BAB 13

Senyumannya terukir begitu indah, pancaran bola mata yang berbinar memberikan arti kebahagiaan. Senyumnya masih terukir disana menyambut bahagia kedatangan orang asing yang secara tidak sadar menjadi alasan kebahagiaan itu sendiri.

"Kwajang-nim!" Ucap Dhara menyapa Kwajang-nim yang baru saja memanggilnya dari kejauhan.

Dhara tersenyum lalu membungkukkan tubuhnya untuk mengucapkan salam. Ia berdiri berdampingan dengan seorang pria yang baru saja menabraknya. Senyumannya masih terukir menanti Kim Dong Wook Kwajang-nim menghampirinya.

"Hanya tersisa beberapa menit lagi, kenapa kamu masih disini?" Tanya Kwajang-nim yang baru saja tiba di hadapan Dhara.

"Ada berkas yang harus saya ambil" Sahut Dhara masih dengan senyumnya.

"Oh" Seru Kwajang-nim mengangguk dan tersenyum.

"Kwajang-nim perlu bantuan saya?" Tanya Dhara.

"Ehh, aniyo. Saya hanya ingin..." Sahut Kwajang-nim yang terlihat gugup lalu memberikan segelas kopi untuk Dhara.

"Cuma untuk...?" Ucap Dhara dengan bombastic side eye nya.

Melihat lirikan mata Dhara yang begitu lucu tentu saja membuat Kim Dong Wook Kwajang-nim tersenyum dan tidak bisa menahan tawanya.

"Wae?" Seru Dhara yang ikut tertawa sebab ulahnya sendiri.

"Lirikan apa itu? Sangat mematikan" Ucap Kwajang-nim masih dengan tawanya.

"Kwajang-nim panggil saya dengan jarak yang lumayan jauh cuma buat kopi?" Tanya Dhara.

"Kamu tidak mau? Ya su.."

"Kamsahamnida!".

Belum saja Kim Dong Wook Kwajang-nim melanjutkan perkataannya Dhara menyela ucapannya dan terburu-buru mengambil kopi yang memang di berikan untuknya. Setelah berterimakasih Dhara tersenyum kepada atasannya tersebut dan seketika pergi seraya berlari meledeki Kim Dong Wook Kwajang-nim.

Lagi-lagi hal konyol dari seorang Dhara mampu membuat Kim Dong Wook Kwajang-nim tertawa dan menggelengkan kepala. Ia seperti tidak habis pikir bahwa wanita secantik Dhara bisa melakukan hal seperti itu.

Sesampainya di ruangan...

"Sunbae" Ucap pria yang masih bersama Dhara.

"Hm?" Sahut Dhara sambil tersenyum.

"Sunbae dan Kim Dong Wook Kwajang-nim, Ehh... kalian terlihat sangat dekat, apa mungkin kalian sedang menjalin hubungan?" Tanya pria yang merupakan hoobae dari Dhara.

Mendengar pertanyaan dari juniornya Dhara terdiam, ia yang semula sudah memegang pena guna menandatangani berkas di mejanya kini terlihat meletakkan kembali pena tersebut. Pandangan matanya menjadi kosong, hingga beberapa saat kemudian...

"Sunbae"

"Sunbae, ada sesuatu yang salah?"

"Sunbae"

Ucapan pria di hadapannya itu menyadarkan Dhara dari lamunannya, seketika ia pun mengambil pena yang semula ia letakkan dan mulai menandatangani berkas tersebut.

"Sunbae kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanya pria dihadapannya yang tampak sedikit khawatir.

"Ehh, aniyo" Sahut Dhara tersenyum canggung.

"Dan... Saya dan Kwajang-nim memang dekat tapi tidak untuk hubungan yang seperti itu" Sambungnya.

"Oh, jadi kalian hanya berteman?".Tanya pria tersebut.

"Ya! kita hanya berteman. Dekat bukan berarti pacaran kan?" Sahut Dhara kembali tersenyum.

"Ne, Hanya saja chemistry kalian sangat baik jadi saya berpikir sejauh itu. Mianhaeyo~" Ucap pria dihadapan Dhara sambil membungkuk.

"Gwaenchanha. Ya sudah, ini sudah saya tanda tangani" Ucap Dhara sambil memberikan berkas tersebut.

"Oh iya. Terlalu fokus sama satu hal saya jadi lupa menanyakan nama kamu" Tanya Dhara yang baru saja teringat hal tersebut.

"Saya Park Jin Young, sunbae" Sahut pria tersebut sambil tersenyum.

"Park Jin Young? Ok. Terimakasih untuk berkas ini, good luck dan salam kenal" Ucap Dhara dengan senyumnya yang hangat.

"Kamsahamnida. Saya permisi" Sahut Jin Young seraya membungkuk memberi salam.

Setelah Jin Young pergi Dhara kembali terdiam dan memikirkan suatu hal. Dari raut wajahnya terlihat Dhara sangat ketakutan, entah apa yang membuatnya seperti itu.

"Enggak, enggak! Gue enggak boleh berpikir sejauh itu. Apa yang di bilang Jin Young itu karena memang gue berteman baik sama Kwajang-nim dan bukan karena hal lain" Jelas Dhara meyakinkan dirinya.

"Iya, benar! Hal itu enggak boleh terjadi, udah cukup. Gue enggak akan sanggup kalau harus mengulangi hal yang sama. Cukup si brengsek itu yang udah buat gue kehilangan arah" Sambungnya dengan mata yang berbinar.

"Hah!" Dhara menghela nafas kasar lalu berdiri dan merapihkan lembaran-lembaran kertas di mejanya.

"Semangat Ra semangat!" Ucapnya menyemangati diri.

Pintu yang baru saja tertutup itu kembali terbuka dan membiarkan Dhara melangkah keluar dari ruangannya. Dengan langkahnya yang cepat ia bersegera menuju tempat di adakannya acara peluncuran produk baru mereka.

Hari ini Dhara akan benar-benar sibuk dengan pekerjaannya, mengingat hari ini adalah hari yang sangat penting. Karena setelah sekian bulan menjadi bagian dari JK Corp Seoul, ini adalah kali pertama Dhara berhasil menciptakan serta meluncurkan produk baru.

Semangatnya masih sama, masih sangat membara. Dhara benar-benar wanita yang selalu haus akan ilmu, ia tidak pernah berhenti berpikir untuk menciptakan sesuatu yang baru. Dan ia pun sangat keras kepada dirinya sendiri bahwa setiap harinya ia harus bisa melakukan yang lebih baik dari hari sebelumnya. Bukan omong kosong belaka, hal tersebut selalu ia terapkan setiap harinya.

"Selamat ya semua!"

"Selamat sunbae! Wah, enggak nyangka ya ternyata antusias mereka sama produk baru kita benar-benar buat saya jadi makin semangat"

"Kita harus bekerja lebih keras lagi untuk sesuatu yang lebih dicintai. Sekali lagi selamat untuk kita semua!"

Suasana haru nan bahagia itu tergambar jelas di salah satu sudut kantor, dimana Dhara dan para koleganya tengah berkumpul dan bersorak atas keberhasilan dari kerja keras mereka. Ya, produk baru mereka di gemari oleh banyak orang dan memberikan keberhasilan bagi departemen tersebut.

Mengingat kembali bagaimana kesulitannya dalam mengerjakan produk tersebut, Dhara hanya bisa tersenyum bahagia karena sesuatu yang sulit itu membawanya kepada kebahagiaan yang tiada tara. Selamat Dhara, kamu memang pekerja keras dan cerdas!

Setelah acara peluncuran produk baru tersebut selesai, Dhara bergegas merapihkan barang-barangnya untuk segera kembali ke studio. Berbanding terbalik dengan moment yang baru saja ia lewati, Dhara terlihat murung dan tidak bersemangat ketika berjalan dengan langkah yang gontai menyusuri jalan untuknya pulang.

"Chukkae!"

Teriakkan itu menyadarkan Dhara dari lamunannya. Yuan, berlari dari arah yang berlawanan dan mengejutkan Dhara.

"Berisik tahu enggak lo!" Ucap Dhara dengan nada ketus.

"Ih kenapa lo? Galak banget!" Seru Yuan yang terkejut dengan respon Dhara.

"Produk lo tuh banyak yang suka, harusnya senyum bahagia, ceria lah! Ini malah cemberut, kurang puas sama hasilnya?" Sambung Yuan yang terus berjalan di samping Dhara.

"Gimana jadinya kalau sesuatu yang gue anggap enggak mungkin ternyata malah berbanding terbalik dan jadi suatu kemungkinan?" Tanya Dhara secara tiba-tiba yang membuat Yuan kebingungan.

"Gabjagi?" Seru Yuan.

"Bagaimana kalau ternyata ketidak mungkinan itu akan nyata pada waktunya?" Tanya Dhara sekali lagi dan tentu saja membuat Yuan semakin kebingungan.

"Maksud lo apa sih? Lo lagi kenapa? Tiba-tiba banget ngomong serius kayak gitu" Ucap Yuan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

"Menurut lo gimana?" Tanya Dhara tanpa memperdulikan Yuan yang tengah kebingungan.

"Ok! Gini Ra, Semua yang akan lo jalani nantinya pasti karena kehendak tuhan. Sesuatu yang lo anggap mungkin akan berjalan sebaliknya, begitu juga dengan sesuatu yang menurut lo enggak mungkin terjadi bisa saja jadi kenyataan. Sekali lagi itu semua berjalan sesuai dengan kehendak tuhan" Jelas Yuan sambil berjalan mundur di depan Dhara.

"Lo bantuin gue berdoa deh biar hal itu enggak akan terjadi" Ucap Dhara dengan wajah yang masih kehilangan semangat.

"Lo kenapa sih? Ada masalah apa?" Tanya Yuan.

"Lo enggak perlu tahu!" Sahut Dhara tanpa melihat Yuan yang ada tepat di hadapannya dengan masih berjalan mundur.

"Udah enggak percaya sama gue? Ada apa sih, cerita lah Ra" Ucap Yuan.

"Berisik!" Jelas Dhara berjalan lebih cepat dan mendahului Yuan.

"Ayo lah Ra, gue kan sahabat lo. Enggak ada salahnya dong kalau gue tahu masalah lo, siapa tahu juga gue bisa bantu Ra" Ucap Yuan seraya berteriak.

Mendengar sahabatnya terus berusaha agar ia bisa menceritakan masalahnya, Dhara terus saja berjalan seakan tidak memperdulikan Yuan.

"Dhara!" Yuan berteriak sekali lagi.

"Ra! Astaga, anak itu emang paling-paling kalau udah bad mood" Gumam Yuan menggelengkan kepalanya dan terus mengikuti Dhara hingga kembali ke studio.

...........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!