Terluka!

Dua jam sebelum akad nikah Hasan di mulai.

Alkea benar-benar ingin menepati janjinya, ia bersiap dari rumah dan mengenakan pakaian yang di berikan Umma Yuna. Walau hatinya hancur, ia tidak ingin memendam kesedihan terlalu lama.

"Sempurna." Cicit Alkea saat menatap pantulan wajahnya di cermin. Sapuan make-up setipis kulit bawang semakin membuat pesona indah Alkea memancar dengan sempurna. Dan saat ia merasa telah siap secara mental, ia meninggalkan mansion Dinata sambil menenteng tas tangan di tangan kirinya.

Alkea, gadis itu mendengarkan lantunan ayat suci al-qur'an untuk menemani kesendiriannya. Ia sedang menyetir saat ia menyadari sebuah mobil yang ada di depannya di kelilingi oleh sekumpulan preman tak berguna. Itu terlihat dari cara mereka memukul mobil dan memecahkan kaca. Terlihat bengis, tak punya rasa takut dan tak punya empati terhadap sesama manusia.

Aku sangat membenci pemandangan ini. Kenapa harus hari ini, dan kenapa tidak besok saja? Batin Alkea sambil membuka pintu mobil yang ia kendarai sendiri. Di depannya, sang pemilik mobil itu keluar juga. Ia terlihat sempurna dalam balutan jas berwarna abu. Tak takut, itulah yang Alkea tangkap dari pemilik mobil itu, dan hal itu berhasil menghentikan langkah Alkea, ia akan melihat sejauh mana pria itu bisa membela dirinya dari delapan pria bertubuh jangkung yang akan menjadi lawan dadakannya.

"Apa sebaiknya aku pergi saja? Lagi pula bukan urusanku untuk melompat kedalam kekacauan ini." Ujar Alkea sembari menyandarkan kepalanya di pintu mobil. Tatapannya lurus kedepan, ia ingin tahu apa yang akan di lakukan pria muda itu selanjutnya.

"Kalian berani menghancurkan mobilku? Huh, aku sangat kesal." Ucap sang pemilik mobil, ia duduk di atas mobilnya bak pahlawan dalam flem laga China.

Alkea tersenyum, melihat raut wajah pria itu membuatnya melupakan tujuannya. Jarak mobil Alkea dan pria itu tidak terlalu jauh hingga ia bisa mendengar dan melihat dengan jelas pemandangan menakutkan di depannya saat ini.

"Apa kalian tahu binatang apa yang paling ku benci? CI-CA-K." Ujar pria itu lagi sembari mengipas wajah dengan tangan kanannya.

"Aku sangat membenci cicak sebesar aku membenci kalian. Jadi, pergilah." Pria itu menggerakkan kakinya hingga hampir mengenai wajah salah satu anggota geng itu, sekumpulan pria di depannya terlihat murka dengan mata menyala.

"Aku hanya memperingatkan kalian, karena jika tanganku yang mulai bermain, aku tidak tahu siapa yang akan ku patahkan tulangnya."

"Tidak buruk." Ucap Alkea sambil menggelengkan kepala. Senyumnya seolah menghilang saat pria itu melompat dari atas mobil dan mulai menyerang lawannya. Ia bertarung seperti pegulat, gerakan tangan dan kakinya sangat lihai. Pria itu sepertinya bukan pemain pemula.

Sepuluh menit berlalu sejak pertarungan tak berimbang itu di mulai. Banyaknya lawan yang harus di hadapi membuat pria itu terlihat kewalahan. Tak ada pilihan, Alkea terpaksa harus keluar dari sarangnya dan membantu pria menyedihkan itu.

"Hai kalian..." Alkea berteriak dengan suara lantang, membuat semua mata tertuju padanya.

Senyuman kedelapan pria itu terasa mencekik Alkea, bagaimana bisa mereka meremehkan Alkea saat mereka sendiri tidak tahu kekuatan lawannya. Alkea merinding, ia ingin melayangkan tinjunya. Berani sekali sampah seperti mereka meremehkan seorang Fatimah Az-zahra Alkea Nisa De Lucca.

"Kalian meremehkanku, lihat saja nanti, aku akan mematahkan rahang kalian." Gerutu Alkea sembari mempercepat langkah kakinya.

"Aku tidak tahu masalah kalian dengan pria itu? Yang ku tahu, kalian mengganggu jalanku." Ujar Alkea dengan amarah yang mulai memenuhi pori-pori tubuhnya.

"Hay nona, tempatmu hanya di dapur untuk memotong bawang dan sayur, pergi dari sini dan jangan campuri urusan kami." Sentak ketua geng itu. Telinga, hidung dan alisnya di tindik, kedua lengannya penuh dengan tato. Entah kenapa ia melakukan kekacauan ini? Apa untuk menakuti orang? Alkea tidak habis pikir, kenapa ada manusia di semesta memutuskan menjadi pengikut Setan?

Memotong sayur! Cihh... kalian membuatku jengkel. Batin Alkea sembari mengayunkan kaki jenjangnya. Kaki jenjang Alkea berhasil menghantam wajah pria itu, rasanya Alkea ingin tertawa lepas setelah melihat ketua geng itu tersungkur dan kepalanya membentur bahu jalan. Entah kenapa jalan yang biasanya ramai di lewati banyak kendaraan tiba-tiba saja sepi dan terasa angker.

"Apa kalian ingin mencoba tendanganku? Kami, kaum wanita tidak hanya bisa memotong bawang, tapi kami juga bisa mematahkan lengan pria tidak berguna seperti kalian." Alkea menyebikkan bibir tipisnya. Ia kembali mengambil ancang-ancang, kali ini tangannya yang bergerak cepat, ia memukul perut lawahnya kemudian melayangkan pukulan di hidung pria kedua. Darah segar mulai keluar dari hidung pria bengis itu. Ia tersungkur dengan rasa sakit tak tertahankan.

"Jika kalian tidak bisa menahan rasa sakit, lalu kenapa kalian menebar penyakit?" Sentak Alkea dengan mata merah menyala.

"Kalian menakuti orang lain seolah dunia hanya milik kalian saja, jika kalian kesakitan, maka orang yang lebih lemah dari kalian pasti merasakan sakit yang jauh lebih besar.

Apa otak yang Tuhan berikan hanya kalian gunakan sebagai pajangan? Kenapa hal sesederhana ini tidak bisa kalian pahami?" Alkea melampiaskan amarahnya, sebelumnya ia tidak pernah menyakiti siapa pun. Namun kali ini berbeda, ia ingin membuat ketiga pria yang masih berdiri di depannya menjadi remahan-remahan rempeyek.

"Uuu... ku pikir kau hanya kelinci manis, tapi ternyata kau singa betina yang siap menerkam mangsanya." Pria yang tidak Alkea ketahui namanya itu memamerkan senyuman tipis, sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.

"Terima kasih." Sambungnya lagi, kali ini ia memperlihatkan susunan gigi rapi nan putih miliknya. Ia tampan, Alkea yakin pesonanya sanggup melumpuhkan gadis manapun kecuali Alkea, karena hati Alkea terlajur hanya untuk Hasan saja.

"Tidak perlu berterima kasih, kewajibanku membatu siapa pun yang berada dalam kesulitan." Balas Alkea dengan suara datar.

"Ngomong-ngomong, apa nona cantik baru pulang dari pesta? Pakaian yang nona gunakan tidak cocok dengan adegan yang sedang kita lewati saat ini."

"Adegan?" Alkea mengulangi satu kata itu, ia tersenyum sembari menoleh ke arah pria rupawan yang berdiri di sampingnya.

Cess!

Dada pria itu berdebar, seolah jantungnya akan loncat keluar. Tatapan matanya beradu dengan netra teduh Alkea, ia terpesona, ia tergoda. Mungkinkah ini yang di namakan cinta pandangan pertama? Awalnya, pria itu menganggap cinta pada pandangan pertama hanya berlaku pada pecundang tak punya pekerjaan. Namun sekarang ia sendiri menghilang entah kemana, ia bahkan lupa sedang berada di medan pertempuran. Tatapan matanya hanya tertuju pada Alkea saja.

Sementara Alkea yang di tatap hanya bisa mengerutkan keningnya, ia tak mengerti, di tatap oleh pria asing membuatnya tak nyaman, tadinya ia ingin protes, namun netranya menangkap kearah salah satu gengster yang berdiri tak jauh darinya. Netra Alkea membulat, ia terkejut, ia pikir semuanya sudah berakhir dan tinggal menunggu polisi datang, namun semuanya tak sesuai dengan prediksi Alkea.

"Awasss!" Alkea berteriak, ia mencoba mengingatkan pria asing itu dengan cara menariknya.

Takdir baik dan buruk telah tertulis di lauh mahfudz, bahagia dan derita pun telah di tentukan kapan dan di mana akan terjadi, sama seperti hari ini, Alkea tidak bisa menghindari takdirnya.

Dorrr!

Alkea terpelanting, kepalanya membentur trotoar. Darah segar yang bersumber dari lengannya mulai membasahi gamis hijau yang ia kenakan. Tatapan mata yang tadinya setajam belati kini berubah sayu.

"Aku akan membunuhmu..." Pria yang di tolong Alkea berteriak sambil berlari, ia melayangkan tendangan untuk terakhir kalinya sebelum polisi benar-benar datang.

Wa 'indahụ mafātiḥul-gaibi lā ya'lamuhā illā huw, wa ya'lamu mā fil-barri wal-baḥr, wa mā tasquṭu miw waraqatin illā ya'lamuhā wa lā ḥabbatin fī ẓulumātil-arḍi wa lā raṭbiw wa lā yābisin illā fī kitābim mubīn (Al-an'am 59)

Artinya: Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"

Ya Rabb, aku pasrahkan hidupku hanya kepadamu. Tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan kau juga mengetahuinya, dan apa yang menimpaku hari ini tak luput dari pengetahuanmu, aku pasrah, dan aku ridho. Jika hari ini akhir dari kisahku, aku mohon jagalah Umma dan Baba untukku. Lailahaillahlah... Batin Alkea sebelum ia benar-benar menutup mata.

...***...

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

tiba" action,,, duch moga Alkea selamat dan siapa pria yg di tolong Alkea 🤭🤔🤔

2023-12-22

0

Sulati Cus

Sulati Cus

berharap Alkea amnesia jd g ada lg hasan di ingatan nya😂

2023-08-08

0

lihat semua
Episodes
1 Alkea Nisa De Lucca
2 Setia! (Alkea)
3 Bukan Hasan Yang Ku Kenal (Alkea)
4 Ingin Move on? (Alkea)
5 Amarah Hasan!
6 Pesan Pengusik Jiwa (Alkea)
7 Perdebatan (Hasan&Alkea)
8 Pelukan Umma Yuna
9 Ingin Melepasmu (Alkea)
10 Memikirkan Alkea (Hasan)
11 Mengabaikan Rasa (Hasan)
12 Ciuman Perdana
13 Kemarahan Alkea
14 Di Hotel
15 Terluka!
16 Kabar Buruk!
17 Rumah Sakit
18 Rumah Sakit (Part2)
19 Mengungkapkan Perasaan (Hasan)
20 Mendapat Izin?
21 Pernikahan Kilat
22 Sah!
23 Rencana Balas Dendam (Dira)
24 Cuek (Alkea)
25 Pulang
26 Kediaman Dinata.
27 Kediaman Dinata (Part2)
28 Ingin Mengakhiri Pernikahan (Alkea)
29 Tamu Tak Di Undang
30 Ungkapan perasaan (Alkea)
31 Kesedihan Alkea
32 Tegang (Alkea)
33 Terbuai (Alkea)
34 Ungkapan perasaan (Hasan)
35 Kediaman Abimanyu
36 Pernikahan Rahasia!
37 Patah Hati (Dimas)
38 Di Kantor Hasan (Dira)
39 Bertemu Dira (Hasan)
40 Cinta Buta
41 Terkejut (Alkea)
42 Tak ingin Pulang (Hasan)
43 Kedekatan (Hasan&Alkea)
44 Berusaha Jujur (Hasan)
45 Berusaha Jujur (Part2)
46 Melepas Umma Yuna Dan Baba Zain (Alkea)
47 Berdebat
48 Berdebat (Part2)
49 Gara-gara Maryam
50 Titipan Umma Yuna
51 Cinta Yang Tak Berubah
52 Mahar Dri Hasan
53 Cincin Berlian
54 Menanti Malam Tiba!
55 Kejutan Besar?
56 Tak Sadarkan Diri (Alkea)
57 Terlalu Sakit!
58 Berusaha Untuk Melepaskan!
59 Ingin Bekerja (Alkea)
60 Di Dapur!
61 Melamar pekerjaan! (Alkea)
62 Antusias (Denan)
63 Tak Ingin Bertemu Mantan (Hasan)
64 Menanti Hasan (Alkea)
65 Salah Paham!
66 Terlambat
67 Calon Musuh
68 Kemarahan Denan
69 Curhatan Hasan
70 Siapa Pria Itu? (Hasan)
71 Menculik Alkea! (Hasan)
72 Sempurna!
73 Surga Cinta!
74 Bertemu Musuh!
75 Bertemu Musuh! (Part2)
76 Dalam Bahaya (Alkea)
77 Ngamuk (Hasan)
78 Di Abaikan!
79 Di Abaikan (Part2)
80 Kehangatan Ini!
81 Bersamamu!
82 Nasihat Untuk Maryam!
83 Patah Hati! (Denan)
84 Pertanda Apa Ini?
85 Klab Malam!
86 Tak Sadarkan Diri!
87 Khawatir! (Hasan)
88 Berita Pagi!
89 Kecewa! (Alkea)
90 Kedatangan Dua Cicak!
91 Semua Untuk Alkea!
92 Rencana Pembalasan! (Hasan)
93 Iblis Berbentuk Manusia!
94 Ingin Meminta Maaf (Hasan)
95 Lega! (Hasan)
96 Rindu!
97 Private Number!
98 Siaran Langsung!
99 Anak Nakal (Hasan)
100 Aku Rindu!
101 Mengunjungi Dira! (Alkea)
102 Kecelakaan?
103 Terlibat Masalah! (Alkea)
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Alkea Nisa De Lucca
2
Setia! (Alkea)
3
Bukan Hasan Yang Ku Kenal (Alkea)
4
Ingin Move on? (Alkea)
5
Amarah Hasan!
6
Pesan Pengusik Jiwa (Alkea)
7
Perdebatan (Hasan&Alkea)
8
Pelukan Umma Yuna
9
Ingin Melepasmu (Alkea)
10
Memikirkan Alkea (Hasan)
11
Mengabaikan Rasa (Hasan)
12
Ciuman Perdana
13
Kemarahan Alkea
14
Di Hotel
15
Terluka!
16
Kabar Buruk!
17
Rumah Sakit
18
Rumah Sakit (Part2)
19
Mengungkapkan Perasaan (Hasan)
20
Mendapat Izin?
21
Pernikahan Kilat
22
Sah!
23
Rencana Balas Dendam (Dira)
24
Cuek (Alkea)
25
Pulang
26
Kediaman Dinata.
27
Kediaman Dinata (Part2)
28
Ingin Mengakhiri Pernikahan (Alkea)
29
Tamu Tak Di Undang
30
Ungkapan perasaan (Alkea)
31
Kesedihan Alkea
32
Tegang (Alkea)
33
Terbuai (Alkea)
34
Ungkapan perasaan (Hasan)
35
Kediaman Abimanyu
36
Pernikahan Rahasia!
37
Patah Hati (Dimas)
38
Di Kantor Hasan (Dira)
39
Bertemu Dira (Hasan)
40
Cinta Buta
41
Terkejut (Alkea)
42
Tak ingin Pulang (Hasan)
43
Kedekatan (Hasan&Alkea)
44
Berusaha Jujur (Hasan)
45
Berusaha Jujur (Part2)
46
Melepas Umma Yuna Dan Baba Zain (Alkea)
47
Berdebat
48
Berdebat (Part2)
49
Gara-gara Maryam
50
Titipan Umma Yuna
51
Cinta Yang Tak Berubah
52
Mahar Dri Hasan
53
Cincin Berlian
54
Menanti Malam Tiba!
55
Kejutan Besar?
56
Tak Sadarkan Diri (Alkea)
57
Terlalu Sakit!
58
Berusaha Untuk Melepaskan!
59
Ingin Bekerja (Alkea)
60
Di Dapur!
61
Melamar pekerjaan! (Alkea)
62
Antusias (Denan)
63
Tak Ingin Bertemu Mantan (Hasan)
64
Menanti Hasan (Alkea)
65
Salah Paham!
66
Terlambat
67
Calon Musuh
68
Kemarahan Denan
69
Curhatan Hasan
70
Siapa Pria Itu? (Hasan)
71
Menculik Alkea! (Hasan)
72
Sempurna!
73
Surga Cinta!
74
Bertemu Musuh!
75
Bertemu Musuh! (Part2)
76
Dalam Bahaya (Alkea)
77
Ngamuk (Hasan)
78
Di Abaikan!
79
Di Abaikan (Part2)
80
Kehangatan Ini!
81
Bersamamu!
82
Nasihat Untuk Maryam!
83
Patah Hati! (Denan)
84
Pertanda Apa Ini?
85
Klab Malam!
86
Tak Sadarkan Diri!
87
Khawatir! (Hasan)
88
Berita Pagi!
89
Kecewa! (Alkea)
90
Kedatangan Dua Cicak!
91
Semua Untuk Alkea!
92
Rencana Pembalasan! (Hasan)
93
Iblis Berbentuk Manusia!
94
Ingin Meminta Maaf (Hasan)
95
Lega! (Hasan)
96
Rindu!
97
Private Number!
98
Siaran Langsung!
99
Anak Nakal (Hasan)
100
Aku Rindu!
101
Mengunjungi Dira! (Alkea)
102
Kecelakaan?
103
Terlibat Masalah! (Alkea)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!