Bab 20 - Rencana Busuk

Pagi Hari.

Di suatu rumah sederhana yang terbuat dari kayu yang terlihat kokoh, walaupun terlihat sederhana namun tidak mengurangi keindahan dari arsitektur dari bangunan tersebut, di dalamnya hanya terdapat satu ruangan namun luas.

Dengan di pinggiran adalah sebuah kasur, lalu saat memasuki ruangan tepat di hadapannya adalah rak-rak yang berfungsi untuk menaruh gulungan-gulungan ataupun buku yang berisikan informasi mengenai sejarah sekte ataupun beberapa informasi dunia ini.

Tepat di kasur Yong Heng terduduk sambil memejamkan kedua matanya, dia berfokus meditasi meski belum berkultivasi sama sekali, hal ini dia lakukan untuk membuat tubuhnya lebih terbiasa dengan energi spiritual yang ada di langit dan bumi.

Dia kemudian membuka kedua matanya dan menyelesaikan meditasinya, "Hm... Sudah tiga hari aku tinggal di sini dan tubuhku sudah terbiasa dengan energi spiritual di wilayah ini, langkah selanjutnya adalah mencari sumber daya untuk melatih Teknik Kultivasi Naga Pelahap Surga tahap Pertama, yaitu Koi Spiritual!"

Di dalam teknik Naga Pelahap Surga terdapat tiga tahapan, yang pertama yaitu Koi Spiritual atau bisa disebut Koi Pengendali Lautan. Dengan menggunakan darah Hewan Spiritual ikan koi dengan minimal Ranah Foundation Estabilishment, semakin tinggi basis kultivasi maka semakin bagus.

Pada tahapan ini di saat melakukan teknik pernapasan, maka akan menyebabkan fenomena seperti pusaran dalam air.

Tahapan selanjutnya adalah Piton Kuno yang kerap disebut juga dengan Piton Penarik Bencana, menggunakan darah dari Hewan Kuno yaitu ular piton dengan Ranah yang belum diketahui.

Di tahap ini jika menyerap energi spiritual akan menyebabkan fenomena ajaib, yaitu sebuah bencana yang cukup besar contohnya adalah angin tornado, gempa bumi atau lainnya.

Tahapan terakhir pastinya adalah Naga Suci ataupun sesuai judul tekniknya yaitu Naga Pelahap Surga, membutuhkan darah dari Hewan Suci yang sangat langka dengan basis kultivasi yang tak bisa diakses dengan kekuatannya saat ini.

Jika sudah berada di tahap ini maka di saat menyerap energi spiritual akan menyebabkan fenomena berbahaya bagi wilayah sekitarnya, ruang di sekitar bergejolak dan menjadi pecah, arus waktu di sekitar menjadi tidak menentu seperti tanaman yang langsung tumbuh besar dalam sekejap karena arus waktu yang kacau.

"Hahaha, tapi untungnya aku mempunyai token Kaisar Surgawi sehingga sehari sebelumnya aku telah membuat sebuah permintaan ke Aula Sumber Daya. Tapi, dengan begini akan ada banyak orang yang mengetahui bahwa aku memiliki token ini." Dia segera memikirkan konsekuensi dari tindakan yang dia lakukan sebelumnya, kemungkinan ada beberapa orang yang merasa tidak senang dengannya.

Kemudian tentang permintaannya, barang akan diantarkan dalam tiga hari yang berarti sisa dua hari lagi untuk menunggunya sampai di rumahnya saat ini.

Sebagai informasi tentang rumahnya, saat ini dia berada di kejauhan beberapa puluh mil dari kediaman Ketua Sekte, sehingga saat dia keluar dari dalam rumah dapat melihat langsung pulau terbang yang terasa mengagumkan meski dilihat berkali-kali.

Dia sebagai Murid Pesuruh mempunyai sebuah puncak khususnya tersendiri, dan antara laki-laki dan perempuan dipisahkan puncaknya berada.

Lalu dia sudah tidak menyembunyikan Lian Jing di dalam tasnya, dia biarkan Lian Jing keluar namun dengan syarat untuk tidak berpergian terlalu jauh dan hanya sampai sekitar Puncak Murid Pesuruh.

Dia menghela napas panjang karena merasa banyak sekali hal yang harus dia lakukan padahal baru tiga hari tinggal di Sekte Aliran Surgawi, kemudian dia berdiri dari duduknya dan bergerak mendekati pintu, lalu membukanya.

Dia keluar dari dalam rumahnya, saat ini dia baru mengingat tentang aturan yang ada di sekte ini, yaitu bahwa Murid Pesuruh setiap hari harus ke Aula Misi untuk melakukan sebuah tugas sehari-hari seperti membersihkan bangunan tertentu ataupun patroli dan sebagainya.

Setelahnya dia menemukan Lian Jing di halaman depan rumahnya sedang menatap kediaman Ketua Sekte, "Lian Jing, ayo pergi denganku untuk melakukan tugas sekte!" Dia memanggilnya, seketika itu juga Lian Jing tersadar dan kemudian melompat dan duduk di bahu Yong Heng.

Kemudian dia berjalan menuju Aula Misi yang ada di Puncak Murid Pesuruh, di setiap puncak memiliki Aula Misi tersendiri, namun tidak dengan Aula Informan yang harus berada di Puncak Inti yang merupakan kediaman Ketua Sekte berada.

Setelah beberapa menit berjalan bersama Lian Jing di bahunya, pada akhirnya mereka sampai di sebuah bangunan berbentuk seperti pagoda dengan tiga lantai, di atasnya terdapat papan nama yang bertuliskan "Aula Misi", saat memasuki Aula Misi di dalamnya ternyata sangat luas sehingga pantas disebut sebagai aula.

Dia bisa melihat banyak orang yang berstatus Murid Pesuruh sedang berkumpul di meja dengan seorang yang bekerja di Aula Misi, mereka meminta saran tentang tugas apa yang harus mereka kerjakan atau apapun itu.

"Oh? Yong Heng!"

Dia langsung menoleh saat merasa bahwa namanya dipanggil, dia kemudian menatap sosok pria dengan rambut hitamnya yang panjang dan dua mata ungu menatapnya dengan datar.

Walaupun ekspresinya terlihat datar dan biasa saja, namun Yong Heng bisa merasakan perasaan aneh saat bertemu dengannya yaitu perasaan memendam amarah! Perasaan ini bisa bergejolak kapan saja, namun dia sepertinya tidak ingin membuat masalah di minggu pertama masuk sekte.

'Tapi dilihat dari pergerakannya yang mencurigakan, dia sepertinya sudah menyiapkan sesuatu yang akan membuatku mengalami kerugian atau semacamnya, cepat atau lambat dia pasti akan melakukannya!' Keringat dingin seukuran biji jagung turun dari dahinya.

Dia sekarang sama sekali tidak mempunyai sebuah kekuatan untuk melawan Yan Leng, bahkan dalam mimpinya pun sama sekali tidak bisa, yang ada dia hanya akan menjadi mainan sekali pakai dari Yan Leng.

"Haha, ternyata Saudara Yan Leng. Maaf, aku ada tugas misi dari sekte, dah~" Yong Heng segera memutuskan komunikasi dengan Yan Leng, dia kali ini akan lebih berhati-hati dalam hidupnya untuk tidak masuk dalam jebakan orang lain.

Setelah Yong Heng meninggalkan Yan Leng sendirian, seketika ekspresi wajahnya yang datar berubah menjadi kemarahan, setelahnya dia tertawa jahat. "Hahaha, Yong Heng. Karena kau berani mencuri barangku, maka ada konsekuensi yang harus kau hadapi!"

Yong Heng langsung bergerak mendekati meja dari salah satu pekerja dengan jumlah murid yang lebih sedikit dari yang lainnya, setelah menunggu beberapa saat sampai akhirnya gilirannya kemudian dia menanyakan rekomendasi tugas darinya.

**********

Selesai mengerjakan misi dari sekte hingga matahari ingin terbenam, dia segera berjalan pulang ke rumah sendirian dan tidak bersama dengan Lian Jing.

Di dalam perjalanan tersebut dia bisa merasakan ada beberapa gelombang spiritual tersembunyi di udara, dengan indra miliknya yang lebih tajam dari seseorang yang setara dengannya dia bisa mengetahui itu bukanlah sebuah fenomena, melainkan energi spiritual dari Praktisi.

Saat ini lokasinya berada di suatu padang rumput yang cukup luas, dengan keterampilan mereka yang cukup hebat untuk bersembunyi di tempat seperti ini tidak bisa diremehkan.

Dia menghentikan langkahnya kemudian membalikkan badannya dan berkata dengan santai, "Sepertinya ada beberapa tikus yang mengikutiku, padahal aku tidak membawa keju sama sekali?!"

Sesaat setelah mengatakan itu sama sekali tidak ada pergerakan aneh di padang rumput, namun setelahnya dia bisa merasakan bahwa aliran udara di sekitar menjadi aneh dan berputar balik.

'Hmp! Mereka terpancing!' Dia tidak memiliki ekspresi takut di wajahnya, namun hanya ada senyuman lebar yang menakutkan.

Whooos!

Krang!

Suara besi yang berbenturan terdengar dengan sangat jelas karena jaraknya yang dekat, hal ini disebabkan oleh benturan antara sebuah bilah pedang dengan cakar dari Lian Jing yang sangat tajam hingga bisa melawannya.

"Apa?! Dari mana asalnya rubah ini?" Suara seorang pria terdengar di belakang Yong Heng.

Dia kemudian menoleh dan dapat melihat dengan jelas kali ini seseorang yang mengikutinya, namun dia tidak ingin terlalu cepat melepas kewaspadaannya karena masih ada kelompok yang lain sedang mengikuti dirinya selama ini.

"Lian Jing! Cepat bereskan yang satu ini, lalu habisi yang lainnya." Perintah Yong Heng pada Lian Jing.

Sebagai hewan peliharaan dan kontrak dengan Yong Heng, Lian Jing dapat mengerti setiap perkataan dan perintah yang diberikan oleh Yong Heng kepadanya.

Dengan sekuat tenaga dia keluarkan Kekuatan Spiritual dari Hewan Spiritual Ranah Qi Condensation tahap Penyempurnaan, gelombang energisl spiritual tersebut membuat angin kencang yang dapat mendorong orang di hadapannya dengan mudah.

Setelah orang itu terjatuh dan tergeletak di tanah dengan tak berdaya, selanjutnya dia meluncurkan sebuah pukulan, bukan dengan cakarnya yang tajam, dia juga diberi perintah sebelumnya untuk tidak melukai dengan parah anggota sekte.

Apabila dia ketahuan maka dia akan mendapatkan hukuman, dan hukuman tersebut tidaklah rendah dan ringan melainkan hukuman yang cukup berat untuk dirinya saat ini menanggung hal tersebut.

"Tidak akan kubiarkan!"

Salah satu orang yang bersembunyi segera berlari mendekati Yong Heng dengan sebuah belati perak di tangannya, dengan cepat dia sudah berada di sampingnya dan langsung meluncurkan serangan cepat tanpa menunggu lagi.

Swoosh!

"Cih, sial!" Dia dengan instingnya menghindari seragan tebasan tersebut, kemudian melompat mundur beberapa langkah menjauhinya dan mendekati Lian Jing.

Tap! Tap!

"Haha, kena kau!" Dari arah belakang terdengar suara tawa jahat.

"Lian Jing!!"

Klang!

Woosh!

Dengan reaksi yang cepat segera Lian Jing bergerak melindungi Yong Heng dari serangan mendadak dari arah belakangnya, kemudian meluncurkan serangan yang membuatnya terpental jauh hingga pada akhirnya jatuh ke tanah dan pingsan.

Lian Jing memiliki kekuatan yang dapat dengan mudah melawan mereka apalagi membunuhnya, namun dia masih memiliki luka dalam yang membuat beberapa indranya kacau sehingga tidak bisa mendeteksi pergerakan lawan dengan baik, apalagi dia diharuskan menahan diri tidak seperti saat dia bebas menggunakan kekuatan penuhnya.

Hal ini membuatnya sedikit merasa tidak nyaman, bagaikan tubuhnya dibelenggu oleh beberapa rantai dan tidak bisa bergerak dengan bebas.

"Ha... Sepertinya kau tidak mempunyai pilihan lain, terima bubuk ini!" Yong Heng mengambil sebuah kantong kulit di pinggangnya, kemudian membukanya dan melemparkan beberapa bubuk ke arah lawannya.

Lawannya segera menutupi matanya untuk melindungi dari lemparan bubuk yang dapat menghalangi pandangannya, namun bukan itu yang direncanakan oleh Yong Heng.

Adegan selanjutnya dia membuka matanya dan segera mencium bau busuk yang luar biasa, aroma busuk tersebut dengan cepat memasuki hidungnya dan dapat dirasakan dengan indra penciuman.

"Bleggh!" Pria tersebut langsung memuntahkan makanan yang sebelumnya dia konsumsi.

Sementara itu Yong Heng yang telah melemparkan bubuk tersebut segera menggunakan sebuah penjepit untuk menutupi saluran pernapasannya agar tidak mencium bau busuk tersebut, dia bernapas hanya menggunakan mulutnya.

Pria tersebut yang merasakan mual dan pusing segera menoleh ke arah Yong Heng dan bertanya dengan rasa penasaran, "Bajingan... Bubuk macam apa yang telah kau berikan padaku, kenapa indra penciumanku menjadi lebih tajam dan bau busuk ini sangat mennyengat?"

"Haha, dalam kondisimu saat ini masih bisa bertanya. Baiklah, akan kukatakan. Bubuk yang kulemparkan padamu memiliki bau busuk yang tajam karena aku membuatnya dari beberapa kotoran, lalu memiliki manfaat untuk menajamkan indra penciuman manusia saat dihirup. Namun, hal ini hanya dapat merugikanmu karena bau busuk menjadi lebih terasa tidak mengenakkan." Yong Heng drngan sifatnya yang baik dan sopan menjelaskan pertanyaan orang tersebut, kemudian dia tersenyum lembut di wajahnya.

Hal ini berbanding terbalik dengan pandangan orang tersebut, dia merasa Yong Heng adalah Iblis Licik yang menakutkan. Jika orang seperti dirinya mempunyai kekuatan sebagai pendukung kelicikannya, maka dapat dipastikan masa depan dunia ini dalam keadaan tidak baik-baik saja!

"Ah! Dia pingsan..."

Namun dia tetap tidak akan membiarkan dirinya dalam kondisi lengah, dia kemudian bertanya kepada Lian Jing apakah ada orang lain yang ada di sekitarnya saat ini, dan kemudian Lian Jing hanya menjawab dengan menggelengkan kepala menandakan bahwa tidak ada orang.

"Ha... Totalnya ada tiga orang, dan semuanya adalah Praktisi Ranah Qi Condensation tahap Akhir. Aku mempunyai dugaan tentang orang di belakang mereka, tapi bagaimana orang tersebut bisa memerintah Praktisi dengan status Murid Luar?" Dia bertanya-tanya tentang kejadian ini.

Hingga akhirnya pada suatu kesimpulan, "Apakah mungkin... Dia mempunyai orang dalam di Sekte Aliran Surgawi? Jika benar, maka hidupku mungkin akan sedikit kacau di sini!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!