JMB 14. Jangan Menangis Bunda

Tubuh Kaluna seketika ambruk. beruntung ada seseorang yang menahan tubuh Wanita itu sehingga tidak jatuh ke lantai.

" Kal, sayang. Kaluna, bangun nak."

" Mas angkat Kaluna ke bed dulu."

Ternyata Raffan yang menangkap tubuh Kaluna. Keduanya tadi melihat Kaluna saat akan membesuk Tara. Tentu saja Raffan dan Vanka belum tahu kondisi cucu nya. Karena dalam indentitas Tara, Kaluna adalah walinya. Jadi jika terjadi apa-apa Kaluna pasti yang akan mendapat kabar terlebih dahulu.

Vanka berusaha membuat Kaluna sadar. Semuanya baik-baik saja. Perawat yang tadi masih ada di sana langsung memeriksa Kaluna.

" Sayang, bangun nak. Mas kok Tara tidak ada. Sus, dimana cucu saya."

" Tara ada di ICU Nyonya. Bu Kaluna pingsan karena syok mendengar kabar mengenai putra nya.

Kontan Raffan dan Vanka terkejut. raffan langsung berlari menuju ruang ICU. Sedngkan Vanka menunggui kaluna hingga putrinya itu sadar.

" Tara!"

Tangis Kaluna pecah. Vanka hanya bisa memeluk putrinya tersebut. Ia sangat sedih melihat kondisi Kaluna saat ini. Wajah tirus dan tubuh yang kurus. Benar kata Brisia bahwa Kaluna hidup menderita.

" Sayang, sudah ya. Jangan menagis. Harus kuat untuk putra mu."

" Mama? Hiks. Ma, maafin Kaluna ya ma. "

Rupanya Kaluna baru ngeh bahwa yang memeluk tubuhnya itu adalah sang mama. Kaluna semakin mengeratkan pelukannya dan menangis menumpahkan semua rasa rindu dan bersalahnya itu.

" Ma, aku harus lihat Taraka."

Vanka mengangguk, ia kemudian memapah sang putri untuk menemui cucu nya. Di depan ruang ICU Raffan berdiri dengan wajah yang sangat lesu. Berkali-kali ia mengusap air matanya. Raffan tengah menyalahkan dirinya sendiri saat ini. Ia merasa apa yang terjadi pada putri dan cucu nya adalah hasil dari perbuatannya di masa lampau.

" Pa. Kaluna~"

Raffan memeluk putrinya. Ia melarang sang putri untuk berbicara banyak. Raffan berkali-kali mencium pucuk kepala Kaluna itu. Rindu? Pasti, siapa yang tidak rindu ditinggal oleh putri satu-satunya selama bertahun-tahun tanpa pernah ada kabar. 6 kali puasa dan 6 kali lebaran Kaluna sama sekali tidak pulang ke rumah.

" Marah kah kamu dengan papa sehingga tak ingin lagi pulang?"

" Maaf pa, pasti papa sangat marah dan kecewa dengan Kaluna."

Raffan kembali memeluk sang putri dan Vanka merasa senang. Setidaknya saat ini putri mereka kembali lagi ke pelukan mereka. Hanya saja kebahagiaan itu belum lah lengkap saat melihat cucu mereka terbaring lemah di dalam sana. Kaluna kembali menitikkan air matanya melihat sang putra.

Terlihat Nataya keluar dari dalam ruang tersebut. Kaluna tentu saja langsung menghampiri. Ia ingin tahu apa yang terjadi dengan sang putra.

" Dokter?"

" Mari kita bicara di ruangan saya bu."

Raffan dan Vanka tentu langsung mengikuti Kaluna menuju ruangan dokter. Nataya memicingkan matanya, ia seperti pernah melihat kedua orang tua yang berjalan bersama Kaluna. Ia semakin menajamkan ingatannya hingga menemukan siapa kedua orang tersebut.

Aaah, benar aku ingat. Bukannya bapak-bapak itu yang menerima tamu saat kami menuju rumah calon istri Kak Yasa. Wait, siapa mereka. Apa masih keluarga? Tapi, jika benar Tara anak Kak Yasa berarti? Aah entahlah. Aku jadi mumet.

Sepanjang berjalan menuju ruangannya, Nataya malah bermonolog. Banyak sekali hal yang mampir dalam otaknya. Ada sebuah kekalutan di sana. Tapi satu hal yang mendapatkan presentase tinggi dna hampir 80% adalah Kaluna bersaudara dengan Ciara. Mateng nggak tuh.

" Silahkan duduk, maaf kalau boleh tahu ini?"

" Kedu orang tua saya dokter. Kakek dan nenek Tara."

" Lha rak tenan, (kan benar)!"

Nataya spontan berucap. Ini mungkin akan jadi masalah keluarga yang rumit. Tes DNA yang dilakukan memang belum keluar hasilnya tapi seperti yang dikatakan pamannya, kemungkinan besar Tara memang darah daging Yasa. Satu pertanyaan, bagaimana bisa mereka menghasilkan Tara?

" Bu Kaluna, saya akan mengatakan sesuatu yang mungkin akan menjadi kabar kurang bagus untuk Anda. Tara, kondisinya semakin menurun. Kemoterapi tidak mencapai hasil yang diinginkan. Tubuh Tara tidak lagi bisa ditempa untuk itu saat ini hanya transplantasi dari ayah kandungnya atau saudara kandungnya lah yang bisa menyelamatkan Tara."

Kaluna membungkam mulutnya sendiri dengan tangan. Dada nya begitu sesak dan tangis wanita itu pecah. Harapan agar Tara sembuh dengan pengobatan nampaknya tidak sesuai dengan kenyataannya. Vanka mendekap tubuh sang putri, ini sungguh sesuatu yang berat untuk cucu dan putrinya.

" Apakah hanya dengan cara itu dokter?"

" Sayangnya iya tuan."

Raffan melirik ke arah putrinya. Hal ini adalah hal yang ia tanyakan kepada putrinya 6 tahun lalu saat istrinya menemukan fakta bahwa Kaluna hamil. Dan saat itu, Kaluna kukuh tidak mau mengatakan siapa pria yang menjadi ayah dari bayinya. Lalu, apakah sekarang Kaluna juga akan kukuh diam saat mengetahui bahwa putranya tengah berjuang antara hidup dan mati.

" Nak?"

" Dokter saya akan mendapatkan donor itu. Saya akan membawa ayah Tara."

Senyuman terukir dari bibir Nataya, baginya keselamatan pasien adalah yang utama. Terserah akan ada konflik dibelakangnya itu urusan lain.

" Saya menunggu saat itu bu atau aku harus memanggilmu kakak ipar."

Tentu saja kalimat terakhir itu Nataya ucapkan dalam hati. Sungguh ia tidak tahu mengapa dirinya sangat yakin dengan hal tersebut.

Kaluna bersama kedua orang tuanya keluar dari ruangan Nataya dan menuju ke ruang ICU. Nataya memberi izin untuk Tara boleh dibesuk tapi hanya satu orang. Dan tentu Kaluna lah yang masuk. Dnegan menggunakan pakaian steril dan masker medis, Kaluna duduk di sebelah hospital bed Tara. Ia menggenggam tangan mungil putranya itu. Air mata tak mampu ia tahan, sedetik kemudian Kaluna sudah terisak.

" Jangan menangis bunda. Tara nggak suka," ucap bocah dengan nada bicara yang begitu lemah.

" Sayangnya bunda. Maaf ya nak, iya bunda nggak akan nangis kok. Ini bunda senyum. Tara yang kuat ya nak. Sebentar lagi Tara akan ketemu ayah, bunda akan bawa ayah untuk Tara. Bunda janji sayang."

Kaluna beranjak dari duduknya lalu mencium kening sang putra. Dadanya sungguh sesak, tangisnya tertahan di kerongkongan. Sebisa mungkin dia menahan air matanya. Putranya tidak suka jika ia menangis maka dari itu sekuat tenaga Kaluna menahannya. Apa kalian tahu rasanya sungguh sangat tidak nyaman menahan tangis. Terlebih melihat binar kebahagiaan dari mata Tara saat Kaluna mengatakan akan membawa sang ayah, rasa sesak itu semakin bertahan. Dada Kaluna seperti ditimpa beban puluhan ton.

Di luar Vanka dan Raffan yang melihat dari balik pintu kaca sudah menangis sesenggukan. Raffan mengusap penggung sang istri agar lebih tenang.

" Mas, apakah ini balasan Allaah terhadap ku yang dulu sungguh sangat jahat terhadap orang lain. Tapi kenapa bukan aku yang dihukum. Kenapa harus anak dan cucuku."

Raffan tergugu, ia juga merasa ikut andil. Ia juga banyak melakukan kesalahan di masa lalu. Rasanya pertaubatan yang ia lakukan kepada sang Rabb-nya masihlah sangat kurang. Raffan lalu mengajak istrinya itu menuju mushola terdekat untuk bermunajat demi kesembuhan sang cucu dan memohon pengampunan untuk semua kesalahan di masa lalu.

" Ma, pa, titip Tara ya," ucap Kaluna yang membuat langkah keduanya terhenti.

" Mau kemana sayang?"

" Menemui ayah kandung Tara."

TBC

Terpopuler

Comments

TongTji Tea

TongTji Tea

ini sebenarnya kita di suruh sedih apa ketawa?😩

2024-11-14

0

Fani Indriyani

Fani Indriyani

pasti yasa ga percaya

2024-11-09

0

Lina aja

Lina aja

aduh Yasa pasti kaget tu tau'pumya anak j

2024-10-30

0

lihat semua
Episodes
1 JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2 JMB 02. Selamat Datang Putraku
3 JMB 03. Pilihan Sulit
4 JMB 04. Apakah Boleh?
5 JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6 JMB 06. Opa Nangis?
7 JMB 07. Masa Lalu #1
8 JMB 08. Masa Lalu #2
9 JMB 09. Ayo Kita Cari
10 JMB 10. Cucu Kita?
11 JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12 JMB 12. Mari Buktikan
13 JMB 13. Kondisinya Memburuk
14 JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15 JMB 15. Semoga Berhasil
16 JMB 16. Keterkejutan Yasa
17 JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18 JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19 JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20 JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21 JMB 21. Gagal Healing
22 JMB 22. Kenapa Jahat
23 JMB 23. Seharusnya Begitu
24 JMB 24. Ayo Menikah!
25 JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26 JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27 JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28 JMB 28. Muncul Saingan
29 JMB 29. Titik Balik
30 JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31 JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32 JMB 32. Identitas Lain
33 JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34 JMB 34. Keputusan Besar
35 JMB 35. Takut Kehilangan
36 JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37 JMB 37. Konspirasi?
38 JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39 JMB 39. Kemana Harus Mencari
40 JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41 JMB 41. Kerusakan Terjadi
42 JMB 42. Menuju Halal
43 JMB 43. SAH!!!
44 JMB 44. Yang Tersembunyi
45 JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46 JMB 46. Bantuan Tara
47 JMB 47. Pertanyaan Tara
48 JMB 48. Grebek
49 JMB 49. Belum Tepat
50 JMB 50. Jangan-Jangan
51 JMB 51. Jadi Berita Besar
52 JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53 JMB 53. Dendam Salah Alamat
54 JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55 JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56 JMB 56. Bukan Selebritis
57 JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58 JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59 JMB 59. Pingsan
60 JMB 60. Diluar Nalar
61 JMB 61. Ide Gila
62 JMB 62. Maafkan Aku
63 JMB 63. Pembelaan Kaluna
64 JMB 64. Siapa Dalangnya
65 JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66 JMB 66. Bantuan Apa?
67 JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68 JMB 68.
69 JMB 69. Alah Paling Gimik!
70 JMB 70. Aksi Zion
71 JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72 JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73 JMB 73. Kita Hanya Teman
74 JMB 74.
75 JMB 75. Ada Sesuatu
76 JMB 76. Legowo
77 JMB 77. Ini Apa?
78 JMB 78. Maling Teriak Maling
79 JMB 79. Oleng
80 JMB 80. Tolong!
81 JMB 81. Maafkan Kami
82 JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83 JMB 83. Meringkus
84 JMB 84. Mulai Curiga
85 JMB 85. Gagal Maning
86 JMB 86. Belum Menyerah
87 JMB 87. Ngidam?
88 JMB 88. Identitas Lain
89 JMB 89. Penjelasan Tara
90 JMB 90. Niat Baik
91 JMB 91. Menemukan Yang Siap
92 JMB 92.
93 JMB 93. Saya Menerima
94 JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95 JMB 95. Mari Lakukan
96 JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97 JMB 97. Tamu Datang
98 JMB 98. Tempat Seharusnya
99 JMB 99. Takdir Indah
Episodes

Updated 99 Episodes

1
JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2
JMB 02. Selamat Datang Putraku
3
JMB 03. Pilihan Sulit
4
JMB 04. Apakah Boleh?
5
JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6
JMB 06. Opa Nangis?
7
JMB 07. Masa Lalu #1
8
JMB 08. Masa Lalu #2
9
JMB 09. Ayo Kita Cari
10
JMB 10. Cucu Kita?
11
JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12
JMB 12. Mari Buktikan
13
JMB 13. Kondisinya Memburuk
14
JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15
JMB 15. Semoga Berhasil
16
JMB 16. Keterkejutan Yasa
17
JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18
JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19
JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20
JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21
JMB 21. Gagal Healing
22
JMB 22. Kenapa Jahat
23
JMB 23. Seharusnya Begitu
24
JMB 24. Ayo Menikah!
25
JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26
JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27
JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28
JMB 28. Muncul Saingan
29
JMB 29. Titik Balik
30
JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31
JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32
JMB 32. Identitas Lain
33
JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34
JMB 34. Keputusan Besar
35
JMB 35. Takut Kehilangan
36
JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37
JMB 37. Konspirasi?
38
JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39
JMB 39. Kemana Harus Mencari
40
JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41
JMB 41. Kerusakan Terjadi
42
JMB 42. Menuju Halal
43
JMB 43. SAH!!!
44
JMB 44. Yang Tersembunyi
45
JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46
JMB 46. Bantuan Tara
47
JMB 47. Pertanyaan Tara
48
JMB 48. Grebek
49
JMB 49. Belum Tepat
50
JMB 50. Jangan-Jangan
51
JMB 51. Jadi Berita Besar
52
JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53
JMB 53. Dendam Salah Alamat
54
JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55
JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56
JMB 56. Bukan Selebritis
57
JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58
JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59
JMB 59. Pingsan
60
JMB 60. Diluar Nalar
61
JMB 61. Ide Gila
62
JMB 62. Maafkan Aku
63
JMB 63. Pembelaan Kaluna
64
JMB 64. Siapa Dalangnya
65
JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66
JMB 66. Bantuan Apa?
67
JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68
JMB 68.
69
JMB 69. Alah Paling Gimik!
70
JMB 70. Aksi Zion
71
JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72
JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73
JMB 73. Kita Hanya Teman
74
JMB 74.
75
JMB 75. Ada Sesuatu
76
JMB 76. Legowo
77
JMB 77. Ini Apa?
78
JMB 78. Maling Teriak Maling
79
JMB 79. Oleng
80
JMB 80. Tolong!
81
JMB 81. Maafkan Kami
82
JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83
JMB 83. Meringkus
84
JMB 84. Mulai Curiga
85
JMB 85. Gagal Maning
86
JMB 86. Belum Menyerah
87
JMB 87. Ngidam?
88
JMB 88. Identitas Lain
89
JMB 89. Penjelasan Tara
90
JMB 90. Niat Baik
91
JMB 91. Menemukan Yang Siap
92
JMB 92.
93
JMB 93. Saya Menerima
94
JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95
JMB 95. Mari Lakukan
96
JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97
JMB 97. Tamu Datang
98
JMB 98. Tempat Seharusnya
99
JMB 99. Takdir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!