BAB 3

Malam itu terasa seperti kebahagiaan berpihak kepada Dhara, karena salah satu mimpinya kini telah menjadi nyata. Sudah sejak lama ia mendamba-dambakan Seoul, berharap untuk bisa sekedar berkunjung dan bertemu dengan idol yang ia sukai. Tetapi kenyataannya sekarang ia bukan hanya bisa berkunjung melainkan sesuatu yang lebih besar dari pada itu.

Malam yang semakin larut membawa Dhara dan Bella kembali ke studio. Dhara berhasil mengakhiri hari pertamanya di Seoul dengan sangat baik berkat bantuan sang sahabat, Bella.

Dhara dan Bella berdiri di depan pintu kamar mereka yang secara kebetulan kamar tersebut bersebelahan. Hal itu tentunya sangat mempermudah mereka dalam segala hal, juga membuat Dhara merasa lebih aman dan nyaman.

"Pokoknya besok lo harus lebih dulu temuin Kim Dong Wook Kwajang-nim. Ruangannya ada di lantai 5" Jelas Bella.

"Kim Dong Wook?" Ucap Dhara memastikan.

"Hm. Beliau HRD manager yang bakal ngurusin semua hal tentang lo mulai dari masalah pekerjaan sampai masalah percintaan!" Sahut Bella meledeki sahabatnya.

"Udah deh Bel, enggak usah aneh-aneh lo!" Seru Dhara tertawa.

"Masih aja sensitif kalau gue bahas soal cinta. Come on Ra, lo butuh waktu berapa lama lagi sampai lo bisa bangkit?" Ucap Bella.

"Bel..." Ucap Dhara dengan wajah yang memerah.

"Iya deh iya. Ya udah sana lo istirahat, jangan maraton drakor loh ya! Besok harus fresh" Ucap Bella.

"Hm. Thank you buat hari ini! Bye" Sahut Dhara lalu melangkah masuk ke kamarnya.

Kini Dhara sudah menyelesaikan serangkaian aktivitasnya sebelum tidur. Selang beberapa menit kemudian ia pun terlelap dan mungkin bermimpi indah, sebab beberapa kali ia tersenyum dalam keadaan matanya sudah terpejam. Mungkinkah karena kesan pertamanya dengan Seoul sangat menyenangkan?.

...*****...

"Selamat pagi my Seoul"

Dhara mengawali paginya dengan suara yang parau. Ia menyingkap selimut dan mengisi daya ponsel, lalu tiba-tiba ia menepuk keningnya setelah teringat sesuatu.

"Astaga. Harusnya kemarin gue beli sim card dulu bukan malah langsung makan Tteokbokki. Hah! Dhara Dhara" Gumamnya sambil menggelengkan kepala.

Tanpa membuang waktu lagi Dhara pun bergegas menyiapkan segala sesuatu yang akan ia bawa di hari pertamanya, setelah itu ia pun bersiap.

...Ricky...

...Last seen 22:35...

Dhara, jaga diri lo baik-baik disana ya. Sorry banget gue baru tahu kalau lo di mutasi ke Korea. Gue enggak sempat buat kasih kado ke lo, gue nyesal Ra. Meskipun nantinya lo enggak akan terima kado dari gue, seenggaknya gue udah berusaha untuk itu. Anyway, lo harus tetap sehat dan semangat disana. See you Ra!

.........

"Lo kenapa enggak pernah kapok sih Ky?" Gumam Dhara saat sedang berdiri di depan pintu kamarnya sambil menunggu Bella.

"Ky? Ricky maksud lo?" Tanya Bella secara tiba-tiba dan membuat Dhara terkejut.

"Ah! Lo... isshh, ngagetin tahu enggak!" Ucap Dhara kesal.

"Lo yang terlalu fokus sampai enggak sadar gue udah berdiri dari sekitar satu menit yang lalu" Sahut Bella.

"Masa sih?" Tanya Dhara.

"Masa sih! Ricky masih suka chat lo? Enggak capek apa tuh orang berkali-kali di buat kecewa sama lo!" Ucap Bella sambil tertawa.

"Hei!"

"Bukan salah gue dong, kan dari awal juga gue udah bilang kalau gue enggak bisa! Ehh, dia malah keras kepala terus-terusan kasih gue kado lah barang ini barang itu" Jelas Dhara.

"Itu artinya dia beneran cinta sama lo!" Seru Bella.

"Ya itu dia masalahnya, gue enggak bisa balas cinta dia makanya gue selalu tolak apa pun yang dikasih ke gue" Ucap Dhara dengan nada sedikit tinggi.

"Sstt... Udah ayo berangkat aja deh!" Seru Bella mendamaikan kegaduhan yang terjadi karena ulahnya sendiri.

"Lo tuh senang banget ya mancing-mancing emosi gue!" Gumam Dhara.

"Iya iya maaf. Masih pagi udah marah-marah aja" Ucap Bella.

"Ya habisnya lo tuh..."

"Stop! Pikiran lo harus tenang, adem, enggak boleh marah-marah. Inget, ini hari pertama lo!" Tegas Bella menyela pembicaraan Dhara dan mengajaknya untuk segera berangkat.

Dhara memanyunkan bibirnya sedangkan wajahnya pun sudah memerah sebab sangat kesal dengan Bella yang selalu membahas masalah hati dan percintaan.

Bukan tanpa alasan, Dhara selalu sensitif jika membahas masalah cinta di karenakan ia memiliki masa lalu yang amat pahit dan menyakitkan hatinya juga begitu menyiksa dirinya. Sudah hampir selama tiga tahun terakhir Dhara bergelut dengan rasa takutnya akan cinta yang menyebabkan ia seperti memiliki trauma terhadap hal tersebut.

JK Corp. Seoul.

Jarak antara studio dengan perusahaan tempatnya bekerja tidaklah jauh, hanya butuh waktu sekitar lima menit untuk sampai disana. Suasana pagi di Seoul saat ini sangat sejuk hingga membuat Dhara menginginkan segelas kopi untuk menghangatkan tubuhnya.

"Gue mau kopi deh Bel" Ucap Dhara sambil melihat-lihat sekeliling, berharap ada cafe yang tidak terlalu jauh dari kantornya.

"Di samping subway ada cafe, mau kesana?" Ucap Bella.

"Heol~" Sahut Dhara dengan senang hati.

Kemudian setelah mereka mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, saatnya bagi Dhara dan Bella untuk berpisah menuju ruang kerja masing-masing. Terutama bagi Dhara, saat ini ia sedang berada di lift untuk segera menuju ke lantai 5 untuk menemui Kwajang-nim.

Setibanya disana...

"Kim Dong Wook, Kim Dong Wook, Kim Dong Wook" Ucap Dhara seraya berbisik sambil berjalan dan melihat sisi kanan dan kirinya untuk mencari ruangan yang ia tuju.

"Departemen produksi? Apa nantinya itu akan jadi ruang kerja gue?". Gumamnya setelah melihat beberapa ruangan yang ia lewati.

Setelah beberapa saat dalam pencarian...

"Nah! Ini dia yang gue cari"

"Huft, semoga gue enggak gugup dan aksen gue tetap bagus"

Dhara berhasil menemukan ruangan manager HRD yang ternyata tidak terlalu jauh dari ruangan yang nantinya akan ia tempati. Dhara merapihkan baju juga rambutnya sambil sesekali menarik nafas agar tidak gugup dan tidak mengecewakan di hari pertamanya bekerja.

Tok tok tok.

"Permisi" Ucap Dhara setelah mengetuk pintu.

"Masuk" Terdengar suara dari dalam ruangan yang memintanya untuk masuk.

Dhara pun mulai membuka pintu dihadapannya dan perlahan melangkah memasuki ruangan tersebut lalu menghampiri atasannya.

"Selamat pagi Kwajang-nim" Ucap Dhara menyapa atasannya.

"Selamat pagi" Sahut Kwajang-nim yang kemudian mendongakkan kepalanya yang semula berfokus pada berkas di meja kerjanya.

"What???" Ucap Dhara dalam hati.

Ia sangat terkejut setelah mengetahui siapa atasannya, lantas ia pun menutupi mulutnya dengan kedua tangan dan membelalakkan matanya.

"Ka... Kamu..." Ucap Kwajang-nim setelah melihat Dhara.

Dhara masih dengan mulutnya yang tertutup kedua tangan. Tampaknya Dhara dan juga Kwajang-nim merasakan sesuatu yang sama. Sesuatu seperti apa yang membuat mereka sampai begitu terkejut?

...........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!