JMB 15. Semoga Berhasil

Yasa menjatuhkan dirinya ke atas ranjangnya. Badannya serasa begitu lelah dan kepalanya sangat pusing. Namun seketika ia bergegas saat melihat jam dinding. Waktu menunjukkan pukul 18.30, sebentar lagi waktu magrib habis. Pria itu memasuki kamar mandinya, mengambil wudhu lalu membentangkan sajadah untuk melaksanakan kewajiban 3 rakaatnya.

Yasa bermunajat, meminta petunjuk. Minta pengampunan atas segala dosa yang ia perbuat. Ia meyakini keadaannya sekarang karena dosa yang ia perbuat di masa lalu. Tak terasa air matanya mengalir membasahi pipinya. Ia tidak tahu ada rasa yang berat menghimpit dadanya.

Ting tong

Yasa mengerutkan kedua alisnya. Ia sedikit heran, siapa gerangan yang datang bertamu. Biasanya siapapun yang datang akan memberitahunya terlebih dahulu. Yasa melipat sajadahnya menaruh di atas kasur lalu berjalan ke luar.

Ceklek

" Assalamualaikum pak."

" Waalikumsalam, kamu~"

Teeeeeeengggg

Tiba-tiba kepala Yasa berdenyut, telinganya berdengung dan pandangannya berubah menjadi gelap. Dalam kegelapan ia bisa melihat bayangan wanita itu dan sebuah suara masuk dalam telinganya.

Bruk

" Pak Yasa!"

Yasa jatuh di tubuh Kaluna. Perbedaan tinggi Kaluna dan Yasa membuat wanita itu sedikit terhuyung dan hampir saja jatuh. Sekuat tenaga Kaluna berusaha membawa Yasa untuk masuk ke dalam dan mendudukkan Yasa di sofa.

" Astaghfirullah."

Kaluna teringat kembali pergulatan panas mereka di atas sofa itu 6 tahun yang lalu. Sejenak Kaluna merasa bergetar seluruh tubuhnya. Keringat dingin langsung keluar dari pori-pori kulitnya, terlebih melihat Yasa yang pingsan itu. Sungguh persis seperti waktu dulu setelah mereka selesai melakukan kesalahan besar dalam hidup keduanya.

Akan tetapi Kaluna mencoba untuk membuat dirinya kembali sadar. Trauma kah dia? Entahlah, tapi yang jelas ia harus segera membuat Yasa juga bangun. Kaluna bahkan menggigit tangannya sendiri agar bisa kembali berpikir jernih. Saat ini Taraka membutuhkannya, itu lah yang harus ia kedepankan.

Kaluna memberanikan diri untuk mengobrak-abrik apartemen Yasa, ia harus menemukan minyak angin atau sejenisnya agar Yasa segera bangun. Setelah mendapatkan apa yang di cari, Kaluna segera mengoleskan minyak tersebut di bawah hidung Yasa, ia juga memijit telapak kaki dan tangan pria tersebut.

Kecanggungan yang ia rasakan sirna sudah mengingat ia harus segera berbicara dengan mantan dosennya itu. Kaluna tersenyum kecil saat Yasa mulai mengerjapkan matanya. Ia kemudian berlari ke dapur untuk mengambilkan air hangat.

" Diminum dulu pak."

Kalun membantu Yasa untuk bangun dan bersandar di sofa. Yasa tidak menolak, ia mengikuti apa yang Kaluna perintahkan.

" Terimakasih, tapi maaf siapa kamu?"

Kaluna mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Rupanya formula milik ayah Brisia itu benar-benar hebat. Terbukti sampai sekarang Yasa tidak mengingat dirinya.

" Saya~"

" Mengapa kamu begitu familiar. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Kaluna mengangguk. Tentu saja mereka perna bertemu sebelumnya. Jika bukan karena perbuatan terlarang itu mungkin mereka lebih sering bertemu karena Kaluna adalah mahasiswa Yasa.

" Pak, saya adalah mahasiswa bapak saat kuliah di Universitas Nusantara. Saya juga pernah datang ke apartemen bapak waktu itu untuk memberi bapak kue."

Yasa mengerutkan kedua alisnya, ia mencoba mengingat hal tersebut. Ia menelisik wajah Kaluna yang saat itu sudah tertunduk di depannya. Yasa kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke kamar.

" Huuft, sepertinya akan susah. Dia sama sekali tidak ingat. Lalu gimana kalau aku bilang dia punya anak. Apa nggak dibilang aku ngehalu."

Kaluna mengusap wajahnya kasar. Ia pun bangkit dari duduknya dan ingin segera pergi dari sana. Namun Panggilan Yasa membuatnya urung dan berbalik menghadap pria tersebut.

" Apa ini milikmu?"

Kaluna membulatkan matanya, bagaimana bisa antingnya tertinggal. Waku itu dia yakin sudah membersihkan semuanya hingga tidak ada yang tersisa. Dan ini sudah 6 tahun berlalu.

" Iya, itu punya saya pak."

" Lalu bagaimana kita bisa bertemu, dan mengapa itu bisa tercecer di ofa ini."

" Apakah kalau saya ceritakan bapak akan percaya?"

Yasa mengangguk, ia merasa wanita di depannya itu menyimpan banyak cerita mengenai dirinya. Dalam hati Yasa berkata apakah mungkin ini adalah sesuatu yang hilang selama ini.

Kaluna menceritakan secara runut apa yang terjadi waktu itu. Ragu, malu, merasa bersalah, semua rasa itu menggelayut dalam diri Kaluna. Tapi ia harus mengalahkan semuanya untuk kesembuhan sang putra.

" Jadi kita melakukan hal itu? dosa yang besar itu sampai kau hamil dan melahirkan anak? Apakah begitu? Astagfirullahhaladzim."

Yasa mengacak rambutnya frustasi. Ia bahkan sudah berdiri dan berjalan mondar-mandir. Antara percaya dan tidak, bagaimana bisa dia tidak ingat sama sekali sudah merenggut kesucian seorang gadis.

" Apakah aku memaksamu waktu itu? tapi mengapa aku tidak mengingatnya sama sekali?"

" Maaf pak, semua ini salah saya. Bapak tidak memaksa saya, semua terjadi karena kebodohan saya. Saya akan membawa satu orang saksi untuk memperkuat cerita saya."

" Suruh dia kesini sekarang."

Kaluna mengangguk, ia mengambil ponselnya dan menghubungi Brisia. Tentu saja Brisia terkejut dengan apa yang dikatakan Kaluna. Tapi gadis itu langsung bergegas. Mungkin ini memang sudah saatnya. Brisia tersenyum ke arah sebuah tabung yang baru saja ia selesaikan. Ia akan mengujinya menggunakan Yasa.

" Heheheh, maaf pak mantan dosen, sepertinya bapak emang cocok untuk menguji formula ini."

Kegilaan Jason rupanya menurun kepada Brisia. Bagaimana tidak, ia sungguh senang menggunakan orang disekitarnya untuk bahan eksperimen. Beruntug bukan racun yang ia ujikan. Tapi kali ini Brisia yakin bahwa semuanya aman, racikan yang ia pakai 70 % adalah tanaman hebal.

" Semoga ini berhasil, dan pak mantan dosen bia ingat tentang maaa lalu nya bersama Kaluna."

" Mau kemana Bri malam-malam begini?"

Brisa tersentak mendengar suara mommy nya saat hendak berjalan keluar rumah. Ya saat ini ia sedang pulang kerumah kedua orang tuanya. Mommy nya mengomel terus karena Brisia memilih tinggal sendiri, sedangkan sang kakak juga tidak ada di rumah. Alhasil Brisia kadang-kadang pulang agar mommy tidak kesepian.

" Mom, Bri harus segera pergi. ini penting. Soal nyawa."

" Bicara yang betul Bri, mommy nggak ngerti apa yang kamu maksud."

" Mom, lama kalau dijelasin, ini sungguh penting. Bri harus segera sampai oka. Next time Bri bakal jelasin ke mommy. Daa mommy, tolong bilangin ke daddy ya."

Wanita paruh baya itu hanya menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan putri bungsunya. Setelah Brisia pergi, Jason pun keluar dari lab nya dan menghampiri sang istri menanyakan keberadaan Brisia.

" Tuuuh bocahnya baru aja pergi."

Jason membuang nafasnya kasar. tidak putranya, tidak putrinya, perasaan tidak ada yang betah untuk tinggal lama di rumah.

" Apa kita perlu memberi mereka adik?"

" Tck jangan aneh-aneh deh kak. umurku sudah tidak cocok untuk punya anak lagi."

" Kata siapa, kau masih sangat cocok untuk itu."

Jason seketika sudah mengangkat tubuh sang istri dan membawanya ke kamar mereka. Fetisia Halbert, wanita yang dulu adalah salah satu pasiennya itu berhasil membuat dirinya jatuh cinta dan menikahinya hingga memberinya putra dan putri.

Disepanjang perjalanan menuju apartemen Yasa, Brisia sungguh senang akhirnya Kaluna mau menemui pria itu. Sungguh Brisia ingin sahabatnya itu menemukan kebahagiaannya. Paling tidak untuk Tara bisa sembuh.

" Aku harap formula ini akan berhasil dan Pak Mantan Dosen bisa sedikit mengingat Kaluna."

TBC

TBC

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

hah.. untung formula nya udah kelar si buat oleh Brisia...

2024-10-21

1

Ani

Ani

mantan mahasiswi kurang garem ya .. pak dosennya dijadikan kelinci percobaan

2024-07-19

2

Fitri Riyani

Fitri Riyani

lah... jadi sama si feti

2024-06-03

0

lihat semua
Episodes
1 JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2 JMB 02. Selamat Datang Putraku
3 JMB 03. Pilihan Sulit
4 JMB 04. Apakah Boleh?
5 JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6 JMB 06. Opa Nangis?
7 JMB 07. Masa Lalu #1
8 JMB 08. Masa Lalu #2
9 JMB 09. Ayo Kita Cari
10 JMB 10. Cucu Kita?
11 JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12 JMB 12. Mari Buktikan
13 JMB 13. Kondisinya Memburuk
14 JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15 JMB 15. Semoga Berhasil
16 JMB 16. Keterkejutan Yasa
17 JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18 JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19 JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20 JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21 JMB 21. Gagal Healing
22 JMB 22. Kenapa Jahat
23 JMB 23. Seharusnya Begitu
24 JMB 24. Ayo Menikah!
25 JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26 JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27 JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28 JMB 28. Muncul Saingan
29 JMB 29. Titik Balik
30 JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31 JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32 JMB 32. Identitas Lain
33 JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34 JMB 34. Keputusan Besar
35 JMB 35. Takut Kehilangan
36 JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37 JMB 37. Konspirasi?
38 JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39 JMB 39. Kemana Harus Mencari
40 JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41 JMB 41. Kerusakan Terjadi
42 JMB 42. Menuju Halal
43 JMB 43. SAH!!!
44 JMB 44. Yang Tersembunyi
45 JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46 JMB 46. Bantuan Tara
47 JMB 47. Pertanyaan Tara
48 JMB 48. Grebek
49 JMB 49. Belum Tepat
50 JMB 50. Jangan-Jangan
51 JMB 51. Jadi Berita Besar
52 JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53 JMB 53. Dendam Salah Alamat
54 JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55 JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56 JMB 56. Bukan Selebritis
57 JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58 JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59 JMB 59. Pingsan
60 JMB 60. Diluar Nalar
61 JMB 61. Ide Gila
62 JMB 62. Maafkan Aku
63 JMB 63. Pembelaan Kaluna
64 JMB 64. Siapa Dalangnya
65 JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66 JMB 66. Bantuan Apa?
67 JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68 JMB 68.
69 JMB 69. Alah Paling Gimik!
70 JMB 70. Aksi Zion
71 JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72 JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73 JMB 73. Kita Hanya Teman
74 JMB 74.
75 JMB 75. Ada Sesuatu
76 JMB 76. Legowo
77 JMB 77. Ini Apa?
78 JMB 78. Maling Teriak Maling
79 JMB 79. Oleng
80 JMB 80. Tolong!
81 JMB 81. Maafkan Kami
82 JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83 JMB 83. Meringkus
84 JMB 84. Mulai Curiga
85 JMB 85. Gagal Maning
86 JMB 86. Belum Menyerah
87 JMB 87. Ngidam?
88 JMB 88. Identitas Lain
89 JMB 89. Penjelasan Tara
90 JMB 90. Niat Baik
91 JMB 91. Menemukan Yang Siap
92 JMB 92.
93 JMB 93. Saya Menerima
94 JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95 JMB 95. Mari Lakukan
96 JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97 JMB 97. Tamu Datang
98 JMB 98. Tempat Seharusnya
99 JMB 99. Takdir Indah
Episodes

Updated 99 Episodes

1
JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2
JMB 02. Selamat Datang Putraku
3
JMB 03. Pilihan Sulit
4
JMB 04. Apakah Boleh?
5
JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6
JMB 06. Opa Nangis?
7
JMB 07. Masa Lalu #1
8
JMB 08. Masa Lalu #2
9
JMB 09. Ayo Kita Cari
10
JMB 10. Cucu Kita?
11
JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12
JMB 12. Mari Buktikan
13
JMB 13. Kondisinya Memburuk
14
JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15
JMB 15. Semoga Berhasil
16
JMB 16. Keterkejutan Yasa
17
JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18
JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19
JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20
JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21
JMB 21. Gagal Healing
22
JMB 22. Kenapa Jahat
23
JMB 23. Seharusnya Begitu
24
JMB 24. Ayo Menikah!
25
JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26
JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27
JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28
JMB 28. Muncul Saingan
29
JMB 29. Titik Balik
30
JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31
JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32
JMB 32. Identitas Lain
33
JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34
JMB 34. Keputusan Besar
35
JMB 35. Takut Kehilangan
36
JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37
JMB 37. Konspirasi?
38
JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39
JMB 39. Kemana Harus Mencari
40
JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41
JMB 41. Kerusakan Terjadi
42
JMB 42. Menuju Halal
43
JMB 43. SAH!!!
44
JMB 44. Yang Tersembunyi
45
JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46
JMB 46. Bantuan Tara
47
JMB 47. Pertanyaan Tara
48
JMB 48. Grebek
49
JMB 49. Belum Tepat
50
JMB 50. Jangan-Jangan
51
JMB 51. Jadi Berita Besar
52
JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53
JMB 53. Dendam Salah Alamat
54
JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55
JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56
JMB 56. Bukan Selebritis
57
JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58
JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59
JMB 59. Pingsan
60
JMB 60. Diluar Nalar
61
JMB 61. Ide Gila
62
JMB 62. Maafkan Aku
63
JMB 63. Pembelaan Kaluna
64
JMB 64. Siapa Dalangnya
65
JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66
JMB 66. Bantuan Apa?
67
JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68
JMB 68.
69
JMB 69. Alah Paling Gimik!
70
JMB 70. Aksi Zion
71
JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72
JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73
JMB 73. Kita Hanya Teman
74
JMB 74.
75
JMB 75. Ada Sesuatu
76
JMB 76. Legowo
77
JMB 77. Ini Apa?
78
JMB 78. Maling Teriak Maling
79
JMB 79. Oleng
80
JMB 80. Tolong!
81
JMB 81. Maafkan Kami
82
JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83
JMB 83. Meringkus
84
JMB 84. Mulai Curiga
85
JMB 85. Gagal Maning
86
JMB 86. Belum Menyerah
87
JMB 87. Ngidam?
88
JMB 88. Identitas Lain
89
JMB 89. Penjelasan Tara
90
JMB 90. Niat Baik
91
JMB 91. Menemukan Yang Siap
92
JMB 92.
93
JMB 93. Saya Menerima
94
JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95
JMB 95. Mari Lakukan
96
JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97
JMB 97. Tamu Datang
98
JMB 98. Tempat Seharusnya
99
JMB 99. Takdir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!