JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata

Ting Tong

Suara bel berbunyi. Terdengar suara orang berjalan cepat ke arah pintu dan membukanya. Pria dengan wajah yang kusut dan rambut acak-acakan itu benar-benar terlihat begitu berantakan. Orang yang ada di depan pintu hanya menghela nafasnya berat. Tidak pernah ia melihat sang teman begitu kusut seperti sekarang ini.

" Kau ini kenapa sih Yas?'

" Masuk dulu Pan, ngomelnya di dalam aja."

Ya, Yasa dan Topan Arsyanendra berteman baik. Yasa yang seorang dosen itu sering membuat jas di butik Topan untuk berbagai acara kampus. Terlebih dia serang profesor muda yang banyak melakukan seminar, ia tentu membutuhkan outfit yang sesuai dengan acaranya. Kedekatan mereka pun terbentuk. Bukan hanya dengan Topan saja sebenarnya, dengan anak-anak dari keluarga Rama dan Juna ia juga dekat.

" Sebenarnya ada apa Yas, kenapa kamu tiba-tiba menggagalkan pertunangan mu. Apa kau tidak cinta dengan Ciara? Jika begitu kenapa kau memutuskan untuk berhubungan dengannya?"

Serentet pertanyaan di utarakan oleh Topan. Mungkin terkesan keterlaluan karena waktunya tidak pas. Tapi sebagai teman dekat Topan jujur terkejut degan apa yang dilakukan Yasa. Yasa adalah seorang pria yang bertanggung jawab sejauh ini Topan mengenalnya.

" Pikiranku kacau Pan. Saat melihat Ciara aku seperti merasa mengenal gadis itu. Seiring berjalannya waktu entah mengapa aku merasa salah orang. Cinta? entahlah, yang jelas aku tidak merasa apapun kepada Ciara. Aku hanya merasa mengenal wajahnya tapi ternyata bukan."

" Heee, gadis itu? Siapa? Maksudmu kamu salah orang begitu. Oh c-mon yang benar saja Yas."

Yasa kembali mengacak rambutnya. Ia merasa frustasi dengan pikirannya sendiri. Ia merasa mengenal Ciara tapi ternyata tidak. Ia berharap rasa nya berkembang tapi rupanya juga tidak. Terlebih saat melihat Ciara berdandan kemarin saat acara pertunangan, Yasa semakin tidak mengenali Ciara.

" Arggghhh kayaknya aku benar-benar sudah gila. Pikiranku kacau banget Pan. Haaah."

" Yas, aku mau tanya. Apa sebelum bertemu dengan Ciara kamu pernah berhubungan dengan gadis lain?"

Yasa seketika terdiam. Ia memejamkan matanya berusaha mengingat sesuatu yang selama ini coba ia ingat. Tapi sekuat apapun ia mengingatnya tetap tidak menemukan celah sedikit pun. Inilah sebenarnya yang membuat YAsa kebingungan setengah mati.

" Sudahlah, bentar ku ambilkan minum biar otakmu encer."

" Apa hubungannya kampret."

Topan tergelak, ia berlalu ke dapur dan mengambilkan air hangat untuk sang teman. Tak lama ia kembali, Topan pun duduk di sofa tepat bersebelahan dengan Yasa. Ia mengulurkan air hangat itu kepada Yasa dan langsung ditenggak habis. Topan hanya menggelengkan kepalanya pelan.

Baru kali ini ia melihat Yasa benar-benar tidak seperti dirinya sendiri. Yasa seperti kehilangan arah. Topan sedikit prihatin. Profesor muda itu biasanya selalu tenang dalam menghadapi masalah, tapi kali ini Yasa tampaknya kesulitan.

Topan menyandarkan tubuhnya di sofa seperti orang yang kelelahan. Namun tiba-tiba tangannya menyentuh sesuatu. Sebuah benda kecil yang terselip di sudut sofa. Pria itu mengambilnya lalu mengamati dengan seksama.

" Yas, sejak kapan kamu pake anting?"

" Kampret, ane kagak demen ye pake begitu-begituan?"

Topan memberikan benda kecil yang ternyata adalah sebuah anting tersebut kepada Yasa. Yasa tentu saja bingung, sejak kapan ada benda itu di apartemennya. Anting perempuan? Apakah milik Ciara? tentu tidak, Yasa tidak pernah memasukkan wanita manapun ke unit nya kecuali sang ibu dan adik.

" Apa ini punya ibu ya, atau punya Yara?"

" Kamu nggak masukin cewek kan Yas. Apa jangan-jangan itu punya cewek sebelum kamu kenal Ciara."

" Nggak mungkin, aku nggak pernah ya melakukan itu. nanti aku tanya ke ibu aja. Siapa tahu ini punya ibu jatuh saat kesini."

Topan hanya manggut-manggut. mungkin benar itu punya Hasna, ia tidak mau berpikir lebih.

*

*

*

Hasna dan Radi yang masih sibuk dengan analisa-analisa mereka setelah kebali ke ruang rawat tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan Ciara. Calon menantunya itu terlihat datang membesuknya dengan membawa parcel buah dan bunga.

Hasna seketika mengubah ekspresi bingungnya menjadi sebuah senyuman.

" Maaf om dan tante, Ciara baru menengok sekarang."

" Tidak apa-apa nak, kami yang seharunya banyak meminta maaf kepadamu dan keluarga mu. Kami sungguh menyesal mengenai kejadian tempo hari."

Hasna benar-benar tulus mengatakan hal tersebut. Ia melihat wajah Ciara sengan seksama. Paras Ciara yang cantik dan perilaku yang sopan dan baik sungguh membuat orang akan senang jika mendapatkan menantu sepertinya. Namun seketika Hasna pun berpikir, jika benar apa yang jadi praduganya mengenai Tara maka sungguh amat sangat kasian Ciara nanti.

Terlepas mengenai Tara yang Hasna rasa memang ada hubungannya dengan Yasa, putranya itu pun harus segera mengambil keputusan mengenai hatinya. Ketika berbicara kemarin sepertinya Yasa tidak mencintai Ciara. Hal ini tentu tidak boleh berlarut, hati gadis yang saat ini duduk di depannya pasti akan semakin sakit.

" Maafkan om ya nak. Mungkin ini semua dalah salah om yang terlalu terburu-buru."

" Bukan om, Om Radi tidak salah. Memang mungkin prosesnya seperti ini. Ciara bisa mengerti. Ciara akan menunggu Kak Yasa mengambil keputusan. Tapi jika boleh jujur sungguh Ciara angat mencintai Kak Yasa. Baik om dan tante, Ciara pamit agar tante bisa istirahat."

" Terimakasih nak, sampaikan salam kami untuk kedua orang tua mu ya."

Ciara mengangguk dan tersenyum, ia kemudian menyalami kedua orang tua Yasa itu bergantian dan pamit untuk pulang. Ketika sampai di luar kamar rawat Hasna, gadis itu menghela nafasnya. Ada sedikit rasa dihatinya yang mengatakan bahwa mungkin ia tidak akan mungkin bisa melanjutkan hubungan ini. Tapi Ciara tentu tidak akan menyerah dengan cepat.

" Assalamualaikum kak, lagi apa. Apa kakak sehat. Aku baru saja menjenguk Tante Hasna."

" Waalikumsalam. Aku sehat. Makasih Ra."

Ciara tersenyum. Paling tidak Yasa masih mau membalas pesannya. Ia pun memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas dan berjalan menuju pintu keluar. Tapi langkahnya terhenti saat tubuhnya menabrak seseorang.

" Woelaaah jalan pakai mata dong."

" Astagfirullah, maaf om. Maaf saya nggak sengaja. Tapi ngomong-ngomong jalan itu pake kaki om nggak pake mata."

" Am om am om, kapan gue kawin sama tante lo. Hisssh, kampret. Gue belum tua juga kali pake dipanggil om."

Pria yang tidak sengaja ditabrak Ciara itu menggerutu sambil berlalu. Ciara hanya menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah orang tersebut. Tapi dia acuh dan kembali melanjutkan langkah kakinya.

Jika Ciara acuh, pria yang tadi itu masih bersungut-sungut. Buket bunga yang ia bawa tadi hampir saja jatuh dan rusak. Beruntung tangannya kuat menggenggam. Pria itu mengetuk salah satu ruang rawat dan membukanya. Senyumnya

mengembang sempurna saat masuk ke dalam ruang tersebut.

" Assalamualaikum om, tante. Gimana kondisi tante."

" Waalaikumsalam nak. Alhamdulillah baik. Bagaimana kabar ayah dan mommy mu?"

TBC

Terpopuler

Comments

Yati Rosmiyati

Yati Rosmiyati

jodoh ciara tuh

2025-01-09

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

mungkin dia calon imam kamu yg sebenarnya, Ciara... cowok yg bertabrakan dgnmu itu

2024-10-21

0

Manda Azzahra

Manda Azzahra

mas abra kah ini? 🤭🤭

2024-03-05

1

lihat semua
Episodes
1 JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2 JMB 02. Selamat Datang Putraku
3 JMB 03. Pilihan Sulit
4 JMB 04. Apakah Boleh?
5 JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6 JMB 06. Opa Nangis?
7 JMB 07. Masa Lalu #1
8 JMB 08. Masa Lalu #2
9 JMB 09. Ayo Kita Cari
10 JMB 10. Cucu Kita?
11 JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12 JMB 12. Mari Buktikan
13 JMB 13. Kondisinya Memburuk
14 JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15 JMB 15. Semoga Berhasil
16 JMB 16. Keterkejutan Yasa
17 JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18 JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19 JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20 JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21 JMB 21. Gagal Healing
22 JMB 22. Kenapa Jahat
23 JMB 23. Seharusnya Begitu
24 JMB 24. Ayo Menikah!
25 JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26 JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27 JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28 JMB 28. Muncul Saingan
29 JMB 29. Titik Balik
30 JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31 JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32 JMB 32. Identitas Lain
33 JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34 JMB 34. Keputusan Besar
35 JMB 35. Takut Kehilangan
36 JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37 JMB 37. Konspirasi?
38 JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39 JMB 39. Kemana Harus Mencari
40 JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41 JMB 41. Kerusakan Terjadi
42 JMB 42. Menuju Halal
43 JMB 43. SAH!!!
44 JMB 44. Yang Tersembunyi
45 JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46 JMB 46. Bantuan Tara
47 JMB 47. Pertanyaan Tara
48 JMB 48. Grebek
49 JMB 49. Belum Tepat
50 JMB 50. Jangan-Jangan
51 JMB 51. Jadi Berita Besar
52 JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53 JMB 53. Dendam Salah Alamat
54 JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55 JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56 JMB 56. Bukan Selebritis
57 JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58 JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59 JMB 59. Pingsan
60 JMB 60. Diluar Nalar
61 JMB 61. Ide Gila
62 JMB 62. Maafkan Aku
63 JMB 63. Pembelaan Kaluna
64 JMB 64. Siapa Dalangnya
65 JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66 JMB 66. Bantuan Apa?
67 JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68 JMB 68.
69 JMB 69. Alah Paling Gimik!
70 JMB 70. Aksi Zion
71 JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72 JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73 JMB 73. Kita Hanya Teman
74 JMB 74.
75 JMB 75. Ada Sesuatu
76 JMB 76. Legowo
77 JMB 77. Ini Apa?
78 JMB 78. Maling Teriak Maling
79 JMB 79. Oleng
80 JMB 80. Tolong!
81 JMB 81. Maafkan Kami
82 JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83 JMB 83. Meringkus
84 JMB 84. Mulai Curiga
85 JMB 85. Gagal Maning
86 JMB 86. Belum Menyerah
87 JMB 87. Ngidam?
88 JMB 88. Identitas Lain
89 JMB 89. Penjelasan Tara
90 JMB 90. Niat Baik
91 JMB 91. Menemukan Yang Siap
92 JMB 92.
93 JMB 93. Saya Menerima
94 JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95 JMB 95. Mari Lakukan
96 JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97 JMB 97. Tamu Datang
98 JMB 98. Tempat Seharusnya
99 JMB 99. Takdir Indah
Episodes

Updated 99 Episodes

1
JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2
JMB 02. Selamat Datang Putraku
3
JMB 03. Pilihan Sulit
4
JMB 04. Apakah Boleh?
5
JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6
JMB 06. Opa Nangis?
7
JMB 07. Masa Lalu #1
8
JMB 08. Masa Lalu #2
9
JMB 09. Ayo Kita Cari
10
JMB 10. Cucu Kita?
11
JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12
JMB 12. Mari Buktikan
13
JMB 13. Kondisinya Memburuk
14
JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15
JMB 15. Semoga Berhasil
16
JMB 16. Keterkejutan Yasa
17
JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18
JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19
JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20
JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21
JMB 21. Gagal Healing
22
JMB 22. Kenapa Jahat
23
JMB 23. Seharusnya Begitu
24
JMB 24. Ayo Menikah!
25
JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26
JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27
JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28
JMB 28. Muncul Saingan
29
JMB 29. Titik Balik
30
JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31
JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32
JMB 32. Identitas Lain
33
JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34
JMB 34. Keputusan Besar
35
JMB 35. Takut Kehilangan
36
JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37
JMB 37. Konspirasi?
38
JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39
JMB 39. Kemana Harus Mencari
40
JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41
JMB 41. Kerusakan Terjadi
42
JMB 42. Menuju Halal
43
JMB 43. SAH!!!
44
JMB 44. Yang Tersembunyi
45
JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46
JMB 46. Bantuan Tara
47
JMB 47. Pertanyaan Tara
48
JMB 48. Grebek
49
JMB 49. Belum Tepat
50
JMB 50. Jangan-Jangan
51
JMB 51. Jadi Berita Besar
52
JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53
JMB 53. Dendam Salah Alamat
54
JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55
JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56
JMB 56. Bukan Selebritis
57
JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58
JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59
JMB 59. Pingsan
60
JMB 60. Diluar Nalar
61
JMB 61. Ide Gila
62
JMB 62. Maafkan Aku
63
JMB 63. Pembelaan Kaluna
64
JMB 64. Siapa Dalangnya
65
JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66
JMB 66. Bantuan Apa?
67
JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68
JMB 68.
69
JMB 69. Alah Paling Gimik!
70
JMB 70. Aksi Zion
71
JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72
JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73
JMB 73. Kita Hanya Teman
74
JMB 74.
75
JMB 75. Ada Sesuatu
76
JMB 76. Legowo
77
JMB 77. Ini Apa?
78
JMB 78. Maling Teriak Maling
79
JMB 79. Oleng
80
JMB 80. Tolong!
81
JMB 81. Maafkan Kami
82
JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83
JMB 83. Meringkus
84
JMB 84. Mulai Curiga
85
JMB 85. Gagal Maning
86
JMB 86. Belum Menyerah
87
JMB 87. Ngidam?
88
JMB 88. Identitas Lain
89
JMB 89. Penjelasan Tara
90
JMB 90. Niat Baik
91
JMB 91. Menemukan Yang Siap
92
JMB 92.
93
JMB 93. Saya Menerima
94
JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95
JMB 95. Mari Lakukan
96
JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97
JMB 97. Tamu Datang
98
JMB 98. Tempat Seharusnya
99
JMB 99. Takdir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!