JMB 07. Masa Lalu #1

Kaluna lega, pria yang ia kenal sebagai profesor tempatnya kuliah dulu itu tidak mengenalnya. Dengan berusaha berkelit bahwa ia tidak pernah kuliah di Universitas Nusantara dan baru datang dari Kota S, Radi pun akhirnya menyerah menganggap mereka saling kenal.

Sungguh dada Kaluna berdetak lebih kencang melihat Radi yang tiba-tiba datang menggendong Tara.

" Ya Allaah, kenapa dunia ini sungguh sempit. Tahu sih ini adalah rumah sakit keluarga besar mereka tapi kok ya harus ketemu. Bukannya rumah sakit ini sungguh luas. Pria itu, apakah masih di sana. Pastilah, kampus itu kan milik mereka."

Kaluna mengingat pria yang membuatnya memiliki Taraka. Yasa Naratama Dwilaga, ia tentu sangat ingat dengan wajah pria itu. Tampan dan berkarisma. Semua gadis di kampus terpana dengan Yasa, bahkan mereka berlomba-lomba menarik perhatian dosen tersebut.

Sikapnya yang ramah dan murah senyum ternyata tidak seperti hatinya. Semua gadis sepakat bahwa hati sang dosen begitu dingin bagai es dan tentu susah untuk mencairkannya.

" Hei Kal, berani nggak lo terima tantangan gue."

" Apa manfaatnya buat gue. Males banget gue ngurusin lo."

Kaluna adalah mahasiswa di Universitas Nusantara, saat itu usianya masih 20 tahun. Bersama Brisia sang sahabat, keduanya termasuk dalam golongan gadis-gadis famous. Banyak pemuda yang menginginkan keduanya. Tapi baik Kaluna maupun Brisia tidak pernah menanggapi mereka.

Rupanya hal tersebut menimbulkan rasa iri dari beberapa orang. Salah satu nya adalah seorang gadis yang memiliki paras tak kalah cantiknya dengan Kaluna, Klara namanya. Klara bisa dibilang gadis tercantik di angkatan Kaluna dan Brisia. Namun rupanya Klara tidak puas karena merasa ia memiliki saingan yakni kedua sahabat tersebut.

" Alaah lo takut kan sama gue. Ngaku aja lo. Sok kecakepan doang tapi nggak ada nyali."

Kaluna yang saat itu masih berjiwa muda tentu tidak terima dirinya diejek begitu. Dengan gegabah gadis itu pun menyanggupi tantangan dari Klara. Klara langsung menyeringai. Sebuah siasat sudah ada dalam otak gadis itu.

" Setelah ini gue yakin lo bakalan habis."

Klara bergumam pelan. Raut wajah gadis itu terlihat mengejek ke arah Kaluna dan Brisia. Brisia menangkap sesuatu yang tidak beres. Ia pun memperingatkan Kaluna akan hal itu.

" Jadi apa yang lo mau?"

" Temui Pak Yasa, dan berikan ini kepadanya?"

Kaluna tersenyum lebar. Hanya sebuah kue, siapa yang akan menolak. Kaluna tentu dengan cepat mengangguk. Cuma memberikan kue maka itu adalah hal yang mudah baginya.

" Jangan senang dulu. Gue mau lo ngasih ini saat dia pulang. Di situ ada sebuah lilin, lo harus bisa buat Pak Yasa meniup lilinnya."

Kaluna mengerutkan alisnya. Tiup lilin? Mengapa pake acara tiup lilin segala. Tapi gadis itu tak mau banyak berpikir. Ia langsung saja menyanggupi keinginan Klara.

" Kalau gue berhasil, apa yang bakal lo kasih?"

" Gue bakal umumin ke seantero kampus kalau lo adalah role model gue. Tapi kalau lo gagal. Gue mau lo yang ngelakuin hal sebaliknya."

" Deal."

Sebuah kesepakatan terbentuk. Klara memberikan kue yang sudah dia persiapkan sebelumnya kepada Kaluna beserta lilinya juga. Kaluna juga harus mengabadikan momen tersebut sebagai bukti bahwa ia berhasil melakukannya.

" Lo yakin buat ngelakuin ini Kal?"

" Tenang aja, gue bakalan nggak apa-apa. Ngasih kue doang apa susahnya sih. Ntar ikut gue ya ngikutin doi."

Kaluna dan Brisia menunggu sampai para dosen pulang. Saat mereka melihat Yasa naik ke dalam mobil, kedua orang tersebut juga langsung naik mobil dan mengikuti dosen tersebut. Baik Kaluna maupun Brisia tersenyum lebar saat Yasa masuk ke kawasan apartemen. Hal ini maka semakin mudah karen bukan di rumah. Tinggal di apartemen berarti bisa dipastikan dia hidup sendiri.

" Bri, pas gue masuk lo tunggu gue di sini ya. Ini nggak akan lama oke."

" Oke, tenang aja. Gue tungguin."

Kaluna kemudian menekan bel apartemen Yasa. Yasa yang baru saja masuk seketika berjalan ke luar untuk melihat siapa yang datang.

" Selamat sore pak."

" Sore, maaf ada perlu apa ya?"

" Saya adalah mahasiswa bapak, saya kesini karena ingin memberikan ini kepada bapak."

Yasa mengerutkan keningnya. Ia tentu sedikit bingung dengan ulah gadis yang tiba-tiba datang memberikan sekotak kue tersebut. Sejenak Yasa mengamati wajah gadis itu. Ia kemudian mengenali gadis itu yang memang adalah mahasiswa nya.

" Maaf, saya tidak bisa menerimanya. Sebaiknya kamu pulang. Tidak baik berada di sini karena di sini tidak ada orang lain."

Kaluna sedikit gagap saat Yasa mulai menutup pintu. Sudah terlanjur basah maka ia harsu sekalian menceburkan dirinya.

" Pak please saya mohon pak. Bapak mau ya terima kue saya. Sebenarnya pak saya sudah susah payah buat kue ini untuk bapak. Ini adalah ucapan terimakasih saya karena nilai saya di mata kuliah bapak begitu bagus. Dan sebenarnya lagi saya hampir gagal di mata kuliah tersebut, beruntung waktu itu bapak mau menerima tugas saya yang terlambat."

Yasa sesaat terdiam. Mahasiswa nya yang diampu begitu banyak dan ia tentu tidak ingat satu per satu. Pria tersebut pun membuang nafasnya dengan kasar. Dengan terpaksa ia menerima kue yang di berikan oleh Kaluna dan meminta gadis itu segera pulang.

Lagi-lagi Kaluna belum juga mau pergi. Gadis itu kemudian membuka kue nya dan menancapkan lilin di atas kue tersebut.

" Pak, boleh sekalian minta tolong. Hari ini adalah hari ulang tahun saya. Orang tua saya sangat sibuk jadi bolehkan saya meniup lilin di sini.

Yasa mendengus kesal. Ia kemudian mengangguk, membiarkan gadis aneh itu melakukan apa yang diinginkan.

Kaluna lalu menyalakan lilin tersebut. Ia tersenyum, kemudian ia mengambil ponsel untuk mengabadikan momennya. Setelah selesai dengan misi, Kaluna meniup lilin itu. Setelah mati, lilin tersebut masih tampak berasap. Baik Kaluna dan Yasa sedikit merasa aneh dengan lilin itu.

" Kok jatuhnya kayak dupa ya pak."

Seketika tubuh Kaluna merasa panas. Bahkan keringat langsung membasahi wajah gadis itu.

" Kamu kenapa, sakit? Kamu masuk dulu saya ambilin minum."

Yasa yang tadinya menahan Kaluna di pintu akhirnya membiarkan gadis itu masuk dan meminta nya duduk. Pria itu berlari ke dapur untuk mengambilkan minum. Sesampainya di ruang tamu, Yasa sangat terkejut melihat Kaluna yang melepaskan bajunya sendiri.

" Hei apa yang kamu lakukan!"

Yasa hendak masuk ke kamar mengambil jaketnya dan dipakaikan kepada kaluna, Namun langkahnya terhenti saat tubuhnya menjadi begitu sangat panas. Ia semakin kehilangan kendali sat menghirup asap lilin yang bisa dipastikan adalah sebuah dupa itu. terlebih melihat tubuh bagian atas kaluna yan sudah top less membuat naluri kelelakian pria itu muncul.

Seperti hilang akal, Yasa langsung mencium bibir Kaluna. Kaluna yang sedari tadi merasa begitu panas pun menyambut bibir Yasa. Keduanya saling berbelit lidah. Bukan hanya itu, sesuatu dalam diri mereka menginginkan hal yang lebih. Hasrat keduanya naik seiring banyaknya mereka menghirup aroma lilin tersebut, bahkan mereka sudah sama-sama polos.

Dan, sesuatu yang tidak seharusnya terjadi pun akhirnya terjadi juga. Yasa ambruk diatas tubuh Kaluna. Pria itu langsung tertidur. Brisia yang merasa aneh karena Kaluna tak kunjung keluar akhirnya menghampiri apartemen Yasa. Ya, tadi dia menunggu agak jauh dari unit Yasa. Betapa terkejutnya Brisia menemukan sang sahabat yang sudah polos bersama dosen mereka.

" Astaga Kal, apa yang kalian lakuin."

Brisia melemparkan kemeja itu ke atas tubuh Yasa. Ia menarik Kaluna dan menepuk pipi sang sahabat.

" Bri,gue nggak tahu kenapa bisa gini."

Brisisa memutar matanya, memindai seluruh tempat yang ada di situ. Satu hal yang ia tangkap, dan baunya masih bisa ia kenali.

" Klara sialan, brengsek. lilin itu mengandung afrodisiak. Dia sengaja melakukan hal ini."

Kaluna menangis di pelukan sang sahabat. Apa yang ia lakuakn tadi bersama sang dosen sungguh tidak bisa terima dengan akal sehat. Bagaimana bisa ia melakukan sesuatu yang terlarang itu. Apa jadinya kalau dosen tersebut bangun.

" Bri, ini gimana bri?"

TBC

Terpopuler

Comments

Fani Indriyani

Fani Indriyani

owalah begitu toh kejadiannya,dan pasti nanti si yasa dikasih pil penghilang ingatan deh biar yasa ga inget kejadian sebenernya

2024-11-09

0

Abu Abdullah

Abu Abdullah

otak kaluna yg sempit
ini kesempatan kaluna
terus terang aja

2025-03-26

0

Yulvita Darnel

Yulvita Darnel

jadi sebenarnya bukan salah kaluna tetapi kenapa mengambil tantangan dari si Klara. akhirnya terjebak.

2024-10-31

0

lihat semua
Episodes
1 JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2 JMB 02. Selamat Datang Putraku
3 JMB 03. Pilihan Sulit
4 JMB 04. Apakah Boleh?
5 JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6 JMB 06. Opa Nangis?
7 JMB 07. Masa Lalu #1
8 JMB 08. Masa Lalu #2
9 JMB 09. Ayo Kita Cari
10 JMB 10. Cucu Kita?
11 JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12 JMB 12. Mari Buktikan
13 JMB 13. Kondisinya Memburuk
14 JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15 JMB 15. Semoga Berhasil
16 JMB 16. Keterkejutan Yasa
17 JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18 JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19 JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20 JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21 JMB 21. Gagal Healing
22 JMB 22. Kenapa Jahat
23 JMB 23. Seharusnya Begitu
24 JMB 24. Ayo Menikah!
25 JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26 JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27 JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28 JMB 28. Muncul Saingan
29 JMB 29. Titik Balik
30 JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31 JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32 JMB 32. Identitas Lain
33 JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34 JMB 34. Keputusan Besar
35 JMB 35. Takut Kehilangan
36 JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37 JMB 37. Konspirasi?
38 JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39 JMB 39. Kemana Harus Mencari
40 JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41 JMB 41. Kerusakan Terjadi
42 JMB 42. Menuju Halal
43 JMB 43. SAH!!!
44 JMB 44. Yang Tersembunyi
45 JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46 JMB 46. Bantuan Tara
47 JMB 47. Pertanyaan Tara
48 JMB 48. Grebek
49 JMB 49. Belum Tepat
50 JMB 50. Jangan-Jangan
51 JMB 51. Jadi Berita Besar
52 JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53 JMB 53. Dendam Salah Alamat
54 JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55 JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56 JMB 56. Bukan Selebritis
57 JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58 JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59 JMB 59. Pingsan
60 JMB 60. Diluar Nalar
61 JMB 61. Ide Gila
62 JMB 62. Maafkan Aku
63 JMB 63. Pembelaan Kaluna
64 JMB 64. Siapa Dalangnya
65 JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66 JMB 66. Bantuan Apa?
67 JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68 JMB 68.
69 JMB 69. Alah Paling Gimik!
70 JMB 70. Aksi Zion
71 JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72 JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73 JMB 73. Kita Hanya Teman
74 JMB 74.
75 JMB 75. Ada Sesuatu
76 JMB 76. Legowo
77 JMB 77. Ini Apa?
78 JMB 78. Maling Teriak Maling
79 JMB 79. Oleng
80 JMB 80. Tolong!
81 JMB 81. Maafkan Kami
82 JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83 JMB 83. Meringkus
84 JMB 84. Mulai Curiga
85 JMB 85. Gagal Maning
86 JMB 86. Belum Menyerah
87 JMB 87. Ngidam?
88 JMB 88. Identitas Lain
89 JMB 89. Penjelasan Tara
90 JMB 90. Niat Baik
91 JMB 91. Menemukan Yang Siap
92 JMB 92.
93 JMB 93. Saya Menerima
94 JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95 JMB 95. Mari Lakukan
96 JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97 JMB 97. Tamu Datang
98 JMB 98. Tempat Seharusnya
99 JMB 99. Takdir Indah
Episodes

Updated 99 Episodes

1
JMB 01. Apa Aku Bisa Sembuh?
2
JMB 02. Selamat Datang Putraku
3
JMB 03. Pilihan Sulit
4
JMB 04. Apakah Boleh?
5
JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat
6
JMB 06. Opa Nangis?
7
JMB 07. Masa Lalu #1
8
JMB 08. Masa Lalu #2
9
JMB 09. Ayo Kita Cari
10
JMB 10. Cucu Kita?
11
JMB 11. Jalan Pake Kaki Om, Bukan Mata
12
JMB 12. Mari Buktikan
13
JMB 13. Kondisinya Memburuk
14
JMB 14. Jangan Menangis Bunda
15
JMB 15. Semoga Berhasil
16
JMB 16. Keterkejutan Yasa
17
JMB 17. Kamu Kenapa Nak?
18
JMB 18. Mimpi Yang Terwujud
19
JMB 19. Calon Tunangan Sepupumu
20
JMB 20. Tidak Bisa Bersama, Maaf
21
JMB 21. Gagal Healing
22
JMB 22. Kenapa Jahat
23
JMB 23. Seharusnya Begitu
24
JMB 24. Ayo Menikah!
25
JMB 25. Cinta Tak Harus Memiliki
26
JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku
27
JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
28
JMB 28. Muncul Saingan
29
JMB 29. Titik Balik
30
JMB 30. Kerisauan Dua Pikiran
31
JMB 31. Kandidat Calon Mantu
32
JMB 32. Identitas Lain
33
JMB 33. Rahasia Apa Lagi?
34
JMB 34. Keputusan Besar
35
JMB 35. Takut Kehilangan
36
JMB 36. Mencari Ridho Nya Bersama
37
JMB 37. Konspirasi?
38
JMB 38. Mau Dibawa Kemana?
39
JMB 39. Kemana Harus Mencari
40
JMB 40. Pergerakan Surya aka Zion
41
JMB 41. Kerusakan Terjadi
42
JMB 42. Menuju Halal
43
JMB 43. SAH!!!
44
JMB 44. Yang Tersembunyi
45
JMB 45. Kaluna Canggung, Ciara Kesal
46
JMB 46. Bantuan Tara
47
JMB 47. Pertanyaan Tara
48
JMB 48. Grebek
49
JMB 49. Belum Tepat
50
JMB 50. Jangan-Jangan
51
JMB 51. Jadi Berita Besar
52
JMB 52. Banyak Yang Menargetkan
53
JMB 53. Dendam Salah Alamat
54
JMB 54. Malam Kedua Yang Malam Pertama
55
JMB 55. Akankah Masih Bertahan?
56
JMB 56. Bukan Selebritis
57
JMB 57. Cinderela Jadi Upik Abu
58
JMB 58. Apakah Harus Keluar?
59
JMB 59. Pingsan
60
JMB 60. Diluar Nalar
61
JMB 61. Ide Gila
62
JMB 62. Maafkan Aku
63
JMB 63. Pembelaan Kaluna
64
JMB 64. Siapa Dalangnya
65
JMB 65. Cantik Tidak Perlu Buka-Bukaan
66
JMB 66. Bantuan Apa?
67
JMB 67. Bagaimana Bisa Terjerat Ulet Bulu
68
JMB 68.
69
JMB 69. Alah Paling Gimik!
70
JMB 70. Aksi Zion
71
JMB 71. Masa Lalu Yang Belum Selesai
72
JMB 72. Aku Mencintaimu, Istriku
73
JMB 73. Kita Hanya Teman
74
JMB 74.
75
JMB 75. Ada Sesuatu
76
JMB 76. Legowo
77
JMB 77. Ini Apa?
78
JMB 78. Maling Teriak Maling
79
JMB 79. Oleng
80
JMB 80. Tolong!
81
JMB 81. Maafkan Kami
82
JMB 82. Ditolong Malah Nodong
83
JMB 83. Meringkus
84
JMB 84. Mulai Curiga
85
JMB 85. Gagal Maning
86
JMB 86. Belum Menyerah
87
JMB 87. Ngidam?
88
JMB 88. Identitas Lain
89
JMB 89. Penjelasan Tara
90
JMB 90. Niat Baik
91
JMB 91. Menemukan Yang Siap
92
JMB 92.
93
JMB 93. Saya Menerima
94
JMB 94. Apa yang Disembunyikan
95
JMB 95. Mari Lakukan
96
JMB 96. Kekhawatiran Benoit
97
JMB 97. Tamu Datang
98
JMB 98. Tempat Seharusnya
99
JMB 99. Takdir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!