"Ya, aku berangkat!"
Segera Yong Heng turun dari pohon secara perlahan, sesampainya di tanah dia langsung bergerak cepat mengarah ke jalan bebatuan dan tujuannya yaitu sekumpulan Praktisi yang sedang mengawal kereta kuda dengan kusir yang mengendalikannya berada di bagian depan.
"Siapa di sana!!" Salah satu Praktisi berteriak dan memperingati rekannya untuk waspada.
Mereka semua langsung mengeluarkan pedang dari sarungnya dan menggunakan indra pendengaran untuk melacak keberadaan penyusup, terdengar suara langkah kaki di telinga mereka.
"Sebelah kiri!!" Praktisi memperingati rekannya kembali.
Semua Praktisi segera mengulurkan pedangnya ke sebelah kiri, setelah menunggu beberapa saat, kening mereka mengerut.
"Apa-apaan ini, ku kira seorang Bandit, tapi mereka tidak akan berani mendekati kota Yan sih." Salah satu Praktisi langsung menyarungkan pedangnya kembali, di saat melihat Yong Heng dengan tampilan yang terlihat lemah.
"Benar, ternyata hanya manusia biasa." Ucap salah satu rekan di dekatnya.
"Hoi sampah! Apa yang ingin kau lakukan dengan menghampiri kita!" Tanya Praktisi yang merupakan orang terkuat dari kelompok mereka, berbeda dibanding yang lain dia lebih waspada terhadap Yong Heng.
Praktisi tersebut lebih muda dari pada rekan-rekan lainnya dengan kemungkinan umurnya baru mencapai 15 tahun, perawakannya mempunyai mata hitam yang tajam dan rambut pendek.
"A-A-Aku sebenarnya tersesat selama seharian ini, dan baru saja keluar dari dalam hutan. A-Aku hanya takut, apabila berjalan sendiri lagi, maka akan tersesat kembali ke dalam hutan!" Yong Heng mendekati mereka perlahan dengan wajah yang tegang dan penuh keringat dingin.
"Heng'er, selanjutnya kau hanya harus diam saja dan bertingkah normal!" Bisik Xiao Hua dari dalam cincin di jari Yong Heng.
'Diam saja? Apa maksud Guru Hua?!' Yong Heng tidak mengerti sama sekali dengan apa yang dikatakan Xiao Hua.
Klak!
Swoosh!
"Eh?!" Yong Heng menoleh ke arah lehernya yang berdekatan dengan bilah pedang perak yang mengkilat, seketika setetes darah keluar akibat luka yang diberikan oleh bilah pedang yang tajam.
Yong Heng menoleh ke arah Praktisi di hadapannya yang merupakan orang terkuat di kelompok tersebut, dia melepaskan pedang dari sarungnya dan meluncurkan sebuah serangan tersembunyi yang cepat dan akurat.
"Maaf, aku melakukan ini hanya untuk menguji mu saja. Jalan Kultivasi adalah jalan yang sangat berbahaya sehingga banyak sekali orang mati dalam prosesnya, jadi aku hanya berusaha untuk lebih waspada." Praktisi tersebut langsung menyarungkan pedangnya kembali dan memberikan Yong Heng sebuah kain untuk membersihkan darahnya.
Yong Heng mengambil kain tersebut dengan tangan yang gemetar, kemudian membersihkan darah yang keluar dari lehernya.
"Namaku adalah Luo Dan, umurku baru saja kemarin mencapai 15 tahun." Luo Dan mengulurkan tangan kanannya.
"..." Yong Heng menatap Luo Dan dengan tatapan yang rumit, "Namaku adalah Yong Heng, umur 13 tahun." Yong Heng menjabat tangan Luo Dan.
"Baiklah, kau bisa ikut dengan kami menuju kota Yan, kemungkinan hanya butuh beberapa menit untuk sampai ke sana." Luo Dan segera bergerak kembali bergabung dengan kelompoknya.
Yong Heng segera mendekati Luo Dan untuk mencari tempat yang aman, "Luo Dan, apakah kau salah satu dari mereka?! Kau tampak lebih muda dari mereka, ku pikir kau pasti bukan dari kelompok ini."
"Apa yang kau katakan benar, aku bukan salah satu kelompok mereka. Tujuanku hanyalah pergi ke kota Yan untuk menghadiri pendaftaran murid sekte Aliran Surgawi, karena itulah aku bergabung dengan mereka yang sedang perjalanan bisnis." Balas Luo Dan tanpa menyembunyikan sesuatu.
"Heng'er, ambil pedang yang berada di pinggangnya dan keluarkan dari sarungnya." Bisik Xiao Hua kepada Yong Heng.
"Hah?! Lalu apa?" Tanya Yong Heng.
"Kita buat mereka pingsan saja, serang bagian tengkuk belakang leher!" Balas Xiao Hua.
Yong Heng segera mengulurkan tangan kanannya dan menangkap pedang di pinggang Luo Dan, Yong Heng langsung saja menarik pedang dari sarungnya dan memperlihatkan bilah pedang perak yang terlihat kokoh dan tajam.
"Yong Heng, apa yang kau lakukan?!" Luo Dan menoleh ke belakang, menyadari pedangnya dicuri dan bertanya kepada Yong Heng alasan perbuatannya.
Ledakan energi cukup besar keluar dari dalam tubuh Yong Heng, energi ini hampir menyamai energi milik Luo Dan, mungkin sedikit lebih kuat lagi dibanding Luo Dan.
"Aku memberikan sedikit energi ku ke dalam tubuhmu, selanjutnya, ku serahkan padamu." Ucap Xiao Hua.
'T-Tunggu dulu, bagaimana caranya aku bisa bertarung dengan mereka!' Keluh Yong Heng dalam hatinya, dia saat ini dalam kondisi panik.
Tap! Tap!
'Sial! Aku tidak punya pilihan lain, harus terus maju, tidak bisa mundur!' Yong Heng bergerak dengan cepat ke belakang Luo Dan.
Pak!
Bruak!
Yong Heng yang tidak punya pilihan lain, langsung menyerang tengkuk leher dari Luo Dan dengan cepat, dia sama sekali tidak bisa bereaksi karena pergerakan Yong Heng yang telah melampaui indra miliknya, sehingga Luo Dan yang terserang langsung pingsan terkapar di batu yang kasar.
"Sial! Anak itu telah dikalahkan, meskipun begitu kita ber-sembilan pasti bisa mengalahkannya, kalian semua serang dia!" Praktisi terkuat kedua setelah Luo Dan memberi perintah kepada rekan-rekannya.
Segera sembilan Praktisi bergerak mengepung Yong Heng dari segala sisi, tidak membiarkannya kabur sama sekali ataupun memberi kelemahan mereka kepada Yong Heng.
'Sial! Aku terkepung!' Yong Heng menoleh ke sekitarnya yang sama sekali tidak terdapat celah melarikan diri, kemudian dia menoleh ke atas langit dan tersenyum.
Tap!
Woosh!
"Tidak kusangka, kekuatan fisikku sekarang menjadi lebih kuat dari sebelumnya, dan sekarang bisa melompat setinggi 6 meter dari tanah!" Yong Heng segera turun dan jatuh tepat di belakang seorang Praktisi, menggunakan sarung pedangnya dia memukul tengkuknya.
Bruak!
Tap!
Tidak berhenti sampai sini saja, Yong Heng kembali bergerak dengan cepat dan menyerang Praktisi terdekat dan menyerangnya kembali, membuatnya pingsan hanya dengan satu serangan di tengkuk.
Beberapa detik kemudian, Yong Heng telah membuat pingsan seluruh Praktisi yang melindungi kereta kuda.
"Eh?! Di mana kusirnya? Apa dia pergi karena takut denganku, ya... Itu mungkin saja sih." Yong Heng langsung saja menggeledah tubuh Praktisi yang ada di dekatnya.
Grap!
Yong Heng segera menarik sebuah tas kulit kecil yang disembunyikan Praktisi tersebut, "Tas kulit ini... Mungkinkah di salamnya terdapat Batu Roh?! Kalau begitu, mari kita membukanya." Yong Heng menarik tali yang mengikat tas kulit.
Cling! Cling! Cling!
"Ah, mataku sakit!" Cahaya berwarna biru terang segera keluar dari dalam tas dan bergerak ke mata Yong Heng, membuat matanya terasa sakit sehingga menutup kedua matanya menggunakan satu tangan.
Setelah menunggu selama beberapa detik, akhirnya Yong Heng melepaskan tangannya dari wajahnya. Dia langsung saja melihat sebuah kelereng berwarna biru muda yang bercahaya terang, matanya kini tidak terasa sakit karena membiasakan diri.
"Apa ini adalah Batu Roh?! Menurutku, bukankah ini hanya sebuah kelereng yang bercahaya?" Tanya Yong Heng dengan wajah yang terlihat sedang kebingungan.
"Heng'er, berhentilah membuat wajah yang bodoh. Kau saat ini masihlah manusia biasa dan belum bisa merasakan energi langit dan bumi di sekitar, ya... Wajar saja bila kau menganggap ini hanyalah kelereng bercahaya." Xiao Hua keluar dari dalam cincin yang berada di jari Yong Heng.
Yong Heng yang mendengarkannya hanya menganggukan kepalanya menandakan mengerti, kemudian dia melanjutkan kembali aktivitasnya yaitu mengambil Batu Roh yang berada dalam tubuh para Praktisi.
Xiao Hua yang menatap tingkah Yong Heng hanya menghela napas, 'Anak ini meskipun terlihat bodoh, tapi hanya sifatnya saja. Sebelumnya pada saat dia bertarung, keterampilannya benar-benar mengesankan, bagaikan seperti... Orang yang berbeda!'
"Guru Hua! Guru Hua!" Panggil Yong Heng.
"Eh?! Ada apa, Heng'er." Xiao Hua tersadar kembali dari lamunannya, kemudian menatap Yong Heng.
"Aku sudah mengumpulkan semua Batu Roh yang ada di tubuh para Praktisi, jumlahnya cukup banyak sekitar 120 Batu Roh mungkin. Tapi, Guru Hua, apa melakukan ini akan baik-baik saja?" Yong Heng bertanya dengan nada tidak meyakinkan.
Xiao Hua tersenyum tipis mendengar perkataan Yong Heng, "Tenang saja, Gurumu ini sudah merencanakannya dengan matang kok. Kemudian, lagipula ini hanya kejahilan kecil!" Ucapnya sambil tertawa kecil.
"Um..." Yong Heng menatap Xiao Hua dengan wajah datar, 'Benar-benar sangat tidak meyakinkan, apa aku akan baik-baik saja setelah melakukan semua ini?!'
Ilustrasi Luo Dan :
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Asiyah Asiyah
hr prtm bljr merampok
2023-10-30
0