"Hah... Panas sekali, cuaca yang panas ditambah dengan waktu di siang hari, ini membuat tubuhku terasa lemas dan ingin rebahan di bawah pohon atau tempat yang sejuk." Yong Heng saat ini berada di jalan umum tempat di mana orang-orang saling bertemu.
Dia berjalan dengan kedua kaki dan tangan yang tergantung lemas, wajahnya terlihat pucat dan tubuhnya penuh keringat dan bau yang tidak sedap.
Saat ini dia berjalan tanpa arah, tujuannya adalah penginapan.
Sebenarnya dia ingin bertanya kepada orang di sekitarnya, namun dia merasa takut hal itu akan menyinggung mereka dan membuatnya mendapatkan masalah baru yang lebih berat untuk dirinya yang masih kecil dan lemah.
Buk!
Tubuhnya bertabrakan hebat dengan seseorang hingga membuatnya terlempar cukup jauh dan mendarat di tanah dengan kasar, wajahnya terlihat memancarkan penderitaan yang dia miliki.
"Ah! Maaf anak muda, apa kau tidak apa-apa?" Suara pria yang berat membangunkannya.
Yong Heng segera bangun dan berkata dengan panik, "A-Aku tidak apa-apa Paman," Wajahnya terlihat sangat panik dan keringat dari dahinya turun dan mengalir deras hingga berjatuhan ke tanah.
Yong Heng meneguk ludah menatap penampilan pria di hadapannya, mata yang tajam, janggut yang panjang dan gagah, rambut pendek jantan, berbadan besar dan berotot.
Pria tersebut menatap tubuh Yong Heng dari bawah sampai ke atas dan kemudian bertanya, "Sepertinya kau dalam kesulitan, apa ada yang bisa kubantu?"
"Oh iya, aku ingin menanyakan tentang penginapan di kota Yan. Aku sudah mencarinya sampai siang, tapi hasilnya ya bisa anda lihat." Balas Yong Heng tanpa pikir panjang.
Seketika dia membeku, giginya bergetar hebat, tubuhnya juga begitu. Dia dalam kondisi sangat gugup, meskipun Xiao Hua akan melindunginya, namun jika itu dalam kondisi hidup dan mati, untuk urusan seperti ini harus Yong Heng yang mengurusnya sendiri.
Pria itu tersenyum tipis mendengar perkataan Yong Heng, dia mengulurkan tangan kanannya dan melingkarkannya di leher Yong Heng. Sementara itu, Yong Heng saat ini memasuki mode paling kritis, dia tidak bisa berpikir dengan benar ataupun bernapas secara normal.
"Kahaha, anak muda! Kau sangat beruntung bertemu denganku, aku adalah Po Chi, manajer dari penginapan di kota ini dan sangat terkenal di kota Yan. Sebagai permintaan maafku, bagaimana jika aku memberimu diskon untuk tinggal di sana?" Po Chi memberikan sebuah jempol.
"B-Benarkah?!" Tanya Yong Heng dengan nada tinggi karena terkejut dengan keberuntungannya.
"Benar, aku sekarang dalam perjalanan ke penginapan, ikuti aku!" Po Chi berjalan santai ditemani dengan Yong Heng yang mengekori di belakangnya
Beberapa menit kemudian, mereka sampai di sebuah bangunan yang terlihat lebih megah dan mewah dibandingkan dengan bangunan-bangunan di sekitarnya.
Tepat di atas pintu terdapat sebuah papan kayu yang bertuliskan "Penginapan Kelinci", itu merupakan nama dari penginapan tersebut.
Po Chi yang menyadari tatapan bodoh Yong Heng berkata, "Ah, aku menamainya karena aku sangat menyukai hewan kelinci, apa itu salah?!"
Yong Heng membalas dengan gelengan kepala beberapa kali dan menjawab, "Itu tidak sama sekali, malah aku menyukainya. Di dunia yang penuh darah ini, masih ada seseorang yang menyukai keimutan atau yang lainnya, aku sangat kagum!" Yong Heng dengan mata yang bersinar terang berkata dengan penuh semangat.
Mata Po Chi melebar mendengar perkataan Yong Heng, ekspresinya menjadi lembut dan berkata dengan nada kecil. "Kau terlihat seperti orang dermawan itu, penglihatanku tidak salah."
"Eh?! Apa ada yang kau katakan?" Tanya Yong Heng saat kurang mendengar bisikan Po Chi.
"Ya ampun, apa aku harus mengatakannya lagi. Aku bilang, kau mendapatkan diskon tambahan dariku!" Balas Po Chi.
"Apa!! Benarkah, Paman kau sangat baik sekali. Suatu hari, aku pasti akan membalas kebaikanmu itu!" Yong Heng berkata dengan serius.
"Haha, berhentilah memujiku, mari kita masuk ke dalam!" Po Chi membawa Yong Heng dengan dekapan tangannya.
Mereka berdua memasuki ruangan dengan sebuah meja lebar berdepanan dengan pintu masuk, tempat itu merupakan meja resepsionis yang mengatur dokumentasi siapa pelangga yang menyewa ruangan di penginapan ini.
Di meja tersebut tidak ada seorang resepsionis yang melayani, namun Po Chi segera melewati sebuah pintu kayu kecil dan berada di belakang meja.
Dia membuka laci tepat berada di bawah meja dan mengambil sebuah papan kayu dan pena tinta di tangannya, dia kemudian menoleh ke arah Yong Heng.
"Anak muda, sebutkan namamu dan berapa lama kau ingin tinggal di penginapan ini." Po Chi menanyakan beberapa hal.
"Namaku adalah Yong Heng, aku ingin tinggal di penginapan ini selama sebulan, kira-kira butuh berapa Batu Roh?" Balas Yong Heng dengan diakhiri pertanyaan kembali.
"Yong Heng kah... Nama yang cukup arogan ya, kira-kira normalnya untuk menginap selama sebulan butuh 90 Batu Roh, tapi karena kau mendapatkan diskon dariku, hanya perlu membayar setengahnya saja." Ujarnya dengan senyum lebar di wajah.
"Oh! Terima kasih Paman, ini Batu Roh nya!" Yong Heng mengeluarkan sebuah tas kulit yang berisikan Batu Roh kepada Po Chi.
Po Chi menerimanya dan langsung menyimpannya tanpa melihat jumlahnya, dia sangat percaya apabila orang seperti Yong Heng tidak akan melakukan hal kotor seperti itu, karena menurutnya kemampuan menilai orangnya cukup baik.
"Baik, ini kuncinya bersama dengan nomor kamarnya, jangan tersesat ya!" Po Chi mengambil sebuah kunci dengan gantungan berangka 20, lalu memberikannya kepada Yong Heng.
Yong Heng segera pergi ke arah sebelah kanan, dia melewati lorong yang cukup panjang sambil melihat sebuah papan yang terdapat nomor di depan pintu ruangan, "Nomor 20, sebelumnya aku mendapat meja bernomor 20, apa ini berkaitan dengan sesuatu? Tidak! Aku hanya terlalu banyak berpikir."
Langkah Yong Heng berhenti saat dia tepat berada di depan kamar nomor 20, dia segera memasukkan kunci dan membuka pintunya.
Yong Heng melihat ruangan yang cukup luas, kamar ini mempunyai dua ruangan, yang pertama dan utama adalah kamar tidur, kemudian untuk yang kedua saat ini adalah yang dia butuhkan yaitu kamar mandi.
Dia yang sudah tidak tahan dengan bau keringat di badannya segera memasuki kamar mandi, kemudian membersihkan seluruh badannya dengan air yang bersih dan terasa segar.
Beberapa menit kemudian, Yong Heng keluar dari kamar mandi menggunakan baju yang sebelumnya, dia cukup risih dengan bajunya tersebut, biasanya dia tidak begitu bermasalah meskipun bajunya terkena kotoran atau yang lainnya.
Dia langsung merebahkan tubuhnya di kasur yang ada di kamar tidur, pandangannya terasa buram dan matanya mengantuk berat, tanpa sadar dia telah memasuki kondisi tidur.
*****
Malam Hari.
Yong Heng membuka kedua matanya perlahan dan menguap, "Sudah lama sekali aku tidak tidur sepulas ini, sebelumnya aku bersama ayahku bekerja sama dengan bergantian tidur untuk menjaga ladang. Ngomong-ngomong, apakah sekarang sudah sore?" Yong Heng mengusap-usap matanya yang mengeluarkan air mata.
"Tidak, sekarang sudah hampir tengah malam loh, Heng'er."
Mata yang mengantuk seketika melotot, dia langsung bangun dan duduk di kasur. Menoleh ke hadapannya dia melihat Gurunya yang sedang menatapnya dengan senyum lebar, namun dia memiliki firasat buruk mengenai ini.
"S-Selamat malam, Guru Hua."
Buak!
"Selamat malam kepalamu! Sebelumnya aku berencana untuk merencanakan sesuatu kedepannya denganmu, kenapa kau tertidur dulu hah!" Xiao Hua memukul kepala Yong Heng dengan keras hingga tidak terasa, rasa semacam ngantuk.
"A-Aku terlalu lelah Guru Hua, sebelumnya hanya dalam sehari aku telah mengalami pengalaman yang tidak seharusnya manusia biasa alami." Yong Heng berkata dengan nada yang lemah.
Xiao Hua menatap Yong Heng dengan tajam, "Hmp! Biarlah, untuk kali ini saja kau akan kubiarkan, tapi tidak untuk yang lainnya!"50
"Selama kau tertidur aku sudah membuat rencana untuk mu lakukan dalam sebulan ini, dengarkan baik-baik ya!" Xiao Hua melanjutkan pembicaraan.
"Yang pertama adalah kau harus mempunyai sebuah pekerjaan, Batu Roh yang kau miliki saat ini hanya berjumlah 60, gunakanlah uang tersebut dengan baik prioritaskan untuk bertahan hidup."
"Kedua, memiliki keterkaitan dengan yang pertama, karena untuk yang kedua adalah menggunakan Batu Roh untuk membeli bahan-bahan tanaman spiritual untuk membuat elixir cair yang berguna untuk menguatkan tubuhmu."
"Ketiga, luangkan beberapa waktu untuk membaca buku-buku strategi atau ekspresi wajah seseorang dan yang lainnya, karena kau tidak akan mudah tertipu oleh orang lain apabila sudah mempelajarinya."
Yong Heng mendengarkan perkataan Xiao Hua dengan seksama tanpa meninggalkan sepatah katapun dari kepalanya, dia tanam kata-kata tersebut dengan lengket di dalam kepalanya sehingga tidak akan mudah lupa.
"Baik, Guru Hua, aku sudah menghapal semua perkataan mu dengan baik. Aku tidak akan melupakannya!" Ucap Yong Heng dengan ekspresi serius.
"Haha, ternyata kau bisa serius juga ya, kukira wajahmu hanya akan menampakkan sebuah kebodohan saja, tapi sepertinya tidak." Xiao Hua tertawa kecil melihat ekspresi Yong Heng yang tidak biasa menurutnya.
"Aduh!" Yong Heng mengeluh karena merasa sakit saat kepalanya di tepuk-tepuk dengan keras oleh Xiao Hua.
"G-Guru Hua, bisakah kau berhenti. Karena tidak ada urusan lagi dengan ku, maka selanjutnya aku ingin melanjutkan tidurku yang sebelumnya tertunda." Yong Heng berkata dengan ekspresi menahan sakit.
Xiao Hua yang mendengarnya segera menghentikan aksinya, dia menghela napas panjang dan berkata singkat, "Selamat malam, Heng'er."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments