Mengabaikan Rasa (Hasan)

Hasan menatap arlogi yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, ia masuk kedalam rumah sembari memijit pelipisnya. Hari ini cukup berat, pekerjaan yang tidak ada habisnya di tambah dengan Hasan merasa ada yang hilang dari hidupnya. Apakah itu? Hasan yang bodoh, ia bahkan tidak tahu jawabannya.

"Sayang, kau kembali?" Ummi Raina bertanya pada Hasan yang baru saja menginjakkan kaki di rumah besar kediaman Dinata.

"Iya, Mi." Balas Hasan sembari berjalan mendekati Ummi Raina yang berdiri di dekat meja makan, ada juga Umma Yuna di sana, wanita paruh baya itu sedang bicara dengan keluarga Baba Zain yang ada di Thailand.

"Kenapa wajah tampan putra Ummi terlihat tak bersemangat? Ini bukan wajah calon pengantin." Celoteh Ummi Raina sembari mencubit hidung bangir Hasan.

Hasan yang di perlakukan seperti anak kecil hanya bisa tersenyum tipis.

"Umma, berikan aku obat. Kepalaku rasanya mau pecah."

Belum sempat Hasan menjawab pertanyaan Ummi Raina, mendengar ucapan Alkea membuatnya bersemangat kembali. Seharian tanpa gangguan dari gadis sebening embun itu membuatnya merasa kurang spesial.

"Sayang, kau sakit kepala? Sejak kapan? Kenapa tidak mengatakannya sejak awal, jika Umma tahu, Umma akan kekamarmu." Umma Yuna mengelus kepala Alkea, wajah cantik itu terlihat pucat, tanpa Alkea sadari Hasan sedang memperhatikannya.

"Aku baik-baik saja, Umma. Aku hanya kelelahan." Aku Alkea, sebenarnya mengetahui Hasan akan menikah dengan wanita lain membuat nyawanya seolah berkurang setengahnya, ia tertekan. Alkea yang malang, tidak ada yang bisa ia lakukan selain memaksakan diri untuk terlihat baik-baik saja.

"Sayang, kenapa kau memberitahukan kami sekarang? Kau pasti kesakitan." Ummi Raina sama khawatirnya dengan Umma Yuna, ia berjalan mendekati Alkea, tangan kirinya menenteng kotak obat.

Cess!

Dada Alkea kembali berdebar, tanpa sengaja tatapannya beradu dengan Hasan yang berdiri di belakang Ummi Raina.

"Ini hanya migrain biasa Ummi, akan baik-baik saja setelah aku beristirahat sebentar." Cicit Alkea sembari duduk di kursi dekat Umma Yuna, ia sengaja duduk membelakangi Hasan. Alkea berusaha keras untuk menghindari Hasan agar pria itu tidak lagi menjadi kebiasaannya. Ternyata tidak mudah baginya untuk tidak mengirimi Hasan pesan cinta, namun tetap saja ia berusaha keras melewati hari ini walau hari ini terasa

mencekiknya.

"Aku akan meminum obatnya, setelah itu aku akan kembali kekamar." Alkea menerima obat yang di berikan Ummi Raina.

"Sayang, kau yakin akan meminum obatnya? Biasanya kau tidak suka karena rasanya pahit."

"Yuna, putrimu sudah besar." Timpal Ummi Raina.

"Apa yang di katakan Ummi benar, Umma. Ini hanya masalah kecil. Lagi pula, aku harus terbiasa melakukan hal yang belum pernah ku lakukan sebelumnya. Aku juga harus belajar membiasakan diri untuk melupakan hal yang harus ku lupakan." Alkea berucap masih dalam keadaan membelakangi Hasan. Ia terlalu malas menatap pria itu, jangan sampai ia goyah setelah berusaha keras menahan diri untuk tidak berhambur kedalam pelukan pria itu.

Glek.

Hasan menelan Saliva, ia merinding mendengar ucapan Alkea. Ada perasaan tidak suka saat gadis itu memutuskan untuk melupakannya.

"Apa kau menyindirku?" Tanya Hasan dengan ucapan ketusnya. Tidak ada tanggapan dari Alkea selain melambaikan tangan tanda mengabaikannya.

"Umma, aku akan kembali kekamar. Aku akan beristirahan sebentar." Ucap Alkea pelan, ia memeluk Umma Yuna dan Ummi Raina secara bergantian, setelah itu ia melangkah ke arah tangga masih dalam keadaan mengabaikan Hasan.

Rindu, itulah yang di rasakan Alkea. Ia ingin memuaskan matanya untuk menatap pria yang selalu mencuri setiap malamnya, sayangnya ia tidak bisa melakukan itu mengingat Hasan akan mengikat janji dengan wanita yang di cintainya besok sore.

"Yaa... aku bicara denganmu? Apa kau tidak mendengarku?" Hasan berteriak, ia mengikuti langkah Alkea dari belakang, menaiki anak tangga secara perlahan.

"Yuna, takdir apa yang di siapkan Tuhan untuk anak-anak kita? Aku tahu Alkea terluka, dan buruknya aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tidak bisa memaksakan kehendakku pada Hasan, karena bagiku bahagianya adalah segalanya." Ujar Ummi Raina, wanita paruh baya itu menghela nafas kasar. Wajah cantiknya menggambarkan kesedihan, jangan tanyakan apa yang di rasakan Umma Yuna, melihat putrinya terluka membuat separuh jiwanya seolah menghilang.

"Ummi, ada apa dengan putramu? Suaranya terdengar sampai keluar." Abbi Shawn bertanya sambil meraih gelas air mineral yang di sodorkan Umma Yuna.

"Entahlah, Bi. Dia akan menikah, tapi dia tidak terlihat bahagia." Jawab Ummi Raina mengabarkan pada suami tercintanya, Shawn Praja Dinata.

"Apa kita salah mendukungnya dengan Dira?" Abbi Shawn bertanya pada istrinya, beliau menatap Umma Yuna, Baba Zain, kemudian berakhir pada Ummi Raina yang terlihat masih menghela nafas kasar.

"Tidak ada yang salah, Bro. Dira pilihan terbaik untuk Hasan. Dari yang ku lihat, mereka terlihat serasi.

Hasan pengusaha sukses. Sementara Dira, dia politikus muda yang di gandrungi setiap pemuda yang ada di Indonesia. Tidak hanya cantik, gadis itu juga cerdas. Hasan beruntung mendapatkan gadis itu." Baba Zain mengungkapkan pendapatnya.

Umma Yuna dan Ummi Raina sontak menatapnya dengan tatapan setajam belati. Pendapat Baba Zain bagaikan garam yang menyirami luka hati Alkea.

"Ke-kenapa menatapku seperti itu? Bukankah aku benar?" Baba Zain mengajukan tanyanya sembari menatap Umma Yuna dan Ummi Raina secara bergantian.

Pendapat Baba tidak salah. Yang salah itu, hanya putriku yang bersedih dengan kebahagiaan ini. Batin Umma Yuna tanpa berani menatap Baba Zain.

Sementara itu di tempat berbeda, Hasan masih mengikuti langkah Alkea. Hampir saja ia masuk ke dalam kamar gadis itu, namun dengan cepat Alkea menutup pintu kamarnya.

"Kak Hasan kesal karena di abaikan kak Alkea? Rasakan!" Maryam yang baru keluar dari kamarnya mulai meledek Hasan. Ia menjulurkan lidahnya seolah sedang berhadapan dengan musuhnya.

"Bagaimana rasanya? Jika kak Hasan tidak suka, maka seperti itulah yang di rasakan kak Alkea." Cicit Maryam dengan nada suara mengejek. Hasan memang kakak kandungnya, namun ia lebih dekat dengan Alkea, maka tidak salah jika Maryam membela kakak sepupunya itu.

"Kakak akan menikah, itu artinya pintu kak Alkea untuk mengetuk hati kak Hasan telah tertutup sempurna. Jadi, biarkan dia sendiri dan jangan mengganggunya. Kak Alkea butuh waktu untuk mengobati hatinya.

Bagi kak Hasan, mungkin kak Alkea bukan apa-apa. Tapi bagiku, dia adalah sosok kakak dan teman yang sempurna." Maryam menyebikkan bibir tipisnya sebelum ia meninggalkan Hasan untuk berlari ke ruang tengah karena Ummi Raina memanggilnya.

Hasan terpaku, dia mematung sambil menatap pintu kamar Alkea. Untuk pertama kalinya ia menyadari arti Alkea dalam hidupnya.

"Haha... tidak mungkin." Hasan berjalan pelan menuju kamarnya. Berusaha memahami apa yang di inginkan hatinya.

Kenapa aku mulai tertarik dan memikirkan kadal nakal itu? Ini sangat menjengkelkan. Aku tidak ingin terlibat dengannya baik di dalam mimpi atau di dunia nyata.

Maryam anak yang bodoh, sangat mudah bagi Alkea untuk mengisi pikirannya untuk menentangku. Batin Hasan sambil menghentikan gerakan tangannya di gagang pintu. Ia berbalik, menatap pintu kamar Alkea yang masih tertutup rapat.

Entah apa yang di lakukan gadis itu di balik daun pintu kamarnya, Hasan penasaran, sangat penasaran sampai ia ingin berbalik dan mendobrak pintu kamar yang terbuat dari kayu jati itu.

Hati itu milik Allah, sangat mudah bagi Allah untuk membolak-balikkan segumpal daging. Jadi, jangan membenci terlalu dalam karena bisa saja dalam detik selanjutnya kebencian itu akan berubah menjadi cinta. Dan jangan pula mencintai terlalu dalam hingga cinta itu akan membawa kehancuran.

Cinta yang bersumber dari Allah akan berlabuh di dermaga yang di penuhi cinta yang di sebut dengan rumah tangga. Dan cinta yang bersumber dari nafsu yang datang karena setan, cinta itu akan meninggalkan dosa yang di sebut zina. Batasi diri dari cinta yang mengandung nestapa, sama seperti Alkea yang membatasi dirinya agar tak memikirkan Hasan di saat pria itu akan mengikat janji dengan wanita lain.

...***...

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

hadeehh Hasan Hasan,,, tu dengerin kata" Maryam,,jgn jadi orang paling sempurna,,

2023-12-22

0

lihat semua
Episodes
1 Alkea Nisa De Lucca
2 Setia! (Alkea)
3 Bukan Hasan Yang Ku Kenal (Alkea)
4 Ingin Move on? (Alkea)
5 Amarah Hasan!
6 Pesan Pengusik Jiwa (Alkea)
7 Perdebatan (Hasan&Alkea)
8 Pelukan Umma Yuna
9 Ingin Melepasmu (Alkea)
10 Memikirkan Alkea (Hasan)
11 Mengabaikan Rasa (Hasan)
12 Ciuman Perdana
13 Kemarahan Alkea
14 Di Hotel
15 Terluka!
16 Kabar Buruk!
17 Rumah Sakit
18 Rumah Sakit (Part2)
19 Mengungkapkan Perasaan (Hasan)
20 Mendapat Izin?
21 Pernikahan Kilat
22 Sah!
23 Rencana Balas Dendam (Dira)
24 Cuek (Alkea)
25 Pulang
26 Kediaman Dinata.
27 Kediaman Dinata (Part2)
28 Ingin Mengakhiri Pernikahan (Alkea)
29 Tamu Tak Di Undang
30 Ungkapan perasaan (Alkea)
31 Kesedihan Alkea
32 Tegang (Alkea)
33 Terbuai (Alkea)
34 Ungkapan perasaan (Hasan)
35 Kediaman Abimanyu
36 Pernikahan Rahasia!
37 Patah Hati (Dimas)
38 Di Kantor Hasan (Dira)
39 Bertemu Dira (Hasan)
40 Cinta Buta
41 Terkejut (Alkea)
42 Tak ingin Pulang (Hasan)
43 Kedekatan (Hasan&Alkea)
44 Berusaha Jujur (Hasan)
45 Berusaha Jujur (Part2)
46 Melepas Umma Yuna Dan Baba Zain (Alkea)
47 Berdebat
48 Berdebat (Part2)
49 Gara-gara Maryam
50 Titipan Umma Yuna
51 Cinta Yang Tak Berubah
52 Mahar Dri Hasan
53 Cincin Berlian
54 Menanti Malam Tiba!
55 Kejutan Besar?
56 Tak Sadarkan Diri (Alkea)
57 Terlalu Sakit!
58 Berusaha Untuk Melepaskan!
59 Ingin Bekerja (Alkea)
60 Di Dapur!
61 Melamar pekerjaan! (Alkea)
62 Antusias (Denan)
63 Tak Ingin Bertemu Mantan (Hasan)
64 Menanti Hasan (Alkea)
65 Salah Paham!
66 Terlambat
67 Calon Musuh
68 Kemarahan Denan
69 Curhatan Hasan
70 Siapa Pria Itu? (Hasan)
71 Menculik Alkea! (Hasan)
72 Sempurna!
73 Surga Cinta!
74 Bertemu Musuh!
75 Bertemu Musuh! (Part2)
76 Dalam Bahaya (Alkea)
77 Ngamuk (Hasan)
78 Di Abaikan!
79 Di Abaikan (Part2)
80 Kehangatan Ini!
81 Bersamamu!
82 Nasihat Untuk Maryam!
83 Patah Hati! (Denan)
84 Pertanda Apa Ini?
85 Klab Malam!
86 Tak Sadarkan Diri!
87 Khawatir! (Hasan)
88 Berita Pagi!
89 Kecewa! (Alkea)
90 Kedatangan Dua Cicak!
91 Semua Untuk Alkea!
92 Rencana Pembalasan! (Hasan)
93 Iblis Berbentuk Manusia!
94 Ingin Meminta Maaf (Hasan)
95 Lega! (Hasan)
96 Rindu!
97 Private Number!
98 Siaran Langsung!
99 Anak Nakal (Hasan)
100 Aku Rindu!
101 Mengunjungi Dira! (Alkea)
102 Kecelakaan?
103 Terlibat Masalah! (Alkea)
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Alkea Nisa De Lucca
2
Setia! (Alkea)
3
Bukan Hasan Yang Ku Kenal (Alkea)
4
Ingin Move on? (Alkea)
5
Amarah Hasan!
6
Pesan Pengusik Jiwa (Alkea)
7
Perdebatan (Hasan&Alkea)
8
Pelukan Umma Yuna
9
Ingin Melepasmu (Alkea)
10
Memikirkan Alkea (Hasan)
11
Mengabaikan Rasa (Hasan)
12
Ciuman Perdana
13
Kemarahan Alkea
14
Di Hotel
15
Terluka!
16
Kabar Buruk!
17
Rumah Sakit
18
Rumah Sakit (Part2)
19
Mengungkapkan Perasaan (Hasan)
20
Mendapat Izin?
21
Pernikahan Kilat
22
Sah!
23
Rencana Balas Dendam (Dira)
24
Cuek (Alkea)
25
Pulang
26
Kediaman Dinata.
27
Kediaman Dinata (Part2)
28
Ingin Mengakhiri Pernikahan (Alkea)
29
Tamu Tak Di Undang
30
Ungkapan perasaan (Alkea)
31
Kesedihan Alkea
32
Tegang (Alkea)
33
Terbuai (Alkea)
34
Ungkapan perasaan (Hasan)
35
Kediaman Abimanyu
36
Pernikahan Rahasia!
37
Patah Hati (Dimas)
38
Di Kantor Hasan (Dira)
39
Bertemu Dira (Hasan)
40
Cinta Buta
41
Terkejut (Alkea)
42
Tak ingin Pulang (Hasan)
43
Kedekatan (Hasan&Alkea)
44
Berusaha Jujur (Hasan)
45
Berusaha Jujur (Part2)
46
Melepas Umma Yuna Dan Baba Zain (Alkea)
47
Berdebat
48
Berdebat (Part2)
49
Gara-gara Maryam
50
Titipan Umma Yuna
51
Cinta Yang Tak Berubah
52
Mahar Dri Hasan
53
Cincin Berlian
54
Menanti Malam Tiba!
55
Kejutan Besar?
56
Tak Sadarkan Diri (Alkea)
57
Terlalu Sakit!
58
Berusaha Untuk Melepaskan!
59
Ingin Bekerja (Alkea)
60
Di Dapur!
61
Melamar pekerjaan! (Alkea)
62
Antusias (Denan)
63
Tak Ingin Bertemu Mantan (Hasan)
64
Menanti Hasan (Alkea)
65
Salah Paham!
66
Terlambat
67
Calon Musuh
68
Kemarahan Denan
69
Curhatan Hasan
70
Siapa Pria Itu? (Hasan)
71
Menculik Alkea! (Hasan)
72
Sempurna!
73
Surga Cinta!
74
Bertemu Musuh!
75
Bertemu Musuh! (Part2)
76
Dalam Bahaya (Alkea)
77
Ngamuk (Hasan)
78
Di Abaikan!
79
Di Abaikan (Part2)
80
Kehangatan Ini!
81
Bersamamu!
82
Nasihat Untuk Maryam!
83
Patah Hati! (Denan)
84
Pertanda Apa Ini?
85
Klab Malam!
86
Tak Sadarkan Diri!
87
Khawatir! (Hasan)
88
Berita Pagi!
89
Kecewa! (Alkea)
90
Kedatangan Dua Cicak!
91
Semua Untuk Alkea!
92
Rencana Pembalasan! (Hasan)
93
Iblis Berbentuk Manusia!
94
Ingin Meminta Maaf (Hasan)
95
Lega! (Hasan)
96
Rindu!
97
Private Number!
98
Siaran Langsung!
99
Anak Nakal (Hasan)
100
Aku Rindu!
101
Mengunjungi Dira! (Alkea)
102
Kecelakaan?
103
Terlibat Masalah! (Alkea)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!