JMB 13. Kondisinya Memburuk

Beberapa hari berlalu, Yasa sudah kembali beraktivitas di kampus untuk kembali mengajar. Hubungannya dengan Ciara hanya sebatas melalui pesan saja. Ciara ternyata tidak mempermasalahkan hal tersebut. Gadis itu menganggap mungkin ini adalah cara mereka introspeksi diri.

Sedangkan Raffan dan Vanka masih kesulitan menemui putri mereka. Setiap mereka datang ke rumah sakit selalu tidak bisa bertemu. Aneh memang tapi itulah yang terjadi. Tapi paling tidak mereka bisa bertemu cucu mereka dan bermain dengan bocah kecil tersebut.

Tara tentu senang, harinya di rumah sakit tidak lagi sepi. Ada kakek dan neneknya yang menemani. Raffan tentu sudah tidak lagi bekerja di Star Building. Saat usianya 40 tahun ia memutuskan untuk membeli lahan perkebunan dan beralih profesi sebagai petani perkebunan. Bukan hal yang mudah. Butuh waktu 5 tahunan baginya untuk mengukuhkan usahanya.

Di kampus Andra memanggil Yasa ke ruangannya. Sekitar 2 hari lagi akan aaa seminar mengenai kebudayaan Indonesia.Yasa oleh andra diminta sebagi moderator acara tersebut karena pembicaranya adalah menteri kebudayaan.

" Apakah ada hal khusus yang harus aku pakai Om."

" Pakai baju etnik gimana, Misal jas dari kain tenun gitu."

" Aah aku mengerti, soal ini Topan pasti lebih tahu. Setelah kelas selesai aku akan ke butik Topan."

Andra mengangguk mengerti, menjadi direktur utama Universitas Nusantara ternyata tidak terlalu buruk. Mantan public figure itu terlihat nyaman dengan pekerjaannya saat ini.

Yasa keluar dari ruangan Andra dan langsung menuju kelasnya. Tiba-tiba kepalanya sedikit pusing. Pria tersebut lalu menepikan tubuhnya dan duduk disebuah bangku. Yasa memejamkan matanya sesaat. Dalam gelapnya mata yang terpejam itu dia seperti melihat bayangan wanita.

" Siapa kamu, kenapa selalu muncul saat kepala ku sakit?"

Sebenarnya bukan hanya sekali ini Yasa merasakan hal seperti itu. Dia sudah beberapa kali mengalaminya, dan bayangan wanita yang ia lihat selalu sama. Seorang wanita dengan kulit putih dan rambut panjang, tapi sayang nya Yasa tidak pernah bisa melihat wajahnya.

" Yas, kamu kenapa?"

" Eh tante, maksud saya Bu Za. saya tidak apa-apa kok."

Yasa kembali bangkit, ia kemudian pamit kepada tantenya itu untuk menuju ke kelas. Jika berada di lingkungan kampus maka ia akan memanggil om dan tantenya dengan sebutan formal. Meskipun keluarga mereka tetap harus bersikap profesional.

Jam mengajar usai, Yasa yang sudah membuat janji dengan Topan pun langsung menuju butik milik sang teman tersebut. Topan yang dihubungi Yasa tentu sudah langsung tahu apa yang diinginkan Yasa. Akan tetapi mereka tetap harus bertemu karena untuk mencocokkan ide.

Ciiiit

Yasa memarkirkan mobilnya tepat di depan butik milik Topan. Pria tampan dan menawan itu turun dan langsung masuk ke dalam butik. Para pegawai Topan masih saja selalu antusias saat Yasa datang. Padahal bukan hanya sekali dua kali pria itu mendatangi butik Topan.

" Selamat datang tuan, ada yang bisa saya bantu."

Deg

Dua pasang mata saling beradu pandang. Kaluna tentu sangat terkejut melihat siapa yang saat ini berdiri di hadapannya. Pria yang sudah memberinya satu anak itu, pria yang sekeras mungkin ia hindari itu kini berdiri tepat didepannya dan bahkan mereka saling menatap satu sama lain. Jantung Kaluna berdegup kencang, ia bahkan merasa jantungnya akan melompat keluar.

kenapa dia bisa ada di sini? Ya Allaah, kebetulan macam apa ini.

Kaluna memejamkan matanya sejenak. Bukannya tambah tenang, ia malah semakin gusar. Saat memejamkan matanya itu bayangan percintaan mereka 6 tahun lalu malah terlihat jelas. Bagaimana sentuhan Yasa terhadap tubuhnya masih bisa ia rasakan.

" Nona Anda tidak apa-apa?"

" Sa-saya tidak apa-apa tuan."

" Yas, sini. Ayo langsung aja."

Suara Topan membuyarkan fokus Yasa terhadap wanita yang ada di depannya itu. Ia langsung membalikkan tubuhnya dan berjalan menghampiri Topan lalu keduanya berjalan beriringan menuju ruangan milik Topan. Kaluna menghembuskan nafasnya dengan penuh kelegaan. Sungguh jika semakin lama ia yakin ia tidak akan bisa menahan dirinya untuk lari.

" Kak, aku izin ke toilet sebentar ya?"

Kaluna melenggang menuju ke toilet saat rekan kerjanya itu mengangguk. Ia perlu menyegarkan wajahnya. Nafasnya masih memburu saat ini, Kaluna benar-benar tidak menyangka akan bertemu Yasa di tempat dimana ia bekerja.

Di dalam ruangan Topan mulai membahas mengenai baju yang diinginkan Yasa. Sebuah jas tapi ditambahi sentuhan etnik. Terserah Topan yang penting hasilnya memuaskan. Seperti itu lah yang Yasa katakan. Topan hanya mengangguk, ia tentu sudah hafal dengan selera Yasa.

" Pan, siapa cewek tadi?"

" Ooh Kaluna? Dia pegawai baru di sini. Kenapa?"

" Entahlah, aku ngerasa pernah ketemu sama cewek itu. Wajahnya nggak asing, familiar gitu."

Topan tentu merasa heran, selama ini seperti kata Yasa ia tidak pernah berhubungan dangan banyak wanita. Lalu mengapa tiba-tiba temannya itu merasa mengenal Kaluna. Ini sungguh aneh. Topan mencoba bertanya kembali, dimana Yasa pernah merasa bertemu Kaluna.

" Emangnya pernah ke kota S? Dia dari kota S lho."

" Eeeh masa sih."

Nah loh, Yasa tiba-tiba diam. Dia kembali mencari ingatannya. Ke kota S, sepertinya pernah tapi itu pun hanya menuju ke salah satu universitas di sana untuk mengadakan seminar. Tidak mungkin dia ketemu wanita itu di rumah sakit.

Tok tok tok

" Masuk."

" Pak, bolehkah saya izin pulang lebih awal. Ini mengenai anak saya, saya dapat panggilan dari rumah sakit dan saya harus segera datang."

" Ya tidak apa-apa, hati-hati di jalan."

Kaluna langsung berlari setelah keluar dari ruangan Topan. Ia benar-benar mengacuhkan Yasa yang ada di dalam bersama Topan. Pikiran utamanya saat ini dipenuhi oleh Taraka.

Saat di toilet tadi, Kaluna mendapat panggilan dari perawat yang menjaga Taraka. Tiba-tiba tubuh Tara drop dan kesulitan bernafas. Kaluna tentu sangat panik. Dari toilet ia langsung menuju ke ruangan topan untuk meminta izin.

" Dia sudah punya anak, kata Brisia. Brisia adalah pelanggan di butik noona ku, putranya menderita leukimia. Dia dari Kota S kemari untuk berobat."

Yasa terkejut mendengar penjelasan Topan tentang wanita yang baru saja ia lihat itu. Ada rasa iba yang menjalar dalam hatinya. Yasa pun seketika terdiam.

Disisi lain Kaluna yang tengah naik ojek online meminta kang ojeknya untuk melaju lebih cepat. Sebentar lagi jam pulang kantor, ia tidak ingin terjebak kemacetan dan semakin terlambat menuju rumah sakit.

" Kang ngebut Kang."

" Iya neng, ini juga udah cepet."

Kang ojek tersebut memenuhi keinginan Kaluna untuk menambah kecepatan. Sepertinya Tuhan sedang baik kepada Kaluna. Sepanjang jalan mereka tidak mendapatkan lampu merah sekalipun.

Ciiiit

Kang ojek terebut berhenti tepat di depan halaman rumah sakit, Kaluna langsung berlari masuk sambil berteriak bahwa dia sudah membayar dengan aplikasi. Lari Kaluna semakin kencang saat mendekati bangsal milik putra nya.

Tapi saat membuka kamar, putranya tidak ada di sana. Kaluna sudah menangis, ia sungguh takut kehilangan Tara. Kaluna kembali berlari keluar mencari perawat untuk bertanya.

" Sus, anak saya yang ada di bangsal ini dimana Sus."

" Oh, putra anda dibawa ke ruang ICU. kondisinya memburuk."

Bruk

TBC

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

krn udah duluan baca kisah Taraka sang pelukis handal jd agak tenang.. kalau gak pastinya ikutan tegang dgn kondisi Tara yg drop sekarang

2024-10-21

1

Berdo'a saja

Berdo'a saja

apakah brisia tidak akan memberikan obat penawar untuk Yasa

2024-01-30

4

Sweet Girl

Sweet Girl

Kaluna Khan mantan Mahasiswanya...

2024-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2 JMB 02. Selamat Datang Putraku
3 JMB 03. Pilihan Sulit
4 JMB 04. Apakah Boleh?
5 JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6 JMB 06. Opa Nangis?
7 JMB 07. Masa Lalu #1
8 JMB 08. Masa Lalu #2
9 JMB 09. Ayo Kita Cari
10 JMB 10. Cucu Kita?
11 JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12 JMB 12. Mari Buktikan
13 JMB 13. Kondisinya Memburuk
14 JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15 JMB 15. Semoga Berhasil
16 JMB 16. Keterkejutan Yasa
17 JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18 JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19 JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20 JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21 JMB 21. Gagal Healing
22 JMB 22. Kenapa Jahat
23 JMB 23. Seharusnya Begitu
24 JMB 24. Ayo Menikah!
25 JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26 JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27 JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28 JMB 28. Muncul Saingan
29 JMB 29. Titik Balik
30 JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31 JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32 JMB 32. Identitas Lain
33 JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34 JMB 34. Keputusan Besar
35 JMB 35. Takut Kehilangan
36 JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37 JMB 37. Konspirasi?
38 JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39 JMB 39. Kemana Harus Mencari
40 JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41 JMB 41. Kerusakan Terjadi
42 JMB 42. Menuju Halal
43 JMB 43. SAH!!!
44 JMB 44. Yang Tersembunyi
45 JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46 JMB 46. Bantuan Tara
47 JMB 47. Pertanyaan Tara
48 JMB 48. Grebek
49 JMB 49. Belum Tepat
50 JMB 50. Jangan-Jangan
51 JMB 51. Jadi Berita Besar
52 JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53 JMB 53. Dendam Salah Alamat
54 JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55 JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56 JMB 56. Bukan Selebritis
57 JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58 JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59 JMB 59. Pingsan
60 JMB 60. Diluar Nalar
61 JMB 61. Ide Gila
62 JMB 62. Maafkan Aku
63 JMB 63. Pembelaan Kaluna
64 JMB 64. Siapa Dalangnya
65 JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66 JMB 66. Bantuan Apa?
67 JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68 JMB 68.
69 JMB 69. Alah Paling Gimik!
70 JMB 70. Aksi Zion
71 JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72 JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73 JMB 73. Kita Hanya Teman
74 JMB 74.
75 JMB 75. Ada Sesuatu
76 JMB 76. Legowo
77 JMB 77. Ini Apa?
78 JMB 78. Maling Teriak Maling
79 JMB 79. Oleng
80 JMB 80. Tolong!
81 JMB 81. Maafkan Kami
82 JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83 JMB 83. Meringkus
84 JMB 84. Mulai Curiga
85 JMB 85. Gagal Maning
86 JMB 86. Belum Menyerah
87 JMB 87. Ngidam?
88 JMB 88. Identitas Lain
89 JMB 89. Penjelasan Tara
90 JMB 90. Niat Baik
91 JMB 91. Menemukan Yang Siap
92 JMB 92.
93 JMB 93. Saya Menerima
94 JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95 JMB 95. Mari Lakukan
96 JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97 JMB 97. Tamu Datang
98 JMB 98. Tempat Seharusnya
99 JMB 99. Takdir Indah
Episodes

Updated 99 Episodes

1
JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2
JMB 02. Selamat Datang Putraku
3
JMB 03. Pilihan Sulit
4
JMB 04. Apakah Boleh?
5
JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6
JMB 06. Opa Nangis?
7
JMB 07. Masa Lalu #1
8
JMB 08. Masa Lalu #2
9
JMB 09. Ayo Kita Cari
10
JMB 10. Cucu Kita?
11
JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12
JMB 12. Mari Buktikan
13
JMB 13. Kondisinya Memburuk
14
JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15
JMB 15. Semoga Berhasil
16
JMB 16. Keterkejutan Yasa
17
JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18
JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19
JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20
JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21
JMB 21. Gagal Healing
22
JMB 22. Kenapa Jahat
23
JMB 23. Seharusnya Begitu
24
JMB 24. Ayo Menikah!
25
JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26
JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27
JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28
JMB 28. Muncul Saingan
29
JMB 29. Titik Balik
30
JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31
JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32
JMB 32. Identitas Lain
33
JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34
JMB 34. Keputusan Besar
35
JMB 35. Takut Kehilangan
36
JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37
JMB 37. Konspirasi?
38
JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39
JMB 39. Kemana Harus Mencari
40
JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41
JMB 41. Kerusakan Terjadi
42
JMB 42. Menuju Halal
43
JMB 43. SAH!!!
44
JMB 44. Yang Tersembunyi
45
JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46
JMB 46. Bantuan Tara
47
JMB 47. Pertanyaan Tara
48
JMB 48. Grebek
49
JMB 49. Belum Tepat
50
JMB 50. Jangan-Jangan
51
JMB 51. Jadi Berita Besar
52
JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53
JMB 53. Dendam Salah Alamat
54
JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55
JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56
JMB 56. Bukan Selebritis
57
JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58
JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59
JMB 59. Pingsan
60
JMB 60. Diluar Nalar
61
JMB 61. Ide Gila
62
JMB 62. Maafkan Aku
63
JMB 63. Pembelaan Kaluna
64
JMB 64. Siapa Dalangnya
65
JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66
JMB 66. Bantuan Apa?
67
JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68
JMB 68.
69
JMB 69. Alah Paling Gimik!
70
JMB 70. Aksi Zion
71
JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72
JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73
JMB 73. Kita Hanya Teman
74
JMB 74.
75
JMB 75. Ada Sesuatu
76
JMB 76. Legowo
77
JMB 77. Ini Apa?
78
JMB 78. Maling Teriak Maling
79
JMB 79. Oleng
80
JMB 80. Tolong!
81
JMB 81. Maafkan Kami
82
JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83
JMB 83. Meringkus
84
JMB 84. Mulai Curiga
85
JMB 85. Gagal Maning
86
JMB 86. Belum Menyerah
87
JMB 87. Ngidam?
88
JMB 88. Identitas Lain
89
JMB 89. Penjelasan Tara
90
JMB 90. Niat Baik
91
JMB 91. Menemukan Yang Siap
92
JMB 92.
93
JMB 93. Saya Menerima
94
JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95
JMB 95. Mari Lakukan
96
JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97
JMB 97. Tamu Datang
98
JMB 98. Tempat Seharusnya
99
JMB 99. Takdir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!