My Korean Soulmate

My Korean Soulmate

BAB 1

Jalan utama ibu kota yang selalu di padati oleh kendaraan yang mana pemiliknya sering kali tidak bisa mengalah dan bersabar ini, menjadi drama yang seperti tidak akan pernah berakhir. Asap polusi yang sudah tak terkontrol pun menambah tekanan pada darah yang mulai mendidih.

"Jika aku punya sayap sudah pasti aku akan terbang dan terhindar dari drama macet ini. Dan andai ada pintu ajaib yang bisa membawaku kemana saja, aku pasti sudah bersantai sambil menyeruput kopi di ruangan ku sebelum jam kerja di mulai"

Begitulah curahan hati seorang gadis muda di laman sosial medianya yang tengah terjebak dalam kemacetan di jalan ibu kota. Biasanya ia selalu bergumam atau pun bernyanyi selagi menunggu giliran untuk melaju. Namun kali ini ia terlihat sangat menikmati suasana tersebut tanpa gumaman dan nyanyian.

Gadis muda itu bernama Dhara Zenaira, ia berusia 28 tahun. Saat ini ia sedang dalam perjalanan menuju tempatnya bekerja. Ya, Dhara merupakan wanita karir yang tengah mengabdikan dirinya di salah satu perusahaan kecantikan asal Korea Selatan.

Meskipun terlihat sangat menikmati drama macet tersebut, namun sebenarnya Dhara sangat khawatir kalau sampai dirinya telat tiba di kantor.

"Ini hari terakhir gue, seharusnya gue bisa lebih loyal dan datang lebih pagi dari biasanya. Sekarang gue malah..."

"Pasrah deh gue mau sampai jam berapa pun stuck disini" Gumamnya sambil terus melihat jam yang melekat di lengan kirinya.

Yap... Ini hari terakhir Dhara bekerja di perusahaan tersebut setelah hampir lima tahun mengabdikan dirinya hingga ia berhasil menjadi kepala departemen dengan reputasi yang baik.

Bukan tanpa alasan, Dhara meninggalkan perusahaan tersebut bukan karena ia tidak puas, melainkan ia akan di pindah tugaskan di perusahaan pusat yang berada di Korea Selatan. Kepercayaan dan reputasinya itu ia dapatkan dari kerja kerasnya selama beberapa tahun terakhir. Daebak!

"Dharaaa!"

Suara yang tidak asing itu menyambut kedatangan Dhara yang baru saja terbebas dari jerat kemacetan. Dari kejauhan terlihat tiga orang sahabat yang menunggunya mendekat dengan mata yang berbinar. Langkah kakinya semakin cepat diiringi pula dengan air mata yang satu persatu mulai membasahi pipinya.

"Peluk!" Ucap Dhara merengek kepada para sahabatnya dan mereka pun memeluk Dhara begitu erat.

"Jaga diri baik-baik disana ya" Ucap Resa.

"Lo harus tetap sehat dan sehat!" Ujar Putri.

"Jangan lupa kabarin gue kalau ada info oppa Korea yang jomblo" Ucap Angel si paling random yang seketika membuat teman-temannya tertawa.

"Lo tenang aja gue pasti kabarin lo kalau oppa Koreanya masih ready stock" Sahut Dhara kembali memecahkan suasana.

"Anyway, Kalian juga harus baik-baik disini, harus sehat dan semangat terus. Kita juga harus sering-sering berkabar dan full team lagi nanti kalau gue balik ke Indonesia" Sambungnya sambil mengusap air mata yang terus membasahi pipinya.

Suasana haru begitu terasa di ruangan tersebut setelah Dhara dan para sahabatnya mengucapkan kata demi kata perpisahan. Sungguh perpisahan itu memang sangat menyakitkan, terlebih bagi mereka yang sudah sejak awal berjuang bersama di perusahaan tersebut.

"Gue pamit ya" Ucap Dhara dengan kalimat terakhirnya sebelum benar-benar pergi meninggalkan mereka.

Langkah kakinya mulai membawa Dhara berlalu dan meninggalkan ruangan tersebut. Satu persatu kolega yang ia jumpai pun tak luput mengucapkan kata perpisahan. Sungguh hari ini benar-benar sangat menyakitkan.

Suara ricuh yang terdengar dari setiap sudut gedung itu pasti akan sangat di rindukan. Suasana pagi yang menyengarkan dengan segelas kopi panas yang selalu menjadi pilihan. Bercanda dan tertawa adalah hal yang paling menyenangkan, meskipun hanya sebentar setidaknya pikiran bisa lebih jernih sebelum akhirnya berhadapan dengan setumpuk berkas yang harus segera di kerjakan.

"Terimakasih banyak karena sudah mengisi lembaran di hidup gue dengan cerita-cerita yang indah, lucu, bahkan cerita konyol sekalipun"

Dhara mengucapkan kata perpisahan di dalam hatinya selagi berjalan melewati koridor demi koridor sebelum akhirnya ia benar-benar meninggalkan tempat tersebut.

...*****...

Bandara Soekarno-Hatta.

Malam harinya, Dhara beserta keluarga sudah tiba di Bandara dua jam sebelum keberangkatannya. Disana juga ada Farhan, kolega yang akan terbang bersama Dhara guna mengantarnya juga untuk menghadiri meeting di Korea Selatan.

"Kamu baik-baik disana ya, jangan aneh-aneh dan selalu kabari keluarga. Jaga kesehatan ya" Ucap Ibu yang hampir menangis.

"Sehat-sehat ya nak. Jaga diri baik-baik. Jangan sesekali kamu kecewakan orang yang sudah mempercayai kamu disana" Ujar Ayah sambil mengelus rambut putrinya.

"Sehat dan semangat selalu ya dek. Jangan lupa kabari kakak kalau ada apa-apa" Sambung Danish, sang Kakak.

"Iya kak, jangan sering-sering ngonser loh disana! Nanti aku iri" Ucap Dania, sang adik yang membuat keluarga tertawa karena celetukannya.

"Saya titip anak saya ya" Ucap Ayah kepada Farhan.

"Baik om tante, saya pastikan perjalanan Dhara aman dan fasilitasnya disana akan jauh lebih baik dari yang om dan tante bayangkan" Sahut Farhan tersenyum.

"Terimakasih banyak ya. Kamu juga baik-baik disana dan semoga urusan kamu berjalan lancar" Ucap Ibu.

"Terimakasih om tante. Ehh, kalau begitu saya dan Dhara pamit ya" Ucap Farhan.

Ayah, Ibu, Danish dan juga Dania bersamaan memeluk Dhara. Derai tangis mereka pun semakin pecah. Berat rasanya meninggalkan keluarga dengan jarak yang sangat jauh. Namun hal itu tidak menjadi halangan bagi Dhara yang selalu haus akan ilmu. Baginya dengan mengantongi restu keluarga ia pasti akan sanggup menjalani hari seorang diri tanpa mereka yang selalu menemani.

"Dhara pamit ya" Ucapnya sambil tersenyum.

Setelah itu Dhara dan Farhan mulai memasuki kabin pesawat yang akan membawa mereka ke Korea Selatan. Tidak lama kemudian, pesawat itu pun mulai mengudara dan perlahan meninggalkan Indonesia.

Dear Seoul,

Terus dan selalu baik-baik sama Dhara ya. Bantu Dhara untuk tumbuh, bantu Dhara untuk kuat dan bantu Dhara untuk sembuh. See you tanah kelahiranku, Dhara janji enggak akan buat keluarga disana khawatir. Dhara janji akan mengubah garis takdir Dhara menjadi lebih baik, Dhara janji. Percayalah.

Tulis Dhara pada foto yang ia unggah di laman sosial medianya sesaat sebelum ia terbang menuju Korea Selatan.

Perjalanan udara dari Indonesia menuju Korea Selatan yang memakan waktu hampir delapan jam itu dimanfaatkan Dhara untuk beristirahat. Ia mulai memejamkan matanya dan tertidur seperti Farhan yang saat itu sudah terlelap.

...*****...

Incheon International Airport.

Tepat pukul 06.00 pagi, Dhara dan Farhan sudah tiba di Korea Selatan dengan aman dan selamat. Mereka pun telah bertemu dengan seseorang yang di utus untuk menjemputnya. Kini mereka sudah dalam perjalanan menuju rumah tinggal karyawan, tempat dimana Dhara akan menetap selama di Korea Selatan.

"Wah, daebak!".

Kalimat itu selalu terucap setiap kali Dhara merasa takjub dengan suasana Seoul yang sebelumnya hanya ia lihat melalui drama atau pun situs yang ia ikuti. Sungguh Dhara amat terpesona dengan keindahan Seoul.

"Dharaaa!".

Seperti dejavu, lagi-lagi kedatangannya disambut histeris. Dhara terkejut, ia menjatuhkan tas yang semula akan ia kaitkan di bahunya. Speechless, ia benar-benar terharu dengan pertemuan ini. Ia menangis dan menutupi wajahnya yang mulai memerah. Setelah itu...

...........

Terpopuler

Comments

Mey Noona

Mey Noona

halo, kk! ceritanya bagus, tpi sedikit saran nih buat penggunaan tanda bacanya lebih baik, contoh:
"Lo harus tetap sehat dan sehat!" Ujar Putri.
intinya, klo habis tanda petik (") jgn pke tanda baca lgi seperti titik (.)
SEMANGAT NULISNYA!/Plusone//Applaud/

2023-10-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!