Mengungkapkan Perasaan (Hasan)

"Izin? Izin apa maksudmu?" Umma Yuna bicara dengan ketus. Untuk pertama kalinya ia melampiaskan amarahnya pada Hasan.

"Aku ingin menikahi putri Tante dan Om Zain, aku ingin menjadikan Alkea sebagai milikku. Aku mohon, izinkan aku melakukan itu." Hasan menangkupkan kedua tangan di depan dada, tak ia sangka reaksi Umma Yuna akan membuatnya terluka.

Untuk sesaat, Umma Yuna diam sembari menatap Hasan dengan tatapan tajam. Keningnya berkerut, ia benar-benar tak menyangka akan mendengar ucapan sepontan keponakannya itu.

Menikahkan putrinya, Umma Yuna tidak akan pernah mudah untuk mengatakan iya. Terlebih putrinya terlanjur terluka oleh penolakan Hasan yang selama ini membebaninya.

"Apa kau pikir Tante akan mengatakan iya? Tidak akan." Celoteh Umma Yuna, ia menunjuk Hasan seolah sedang bicara dengan musuh lamanya.

"Kau tahu putriku mencintaimu sudah sejak lama, namun kau terus saja mengabaikannya. Kau pikir Tante akan mudah untuk mengatakan iya setelah mengetahui apa yang dia lewati selama ini? Kau membuatku takut, Hasan. Tante merinding berada di dekatmu." Umma Yuna bangun dari duduknya, ia menatap wajah pucat Alkea dari balik daun pintu kaca.

Wajah Alkea terlihat bengkak, maklum saja, kepalanya sempat membentur trotoar dan sedikit melukai pipi bagian kirinya.

"Jika kau mengatakan itu tepat sebelum peristiwa ini terjadi, Tante pasti akan menjadi orang yang paling bahagia.

Tapi sekarang tidak lagi, Tante tidak ingin mengikatmu dengan Alkea. Karena Tante tidak bisa jamin kau akan membahagiakannya." Keluh Umma Yuna dengan mata yang masih basah, ia kembali menatap Hasan dengan tatapan tak percaya. Tak percaya kalau keponakannya itu bisa membuat Alkea-nya bahagia.

"Tante, tolong. Tolong berikan izinmu, aku janji aku akan membuat Alkea..."

"Menderita!" Potong Umma Yuna ketus, ia menepis tangan Hasan yang saat ini menggenggam jemarinya.

"Maafkan Tante Hasan, Tante tidak percaya lagi padamu. Bagaimana Tante bisa mempercayaimu dalam waktu sesingkat ini?

Tante akan membawa Alkea pergi begitu ia kembali siuman. Jadi, lebih baik kau kembali pada..." Belum selesai ucapan Umma Yuna, calon pengantin batal Hasan datang kerumah sakit bersama kedua orang tuanya. Wajah yang tadinya cantik dan di penuhi senyuman kini berubah kelam dan di penuhi amarah membuncah.

Di tinggalkan di depan penghulu hanya untuk mengejar wanita lain, apa lagi yang lebih buruk dari ini? Pantaskah Dira marah dan menghukum semua orang yang terlibat dalam masalah ini? Sungguh, amarah Dira akan meledak, ia ingin menghajar Hasan yang telah mempermainkannya. Lebih dari pada ingin menghajar Hasan, ia ingin menghancurkan sosok yang selama ini membuatnya tidak aman, siapa lagi kalau bukan sepupu menyebalkan kekasihnya, Alkea.

"Sayang, kenapa kau di sini? Bukankah kita akan menikah? Ayo, kita harus pergi! Penghulu sedang menantimu." Cicit Dira begitu ia berdiri di depan Hasan.

Semua mata menatap Dira dengan tatapan tak percaya, gadis itu bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Ia merangkul Hasan sangat erat membuat Umma Yuna kembali merasakan kesal.

"Sayang, aku tahu kau tidak pernah bilang kalau kau mencintaiku. Maka sekarang buktikan, kita harus kembali ke hotel, kita akan bersumpah untuk sehidup semati di sana." Cicit Dira lagi sambil menatap Hasan dengan tatapan penuh harap. Ia sangat mencintai Hasan-nya, jika ia sampai berpisah, ia akan tiada dalam cinta tak terbalas.

Untuk sesaat, Hasan kembali menatap Umma Yuna yang saat ini berdiri di samping Baba Zain, ia tidak ingin Tantenya salah paham kemudian menjauhkan Alkea darinya, memikirkan jauh dari Alkea membuat Hasan hilang akal, entah sejak kapan ia berpikir Alkea penting baginya, padahal selama ini ia selalu bertingkah kasar pada sepupunya itu. Dan tanpa berpikir dua kali, ia selalu mendorong Alkea untuk menjauh darinya. Apa seperti ini yang di rasakan Alkea saat ia berusaha mengabaikannya? Kosong dan hampa, dua hal itu memenuhi Hasan Dinata, dan kehadiran Dira di depannya membuatnya merasakan sesak.

"Ayo, sayang. Kita harus..." Dira menarik lengan Hasan, namun dengan kasar Hasan menghempaskan tangan wanita itu.

Dira tertegun, tanpa berucap sepatah kata pun ia menyandarkan tubuh lemahnya pada tubuh jangkung yang berdiri di sampingnya, yakni Papanya, Pak Handoko. Penolakan singkat Hasan berhasil membuatnya merasa seolah dirinya tak berarti lagi.

"Aku tidak akan kembali ke sana. Aku juga tidak ingin bersamamu, pergilah." Ujar Hasan tanpa rasa kasihan. Ia menatap Dira dengan tatapan tajam, tak sedetik pun ia mengedipkan mata sebagai bentuk penyesalannya.

"Kau keterlaluan." Sentak Dira penuh amarah. Ia mencengkram kedua lengan kekar Hasan, dan mata bulatnya kembali basah.

"Kau yang datang padaku, bukan berarti kau bisa pergi semudah itu. Apa demi wanita itu kau ingin meninggalkanku? Kenapa dia tidak mati saja!" Dira berteriak dengan suara lantang, membuat semua orang terkejut karena ulahnya.

"Aku tidak akan..."

Plakk!

Ucapan Dira tertahan di tenggorokannya saat sebuah tamparan melayang di wajah mulus penuh make- up miliknya. Kali ini giliran semua orang yang terkejut melihat sikap sepontan Umma Yuna, Pak Handoko yang tidak terima putrinya di sakiti tampak murka. Ia ingin membalas perlakuan Umma Yuna namun secepat kilat Baba Zain menangkap tangannya.

"How dare you? I kill you." Baba Zain mendorong Pak Handoko hingga tubuh pria paruh baya itu membentur kokohnya dinding rumah sakit. Seharusnya ia tidak melayangkan tangannya pada Umma Yuna, maka amarah Baba Zain pun tidak akan bangkit.

Mengetahui papanya hampir terjatuh membuat Dira mengurungkan niatnya membalas tamparan Umma Yuna.

"Menjauh dari keluargaku, wanita sepertimu tidak layak untuk siapapun." Umma Yuna menunjuk wajah penuh amarah milik Dira Handoko. Gadis payah itu tak akan bisa melakukan apapun, ucapannya memang sepahit empedu dan dia berhak mengatakan apa pun yang di inginkan hatinya, karena Umma Yuna masih bisa melihat luka di matanya, namun bukan berarti ia bisa mengucapkan kata-kata buruk tentang Alkea.

"Aku bisa memahami luka hatimu, namun bukan berarti kau bisa mendoakan buruk putriku. Sama seperti kau berharga untuk orang tuamu, maka putriku pun berharga untukku. Kau bilang kenapa putriku tidak mati saja? Kenapa bukan kau saja yang ke neraka!" Umma Yuna kembali meneriaki Dira, tak ada rasa takut di dalam hati seorang ibu yang anaknya terlanjur terluka.

Simpati?

Tak ada lagi simpati untuk Dira dari Umma Yuna, ia terlanjur kecewa saat wanita itu mengatakan kata-kata buruk untuk Alkea-nya.

Alkea yang malang, ia bahkan tidak bisa melihat perjuangan Umma Yuna untuk membelanya. Seandainya ia bisa melihat segalanya, ia akan menangis di pangkuan Umma Yuna sembari berterima kasih untuk setiap kasih sayang yang ia terima.

"Dira, pergilah. Tante mohon, jangan buat keributan di sini." Ummi Raina yang sejak tadi diam mulai membuka suara, ia juga kasihan pada Dira namun tak ada yang bisa ia lakukan selain meminta gadis itu untuk pergi. Hasan sangat keras kepala, jika anak itu sudah mengatakan tidak, maka hasilnya akan tetap tidak. Ummi Raina tahu itu karena itulah ia meminta Dira untuk pergi, pernikahan ini memang seharusnya tidak terjadi. Sikap Hasan yang terlalu terburu-buru membuat Ummi Raina sangat marah padanya. Entah untuk apa Hasan melakukan semua ini, Ummi Raina benar-benar tidak bisa memahami keadaan ini.

"Wah... bagus sekali Nyonya Raina, putramu yang salah namun kau menyalahkan putriku. Apa aku harus memberimu penghargaan sebagai aktris terbaik karena membesarkan putra yang tak lebih dari sekedar pecundang?" Nyonya Handoko yang sejak tadi menarik suaminya untuk pergi malah ikut nimbrung dalam perdebatan ini.

"Dira adalah putriku, tak seorang pun yang berhak menghinanya. Namun tindakan putramu yang meninggalkan putriku begitu saja untuk wanita yang tidak jelas, benar-benar membuatku murka."

"Wanita tidak jelas? Dia Alkea dan aku sangat mencintainya!" Hasan mengabarkan beritanya hingga dinding-dinding rumah sakit pun bergetar karenanya. Cinta? Sejak kapan perasaan itu muncul hingga Hasan dengan berani mengumumkan isi hatinya.

Ummi Raina tersenyum, ia bahagia mendengar pengakuan putranya. Sementara Baba Zain, Abbi Shawn dan Umma Yuna, ketiga orang itu menatap Hasan dengan dengan tatapan tak percaya.

...***...

Terpopuler

Comments

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

ahirnya Hasan sadar juga, orang modelan Hasan sekali ngomong langsung skak mat

2024-01-04

0

Rita Riau

Rita Riau

sudah begini baru bilang cinta,,, selama ini kemana saja woyyy,,,
itu lah yg namanya manusia

2023-12-22

0

lihat semua
Episodes
1 Alkea Nisa De Lucca
2 Setia! (Alkea)
3 Bukan Hasan Yang Ku Kenal (Alkea)
4 Ingin Move on? (Alkea)
5 Amarah Hasan!
6 Pesan Pengusik Jiwa (Alkea)
7 Perdebatan (Hasan&Alkea)
8 Pelukan Umma Yuna
9 Ingin Melepasmu (Alkea)
10 Memikirkan Alkea (Hasan)
11 Mengabaikan Rasa (Hasan)
12 Ciuman Perdana
13 Kemarahan Alkea
14 Di Hotel
15 Terluka!
16 Kabar Buruk!
17 Rumah Sakit
18 Rumah Sakit (Part2)
19 Mengungkapkan Perasaan (Hasan)
20 Mendapat Izin?
21 Pernikahan Kilat
22 Sah!
23 Rencana Balas Dendam (Dira)
24 Cuek (Alkea)
25 Pulang
26 Kediaman Dinata.
27 Kediaman Dinata (Part2)
28 Ingin Mengakhiri Pernikahan (Alkea)
29 Tamu Tak Di Undang
30 Ungkapan perasaan (Alkea)
31 Kesedihan Alkea
32 Tegang (Alkea)
33 Terbuai (Alkea)
34 Ungkapan perasaan (Hasan)
35 Kediaman Abimanyu
36 Pernikahan Rahasia!
37 Patah Hati (Dimas)
38 Di Kantor Hasan (Dira)
39 Bertemu Dira (Hasan)
40 Cinta Buta
41 Terkejut (Alkea)
42 Tak ingin Pulang (Hasan)
43 Kedekatan (Hasan&Alkea)
44 Berusaha Jujur (Hasan)
45 Berusaha Jujur (Part2)
46 Melepas Umma Yuna Dan Baba Zain (Alkea)
47 Berdebat
48 Berdebat (Part2)
49 Gara-gara Maryam
50 Titipan Umma Yuna
51 Cinta Yang Tak Berubah
52 Mahar Dri Hasan
53 Cincin Berlian
54 Menanti Malam Tiba!
55 Kejutan Besar?
56 Tak Sadarkan Diri (Alkea)
57 Terlalu Sakit!
58 Berusaha Untuk Melepaskan!
59 Ingin Bekerja (Alkea)
60 Di Dapur!
61 Melamar pekerjaan! (Alkea)
62 Antusias (Denan)
63 Tak Ingin Bertemu Mantan (Hasan)
64 Menanti Hasan (Alkea)
65 Salah Paham!
66 Terlambat
67 Calon Musuh
68 Kemarahan Denan
69 Curhatan Hasan
70 Siapa Pria Itu? (Hasan)
71 Menculik Alkea! (Hasan)
72 Sempurna!
73 Surga Cinta!
74 Bertemu Musuh!
75 Bertemu Musuh! (Part2)
76 Dalam Bahaya (Alkea)
77 Ngamuk (Hasan)
78 Di Abaikan!
79 Di Abaikan (Part2)
80 Kehangatan Ini!
81 Bersamamu!
82 Nasihat Untuk Maryam!
83 Patah Hati! (Denan)
84 Pertanda Apa Ini?
85 Klab Malam!
86 Tak Sadarkan Diri!
87 Khawatir! (Hasan)
88 Berita Pagi!
89 Kecewa! (Alkea)
90 Kedatangan Dua Cicak!
91 Semua Untuk Alkea!
92 Rencana Pembalasan! (Hasan)
93 Iblis Berbentuk Manusia!
94 Ingin Meminta Maaf (Hasan)
95 Lega! (Hasan)
96 Rindu!
97 Private Number!
98 Siaran Langsung!
99 Anak Nakal (Hasan)
100 Aku Rindu!
101 Mengunjungi Dira! (Alkea)
102 Kecelakaan?
103 Terlibat Masalah! (Alkea)
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Alkea Nisa De Lucca
2
Setia! (Alkea)
3
Bukan Hasan Yang Ku Kenal (Alkea)
4
Ingin Move on? (Alkea)
5
Amarah Hasan!
6
Pesan Pengusik Jiwa (Alkea)
7
Perdebatan (Hasan&Alkea)
8
Pelukan Umma Yuna
9
Ingin Melepasmu (Alkea)
10
Memikirkan Alkea (Hasan)
11
Mengabaikan Rasa (Hasan)
12
Ciuman Perdana
13
Kemarahan Alkea
14
Di Hotel
15
Terluka!
16
Kabar Buruk!
17
Rumah Sakit
18
Rumah Sakit (Part2)
19
Mengungkapkan Perasaan (Hasan)
20
Mendapat Izin?
21
Pernikahan Kilat
22
Sah!
23
Rencana Balas Dendam (Dira)
24
Cuek (Alkea)
25
Pulang
26
Kediaman Dinata.
27
Kediaman Dinata (Part2)
28
Ingin Mengakhiri Pernikahan (Alkea)
29
Tamu Tak Di Undang
30
Ungkapan perasaan (Alkea)
31
Kesedihan Alkea
32
Tegang (Alkea)
33
Terbuai (Alkea)
34
Ungkapan perasaan (Hasan)
35
Kediaman Abimanyu
36
Pernikahan Rahasia!
37
Patah Hati (Dimas)
38
Di Kantor Hasan (Dira)
39
Bertemu Dira (Hasan)
40
Cinta Buta
41
Terkejut (Alkea)
42
Tak ingin Pulang (Hasan)
43
Kedekatan (Hasan&Alkea)
44
Berusaha Jujur (Hasan)
45
Berusaha Jujur (Part2)
46
Melepas Umma Yuna Dan Baba Zain (Alkea)
47
Berdebat
48
Berdebat (Part2)
49
Gara-gara Maryam
50
Titipan Umma Yuna
51
Cinta Yang Tak Berubah
52
Mahar Dri Hasan
53
Cincin Berlian
54
Menanti Malam Tiba!
55
Kejutan Besar?
56
Tak Sadarkan Diri (Alkea)
57
Terlalu Sakit!
58
Berusaha Untuk Melepaskan!
59
Ingin Bekerja (Alkea)
60
Di Dapur!
61
Melamar pekerjaan! (Alkea)
62
Antusias (Denan)
63
Tak Ingin Bertemu Mantan (Hasan)
64
Menanti Hasan (Alkea)
65
Salah Paham!
66
Terlambat
67
Calon Musuh
68
Kemarahan Denan
69
Curhatan Hasan
70
Siapa Pria Itu? (Hasan)
71
Menculik Alkea! (Hasan)
72
Sempurna!
73
Surga Cinta!
74
Bertemu Musuh!
75
Bertemu Musuh! (Part2)
76
Dalam Bahaya (Alkea)
77
Ngamuk (Hasan)
78
Di Abaikan!
79
Di Abaikan (Part2)
80
Kehangatan Ini!
81
Bersamamu!
82
Nasihat Untuk Maryam!
83
Patah Hati! (Denan)
84
Pertanda Apa Ini?
85
Klab Malam!
86
Tak Sadarkan Diri!
87
Khawatir! (Hasan)
88
Berita Pagi!
89
Kecewa! (Alkea)
90
Kedatangan Dua Cicak!
91
Semua Untuk Alkea!
92
Rencana Pembalasan! (Hasan)
93
Iblis Berbentuk Manusia!
94
Ingin Meminta Maaf (Hasan)
95
Lega! (Hasan)
96
Rindu!
97
Private Number!
98
Siaran Langsung!
99
Anak Nakal (Hasan)
100
Aku Rindu!
101
Mengunjungi Dira! (Alkea)
102
Kecelakaan?
103
Terlibat Masalah! (Alkea)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!