Pagi Hari.
Yong Heng yang sudah terbangun di pagi hari segera bergegas untuk mandi, setelah selesai kemudian dia pergi dari Penginapan Kelinci dan pergi ke tempat tujuannya yang pertama yaitu pasar.
Dia di sana bertujuan untuk membeli baju yang lebih baik setidaknya untuk mendapatkan pekerjaan, selain itu mungkin saja dia mendapatkan sesuatu yang berharga dan berguna untuk dirinya yang masih dalam kondisi sulit bertahan hidup.
Sesampainya di pasar dia melihat banyak sekali kios didirikan di pinggiran jalan, orang-orang dengan jumlah yang besar berkumpulan di beberapa kios untuk mencari barang-barang yang sedang mereka butuhkan.
Yong Heng berjalan-jalan di sepanjang jalanan tersebut, dia menoleh-noleh untuk mencari toko baju di pasar tersebut, sampai akhirnya dia berhenti tepat di depan sebuah kios dengan seorang wanita tua menjaganya.
Dia menghampiri kios tersebut dan melihat-lihat benda yang dijual oleh wanita tua, ada beberapa benda untuk memasak, namun yang menjadi perhatiannya adalah pakaian hanfu berwarna putih dan hitam yang menarik di matanya.
"Nenek, untuk pakaian ini berapa harganya?" Tanya Yong Heng sambil menunjuk pakaian yang dia maksud.
Wanita tua tersebut segera menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Yong Heng dan membalasnya, "Oh, untuk pakaian hanfu ini bahannya cukup berkualitas. Nenek menjualnya dengan harga 10 Batu Roh, bagaimana?" Ujarnya menjelaskan harga dari pakaian yang diinginkan Yong Heng.
"Baiklah, ini uangnya Nek!" Yong Heng mengambil sebuah tas kulit berisi Batu Roh dan memberikannya kepada wanita tua.
Wanita tua tersebut mengambilnya dari tangan Yong Heng dan membuka tali yang mengikat, setelah mengamati dan memastikan jumlahnya dia tersenyum. "Oke, sekarang pakaian ini adalah milikmu anak muda."
"Terima kasih!" Yong Heng mengambil pakaian tersebut dan segera pergi dari kios.
Melihat kepergian Yong Heng, ekspresi dari wanita tua berubah menjadi senyum yang sangat lebar, "Kehehe, sebuah pakaian biasa hanya untuk 10 Batu Roh. Bocah itu sangat bodoh, padahal hanya penampilannya yang menarik."
Namun meski berkata seperti itu, wanita tua tersebut sebenarnya adalah orang yang bodoh. Pakaian tersebut menarik perhatian Yong Heng karena Xiao Hua menyuruhnya untuk membelinya, alasannya karena pakaian tersebut mempunyai efek spesial pesona.
Pesona berguna untuk menambah ketampanan atau daya tarik dari pemakainya, ditambah pakaian tersebut dibuat dari bahan yang bagus sebenarnya, hanya saja belum dimurnikan oleh seorang Penyuling.
Sementara itu kembali ke Yong Heng, dia masih berkeliling di pasar dan berhenti saat melihat seorang pria tua dengan kios yang hanya menggunakan terpal biasa di lantai, benda-benda yang dia punya terlihat kotor dan memiliki kesan kuno.
Pria tua dengan rambut putih panjang yang kusam menutupi matanya, bajunya terlihat berlubang di beberapa tempat memberikan kesan bagai seorang pengemis.
"Heng'er, Kakek tua yang kau lihat adalah seorang Praktisi. Dan sepertinya, dia berada di Ranah Nascent Soul tahap Menengah!" Bisik Xiao Hua ke dalam pikiran Yong Heng.
Mata Yong Heng melebar karena terkejut, dia berpikir tidak mungkin seorang Praktisi sekuat itu datang ke tempat ini hanya untuk menjual barang saja, 'Mungkinkah dia adalah seorang Leluhur dari sekte Aliran Surgawi? Dari yang kudengar sebelumnya di restoran, mereka tidak menyukai kekerasan atau semacamnya, mungkin mereka sedang mengamati seberapa baik kota ini.' Batin Yong Heng menebak dengan tepat.
Dia segera berjalan menghampiri Kakek tua tersebut, kemudian melihat-lihat barang dagangan yang dijual olehnya.
Kakek tua tersebut menoleh dan menatap Yong Heng dengan tajam seolah menelusuri kedalaman hidupnya, kemudian dia tersenyum dan tertawa kecil. "Anak muda, kau memiliki takdir yang sangat rumit. Aku bahkan tidak bisa memprediksinya, apa mungkin kau tidak memiliki takdir? Tidak! Setiap sesuatu di dunia ini memiliki takdirnya, pertemuan kita berdua juga merupakan takdir." Kakek tua tersebut menopang dagunya dengan tangan sambil berpikir keras.
Mata Yong Heng menyipit mendengar perkataan tersebut, Xiao Hua sebelumnya juga pernah mengatakan bahwa dia memiliki takdir besar yang bahkan Dao tidak sanggup menghadapinya.
"Umm... Kakek, sebenarnya apa maksud dari takdir yang tidak bisa dikendalikan Dao?!" Tanya Yong Heng dengan santai kepada Kakek tersebut.
"Apa katamu!! Takdir yang tidak bisa dikendalikan Dao! Bagaimana mungkin, tapi aku tidak bisa merasakan takdir darimu, mungkinkah kau benar-benar tidak terikat dengan esensi dunia ini..." Mata biru kristal bagaikan es tersebut terkejut dan takut sendiri akan pemikirannya.
Kakek tersebut segera mendekati Yong Heng dan memeluknya, seketika mereka berdua menghilang bersamaan dengan barang-barang yang ada di kiosnya, mereka berdua menghilang seolah berpindah temoat dengan instan.
*****
Pinggiran Kota.
Yong Heng seketika tersadar bahwa dia sekarang berada di tempat yang berbeda, dia kemudian menatap Kakek tua di hadapannya yang memiliki ekspresi wajah yang rumit.
Kakek tua tersebut kemudian menatap Yong Heng, "Anak muda, tubuhmu saat ini sangat tidak cocok untuk berkultivasi dan bahkan belum membuka Delapan Meridian Agung. Dalam sebulan lagi akan diadakan pendaftaran murid sekte Aliran Surgawi, kuharap kau mengikutinya."
Kakek tua tersebut mengambil sebuah tas kulit dari pinggangnya, setelahnya sebuah token dengan nama "Kaisar Surgawi" muncul di hadapannya.
Dia menyerahkan token tersebut kepada Yong Heng dan berkata, "Ini adalah token Kaisar Surgawi, jika kau tidak bisa lolos seleksi maka tunjukkan ini kepada panitia dan katakan bahwa ini adalah titah dari Kaisar Surgawi."
Yong Heng tidak mengambilnya, dia menolaknya dan memasang wajah sedih, "Kakek, sepertinya aku tidak bisa."
"Kenapa? Jika ada yang kau inginkan, katakan saja padaku!" Ucap Kakek tersebut.
"Um... Sebenarnya aku dalam kondisi keuangan yang sulit, dan aku juga sedang mencari pekerjaan. Apa Kakek mempunyai rekomendasi? Tolong katakan kepadaku!" Yong Heng berkata dengan mata yang berkaca-kaca seolah bisa menangis kapan saja.
Kakek tersebut yang mendapatkan balasan Yong Heng mengubah ekspresi wajahnya menjadi kasihan, "Kau sepertinya yatim piatu, baiklah, aku mempunyai rekomendasi untukmu. Cari saja sebuah restoran bernama Sinar Rembulan, dan tunjukkan kertas ini." Kakek itu menyerahkan selembar kertas yang digulung dan diikat dengan tali emas.
Yong Heng mengambil dengan sopan dari tangan Kakek tersebut, dia kemudian menoleh dan menatap pria tua di depannya dan bertanya, "Um.. Kalau boleh tau, saya ingin siapa nama anda?"
Kakek tersebut mengusap janggutnya, dia menutup kedua matanya dan menghela napas panjang. Energi yang kuat terpancar dalam tubuhnya, hali itu membuat perubahan besar pada fisiknya, dia tiba-tiba menjadi lebih muda dan tampan tanpa janggut.
Rambut yang menutupi matanya tersingkir dan memperlihatkan matanya yang biru cerah seperti es kristal, "Anak muda, ingatlah namaku. Aku adalah Leluhur Aliran Surgawi, Yan Tian, adalah nama yang kubanggakan."
Setelah berkata seperti itu, tubuhnya menjadi pudar dan menghilang dari hadapan Yong Heng.
Woosh!
Udara yang kencang menyapu Yong Heng, membuat rambutnya berkibar seperti bendera.
Dia menoleh dan menatap kertas yang digenggam olehnya, 'Restoran Sinar Rembulan... Sepertinya aku pernah mendengarnya, tapi di mana ya?' Ucapnya dalam batin.
"Hah... Dasar bodoh, apa kau sebenarnya itu ikan? Bukankah kemarin baru saja kau mengunjunginya." Xiao Hua berkata dengan nada kesal melihat kebodohan muridnya.
Ekspresi terkejut seketika muncul di wajah Yong Heng dan dia berkata dengan semangat saat mengingatnya, "Gadis cantik itu, Yan Yueyin namanya kalau tidak salah, bukankah dia bekerja di sana! Yosh, aku harus bergegas!"
Yong Heng langsung berlari dengan kecepatan dan tenaga penuh, tujuannya adalah Restoran Sinar Rembulan yang pernah dia kunjungi.
Beberapa menit kemudian, dengan sisa napas terakhir dia tiarap tepat di depan pintu restoran yang di tuju, dia baru sadar stamina yang dia punya saat ini sangatlah terbatas, mungkin karena terlalu bersemangat dia melupakannya.
"Heng'er, entah kenapa kau seperti hewan yang lagi masa kawin, sangat bernafsu!" Ejek Xiao Hua.
"Ugh... Apa maksudmu Guru Hua, aku hanya terlalu bersemangat memikirkan mempunyai pekerjaan, memangnya apa salahnya?" Balas Yong Heng tidak mau dihina oleh Xiao Hua.
"Hahaha, masih terlalu cepat jutaan tahun untuk membohongiku. Bukankah kau sangat senang apabila kerja bersama dengannya, Yan Yueyin~" Xiao Hua menggoda Yong Heng.
Klak!
Sebuah suara dorongan pintu berbunyi, Yong Heng menoleh ke depan dan melihat sosok seperti wanita salju yang ada dalam benaknya. Matanya yang berwarna biru kristal membuatnya terpesona dengan keindahan tersebut, sementara itu mata dirinya mempunyai keindahan bagaikan laut yang tenang, namun terdapat sebesit kematian.
"Ah! Tuan muda, apa yang sedang kau lakukan di sini?" Tanya keindahan tersebut yang merupakan Yan Yueyin.
"Um... Aku butuh air, yang biasa saja, gratis kan?!" Yong Heng meminta tolong karena stamina nya terkuras habis dan butuh minum sehabis itu istirahat selama beberapa menit.
Yan Yueyin hang mendengarkan permintaan Yong Heng segera membawa tubuhnya dengan tangan Yong Heng yang melingkari leher Yan Yueyin, lalu dia di bawa ke dalam restoran dan di tempatkan di kursi yang kosong.
Setelahnya dia pergi meningalkan Yong Heng, kemudian kembali lagi sambil membawa segelas air dan memberikannya kepada Yong Heng, Ia langsung segera meminumnya dengan cepat hanya dalam waktu dua detik saja.
"Ha... Capek sekali," Dia membersihkan mulutnya yang terdapat air.
Dia kemudian menaruh gelas di meja, kemudian mengeluarkan selembar kertas yang diberikan oleh Yan Tian. Menoleh ke Yan Yueyin dia membuat ekspresi tersenyum sambil berkata, "Yin'er, bisakah kau membawakan kertas gulungan ini kepada pemilik restoran Sinar Rembulan ini?!"
Yan Yueyin yang mendengarkan perkataannya terkejut, tubuhnya bergidik dan gemetar mendengarnya, kemudian mejawab dengan ekspresi yang malu-malu, "Baiklah... Aku akan mengantarkannya kepada kakekku."
Yan Yueyin mengambil kertas gulungan dari tangan Yong Heng, kemudian pergi meninggalkan dia dengan terburu-buru. Dia yang melihatnya, membuat ekspresi tersenyum karena tingkah imutnya.
"Haha, dasar murid bajingan! Baru kenal sudah menyebutnya seperti itu," Xiao Hua tertawa melihat kelakuan mereka berdua yang membuat dirinya merinding.
Yong Heng yang mendengar perkataan Gurunya langsung tersenyum, "Guru Hua, permintaan yang diberikan oleh orang tuaku itu ada dua. Pertama yaitu hidup Abadi, kemudian yang kedua adalah hidup dengan baik, yang berarti mereka berdua ingin aku menjalani kehidupan normal, seperti menikah, mempunyai anak atau sebagainya."
"Tapi... Untuk mencapai semua itu, langkah pertama yang kubuat adalah menjadi lebih kuat!"
Xiao Hua tertegun mendengar perkataan Yong Heng yang mendalam, dia termenung dan teringat akan kenangan saat masih hidup. Dia tersenyum dengan ekspresi yang terlihat sedih, "Benar, kenapa aku tidak menyadarinya... Muridku yang bodoh bahkan menyadarinya, apakah aku lebih bodoh...?"
Ilustrasi Yan Tian :
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
anggita
👌👌👏👏..,,
2023-08-03
0