Di suatu ruangan yang megah, banyak sekali orang dikumpulkan di dalam satu ruangan, baik itu seorang Praktisi yang telah mencapai Ranah Qi Condensation ataupun orang-orang yang masih berada di tahapan Meridian Agung.
Tepat di atap langit terdapat sebuah lubang yang cukup besar.
Yong Heng memegang tangan Yan Yueyin, dan dia berdua bersembunyi di balik kerumunan orang yang belum menjadi seorang Praktisi.
Barisan dibagi menjadi dua, yang di sebelah kiri bagi seorang Praktisi dan di sebelah kanan bagi orang-orang yang kondisinya sama dengan Yong Heng dan Yan Yueyin.
"Bagaimana ini... Sebisa mungkin aku harus menghindari suatu masalah, atau tidak, maka hanya akan menggangu Jalan Kultivasi milikku dan saat ini aku belum cukup kuat melawan kedua orang itu." Yong Heng mengintip dari belakang punggung orang di depannya, tatapannya tertuju pada Yan Leng dan Luo Dan.
Dia mengamati ekspresi wajah Yan Leng yang terlihat lebih tegang seolah sedang menahan amarah yang meluap dari dalam hatinya, "Oh tidak, pasti Luo Dan telah memberitahukan pada Yan Leng bahwa aku telah mencuri barang berharga miliknya."
"Perhatian semuanya!"
Seorang panitia berteriak dengan keras, hal itu membuat seluruh pasang mata menatapnya dan memperhatikannya dengan seksama bersamaan dengan pandangan yang semangat seolah api sedang membara di matanya, begitu juga dengan Yong Heng yang mulai mengabaikan kehadiran dua orang itu.
Panitia mengamati seluruh peserta dan memastikan bahwa seluruh perhatian tertuju padanya, dia kemudian menjelaskan tes yang terakhir. "Sebagai informasi, tes yang terakhir adalah menguji seberapa besar peluang kalian dapat sukses besar sebagai pilar yang menopang dunia dalam melangkah di Jalan Kultivasi. Aku mempunyai sebuah pertanyaan, apa sebenarnya yang diperlukan untuk menjadi seorang Praktisi?"
Para peserta terdiam selama beberapa saat, sebelum beberapa orang mulai membalasnya.
"Sesuatu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang Praktisi, pastinya adalah sumber daya bukan?"
"Apa yang kau katakan sepertinya benar, tanpa sumber daya bagaimana bisa kita berkultivasi?!"
"Tapi bukankah bakat juga diperlukan dalam kultivasi, jika tidak mempunyai bakat maka kau hanya terus terjebak di suatu Ranah hingga akhir hidupmu!"
"Dasar sekumpulan orang bodoh!"
Seluruh pasang mata segera menoleh ke asal suara, mereka menatap seorang pria yang memasuki masa remaja dengan rambut hitamnya yang pendek bersamaan dengan mata biru laut yang menenangkan namun mematikan.
Dia yang dimaksud adalah Yong Heng, dia langsung menjadi pusat perhatian dan orang-orang penasaran juga marah dengan perkataan Yong Heng.
Yong Heng menghela napas dan berkata dengan tenang, "Ada tiga hal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang Praktisi. Pertama, pastinya sebuah usaha dan kerja keras seseorang dalam menjalani Jalan Kultivasi yang penuh rintangan ini. Kedua, kalian membutuhkan bakat yang mendukung untuk menjadi kuat dengan lebih cepat dibandingkan seseorang yang sebaya dengan kalian."
"Usaha tanpa bakat bagaikan sebuah besi yang terus menerus ditempa untuk menjadi lebih tajam dan kuat, lalu bakat tanpa usaha seperti sebuah berlian yang kasar belum dipoles menjadi berlian dengan nilai yang sangat tinggi."
Setelahnya Yong Heng menutup mulutnya, orang-orang yang mendengarkan perkataan Yong Heng menjadi terkagum dengan kata-katanya yang mudah dimengerti dan memiliki makna mendalam tersendiri.
Kemudian dari keheningan beberapa saat, ada satu orang yang bertanya kembali.
"Kalau begitu apa yang ketiga?"
Yong Heng tersenyum tipis dan berkata, "Yang ketiga adalah sebuah takdir, jika kalian memiliki takdir yang besar disertai keberuntungan yang sangat tinggi, bahkan meskipun kalian tidak mempunyai bakat kalian akan tetap menjadi yang terkuat dibandingkan para jenius yang tidak mempunyai takdir besar."
Orang-orang terdiam setelah mendengarkan perkataan Yong Heng, mereka sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Yong Heng.
"Haha, benar-benar perkataan yang brilian!"
Sang panitia tertawa keras, dia segera menjadi pusat perhatian kembali.
"Apa kalian pernah mendengar tentang legenda Utusan Langit Wu Shuang?"
Peserta yang mendapati pertanyaan tersebut membalasnya dengan anggukan kepala, hal ini menandakan bila dia tahu mengenai legenda tersebut, sebab legenda Utusan Langit tersebut sangat populer dan dijadikan sebagai pedoman bagi Praktisi.
"Utusan Langit, Wu Shuang. Dia dulunya hanya seorang anak petani biasa begitu juga dengan bakat yang biasa saja dalam kultivasi, namun semua itu terbantahkan saat dia menjadi sangat kuat, menurut rumor dia mendapatkan sebuah artefak berharga yang membuatnya menjadi seperti itu, dan saat ini menurut kabar yang beredar dia sudah mengalami kenaikan ke dunia yang lebih tinggi!!"
"Jika begitu..."
"Benar! Dalam tes ini kami akan menguji ketiga hal yang disebutkan anak itu, dari yang pertama usaha, kemudian dilanjutkan dengan bakat, dan yang terakhir adalah takdirnya!!"
"Silahkan untuk perserta pertama segera maju, aku akan menggunakan artefak berharga yang dimiliki Sekte Aliran Surgawi!" Panitia segera menunjuk salah satu dari kumpulan Praktisi yang telah melangkah ke Ranah Qi Condensation.
Peserta yang ditunjuk segera maju dan mendekati panitia, setelahnya sang panitia mengeluarkan sebuah pagoda tiga lantai berukuran kecil dari tasnya.
"Tarik napas panjang dan buang perlahan, rilekskan tubuhmu dan Roh mu akan ditarik ke dalam pagoda ini untuk melakukan tes ini."
Peserta tersebut mengikuti petunjuk yang diberikan panitia, setelahnya di antara kedua alisnya keluar sebuah cahaya biru kecil yang redup berbentuk abstrak, cahaya tersebut memasuki pagoda di depannya tepat di pintu lantai pertama.
Setelah Roh orang tersebut dihisap ke dalam pagoda, akhirnya mereka menunggu selama beberapa menit sebelum pada akhirnya orang itu berhasil keluar dari dalam pagoda dan Roh nya masuk kembali ke dalam tubuhnya.
Ketika saat itu juga tiga pilar cahaya berbeda warna menjulang tinggi menembus bangunan tersebut, tapi sudah diantisipasi oleh pihak panitia dengan membuat lubang tepat di atap langit sehingga tidak membuat bangunan rusak.
Tiga cahaya berbeda warna tersebut berwarna merah yang melambangkan usaha, pilar cahaya biru melambangkan bakat dalam diri mereka sendiri, dan yang terakhir adalah pilah cahaya emas yang melambangkan takdir mereka.
"Ketinggian usaha mencapai 100 kaki, kemudian ketinggian bakatnya adalah 90 kaki, dan yang terakhir adalah ketinggian takdirnya mencapai 60 kaki. Sebagai informasi, dari ketinggian 1 sampai 100 kaki dianggap biasa, 100 kaki hingga 1000 kaki disebut sebagai menengah, dan yang terakhir adalah yang paling langka yaitu 1000 kaki hingga 10000 kaki."
"K-Kalau begitu minimal persyaratan lulus ujian ini berapa pak, apakah aku lulus?" Peserta yang berhadapan dengan panitia bertanya, dia saat ini sangat gugup untuk mendengarkan jawaban yang diberikan oleh panitia.
"Minimal nilai untuk diterima oleh Sekte Aliran Surgawi adalah 100 kaki untuk usaha, 80 kaki untuk bakatnya, dan takdir adalah 60 kaki. Jadi, kau telah lulus!"
Setelahnya giliran orang-orang lain untuk mencobanya, dalam tes ini ada banyak sekali orang yang gagal karena bakat dan takdir mereka yang ketinggiannya sangat rendah, bahkan meskipun mereka berkultivasi itu hanya akan membuang sumber daya sekte dan hanya bisa dijadikan sebagai perisai daging.
Namun dalam tes tersebut terdapat beberapa orang yang menonjol contohnya seperti Luo Dan yang memiliki ketinggian mencapai 1000, 700, 800.
Begitu juga dengan orang yang di sampingnya Yan Leng, memiliki ketinggian 750, 800, 690. Ada juga Po Gu yang memiliki nilai cukup tinggi, yaitu 600, 700, 700.
Kembali ke tes, saat ini Yan Yueyin merilekskan dirinya dan membiarkan Roh miliknya terhisap ke dalam pagoda, hanya dalam beberapa detik dia keluar dari dalam pagoda dan memasuki tubuhnya kembali.
Orang-orang di sana terkejut dengan waktu penyelesaian yang cepat, bahkan tidak mengecualikan panitia sekalipun.
Segera pilar cahaya berbeda warna terbentuk dan menjulang tinggi ke atas langit, cahaya merah yang melambangkan usaha memiliki ketinggian 1000 kaki, bersamaan dengan cahaya biru yang melambangkan bakat setinggi 10000 kaki, dan yang terkakhir adalah cahaya emas yang merupakan takdirnya memiliki ketinggian yang menembus langit hingga tidak terlihat seberapa tingginya.
"Ini... Takdir yang sangat besar!"
"Di masa depan dia pasti akan melampaui Utusan Langit!"
Panitia menoleh dan menatap Yan Yueyin dengan tatapan yang rumit, dia senang sekaligus khawatir dengan hasil yang didapatkan ini. Alasannya adalah bahwa hal ini akan dapat menarik banyak pihak yang berniat jahat, kemungkinan sekte dalam beberapa tahun ini akan mengetatkan keamanan untuk melindungi jenius besar seperti Yan Yueyin.
Panitia membuat ekspresi serius di wajahnya, dia menatap sekumpulan peserta dan berteriak memperingati meski dengan nada yang mengancam. "Perhatian!! Kalian diharapkan untuk menutup mulut rapat-rapat dengan apa yang terjadi hari ini, jika tidak... Maka kalian akan mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan!"
Peserta meneguk ludah mereka, segera semuanya diam dalam keheningan membuat suasana di ruangan tersebut menjadi sangat sunyi.
Panitia mengambil sebuah batu giok dari sakunya, kemudian giok tersebut bercahaya redup, setelahnya dia menyimpannya kembali ke dalam sakunya.
"Selanjutnya adalah kau yang di sana!"
Yong Heng yang ditunjuk oleh panitia segera maju, dengan ekspresi datarnya dia berhadapan dengan panitia.
Dia menutup kedua matanya, mencoba merilekskan dirinya dan membuat tubuhnya merasa nyaman hingga akhirnya dia merasakan ada sesuatu dari dalam tubuhnya yang terhisap dan tercabut oleh sesuatu.
Membuka kedua matanya, dia berdiri melayang dan menatap ruangan hitam yang kosong, di dalamnya tidak terdapat apa-apa hanya kehampaan saja.
"Apa yang akan menjadi tes untuk menguji usahaku?"
Sesaat setelah mengatakan itu, dari kehampaan muncul sebuah api kecil yang kemudian kian menjadi lebih besar sehingga kehampaan tersebut berubah menjadi tempat yang penuh dengan api.
Seketika ruangan tersebut menjadi terasa sangat panas, kemungkinan telah memcapai beberapa ratus celcius dalam sekejap, Yong Heng berteriak keras saat merasakan hawa panas mencekam seolah dirinya sedang dibakar hidup-hidup dalam kobaran api merah yang ganas.
Dia dengan segenap tenaga menahan diri dari rasa sakit yang luar biasa, terus dan menerus mempertahankan kesadaran dirinya meskipun dipanggang dengan suhu yang sangat panas. Namun, tiba-tiba suhu yang panas tersebut meningkat dengan kecepatan yang sangat tinggi, hanya dalam beberapa detik mencapai puluhan ribu celcius.
"AAAARGGH!!!!"
Dia berteriak keras sekencang-kencangnya, hingga dalam beberapa detik dia kehilangan kesadarannya.
Namun seketika dia tiba-tiba tersadar bahwa dia masih hidup, menoleh ke sekelilingnya dia melihat bahwa saat ini api ganas tersebut menghilang digantikan oleh kehampaan.
"Panas itu hampir membuatku gila, apakah semakin tinggi toleransi seseorang akan sakit maka akan semakin tinggi juga kenaikan kecepatan suhu?!"
"Tidak, yang lebih penting sekarang adalah mengahadapi masalahku saat ini dan lupakan yang sudah menjadi masa lalu."
Yong Heng memperhatikan kehampaan dengan teliti, dia berdiam diri menunggu tes selanjutnya hingga akhirnya menyadari sebuah keanehan.
"Tingkat konsentrasi energi spiritual di kehampaan menjadi sangat tinggi, apakah tes ini menguji seberapa cepat dan seberapa banyak seseorang dapat menyerapnya? Baiklah, lakukan saja." Dia segera memposisikan dirinya dalam meditasi, kemudian menggunakan teknik pernafasan yang terdapat pada teknik Naga Pelahap Surga.
Dia menyerap energi spiritual dengan kecepatan tinggi hingga terjadi fenomena badai spiritual, yaitu saat di mana seseorang menyerap dengan kecepatan yang terlalu tinggi hingga menimbulkan kekacauan, contohnya seperti badai angin atau dikenal sebagai tornado kecil.
Beberapa detik kemudian, energi spiritual menurun drastis yang menandakan bahwa tes bakat telah selesai.
Dia berdiri kembali dan menungu tes selanjutnya, tiba-tiba dari kehampaan sebuah bunga teratai berukuran besar dan berwarna ungu terbentuk. Teratai tersebut mengeluarkan energi emas yang terasa sangat agung, kemudian teratai tersebut menyalurkan energi emasnya ke dalam tubuh Yong Heng.
Setelah beberapa detik tidak terjadi apa-apa, bunga teratai tersebut akhirnya menghilang.
"Sial! Apa yang terjadi, apakah mungkin teratai tersebut tidak bisa mendeteksi takdir milikku?" Sesaat kemudian terjadi getaran di kehampaan, dia terombang ambing dalam getaran hingga akhirnya tersadar.
Dia membuka kedua matanya, di hadapannya adalah panitia yang mengawasi tes kali ini. Dia dengan tatapan rumit memandangi pagoda di tangannya, meneguk ludah kasar dia menunggu selama beberapa saat hingga akhirnya pilar cahaya terbentuk.
Pilar cahaya itu memiliki ketinggian yang sangat tinggi, bahkan menyebabkan beberapa fenomena langit, namun yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pilar cahaya tersebut hanya terdapat dua, bukan tiga.
"Apa-apaan ini, dalam ratusan tahun tidak pernah ada kejadian seperti ini! Usahanya mencapai 7000 kaki dan bakatnya menembus langit hingga tidak bisa dihitung, tapi kenapa cahaya takdirnya tidak terlihat?!" Panitia membentuk ekspresi rumit dan penuh pertanyaan di wajahnya, dia memandangi wajah Yong Heng dan mengingatnya dengan baik-baik.
"Apakah mungkin benda ini rusak? Atau mungkin hanya dia yang abnormal dan anomali?" Dia menatap Yong Heng dengan mata yang sipit.
Yong Heng yang mendapati tatapan tersebut segera bertanya dengan gugup, "Um, pak. Apakah aku lulus... Atau tidak?!"
Panitia yang tersadar dari lamunannya segera membalas, "Aku tidak bisa memberitahumu saat ini, dalam tiga hari para peserta yang lolos akan dijemput untuk dibawa ke sekte, dan selama tiga hari itu aku akan memberitahukan kepada atasan dan berdiskusi apakah kau diloloskan atau tidak."
"Baiklah..."
Yong Heng menggaruk wajahnya dengan rasa sedikit kecewa, apabila tidak bisa lolos maka langkah terakhirnya adalah token tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments