Kerusakan Terjadi
42
JMB 42. Menuju Halal
43
JMB 43. SAH!!!
44
JMB 44. Yang Tersembunyi
45
JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46
JMB 46. Bantuan Tara
47
JMB 47. Pertanyaan Tara
48
JMB 48. Grebek
49
JMB 49. Belum Tepat
50
JMB 50. Jangan-Jangan
51
JMB 51. Jadi Berita Besar
52
JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53
JMB 53. Dendam Salah Alamat
54
JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55
JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56
JMB 56. Bukan Selebritis
57
JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58
JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59
JMB 59. Pingsan
60
JMB 60. Diluar Nalar
61
JMB 61. Ide Gila
62
JMB 62. Maafkan Aku
63
JMB 63. Pembelaan Kaluna
64
JMB 64. Siapa Dalangnya
65
JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66
JMB 66. Bantuan Apa?
67
JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68
JMB 68.
69
JMB 69. Alah Paling Gimik!
70
JMB 70. Aksi Zion
71
JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72
JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73
JMB 73. Kita Hanya Teman
74
JMB 74.
75
JMB 75. Ada Sesuatu
76
JMB 76. Legowo
77
JMB 77. Ini Apa?
78
JMB 78. Maling Teriak Maling
79
JMB 79. Oleng
80
JMB 80. Tolong!
81
JMB 81. Maafkan Kami
82
JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83
JMB 83. Meringkus
84
JMB 84. Mulai Curiga
85
JMB 85. Gagal Maning
86
JMB 86. Belum Menyerah
87
JMB 87. Ngidam?
88
JMB 88. Identitas Lain
89
JMB 89. Penjelasan Tara
90
JMB 90. Niat Baik
91
JMB 91. Menemukan Yang Siap
92
JMB 92.
93
JMB 93. Saya Menerima
94
JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95
JMB 95. Mari Lakukan
96
JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97
JMB 97. Tamu Datang
98
JMB 98. Tempat Seharusnya
99
JMB 99. Takdir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!